Lemak dalam darah terdiri dari beberapa jenis yakni, kolesterol, trigliserida, fospolipid dan asam lemak bebas. Tiga jenis pertama disebut lippoprotein yang terbagi menjadi 4 bagian
kilomikron, yakni very low density lipoprotein VLDL, intermediate density lipoprotein IDL, low density lipoprotein LDL, dan high density lipoprotein HDL. Dari yang
kelima yang penting diketahui adalah HDL dan LDL Wiryowidagno, 2002. 1. Low Density Lipoprotein LDL ini sering disebut dengan istilah kolesterol jahat
adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam darah. Kadar LDL yang tinggi dan pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat
pada dinding-dinding pembulu darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat itu perlahan-lahan akan mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang
mengendap, seperti plak pada dinding-dinding pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke,
jantung koroner, dan lain sebagainya Graha, 2010. 2. High Density Lippoprotein HDL ini sering disebut dengan istilah kolesterol baik.
Kolesterol HDL ini mengangkut kolesterol lebih sedikit dan mengandung banyak protein. HDL berfungsi membuang kelebihan kolesterol yang dibawa oleh LDL dengan
membawanya kembali kehati dan kemudian diurai kembali. Dengan membawa kelebihan koletserol yang dibawa oleh LDL tadi, maka HDL membantu mencegah terjadinya
pengendapan dan mengurangi terjadinya plak dipembulu darah yang dapat mengganggu peredaran darah dan membahayakan tubuh. Karena itu kolesterol HDL ini disebut
kolesterol baik Graha, 2010.
2.4.3 Kolesterol dan Peranannya Pada Beberapa Penyakit
Berbagai penelitian menunjukkan adanya hubungan adanya lemak jenuh dan kolesterol dan timbulnya penyakit jantung koroner, obesitas, serta sejumlah penyakit kanker termasuk
kanker payudara dan kanker colon usus besar. Untuk itu kita dianjurkan untuk menggurangi konsumsi zat-zat ini. Kolesterol dengan lemak berhubungan erat dengan
timbulnya arterosklorosis endapan lemak dan garam-garam lain dalam dinding pembulu darah nadi arteri sehingga pembulu darah menjadi kaku sklerosis, yang mengakibatkan
menurunnya aliran darah pada bagian yang seharusnya mendapat suplai. Jika sklerosis menyerang arteri koronaria yang menyalurkan darah ke otot jantung maka jantung
kekurangan suplai oksigen dan terjadilah angina pectoris atau infrak jantung, yaitu suatu keadaan ketika jantung tidak dapat menjalankan fungsinya dengan benar Uripi, 2002.
2.4.4. Obat-Obat Penurun Kolesterol
Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan obat-obatan dan non farmakologi tanpa obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Penurunan kadar kolesterol dalam darah
dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara: 1.
Menghentikan kebiasaan merokok 2.
Berolahraga, bila badan tidak berolahraga maka kadar kolesterol, kadar HDL rendah dan menimbulkan kelebihan berat badan
3. Membatasi makanan yang merupakan sumber kolesterol
4. Mengkonsumsi makanan berserat. Serat sayuran dan buah dapat mencegah
penyerapan kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka diperlukan pengobatan dengan obat-obatan Baraas, 1993.
Obat-obatan yang diberikan untuk mengatasi masalah kolesterol ini sangat berbeda antara penderita satu dengan yang lain. Hal ini di pengaruhi oleh faktor resiko masing-
masing orang berbeda, disamping itu umur, kedaan tubuh dan juga kemungkinan efek samping yang terjadi berbeda, hal itu yang menjadi pertimbangan para dokter untuk
memilih obat kolesterol yang tepat bagi pasiennya. Ada beberapa jenis obat untuk kolesterol, yaitu:
1. Satin, menurunkan kolesterol dengan meningkatkan pembuangan kolesterol LDL dari aliran darah dan menghambat kemampuan tubuh untuk memproduksi kolesterol di hati.
Satin tidak hanya mengurangi kolestrol ketingkat normal saja, tetapi juga mencegah terjadinya penyumbatan pembulu darah yang dapat menimbulkan serangan jantung dan
stroke. 2. Bile acid sequestrants Resin, Obat ini berfungsi menurunkan kadar LDL kolesterol
dalam darah, tetapi tidak seefektif satin. Jenis obat ini hanya mampu menurunkan sekirat 10-20 kadar LDL dalam darah.
3. Cholesterol absorption inhibitors Ezetimibe, yang mana obat ini menurunkan kadar LDL kolesterol 18-20 dan dapat menurunkan kadar total kolesterol serta meningkatkan
LDL kolesterol dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di usus. 4. Nicotinic acid or niacin Asam Nikotinat, dengan dosis yang tinggi mampu
menurunkan total kolsterol, LDL kolesterol, trigliserida dan juga menaikkan kadar HDL kolesterol.
5. Fibrates Asam Fibrat, Jenis obat asam fibrat ini baik untuk menurunkan kolesterol dan juga trigliserida.
Dimana pengobatan alternative juga sering digunakan seperti menkonsumsi bawang putih, apel teh hitam dan akupuntur Graha, 2010.
2.5 Pemeriksaan Kolesterol