1.2 Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah: - Untuk mengetahui apakah kadar lipid propil dalam dalam darah pasien normal atau
tinggi secara spektrofometri microlab 300. - Untuk mengetahui batasan normal kadar lipid profil dalam darah
1.3 Manfaat
- Dapat mengetahui kadar lipid propil dalam darah seseorang - Dapat diketahui apakah kadar lipid propil dalam darah seseorang normal atau tinggi
- Dapat mengetahui efek samping dari ketidaknormalan kadar lipid propil dalam darah seseorang
1.4 Permasalahan
Permasalahan dalam karya ilmiah ini adalah apakah kadar lipid propil dalam darah pasien normal atau tinggi sesuai dengan pemeriksaan laboraturium rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lipid
Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk
memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Para ahli biokimia sepakat
bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid. Adapun sifat fisika yang dimaksud ialah: 1
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu pelarut organik misalnya ester, aseton, kloroform, benzena yang sering disebut “pelarut organik”; 2 ada hubungan
dengan asam lemak atau esternya; 3 mempunyai kemungkinan digunakan oleh mahluk hidup. Jadi berdasarkan sifat fisika tersebut, lipid dapat diperoleh dari hewan atau
tumbuhan dengan cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut lemak tersebut. Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama
lemak kira-kira sebesar 90, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5 sampai 30 Poedjiadi, 2006.
Salah satu Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sumber vitamin A, D, E, dan K. Manusia dapat
digolongkan mahluk omnivore. Artinya makanannya terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber maupun
tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37 kilojoul per gram Winarno, 1992.
2.1.1. Penggolongan lipid
Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal. Bloor membagi lipid dalam tiga golongan
besar, yakni: 1. lipid sederhana yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya: lemak atau
gliserida dan lilinwaxes; 2. lipid gabungan yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya:
fosfolipid ; 3. derivate lipid yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya:
asam lemak, gliserol, dan sterol. Disamping itu berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua golongan
yang besar, yakni: 1. lipid yang dapat disabunkan yaitu dapat dihidrolisis dengan basa, contohnya lemak;
2. lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya steroid.
Dan beberapa golongan lipid berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu: 1 asam lemak, 2 lemak 3 lilin, 4 fosfolipid, 5 stingolipid, 6 terpen, 7 steroid, 8 lipid
kompleks Poedjiadi, 2006.
2.2 Lemak
Yang dimaksud dengan lemak disini ialah suatu ester asam lemak dengan gliserol. Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri dari tiga atom karbon. Jadi setiap kabon
mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, atau tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester yang disebut monogliserida atau trigliserida. Pada lemak,
satu molekul gliserol dapat mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatu trigliserida.
HO – CH
2
R
1
– COO – CH2 HO – CH
2
R
1
– COO – CH
2
HO – CH HO – CH R
2
– COO - CH R
2
– COO - CH
HO – CH
2
HO – CH
2
R
3
– COO – CH3 R
3
– COO – CH2 Gliserol monogliserida digliserida
trigliserida
Gambar 1. Struktur Lemak
R
1
–COOH, R
2
–COOH, dan R
3
–COOH ialah molekul asam lemak yang terikat pada gliserol. Asam lemak yang terdapat dialam ialah asam palmitat, stearat, oleat dan linoleat
Poedjiadi, 2006.
2.2.1 Sifat-Sifat Lemak
Lemak hewan pada umumnya berupa zat padat pada suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
mengandung asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang biasa disebut minyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan
asam lemak yang berbeda-beda. Seperti halnya lipid pada umumnya, lemak atau gliserida asam lemak pendek dapat larut dalam air, sedangkan gliserida asam lemak panjang tidak
larut. Semua gliserida larut dalam ester kloroform atau benzena. Alkohol panas adalah pelarut lemak yang baik.
Pada umumnya lemak apabila dibiarkan lama diudara akan menimbulkan rasa bau yang tidak enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak
bebas. Disamping itu dapat Pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak tidak
jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik. Kelembaban udara,
cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya ketengikan. Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang manis Poedjiadi,
2006.
2.2.2 Asam-Asam lemak
Asam lemak adalah asam organik yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai
rantai karbon panjang dengan rumus umum: O
R – C – OH Dimana R adalah rantai karbon yang jenuh atau tidak jenuh dan terdiri atas 4 sampai 24
buah atom karbon. Rantai karbon yang jenuh ialah rantai karbon yang tidak mengandung ikatan rangkap, sedangkan yang mengandung ikatan rangkap disebut rantai karbon tidak
jenuh. Pada umumnya asam lemak mempunyai jumlah atom karbon genap. Beberapa asam lemak yang umum terdapat sebagai ester dalam tumbuhan atau hewan tertera pada table.
Tabel 1. Beberapa asam lemak yang umum
nama Rumus
Titik lebur
o
C Asam lemak jenuh
Asam butirat Asam kaproat
C
3
H
7
COOH C
5
H
11
COOH -7,9
-1,5 sampai -2,0
Asam palmitat Asam stearat
Asam lemak tidak jenuh
Asam oleat Asam linoleat
Asam linolenat C
15
H
31
COOH C
17
H
35
COOH
C
17
H
33
COOH C
17
H
31
COOH C
17
H
29
COOH 64
69,4
14 -11
Cair pada suhu yang sangat rendah Poedjiadi, 2006
Dari table tampak bahwa asam lemak jenuh yang mempunyai rantai karbon pendek, yaitu asam butirat dan asam kaproat mempunyai titik lebur yang rendah. Ini berarti bahwa kedua
asam tersebut berupa zat pada suhu kamar. Makin panjang rantai karbon, maka titik leburnya tinggi. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar.
Apabila dibandingkan dengan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur lebih rendah. Disamping itu makin banyak jumlah ikatan rangkap,
makin rendah titik leburnya. Hal ini tampak pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat. Asam butirat larut dalam air. Kelarutan asam lemak
dalam air berkurang dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Asam kaproat larut sedikit dalam air, sedangkan asam palmitat, asam stearat, oleat dan linoleat tidak larut
dalam air. Umumnya asam lemak larut dalam ester atau alkohol panas Poedjiadi, 2006.
2.3 Darah
Gambar 2. Sampel Darah Manusia http:id.wikipedia.orgwikiDarah
Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel darah merah atau eritrosit sedangkan sel darah putih atau leukosit relative sangat sedikit,
yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping itu eritrosit dan leukosit masih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit mempunyai fungsi penting pada penggumpalan
darah. Darah beredar keleluran tubuh melalui sistem sirkulasi.
http:id.wikipedia.orgwikiDarah.
2.3.1. Komposisi darah
Darah tersusun atas air 91,0, protein 8,0 Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen, mineral 0,9 natrium klorida, natrium karbonat, fosfor, magnesium, besi, dll.
Pada darah terdiri dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45 bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan
yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55 yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari: • Sel darah merah atau eritrosit sekitar 99 mengandung hemoglobin dan
mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah.
•
Keeping-keping darah atau trombosit 0,6 - 1,0 bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah
• Sel darah putih atau leukosit 0,2 bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan
berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri http:id.wikipedia.orgwikiDarah.
2.3.2. Manfaat Darah
1. pernafasan, transport oksigen dari paru-paru kejaringan dan karbondioksida dari jaringan keparu-paru.
2. gizi, transport zat-zat yang diabsorbsi melalui dinding usus 3. eksresi, transport sisa metabolism keginjal, keparu-paru, kulit dan usus untuk dibuang
4. mengatur suhu tubuh dengan meratakan panas badan.
5. mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh 6. mengatur keseimbangan air dalam tubuh
6. perlawanan terhadap peradangan 8. transport hormon
9. transpor metabolit Apabila darah yang telah diberi antikoagulan diputar dengan pemusingansentrifuga,
maka sel-sel darah akan mengendap, sedangkan plasma darah akan berada diatasnya Poedjiadi, 2006.
2.4. Kolesterol
Gambar 3. Stuktur Kolesterol httpwww.sribd.comdoc7674101makalah lipid
Kolesterol merupakan sterol utama dalam tubuh manusia. Kolesterol merupakan komponen struktural membran sel dan lipoprotein plasma, dan juga merupakan bahan awal
pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Sterol dan derivatnya sukar larut dalam larutan berair tetapi larut dalam pelarut organik, terutama alkohol. Sehingga senyawa ini
dimasukkan kedalam golongan lipid. Ketidaknormalan dalam metabolisme atau pengankutan kolesterol lewat plasma rupa-rupanya ada kaitannya dengan dengan
perkembangan arterosklerosis. Selain itu batu empedu yang yang terjadi tersusun terutama dari kolesterol Montgomery, 1993.
Kolesterol merupakan steroida penting, bukan saja karena merupakan komponen membran tetapi juga karena merupakan pelopor biosintetik umum untuk steroida lain
termasuk hormon steroida dan garam empedu Page, 1985.
Kolesterol dihubungkan dengan metabolisme lipid, dan merupakan sumber untuk sintesa hormon steroid. Ia dieksresikan ke dalam empedu sebagai kolesterol yang tak
berubah atau asam empedu, kolesterol dipertahankan dalam bentuk larutan didalam empedu oleh garam-garam empedu dan fospolipid. Kolesterol yang dilepaskan dari
jaringan tepi diesterifikasi di dalam plasma dengan asam lemak yang berasal dari lesitin oleh lesistin kolesterol asiltransferase LCAT dan diangkut sebagai HDL ke hepar. Ester
kolesterol ini bias diangkut ke lipoprotewin lain oleh penukaran dengan trigliserida.
Penurunan ester kolesterol plasma timbul bila terdapat kerusakan sel parenkim hepar, karena defesiensi LCAT yang berasal dari hepar. Terdapat defisiensi LCAT yang jarang,
pada mana terjadi akumulasi kolesterol bebas di dalam plasma dan jaringan Baron, D.N 1990.
2.4.1 Manfaat kolesterol
• Pembentuk dinding sel tubuh Kolesterol dibutuhkan sebagai salah satu komponen pembentuk dinding-dinding sel
tubug. Dinding-dinding sel itu lah yang membentuk tubuh dengan baik. • Pembentukan hormon
Kolesterol merupakan bahan penting yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai bahan dasar pembentukan hormon testotero, estrogen dsn progesteron.
• Pembentukan vitamin D Kolesterol ini dibutuhkan untuk membuat vitamin D yang penting bagi kesehatan
tulang dan kulit. • Membantu proses kerja tubuh di empedu
Sebagai bahan pembentukan asam dan garam empedu yang berfungsi mengemulsi lemak di dalam tubuh
• Sumber energi Sebagai salah satu senyawa lemak, maka kolestrol itu merupakan salah satu sumber
energi yang memberikan kalori yang sangat tinggi bagi tubuh Graha, 2010.
2.4.2 Jenis-jenis kolesterol
Lemak dalam darah terdiri dari beberapa jenis yakni, kolesterol, trigliserida, fospolipid dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut lippoprotein yang terbagi menjadi 4 bagian
kilomikron, yakni very low density lipoprotein VLDL, intermediate density lipoprotein IDL, low density lipoprotein LDL, dan high density lipoprotein HDL. Dari yang
kelima yang penting diketahui adalah HDL dan LDL Wiryowidagno, 2002. 1. Low Density Lipoprotein LDL ini sering disebut dengan istilah kolesterol jahat
adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam darah. Kadar LDL yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat
pada dinding-dinding pembulu darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat itu perlahan-lahan akan mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang
mengendap, seperti plak pada dinding-dinding pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke,
jantung koroner, dan lain sebagainya Graha, 2010. 2. High Density Lippoprotein HDL ini sering disebut dengan istilah kolesterol baik.
Kolesterol HDL ini mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mengandung banyak protein. HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol yang dibawa oleh LDL dengan
membawanya kembali kehati dan kemudian diurai kembali. Dengan membawa kelebihan koletserol yang dibawa oleh LDL tadi, maka HDL membantu mencegah terjadinya
pengendapan dan mengurangi terjadinya plak dipembulu darah yang dapat mengganggu peredaran darah dan membahayakan tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini disebut
kolesterol baik Graha, 2010.
2.4.3 Kolesterol dan Peranannya Pada Beberapa Penyakit
Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan adanya lemak jenuh dan kolesterol dan timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah penyakit kanker termasuk
kanker payudara dan kanker colon usus besar. Untuk itu kita dianjurkan untuk menggurangi konsumsi zat-zat ini. Kolesterol dengan lemak berhubungan erat dengan
timbulnya arterosklorosis endapan lemak dan garam-garam lain dalam dinding pembulu darah nadi arteri sehingga pembulu darah menjadi kaku sklerosis, yang mengakibatkan
menurunnya aliran darah pada bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis menyerang arteri koronaria yang menyalurkan darah ke otot jantung maka jantung
kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pectoris atau infrak jantung, yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar Uripi, 2002.
2.4.4. Obat-Obat Penurun Kolesterol
Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan obat-obatan dan non farmakologi tanpa obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Penurunan kadar kolesterol dalam darah
dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara: 1.
Menghentikan kebiasaan merokok 2.
Berolahraga, bila badan tidak berolahraga maka kadar kolesterol, kadar HDL rendah dan menimbulkan kelebihan berat badan
3. Membatasi makanan yang merupakan sumber kolesterol
4. Mengkonsumsi makanan berserat. Serat sayuran dan buah dapat mencegah
penyerapan kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka diperlukan pengobatan dengan obat-obatan Baraas, 1993.
Obat-obatan yang diberikan untuk mengatasi masalah kolesterol ini sangat berbeda antara penderita satu dengan yang lain. Hal ini di pengaruhi oleh faktor resiko masing-
masing orang berbeda, disamping itu umur, kedaan tubuh dan juga kemungkinan efek samping yang terjadi berbeda, hal itu yang menjadi pertimbangan para dokter untuk
memilih obat kolesterol yang tepat bagi pasiennya. Ada beberapa jenis obat untuk kolesterol, yaitu:
1. Satin, menurunkan kolesterol dengan meningkatkan pembuangan kolesterol LDL dari aliran darah dan menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi kolesterol di hati.
Satin tidak hanya mengurangi kolestrol ketingkat normal saja, tetapi juga mencegah terjadinya penyumbatan pembulu darah yang dapat menimbulkan serangan jantung dan
stroke. 2. Bile acid sequestrants Resin, Obat ini berfungsi menurunkan kadar LDL kolesterol
dalam darah, tetapi tidak seefektif satin. Jenis obat ini hanya mampu menurunkan sekirat 10-20 kadar LDL dalam darah.
3. Cholesterol absorption inhibitors Ezetimibe, yang mana obat ini menurunkan kadar LDL kolesterol 18-20 dan dapat menurunkan kadar total kolesterol serta meningkatkan
LDL kolesterol dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. 4. Nicotinic acid or niacin Asam Nikotinat, dengan dosis yang tinggi mampu
menurunkan total kolsterol, LDL kolesterol, trigliserida dan juga menaikkan kadar HDL kolesterol.
5. Fibrates Asam Fibrat, Jenis obat asam fibrat ini baik untuk menurunkan kolesterol dan juga trigliserida.
Dimana pengobatan alternative juga sering digunakan seperti menkonsumsi bawang putih, apel teh hitam dan akupuntur Graha, 2010.
2.5 Pemeriksaan Kolesterol
Pemeriksaan kolesterol itu dilakukan setelah terlebih dahulu puasa sepanjang malam kurang lebih 9-12 jam lamamya sebelum pemeriksaan. Tujuan puasa ini adalah agar tidak
terjadi kesalah pengukuran karena adanya pengaruh lemak yang baru dikonsumsi yang berasal dari makanan yang baru saja dimakan. Biasanya dokter melakukan pemeriksaan
kolesterol ini di pagi hari dan pasien harus puasa sebelumnya. 24 jam sebelum melakukan pemeriksaan kolesterol ini pula, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik yang berat
ataupun olahraga berat karena kelelahan yang amat sangat dapat mempengaruhi pula hasil tes yang dilakukan. Kemudian pemeriksaan lemak dalam darah dimulai dengan cara
mengambil darah dari tubuh pasien yang akan diperiksa. Darah yang telah diambil itu diukur kadar kolesterolnya. Pemeriksaan ini dapat menghasilkan informasi perkiraan kadar
kolesterol yang beredar didalam sirkulasi darah seseorang. Hasil data yang ditemukan dalam pemeriksaan itu akan dibandingkan dengan table klasifikasi kadar kolesterol standar
dalam dunia kedokteran yang ada sehingga dapat dianalisis bagaimana kedaan kolesterol seseorang itu. Disamping hasil pemeriksaan darah, para dokter akan mendiagnosis
pasiennya dengan menanyakan riwayat kolesterol tinggi dikeluarga pasien serta penyakit- penyakit yang dideritanya sebagai bahan analisis terhadap kedaan pasiennya Graha,
2010.
2.5.1. Hasil dari Pemeriksaan Kolesterol
Kolesterol biasanya diketahui lewat pemeriksaan darah dilaboraturium. Kolesterol itu
diukur dalam satuan milligram per desiliter darah yang biasanya disingkat mgdl, dan ada juga yang menggunakan satuan millimol per liter darah disingkat dengan mmolL. ketika
mendapat hasil dari pemeriksaan kolesterol dari sebuah laboraturium atau rumah sakit biasanya di kertas laporan hasilnya akan tertera informasi sebagai berikut:
• Total Kolesterol • HDL Kolesterol
• LDL Kolesterol • Trigliserida
Keempat komponen diatas merupakan lemak utama dalam darah yang diukur dan dapat memberikan hasil yang memberikan gambaran tubuh seseorang.
• Total Kolesterol Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol dan
trigliserida.
Tabel 2. Kadar dari Total Kolesterol pada Darah
Total Kolesterol Kurang dari 200 mgdl 5,17 mmolL
200-239 mgdl 5,17-6,18 mmolL Lebih dari 240 mgdl6,21 mmolL
Standart yang baik Batas normal tertinggi
Tinggi Graha, 2010
Dalam melihat hasil dari total kolesterol ini perlu juga diperhatikan nilai dari masing- masing jenis kolesterol yaitu HDL kolesterol, LDL kolesterol dan juga trigliseridanya.
• HDL Kolesterol Kadar dari HDL menunjukkan seberapa besar kolesterol baik yang dimiliki dalam
darah karena HDL ini berperan di dalam tubuh untuk membawa kolesterol yang berada didalam darah menuju ke hati untuk diproses lebih lanjut dan menghindari
terjadinya penumpukan kolesterol di saluran darah.
Tabel 3. Kadar dari Kolesterol HDL pada Darah
Kolesterol HDL Kolesterol HDL Kurang dari 40 mgdl 1,04 mmolL
Lebih dari 60 mgdl 1,56 mmolL Rendah
Tinggi Graha,2010
Semakin tinggi angka dari HDL dalam darah yang dimiliki eseorang, maka akan semakin baik, dan sebaliknnya.
• LDL Kolesterol Kadar LDL menunjukkan berapa banyak kolesterol yang kurang baik didalam
darah, dimana kolesterol ini dibawa dari hati ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Bila kadar ini berlebihan dapat membuat penimbunan pada saluran darah yang
membahayakan tubuh.
Tabel 4. Kadar dari Kolesterol LDL pada Darah
Kolesterol LDL Kurang dari 100 mgdl 2,6 mmolL
100-129 mgdl 2,6-3,34 mmolL 130-159 mgdl 3,34-4,13 mmolL
160-189 mgdl 4,14-4,90 mmolL Optimal
Mendekati Optimal Batas Normal Tertinggi
Tinggi
Lebih dari 190 mgdl 4,91 mmolL Sangat Tinggi
Graha, 2010 Semakin tinggi kadar LDL yang dimiliki oleh darah dapat memberikan informasi
akan resiko yang makin tinggi pada tubuh terhadap penyakit jantung. • Trigliserida
Tabel 5. Kadar dari Trigliserida pada Darah
Graha, 2010 Trigliserida
Kurang dari 150 mgdl 1,69 mmol L 150-199 mgdl 1,69-2,25 mmolL
200-499 mgdl 2,26-2,65 mmolL Lebih besar dari 200 mgdl 5,64 mmolL
Normal Batas Normal Tertinggi
Tinggi Sangat Tinggi
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1. Alat –Alat
- Microlab 300 Merck - Sentrifugator
- Jarum suntik 10 ml - Tabung reaksi Pyrex
- Mikropipet 10 µl Clininc pett - Mikropipet 200 µl Clininc pett
- Mikropipet 1000 µl Clininc pett - Penangas air Waterbath
- Stopwatch - Rak tabung reaksi
3.2. Bahan
- Darah - Reagen kolesterol Reagent cholestrol
- Reagen kolesterol HDL Reagent Cholestrol HDL - Reagen Trigliserida Reagent Trigliserid
- Aquades
3.3. Prosedur Percobaan 3.3.1 Teknik Pengambilan Sampel
- Dibersihkan kulit pasien dengan menggunakan alkohol
- Diambil 5 ml darah pada masing-masing pasien dengan menggunakan jarum suntik - Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Diberi penomoran pada masing-masing tabung reaksi
3.3.2. Preaparasi sampel
- Dimasukkan darah yang diambil tadi kedalam sentrifugator - Disentrifuse darah selama 20 menit dengan kecepatan 1000 rpm sampai terpisah antara
serum dan plasma pada sampel tersebut
3.3.3. Pemeriksaan Lipid profil 3.3.3.1 Kolesterol total
- Dipipet serum sebanyak 10µl dengan menggunakan mikropipet - Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan reagen koleserol sebanyak 1000 µl dengan menggunakan mikropipet - Dihomogenkan
- Dipanaskan selama ± 10 menit pada penangas air - Diangkat dan didiamkan selama ± 5 menit
- Dibaca sampel dengan menggunakan spektrofotometer mikrolab 300 lampiran 2
3.3.3.2. HDL
- Dipipet serum sebanyak 200 µl dengan menggunakan mikropipet - Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan reagen kolesterol HDL sebanyak 500 µl dengan menggunakan mikropipet - Didiamkan selama 10 menit
- Disentrifugasi selama 13 menit dengan kecepatan 3500 rpm - Diangkat
- Didiamkan selama 1 jam hingga terbentuk 2 lapisan
- Diambil 100 µl lapisan atas dengan menggunakan mikropipet - Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan reagen kolesterol HDL sebanyak 1000 µl - Dipanaskan selama ±10 menit pada penangas air
- Diangkat dan didiamkan selama ±5 menit - Dibaca sampel dengan menggunakan spektrofotometer mikrolab 300 lampiran 2
3.3.3.3 Trigliserida
- Dipipet serum sebanyak 10µl dengan menggunakan mikropipet - Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan reagen trigliserida sebanyak 1000 l dengan menggunakan mikropipet - Dipanaskan selama ±10 menit pada penagas air
- Diangkat dan didiamkan selama ±5 menit - Dibaca sampel dengan spektrofotometer mikrolab 300 lampiran 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data pemeriksaan lipid propil Tabel 6. Data pemeriksaan lipid propil
Nama pasien Umur
tahun Jenis
kelamin Kadar lipid propil mgdl
ket Kolesterol
total HDL
LDL Trigliserida
Efrina S Juwita
Afrima Bismar
Edward tampubolon 50
52 70
66 54
P P
P L
L 150
205 172
256 235
52 62
30 41
44 81
120 65
158 143
81 111
382 282
230 Normal
Tinggi Normal
Tinggi Tinggi
Keterangan : Kolesterol HDL : High Density Lippoprotein
Kolesterol LDL : Low Density Lippoprotein Nilai normal : Kolesterol total :
≤ 200 mgdl
Kolesterol HDL : ≤ 40 mg
Kolesterol LDL : ≤ 150 mgdl
Trigliserida : ≤ 150 mgdl
Kadar LDL dihitung dengan rumus;
LDL = kolesterol total – – HDL
Efrima S
LDL = 150 - - 52
= 81 mgdl Jwita
LDL = 205 - - 62
= 120 mgdl Afrima
LDL = 172 - - 30
= 65 mgdl Bismar
LDL = 256 - - 41
= 158 mgdl Edward
LDL = 235 - - 44
= 143 mgdl
4.2 Pembahasan