Bagan Penelitian Hasil Penelitian

3.4. Bagan Penelitian

Diskrining fitokimia Dimaserasi dengan methanol selama ±48 jam Disaring Dipekatkan dengan rotarievaporator Diekstraksi partisi dengan n - heksana Diuapkan Ditambahkan dengan pelarut etil asetat Disaring Diskrinning fitokimia Dipekatkan dengan rotarievaporator Di KLT dengan variasi eluen, n-heksan : etil asetat,etil asetat : metanol, dan kloroform: metanol Dikromatografi kolom dengan menggunakan eluen kloroform: metanol 90 : 10, 80 : 20 , 70 :30vv Ditampung setiap fraksi sebanyak 10 ml dalam botol vial Di KLT tiap fraksi dengan menggunakan eluen klorofom : metanol 90 :10vv Digabung fraksi dengan harga Rf yang sama Diuapkan Di rekristalisasi Di KLT Di analisis 640 gr serbuk kulit batang Mangga residu Ekstrak etil asetat Ekstrak metanol tak diteliti lebih lanjut Lapisan metanol Lapisan n-heksana Ekstrak pekat metanol Ekstrak kasar metanol FT-IR UV- Visible Ekstrak pekat etil asetat 1 H-NMR Titik Lebur Kristal Kuning Kristal murni kuning Fraksi 5-28 Fraksi 29-33 Fraksi 34-53 Fraksi 54-58 Fraksi 59-106 Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Dari hasil skrining pendahuluan terhadap ekstrak metanol dari kulit batang Mangga dengan adanya penambahan pereaksi-pereaksi warna untuk menentukan golongan senyawa kimia yang dikandung dengan menggunakan pereaksi flavonoid yakni; H 2 SO 4 p , NaOH 10 , FeCl 3 5 dan Mg – HCl menunjukkan bahwa di dalam kulit batang Mangga mengandung adanya senyawa flavonoida. Dari hasil kromatografi lapis tipis dengan menggunakan adsorben silika gel 60F 254 , dapat diketahui bahwa pelarut yang baik untuk mengisolasi senyawa flavonoida dari kulit batang tumbuhan Mangga adalah kloroform : metanol pada perbandingan 90:10vv. Dari hasil isolasi kulit batang Mangga diperoleh senyawa berwarna kuning berbentuk kristal sebanyak 41 mg dengan titik lebur 150-152 o C. Dari hasil analisis Spektrofotometer ultra violet –visible UV – Visible dengan pelarut metanol memberikan panjang gelombang maksimum λ maks 280,4 nm dan 212 nmLampiran D. . Hasil analisis Spektrofotometer FT-IR dari senyawa hasil isolasi menunjukkan pita serapan sebagai berikut : 1. Pada bilangan gelombang 3493,09 cm -1 , menunjukkan adanya vibrasi dari gugus –OH Universitas Sumatera Utara 2. Pada bilangan gelombang 1639,49 cm -1 , menunjukkan adanya vibrasi C = O 3. Pada bilangan gelombang 1512,19 cm -1 -1608,63 cm -1 menunjukkan adanya vibrasi C=C 4. Pada bilangan gelombang 1460,11 cm -1 , menunjukkan vibrasi CH 2 5. Pada bilangan gelombang 1371,39 cm -1 menunjukkan vibrasi CH 3 6. Pada bilangan gelombang 1031,92 cm -1 - 1263,37 cm -1 menunjukkan C-O dari gugus eter. 7. Pada bilangan gelombang 817,72 cm -1 menunjukkan vibrasi C-H dari senyawa aromatik. Hasil analisis Spektrofotometer Resonansi Magnetik Proton 1 HNMR memberikan pergeseran kimia pada daerah sebagai berikut : 1. Pergeseran kimia pada daerah δ = 0,9377 ppm merupakan puncak singlet menunjukkan pergeseran kimia proton dari CH 3 -C- 2. Pergeseran kimia pada daerah δ = 3,3025 ppm merupakan puncak singlet, 3,7777 ppm merupakan puncak singlet menunjukkan pergeseran kimia proton dari CH 3 - O – 3. Pergeseran kimia pada daerah δ = 6,8652, merupakan puncak doublet, 7,0988 ppm merupakan puncak singlet menunjukkan pergeseran kimia proton gugus aromatis. 4. Pergeseran kimia pada daerah δ = 8,1340 ppm merupakan puncak singlet menunjukkan pergeseran kimia proton gugus OH yang terikat pada cincin aromatis.

4.2 Pembahasan