Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

19 6. Aksesibilitas Semakin mudah aksesibilitas dari daerah pemukiman ke daerah tujuan pusat-pusat kegiatan, maka akan semakin besar pula jumlah perjalanan yang terjadi.

II.2 Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi adalah suatu perencanaan rasional terkait prasarana transportasi seperti jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan meskipun dibatasi oleh faktor waktu, ruang dan sumber daya. Tujuan dasar perencanaan transportasi adalah untuk memperkirakan jumlah dan lokasi kebutuhan akan transportasi yang baru jumlah perjalanan, baik untuk angkutan umum ataupun angkutan pribadi pada masa yang akan datang tahun rencana untuk kepentingan kebijaksanaan investasi perencanaan transportasi sehingga efektif, efisien dan ekonomis. Prosesnya, diawali dengan identifikasi awal mengapa perencanaan diperlukan, dilanjutkan dengan pengumpulan informasi mengenai pola perjalanan melalui survai asal tujuan beserta pengumpulan data sekunder, modelling dan dilanjutkan dengan membuat perkiraan permintaan dimasa yang akan datang. Selanjutnya dirumuskan kebijakan untuk menghadapi masa yang akan datang dan sebagai tahapan terakhir adalah penyusunan rumusan rencana yang akan dikembangkan pada masa yang akan datang beserta jadwal waktunya. II.2.1 Konsep Perencanaan Transportasi Empat langkah berurutan dalam model perencanaan yaitu bangkitan perjalanan, distribusi perjalanan, pemilihan moda dan pemilihan rute. Empat tahap ini disebut model agregat karena menerangkan perjalanan dari kelompok orang atau barang. Universitas Sumatera Utara 20 Tahapan yang harus dilakukan dalam penerapan konsep interaksi transportasi menurut Ofyar Z. Tamin dalam Perencanaan Pemodelan Transportasi, 2003 adalah sebagai berikut : a. Bangkitan dan tarikan pergerakan Bangkitan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona. b. Sebaran distribusi pergerakan pola sebaran arus lalu lintas antara zona asal I ke zona tujuan D adalah hasil dari dua hal yang terjadi bersamaan yaitu lokasi dan identitas tata guna lahan yang akan menghasilkan arus lalu lintas dan pemisahan ruang. Interaksi antara dua buah guna lahan akan menghasilkan pergerakan manusia dan barang. c. Pemilihan moda Jika terjadi interaksi antara dua tata guna lahan maka seseorang akan memutuskan interaksi tersebut dilakukan, yaitu salah satunya adalah pemilihan alat angkut moda. d. Pemilihan rute Pemilihan moda transportasi antara zona A ke zona B didasarkan pada perbandingan antara berbagai karakteristik operasional moda transportasi yang tersedia misalnya waktu tempuh, tarif, waktu tunggu, dan lain-lain. Begitu juga halnya rute, pemilihan rute didasarkan pada perbandingan karakteristik operasional setiap alternatif rute untuk setiap moda transportasi yang tersedia. Universitas Sumatera Utara 21 II.2.2 Bangkitan Pergerakan Trip Generation Model bangkitan pergerakan bertujuan mempelajari dan meramalkan besarnya tingkat bangkitan pergerakan dengan mempelajari beberapa variasi hubungan antara ciri pergerakan dengan lingkungan tata guna lahan. Pergerakan dibagi menjadi dua bagian yaitu: a. Pergerakan berbasis rumah yaitu pergerakan yang salah satu atau kedua zona asal dan atau tujuan pergerakan tersebut adalah rumah. b. Pergerakan berbasis bukan rumah yaitu pergerakan yang baik asal atau tujuan pergerakan adalah bukan rumah. Beberapa kajian transportasi berhasil memperoleh hubungan korelasi antara besarnya pergerakan dengan berbagai peubah dan setiap peubah tersebut juga saling berkorelasi.

II.3 Model Bangkitan Perjalanan