Uji Multikolinearitas Uji asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P plot Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan atau normal. Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal serta pentebarannya mendekati dengan garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, serta menganalisis matrik kolerasi variabel- Universitas Sumatera Utara variabel independen. Besarnya tingkat kolinearitas yang masih dapat ditolerir, yaitu : Tolerence 0,10, dan Variance Inflation Factor VIF 10. Berikut disajikan hasil table pengujian : Tabel 4.4 Coefficients untuk Kebangkrutan Hasil dari perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independen memiliki nilai tolerence 0,10, yaitu 0,603 untuk variabel Working Capital Total Assets, 0,635 untuk Retairned Earnings Total Assets, 0,925 untuk Earning Before Interest and Taxes Total Assets, 0,829 untuk Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities, 0,979 untuk Sales Total Assets, dan 0,837 untuk Ukuran Perusahaan yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhiitungan Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF10 yaitu 1,657 untuk Working Capital Total Assets, 1,575 untuk Retairned Earnings Total Assets,, 1,081 untuk Earning Before Interest and Taxes Total Assets, 1,206 untuk Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .003 .003 1.062 .293 X1 .717 .000 .057 8429.810 .000 .603 1.657 X2 .847 .000 .933 141918.886 .000 .635 1.575 X3 3.107 .000 .158 29021.545 .000 .925 1.081 X4 .419 .001 .002 314.719 .000 .829 1.206 X5 .990 .001 .004 840.334 .000 .979 1.022 X6 2.684E-10 .000 .000 .244 .808 .837 1.195 a. Dependent Variable: K Universitas Sumatera Utara Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities, 1,022 untuk Sales Total Assets dan 1,195 untuk Ukuran Perusahaan. Bedasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini. Tabel 4.5 Coefficient Correlations untuk Kebangkrutan Model X6 X5 X4 X3 X2 X1 Correlations X6 1.000 -.039 -.080 -.206 .356 .095 X5 -.039 1.000 -.038 .037 .036 -.219 X4 -.080 -.038 1.000 .026 -.007 -.087 X3 -.206 .037 .026 1.000 -.194 -.576 X2 .356 .036 -.007 -.194 1.000 .216 X1 .095 -.219 -.087 -.576 .216 1.000 Covariances X6 1.211E-18 -4.618E-15 -1.040E-13 -1.352E-15 5.223E-13 8.907E-15 X5 -4.618E-15 1.146E-8 -4.804E-9 2.372E-11 5.179E-9 -1.996E-9 X4 -1.040E-13 -4.804E-9 1.388E-6 1.827E-10 -1.032E-8 -8.751E-9 X3 -1.352E-15 2.372E-11 1.827E-10 3.562E-11 -1.541E-9 -2.922E-10 X2 5.223E-13 5.179E-9 -1.032E-8 -1.541E-9 1.774E-6 2.448E-8 X1 8.907E-15 -1.996E-9 -8.751E-9 -2.922E-10 2.448E-8 7.236E-9 a. Dependent Variable: K Melihat hasil besaran molerasi antar variabel independen tampak bahwa variabel X 6 mempunyai kolerasi sebesar -0,039 atau sekitar 39 dengan variabel X 5 , -0,080 atau sekitar 8 dengan variabel X 4 , -0,206 atau sekitar 20,6 dengan variabel X 3 , 0,356 atau sekitar 35,6 untuk variabel X 2 , dan 0,095 atau sekitar 9,5 untuk X 1 . X 5 mempunyai kolerasi sebesar -0,038 atau sekitar 3,8 dengan variabel X 4 , 0,037 atau sekitar 3,7 dengan variabel X 3 , 0,36 atau sekitar 3,6 dengan variabel X 2 , - 0,219 atau sekitar 21,9 untuk variabel X 1 . X 4 mempunyai kolerasi Universitas Sumatera Utara sebesar o,026 atau sekitar 2,6 dengan variabel X 3 , -0,007 atau sekitar 0,7 dengan variabel X 2 , -0,087 atau sekitar -8,7 untuk variabel X 1. X 3 mempunyai kolerasi sebesar -0,194 atau sekitar 19,4 dengan variabel X 2 , -0,576 atau atau sekitar 57,6 untuk variabel X 1. Variabel X 2 memiliki 0,216 atau sekitar 21,6 untuk variabel X 1. Hasil dari Coefficient Correlations tersebut menunjukkan tidak ada kolerasi yang tinggi umumnya diatas 0,95, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Bank terhadap Tingkat Penyaluran Kredit Bank Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 58 103

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 3 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 16

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 6

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 15

PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PENGARUH RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 14

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (2007-2009).

0 0 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN (Kasus Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 6

Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia.

0 0 25