3.4.4 Penimbangan
Semua bahan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Komposisi pasir dan limbah padat biosludge ditimbang dengan variasi berbeda-beda dari
komposisi 1 sampai dengan komposisi 6. Pada komposisi 1 80 pasir dan 0 biosludge, komposisi 2 77.5 pasir dan 2,5 biosludge begitu seterusnya sampai
dengan komposisi 6. Begitu juga semen ditimbang 20 untuk semua sampel
3.4.5 Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang, dilakukan pencampuran dengan komposisi yang telah divariasikan, kemudian diaduk, dengan tujuan agar bahan yang telah
dicampur menjadi merata dengan bahan lain. Setelah bahan ini sudah tercampur rata, ditambahkan air secukupnya untuk merekatkan bahan supaya saling mengikat.
Penambahan air disini sangatlah berpengaruh pada proses pencetakan sampel.
3.4.6 Pencetakan
Bahan yang telah dicampur, kemudian dituang kedalam dua bentuk cetakan, yaitu cetakan silinder dan kubus. Cetakan silinder dengan diameter 5 cm digunakan
pada pengujian penyerapan air, densitas, kekerasan dan kuat tekan, dimana masing – masing pengujian digunakan 3 buah sample. Contoh sampel dalam bentuk silinder
dapat dilihat pada lampiran 3.2 . Cetakan kubus digunakan untuk pengujian kuat patah. Dalam pengujan kuat
patah sampel yang digunakan sebanyak 3 buah. Sampel berbentuk kubus yang sudah dicetak dapat dilihat pada lampiran 3.3.
3.4.7 Pengeringan sampel
Sample yang telah dicetak, dikeringkan pada suhu ruangan 27
o
C dan terhindar dari sinar matahari secara langsung untuk menghindari penguapan yang
relative cepat, atau dengan kata lain mengurangi kecepatan penguapan sehingga mencegah keretakan pada sampel. Pengeringan sampel dilakukan selama 28 hari.
3.5 Pengujian sampel
Setelah pengeringan sample selama 28 hari dilakukan pengujian fisis densitas dan penyerapan air dan mekanik kekerasan, kuat tekan dan kuat patah.
Universitas Sumatera Utara
3.5.1 Pengukuran Densitas
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Pengukuran densitas dilakukan menggunakan sampel bentuk silinder dengan membandingkan
massa sampel dan volume sampel. Pengujian dilakukan setelah batako dikeringkan selama 28 hari. jumlah bata yang diuji terdiri dari : 3 buah batako dengan 0
biosludge, 3 buah bata dengan campuran 2.5 biosludge, 3 buah bata dengan campuran 5 biosludge, 3 buah bata dengan campuran 7.5 biosludge, 3 buah bata
dengan campuran 10 biosludge dan 3 buah bata dengan campuran 12.5 biosludge. Pengujiannya dilakukan dengan menimbang massa benda kering dengan
neraca analitis dan mengukur volume sampel dengan mengukur diameter dan tebal sampel menggunakan jangka sorong, lalu dihitung densitasnya dengan menggunakan
persamaan 2.1.
3.5.2 Pengukuran Daya Serap Air
Uji penyerapan air dilakukan untuk mengetahui persen penyerapan air dari benda uji setelah direndan selama 24 jam. Uji penyerapan air menggunakan sampel
berbentuk silinder. Pengujian dilakukan setelah bata dikeringkan selama 28 hari. jumlah bata yang diuji terdiri dari : 3 buah batako dengan 0 biosludge, 3 buah
batako dengan campuran 2.5 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 5 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 7.5 biosludge, 3 buah batako dengan
campuran 10 biosludge dan 3 buah batako dengan campuran 12.5 biosludge. Pengujiannya dilakukan dengan menimbang massanya yang merupakan
massa kering dan kemudian direndam selama 24 jam lalu ditimbang massa basahnya dengan menggunakan neraca analitis. Kemudian dihitung daya serap airnya dengan
menggunakan persamaan 2.2.
3.5.3 Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan batako dilakukan untuk mengetahui kuat tekan hancur sampel yang diuji. Pengujian dilakukan setelah bata dikeringkan selama 28 hari.
jumlah bata yang diuji terdiri dari : 3 buah bata dengan 0 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 2.5 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 5 biosludge, 3
Universitas Sumatera Utara
buah bata dengan campuran 7.5 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 10 biosludge dan 3 buah batako dengan campuran 12.5 biosludge.
Pengujian tekanan dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine kapasitas 5000 kg gambar 3.5. Sampel yang akan diuji diukur diamaternya,
sehingga dapat dihitung luas permukaannya. Jarum penunjuk pada alat diatur sehingga menunjukkan angka nol. Beban diletakkan di atas sampel yang berbentuk silinder
sehingga pada alat tertera beban maksimal yang dapat ditahan benda sampai sampel retak. Kemudian dihitung kuat tekannya dengan menggunakan persamaan 2.3.
3.5.4 Pengujian Kuat Patah
Pengujian kuat patah batako dilakukan untuk mengetahui kuat patah sampel yang diuji. Pengujian kuat patah menggunakan sampel berbentuk balok Pengujian
dilakukan setelah batako dikeringkan selama 28 hari. jumlah batako yang diuji terdiri dari : 3 buah bata dengan 0 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 2.5
biosludge, 3 buah batako dengan campuran 5 biosludge, 3 buah bata dengan campuran 7.5 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 10 biosludge dan 3 buah
batako dengan campuran 12.5 biosludge. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan alat Universal Testing
Machine kapasitas 5000 kg gambar 3.5. Sampel yang akan diuji diukur diamaternya, sehingga dapat dihitung luas permukaannya. Jarum penunjuk pada alat diatur sehingga
menunjukkan angka nol. Beban diletakkan di atas sampel yang berbentuk balok sehingga pada alat tertera beban maksimal yang dapat ditahan benda sampai sampel
patah. Kemudian dihitung kuat patahnya dengan menggunakan persamaan 2.3.
3.5.5 Pengukuran Kekerasan
Kekerasan dapat juga didefinisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaan. Pengujian kekerasan menggunakan sampel berbentuk
silinder. Pengujian dilakukan setelah bata dikeringkan selama 28 hari. Jumlah batako yang diuji terdiri dari : 3 buah bata dengan 0 biosludge, 3 buah batako dengan
campuran 2.5 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 5 biosludge, 3 buah bata dengan campuran 7.5 biosludge, 3 buah batako dengan campuran 10 biosludge
dan 3 buah batako dengan campuran 12.5 biosludge.Pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan alat digital Equotip Hardness Tester, di mana hasil dapat
Universitas Sumatera Utara
langsung dibaca dan diperoleh dalam satuan HB Hardness of Brinnel. Masing- masing sampel diukur sampai tiga kali dan diambil rata-ratanya. Kekerasan
menyatakan ketahanan suatu bahan dalam menahan beban atau penetrasi penekanan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN