Metoda isolasi senyawa flavonoida

Flavon Glikoflavon Biflavonil Khalkon dan auron Flavanon Isoflavon Seperti flavonol Seperti flavonol tanwarna; hampir seluruhnya terbatas pada gimnospermae. Pigmen bunga kuning, kadang-kadang terdapat juga dalam jaringan lain tanwarna; dalam daun dan buah terutama dalam Citrus tanwarna; sering kali dalam akar; hanya terdapat dalam satu suku,Leguminosae setelah hidrolisis, berupa bercak coklat redup pada kromatogram Forestal; maksimal spektrum pada 330-350 nm. Mengandung gula yang terikat melalui ikatan C-C; bergerak dengan pengembang air, tidak seperti flavon biasa. Pada kromatogram BAA beupa bercak redup dengan R F tinggi . Dengan amonia berwarna merah maksimal spektrum 370-410 nm. Berwarna merah kuat dengan Mg HCl; kadang – kadang sangat pahit . Bergerak pada kertas dengan pengembang air; tak ada uji warna yang khas.

2.2.4. Metoda isolasi senyawa flavonoida

a. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Chowdhurry Pada metoda ini, daun tumbuhan dikeringkan terlebih dahulu sebanyak 100 gram. Lalu diekstraksi dengan Petroleum Eter 60-80 o C dalam alat soklet selama 10 jam. Selanjutnya diekstraksi dengan Benzena selama 10 jam. Ekstrak Benzena diuapkan pelarutnya, menghasilkan semipadat berwarna coklat. Lalu dilarutkan dalam Eter dan dipisahkan dalam suasana asam, basa dan netral. Fraksi pertama ada empat macam masing-masing 50 ml dielusi dengan Benzena memberikan residu padat dengan titik lebur 151-152 o C. Universitas Sumatera Utara Kristalisasi dengan Metanol menghasilkan senyawa flavonoida I, kristal tidak berwarna dengan titik lebur 156 o C. Penelitian ini juga dilakukan oleh Dreyer, L., D.,dengan melakukan pengukuran titik lebur, kromatografi lapis tipis dengan Spektrum Infra Merah. Dari fraksi lima sampai delapan masing-masing dilarutkan dengan Benzena lalu menghasilkan zat padat berwarna kuning terang dengan titik lebur 191-193 o C. Kristalisasi dilakukan dengan Metanol menghasilkan Hibiscetin Hepta Metil Eter, titik lebur 196-197 o C, kristal berwarna kuning sebanyak 50 gram Chowdhurry, 1971. b. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Joshi Daun tumbuhan yang telah dikeringkan diekstraksi dengan n-heksana, lalu ekstrak n- heksana dikromatografi kolom dengan fasa diam alumina, menghasilkan kristal dengan titik lebur 125-126 o C sebanyak 0,1. Diidentifikasi, ekotin C 23 H 26 O 10. Joshi, 1969. c. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Dreyer, L.D Dalam metoda ini, daun diekstraksi dengan Aseton, kemudian pelarut dievaporasi dan diperoleh ekstrak pekat. Ektrak pekat yang diperoleh dikromatografi kolom dengan menggunakan alumina sebagai fasa diam dan Benzena sebagai fasa gerak hingga dihasilkan residu. Lalu direkristalisasi dengan campuran etil asetat : n-heksana dan dilanjutkan dengan Metanol. Diperoleh kristal kuning terang, diidentifikasi sebagai 3,3`,4`,5,5`,6,7-hepta metoksi flavon dengan titik lebur 156-157 o C Dreyer, 1968. d. Metoda Isolasi Senyawa Flavonoida oleh Harborne Dalam metoda ini, daun yang segar dimaserasi dengan MeOH, lalu disaring. Ekstrak MeOH dipekatkan dengan rotari evaporator. Lalu ekstrak pekat yang dihasilkan, diasamkan dengan H 2 SO 4 2M, didiamkan, lalu diesktraksi dengan Kloroform. Lapisan Kloroform diambil, lalu diuapkan, sehingga dihasilkan ekstrak polar pertengahan Terpenoida atau senyawa Fenol Harborne, 1996. Universitas Sumatera Utara

2.2.5. Sifat kelarutan flavonoida