Kebangkrutan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Batasan Masalah
Adapun keterbatasan penulis dalam waktu, pengetahuan, dan tenaga maka dibuatlah batasan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Faktor-faktor di luar rasio keuangan seperti kondisi hukum, politik, dan
lain-lain tidak dapat digunakan dalam penelitian ini karena kesulitan pengukurannya.
2. Periode penelitian dibatasi pada tahun 2006 sd 2009
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka penulis, merumuskan masalah sebagai berikut :
“Apakah rasio keuangan model Altman dan ukuran perusahaan dapat memprediksi kebangkrutan secara simultan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah disajikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh rasio keuangan model Altman dan ukuran perusahaan dapat
Universitas Sumatera Utara
memprediksi kebangkrutan secara simultan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Bagi penulis, untuk memperluas wawasan dalam bidang akuntansi
mengenai rasio keuangan model Altman, ukuran perusahaan, kebangkrutan perusahaan, dan prediksi rasio keuangan model
Altman dan ukuran perusahaan memprediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Bagi perusahaan, untuk memberikan informasi atas penelitian yang
dilakukan penulis agar dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan.
c. Bagi investor, sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi calon
investor untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi yang dilakukan saat ini dan di masa yang akan datang
khususnya dalam mengetahui tingkat kebangkrutan perusahaan. d.
Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan bahan pemikiran yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan, ukuran perusahaan dan kebangkrutan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan berisi tentang posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode yang lalu.
Akan tetapi, nilai ril dari laporan keuangan adalah fakta bahwa laporan keuangan dapat digunakan untuk membantu memprediksi laba dan
deviden masa depan. Laporan keuangan dalam suatu perusahaan mempunyai arti yang sangat penting terutama bagi pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan adalah pihak manajemen perusahaan,
dimana laporan keuangan dibuat oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik perusahaan. Laporan
keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut Munawir, 2003.
Kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek, struktur permodalan,
Universitas Sumatera Utara
distribusi aktiva, efektivitas penggunaan aktiva dalam hasil atau pendapatan yang telah dicapai serta nilai buku tiap lembar saham
perusahaan. Karyawan perusahaan berkepentingan dengan laporan keuangan antara lain untuk kepentingan kompensasi. Laporan
keuangan digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memberikan kompensasi yang lebih baik.
b. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan yang tertuang di dalam PSAK 2004 yaitu memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas perusahaan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya
yang dipercayakan.
c. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain. Adapun jenis-jenis
laporan keuangan adalah: a.
Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang disusun secara
sistematis untuk menyajikan posisi keuangan perusahaan selama periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiap kuartal atau satu
tahun.
Universitas Sumatera Utara
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan ikhtisar yang disusun secara sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan selama
periode akuntansi tertentu, yang umumnya setiapa kuartal atau satu tahun.
c. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode akuntansi tertentu,
yaitu satu kuartal atau satu tahun. d.
Laporan arus kas Laporan arus kas berguna untuk meringkas kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan, termasuk jumlah dana yang dihasilkan dari kegiatan usaha perusahaan yang dilakukan dalam tahun buku
yang bersangkutan, dan melengkapi penjelasan perubahan- perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang
bersangkutan. e.
Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan informasi
tentang dasar penyususnan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan
transaksi yang penting, informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan laporan perubahan ekuitas, informasi tambahan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
d. Pengguna Laporan Keuangan dan Kegunaan Informasi
a. Investor
Penanam modal berisiko dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah
harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. b.
Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dengan memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan
kesempatan kerja. c.
Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dibayar pada saat jatuh tempo.
Universitas Sumatera Utara
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dibayar pada saat jatuh tempo. e.
Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada
perusahaan. f.
Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dangan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan dengan kepentingan perusahaan. Mereka
juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. g.
Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
diperkerjakan dan perlindungan terhadap penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
Universitas Sumatera Utara
menyediakan informasi kecenderungan trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2. Kebangkrutan Perusahaan a. Pengertian Kebangkrutan Perusahaan
Kebangkrutan bankruptcy biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk
menghasilkan laba Supardi, 2003. Sedangkan menurut Undang- Undang No. 4 tahun 1998 adalah dimana suatu institusi dinyatakan
oleh keputusan pengadilan bila debitur memiliki dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu hutang yang telah jatuh
tempo dan dapat ditagih. Kebangkrutan sering juga disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan ataupun insolvibilitas.
b. Sumber-sumber Informasi Kebangkrutan Perusahaan
Menurut Beaver dalam Titi Aryati 1999 rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi kebangkrutan adalah :
1. Cash flow to total debt arus kas terhadap total utang
2. Net income to total assets keuntungan bersih terhadap total
aktiva 3.
Current assets to current liabilities aktiva lancar terhadap kewajiban lancar
4. Total debt to tatal assets total utang terhadap total assets
5. Working capital to total assets modal kerja terhadap total
assets
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa tanda atau indikator manajerial dan operasional yang muncul ketika perusahaan akan mengalami kebangkrutan
Suwarsono, 1995 antara lain : 1.
Indikator dari lingkungan bisnis Pertumbuhan ekonomi yang rendah menjadikan indikator yang
cukup penting pada lemahnya peluang bisnis, apalagi jika disaat yang sama banyak perusahaan baru yang memasuki
pasar. Besarnya perusahaan tertentu menjadi sebab mengecilnya perusahaan yang lain.
2. Indikator internal
Manajemen tidak mampu melakukan perkiraan bisnis dengan alat analisa apapun yang digunakan, sehingga manajemen
kesulitan mengembangkan sikap proaktif. Lebih cenderung bersikap reaktif, dan oleh karena itu biasanya terlambat
mengantisipasi perubahan.
3. Indikator kombinasi
Seringkali perusahaan yang sakit disebabkan oleh interaksi ancaman yang datang dari lingkungan bisnis dan kelemahan
yang berasal dari lingkungan perusahaan itu sendiri. Jika disebabkan oleh keduanya, biasanya membawa akibat yang
lebih kompleks dibanding yang disebabkan oleh salah satu saja.
c. Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan Perusahaan
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan Jauch dan Glueck, 2000 dalam Adnan adalah :
1. Sektor ekonomi
Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa,
kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya dengan uang asing serta neraca
pembayaran, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.
2. Sektor sosial
Faktor sosial sangat berpengaruh terhadap kebangkrutan cenderung pada perubahan gaya hidup masyarakat yang
mempengaruhi permintaan terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan karyawan. Faktor sosial
Universitas Sumatera Utara
yang lain yaitu kerusuhan atau kekacauan yang terjadi di masyarakat.
3. Teknologi
Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang ditanggung perusahaan membengkak terutama untuk
pemeliharaan dan implementasi. Pembengkakan terjadi, jika penggunaan teknologi informasi tersebut kurang terencana oleh
pihak manajemen, sistemnya tidak terpadu dan para manajer pengguna kurang profesional.
4. Sektor pemerintah
Pengaruh dari sektor pemerintah berasal dari kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan dan
industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah, kebijakan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga
kerja dan lain-lain.
3. Metode Altman Z-Score a. Menilai Kebangkrutan Perusahaan dengan Metode Altman
Analisis Z-Score Altman, penerapan analisis rasio keuangan masih terbatas karena dilakukan secara terpisah, artinya setiap rasio
diuji secara terpisah. Untuk mengatasi keterbatasan analisa rasio tersebut, Altman telah mengkombinasikan beberapa rasio menjadi
model prediksi dengan teknik statistik yaitu analisis diskriminan yang digunakan untuk memprediksi kabangkrutan perusahaan dengan
metode Altman Z-Score. Z-Score adalah skor yang ditentukan dari hitungan standar kali nisbah-nisbah keuangan yang akan menunjukkan
tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan Supardi, 2003. Ketepatan prediksi masa depan berlaku selama emiten mempunyai
kondisi keuangan yang sama dengan pada saat prediksi dilakukan Fifi Suwandi, 2003. Apabila emiten melakukan perbaikan kerja melalui
Universitas Sumatera Utara
strategi yang tepat, kemungkinan besar ada ketidaktepatan prediksi. Namun kelemahan apapun yang dihadapi pada kenyataannya prediksi
masih selalu digunakan untuk pengambilan keputusan.
b. Rasio-rasio Prediksi Kebangkrutan Perusahaan
Edward.L.Altman merumuskan formula Z-score yang secara umum dapat untuk mengukur kesehatan keuangan suatu perusahaan
pada tahun 1968. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk mengetahui potensi kebangkrutan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai Z-
score akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu :
1. Untuk nilai Z-score lebih kecil atau sama dengan 1,20 Z-
score ≤1,20, berarti perusahaan mengalami kesulitan
keuangan dan resiko tinggi. 2.
Apabila diperoleh nilai Z-score antara 1,20 sampai 2,90 1,20 Z-score
≤ 2,90, perusahaan dianggap berada pada daerah abu-abu grey area. Pada kondisi ini perusahaan
mengalami masalah keuangan yang harus ditangani dengan penanganan manajemen yang tepat.
3. Untuk nilai Z-score lebih besar dari 2,90 Z-score 2,90
memberikan penilaian bahwa perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat.
Universitas Sumatera Utara
Prediksi kebangkrutan yang diformulasikan Altman dalam bentuk persamaan Z-score:
Z = 0,717X1 + 0,847X2 + 3,107X3 + 0,420X4 + 0,998X5 Rasio-rasio yang ada dalam formula tersebut, terdiri dari :
1. Working Capital Total Assets X
1
Merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Indikator untuk mendeteksi
adanyamasalah pada tingkat likuiditas perusahaan. adalah indikator-indikator internal, seperti kekurangan kas, besarnya
utang dagang, utilisasi modal harta kekayaan, tingginya hutang yang tidak terkendali dan beberapa indikator lainnya.
2. Retairned Earnings Total Assets X
2
Merupakan rasio untuk mengukur besarnya kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari
kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam memperoleh laba.
3. Earning Before Interest and Taxes Total Assets X
3
Merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Indikator masalah kemampuan profitabilitas perusahaan adalah tingginya
piutang dagang, tingkat penjualan yang rendah, besarnya
Universitas Sumatera Utara
persediaan, rendahnya perputaran piutang, kecilnya kredibilitas perusahaan.
4. Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities X
4
Merupakan rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya
melalui modal sendiri. 5.
Sales Total Assets X
5
Merupakan rasio aktivitas juga yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam satu periode tertentu.
4. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan
lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil
daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian Brigham dan Houston, 2001. Sedangkan menurut Ferry dan
Jones dalam Sujianto 2001 berpendapat bahwa ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh
total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan dan rata–rata total aktiva. Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset
yang dimiliki oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Apabila perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penjualan, dan dana dari sumber
intern sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain bagi perusahaan untuk menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan,
baik hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah
mencapai kedewasaan, dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu
yang lama. Selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding dengan perusahaan
yang memiliki asset yang kecil Daniati, 2006. Kemudian, Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk
mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena
perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri jika dibandingkan
dengan perusahaan dengan ukuran yang kecil. Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun
2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, ukuran perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, yakni :
1. Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 lima
puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Universitas Sumatera Utara
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp
300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah. 2.
Usaha Kecil adalah sebagai berikut: a.
Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 lima
ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah.
3. Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus
juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau b.
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak
Rp50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah.
B. TINJAUAN PENELITI TERDAHULU
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan analisis kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan metode Altman adalah Fakhrurozie pada tahun
2007 dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Kebangkrutan Bank dengan Metode Altman Z-Score terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa
Efek Jakarta”, dengan variabel penelitian adalah Working Capital Total Assets, Retained Earning Total Assets, Earning before Interest and Tax Total Assets,
Market Value Equity Book Value of Debt, Sales Total Assets. Dan yang menjadi hasil penelitiannya adalah bahwa kebangkrutan bank dengan metode Altman Z-
Universitas Sumatera Utara
Score berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Besar pengaruhnya adalah sebesar 21,50 sedangkan sisanya
78,50 100-21,50 adalah dipengaruhi oleh variabel lainnya selain Z-Score. Kemudian pada tahun 2010, Joseph Hasiholan Sianturi melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”, dengan variabel penelitian adalah Working Capital Total Assets X1, Retairned Earnings Total Assets X2, Earning Before Interest and Taxes
Total Assets X3, Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities X4, Sales Total Assets X5. Dan yang menjadi hasil penelitiannya adalah bahwa
metode Altman dapat diimplementasikan dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya kebangkrutan pada perusahaan otomotif.
Berikut adalah tabel penelitian terdahulu :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian Hasil penelitian
Fakhrurozie 2007
Analisis Pengaruh Kebangkrutan
Bank dengan Metode Altman
Z-Score terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan di
Bursa Efek Jakarta
Working Capital Total Assets, Retained
Earning Total Assets, Earning before Interest
and Tax Total Assets, Market Value Equity
Book Value of Debt, Sales Total Assets
Kebangkrutan bank dengan metode
Altman berpengaruh terhadap harga saham
perusahaan di Bursa Efek Jakarta
Joseph Hasiholan
Sianturi 2010 Analisis
Kebangkrutan Perusahaan
dengan Menggunakan
Metode Altman Z-Score Pada
Perusahaan Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Working Capital Total Assets X1, Retairned
Earnings Total Assets X2, Earning Before
Interest and Taxes Total Assets X3,
Market Value of Equity Book Value of Total
Liabilities X4, Sales Total Assets X5
Laporan keuangan sebelum terjadi
kebangkrutan dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kebangkrutan
menggunakan model Altman pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008
C. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah
diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara varibel-variabel penelitian yaitu varibel
bebas dengan variabel terikat. Pengukuran rasio Altman yaitu untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui potensi kebangkrutan menggunakan perhitungan Z-score. Nilai Z- score akan menjelaskan kondisi keuangan perusahaan manufaktur yang dibagi
dalam beberapa tingkatan. Metode Altman Z Score memiliki rasio yang terdiri dari: working capital total assets, retairned earnings total assets, earning
before interest and taxes total assets, market value of equity book value of total liabilities, sales total assets.
Kebangkrutan akan cepat terjadi pada perusahaan yang berada di negara yang sedang mengalami kesulitan ekonomi, karena kesulitan ekonomi
akan memicu semakin cepatnya kebangkrutan perusahaan yang mungkin tadinya sudah sakit kemudian tambah sakit dan bangkrut. Selain kesulitan
ekonomi, pemacu kebangkrutan dapat berasal dari adanya permasalahan yang timbul mempengaruhi operasi utama dari perusahaan seperti kekurangan
bahan baku. Kebangkrutan tidaklah terjadi secara tiba-tiba dan dapat diramalkan sebelumnya. Sebelum perusahaan dinyatakan bangkrut, biasanya
ditandai oleh berbagai situasi atau keadaan khususnya berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi operasinya, seperti volume penjualan yang relatif
rendah atau adanya trend penjualan yang menurun, cash flow yang negatif, kerugian yang terus- menerus,dan hutang yang semakin membengkak.
Keadaan ini dapat dilihat di laporan keuangan perusahaan. Penyusunan laporan keuangan merupakan hal penting bagi perusahaan,
laporan keuangan sendiri merupakan hal mutlak bagi perusahaan yang go- public. Melalui laporan keuangan dapat dilihat kinerja keuangan perusahaan
yang meliputi posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
Universitas Sumatera Utara
perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan rasio keuangan.
Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan input yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan akan memberikan
informasi mengenai profitabilitas, risiko, timing aliran kas, yang kesemuanya akan memberikan pengaruh harapan pihak-pihak yang berkepentingan.
Harapan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat memberikan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan tentang posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang
digunakan sebagai standar. Formula Altman Z-Score merupakan sebuah multivariate formula yang digunakan untuk mengukur kesehatan finansial dari
sebuah perusahaan. Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut
dan yang tidak bangkrut. Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan di awal maka kerangka konseptual penelitian ini
dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
H
1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Kebangkrutan Perusahaan Y
Ukuran Perusahaan X
6
Working Capital Total Assets X
1
Retained Earning Total Assets X
2
Market Value of Equity Book Value of Total
Liabilities X
4
Earning Before Interest and Tax Total Assets
X
3
Sales Total Assests X
5
Universitas Sumatera Utara
Semakin tinggi modal kerja working capital suatu perusahaan, maka dalam perjalanannya perusahaan tersebut akan semakin bisa mencegah
terjadinya kebangkrutan perusahaan karena memiliki dana yang cukup untuk mencegah hal-hal yang memungkinkan akan terjadinya kebangkrutan. Begitu
juga halnya dengan tingginya laba ditahan retained earnings suatu perusahaan. Tingginya laba ditahan perusahaan menunjukkan bahwa
perusahan tersebut memperoleh laba dalam operasinya. Semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan, maka semakin tinggi juga sumber pembiayaan
perusahaan. Dan itu berarti bahwa, kondisi tersebut akan membuat perusahaan bisa mencegah terjadinya kebangkrutan perusahaan dengan dana yang
diperolehnya. Sama halnya dengan laba ditahan, laba sebelum pajak dan bunga earnings before interest and tax pun memiliki pengaruh yang positif
terhadap kebangkrutan perusahaan. Dalam arti, semakin tinggi laba sebelum bunga dan pajak, maka kemampuan perusahaan untuk mencegah terjadinya
kebangkrutan semakin besar. Sedangkan kaitan market value of equity book value of total liabilities dengan kebangkrutan perusahaan adalah
semakin tinggi nilai
market value of equity book value of total liabilities maka perusahaan bisa mencegah terjadinya kebangkrutan perusahaan, karena market value of
equity book value of total liabilities merupakan rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap
utangnya melalui modal sendiri. Jadi, semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar utangnya maka semakin besar peluang perusahaan tersebut untuk
terhindar dari kebangkrutan perusahaan. Penjualan juga memiliki pengaruh
Universitas Sumatera Utara
yang positif terhadap kebangkrutan perusahaan. Semakin tinggi penjualan, maka semakin tinggi juga pendapatan perusahaan. Semakin tinggi pendapatan
perusahaan, maka semakin besar juga sumber pembiayaan perusahaan. Semakin tinggi sumber pembiayaan perusahaan, maka kemampuan
perusahaan untuk mencegah terjadinya kebangkrutan semakin tinggi juga. Sedangkan kaitan kebangkrutan perusahaan dengan ukuran perusahaan adalah
perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk
memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan
persaingan atau bertahan dalam industri dan dalam mencegah terjadinya kebangkrutan perusahaan. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih
fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu,
memungkinkan perusahaan besar tingkat leveragenya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2006-2009. Selanjutnya, penelitian ini membahas tentang pengaruh rasio
keuangan model Altman dan ukuran perusahaan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Yang
menjadi variabel independen adalah rasio keuangan model Altman yang terdiri dari : Working Capital Total Assets, Retairned Earnings Total
Universitas Sumatera Utara
Assets, Earning Before Interest and Taxes Total Assets, Market Value of Equity Book Value of Total Liabilities, Sales Total Assets dan ukuran
perusahaan yang mengacu pada total aktiva yang dimiliki perusahaan, sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah kebangkrutan perusahaan.
Variabel-variabel inilah yang menjadi indikator untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BEI.
B. Hipotesis