3.3 Variabel Eksperimen
3.3.1   Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian dalam pembuatan batako ringan ini adalah komposisi biosludge terhadap pasir : 0 : 80 ; 2.5 : 77.5 ; 5 : 75 ; 7.5 : 72.5 ; 10: 70 ;
100 : 0. Komposisi semen sebagai penguat konstan, yaitu 20  dari berat sampel dengan perbandingan semen dan agregat pasir dan biosludge  adalah 1 : 4.
3.3.2    Percobaan yang Diuji
a.  Sifat Fisis 1.  Densitas Density
2.  Daya serap air Water absorbtion b.  Sifat Mekanik
1.  Kuat Tekan Compressive Strength 2.  Kekerasan Hardness Strength
3.   Kuat Patah Bending Strength
3.4 Prosedur Pembuatan Sampel
3.4.1   Pengeringan limbah padat pulp biosludge
Limbah padat pulp yang diperoleh dari PT TPL Porsea berupa biosludge terlebih dulu dikeringkan dengan bantuan sinar matahari sampai tidak mengandung
air, agar bentuk padatan limbah ini mudah digiling atau dijadikan serbuk.
3.4.2    Penggilingan
Biosludge  yang  sudah  kering  kemudian  digiling  dengan  menggunakan  alat crusibel dengan tujuan menghasilkan butiran halus .
3.4.3   Pengayakan
Biosludge yang sudah digiling diayak dengan menggunakan alat ayakan jenis Retsch Test Sieve A Smell 150 micron, untuk memisahkan butiran kasar dan halus
dari hasil gilingan. Kemudian butiran halus ini lah yang akan digunakan untuk pembuatan sampel bata konstruksi. Hasil ayakan biosludge dengan ukuran 100 mesh.
Universitas Sumatera Utara
3.4.4    Penimbangan
Semua  bahan    ditimbang  dengan  menggunakan  neraca  analitik.  Komposisi pasir  dan  limbah  padat  biosludge  ditimbang  dengan  variasi  berbeda-beda  dari
komposisi  1  sampai  dengan  komposisi  6.  Pada  komposisi  1    80    pasir  dan  0 biosludge,  komposisi  2  77.5    pasir  dan  2,5    biosludge  begitu  seterusnya  sampai
dengan komposisi 6. Begitu juga semen ditimbang 20 untuk semua sampel
3.4.5    Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang, dilakukan pencampuran dengan komposisi yang  telah  divariasikan,  kemudian  diaduk,  dengan  tujuan    agar  bahan  yang  telah
dicampur menjadi merata dengan bahan lain. Setelah bahan ini sudah tercampur rata, ditambahkan  air  secukupnya  untuk  merekatkan  bahan  supaya  saling  mengikat.
Penambahan air disini sangatlah berpengaruh pada proses pencetakan sampel.
3.4.6    Pencetakan
Bahan  yang  telah  dicampur,  kemudian  dituang  kedalam  dua  bentuk  cetakan, yaitu  cetakan  silinder  dan  kubus.  Cetakan  silinder  dengan  diameter  5  cm  digunakan
pada pengujian penyerapan air, densitas, kekerasan dan kuat tekan, dimana masing – masing  pengujian  digunakan  3  buah  sample.    Contoh  sampel  dalam  bentuk  silinder
dapat dilihat pada lampiran 3.2 . Cetakan  kubus  digunakan  untuk  pengujian  kuat  patah.  Dalam  pengujan  kuat
patah sampel yang digunakan sebanyak 3 buah.  Sampel berbentuk kubus yang sudah dicetak dapat dilihat pada lampiran 3.3.
3.4.7    Pengeringan sampel
Sample  yang  telah  dicetak,  dikeringkan  pada  suhu  ruangan  27
o
C  dan terhindar  dari  sinar  matahari  secara  langsung  untuk  menghindari  penguapan  yang
relative  cepat,  atau  dengan  kata  lain    mengurangi  kecepatan  penguapan  sehingga mencegah keretakan pada  sampel. Pengeringan sampel dilakukan selama 28 hari.
3.5 Pengujian sampel