kurang  dari  90  jika  dibandingkan  dengan  kekuatan  beton  yang  menggunakan  air standarsuling. Mulyono, 2004
Air yang digunakan dapat berupa air tawar, air laut maupun air limbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan, yaitu:
1.  Air  tidak  boleh  mengandung  minyak,  asam,  alkali,  bahan  padat,  sulfat, klorida dan bahan lainnya yang dapat merusak beton. Sebaiknya digunakan
air yang dapat diminum. 2.  Air  yang  keruh  sebelum  digunakan  harus  diendapkan  selama  minimal  24
jam atau jika bisa, disaring terlebih dahulu.
Tabel. 2.3 Batas dan Izin Air Untuk Campuran Beton Kandungan air
Batas yang diizinkan
pH 4,5-8,5
Bahan Padat 2000 ppm
Bahan Terlarut 2000 ppm
Bahan Organic 2000 ppm
Minyak 2  berat semen
Sulfur 10000 ppm
Chlor Cl 10000 ppm
Sumber : Khairul Lakum 2009
Air digunakan untuk membuat adukan menjadi bubur kental dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain untuk dapat mengeras. Oleh karena
itu, air sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan pengerjaan bahan. Tanpa air, konstruksi bahan tidak akan terlaksana dengan baik dan sempurna.
2.7      Karakterisasi Bahan
Untuk  mengetahui  sifat-sifat  dan  kemampuan  suatu  material  maka  perlu dilakukan  pengujian.  Beberapa  jenis  pengujian    yang  dibahas  untuk  keperluan
Universitas Sumatera Utara
penelitian  ini  antara  lain:  pengujian  sifat  fisis  densitas  dan  daya  serap  air, pengujian sifat mekanis kuat tekan, kekerasan dan kuat patah.
2.7.1  Sifat Fisis 2.7.1.1 Densitas
Densitas merupakan ukuran kepadatan dari suatu material atau sering didefinisikan sebagai perbandingan antara massa m dengan volume v.
Secara matematis densitas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:    = Densitas gramcm
3
m = Massa sampel gram v  =  Volume sampel cm
3
2.7.1.2 Daya Serap Air
Besar kecilnya penyerapan air pada sampel sangat dipengaruhi oleh pori-pori atau  rongga.  Semakin  banyak  pori-pori  yang  terkandung  dalam  sampel  maka  akan
semakin  besar  pula  penyerapan  airnya  sehingga  ketahanannya  akan  berkurang. Pengukuran  daya  serap  air  merupakan  persentase  perbandingan  antara  selisih  massa
basah dengan massa kering. Daya serap air dirumuskan sebagai berikut :
Di mana : mb = massa basah benda uji gr mk = massa kering benda uji gr
2.7.2  Sifat Mekanik 2.7.2.1 Kuat Tekan
Kuat  tekan  suatu  material  didefinisikan  sebagai  kemampuan  material  dalam menahan  beban  atau  gaya  mekanis  sampai  terjadinya  kegagalan  failure.  Pengujian
Universitas Sumatera Utara
kuat  tekan  dapat  dilihat  pada  gambar  2.2.  Bentuk  sampel  uji  biasanya  berbentuk silinder.
Persamaan  untuk  pengujian  kuat  tekan  dengan  menggunakan  Universal  Testing Machine adalah sebagai berikut:
Dimana : F  = Beban maksimum N.
A = Luas bidang permukaan m
2
= 4
π d
2
d  = diameter silinder m.
2.7.2.2. Kuat Patah Bending Strength
Pengukuran kuat patah bending strength dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Sijabat K, 2007:
σ
f
=
2
2 3
bh PL
2.4 2.4
2.4 2.4
Di mana:
σ
f
= Kuat Patah Ncm
2
P  = Beban maksimum yang diberikan kgf L  = Jarak kedua titik tumpu cm
b, h = Lebar dan tinggi benda uji cm.
Universitas Sumatera Utara
Skematis pengujian kuat patah dapat dilihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Skematis pengujian kuat patah 2.7.2.3. Kekerasan
Kekerasan Hardness adalah salah satu sifat mekanik Mechanical properties dari  suatu  material.  Kekerasan  suatu  material  harus  diketahui  khususnya  untuk
material  yang  dalam  penggunaanya  akan  mangalami  pergesekan  frictional  force. Kekerasan  didefinisikan  sebagai  kemampuan  suatu  material  untuk  menahan  beban
identasi  atau  penetrasi  penekanan.  Di  dunia  teknik,  umumnya  pengujian  kekerasan menggunakan  4  macam  metode  pengujian  kekerasan,  yakni:  Brinnel,  Rockwell,
Vickers dan Micro Hardness jarang sekali dipakai. Pengujian  kekerasan  yang  dipakai  pada  penelitian  ini  adalah  metode  Brinnel
yang bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material  terhadap  bola  baja  identor  yang  ditekankan  pada  permukaan  material  uji
tersebut  speciment.  Idealnya,  pengujian  Brinnel  diperuntukkan  bagi  material  yang memiliki  kekerasan  Brinnel  sampai  400  HB,  jika  lebih  dari  nilai  tersebut  maka
disarankan menggunakan metode pengujian Rockwell ataupun Vickers. Untuk semua jenis baja lama pengujian adalah 15 detik sedang untuk material
bukan  besi  lama  pengujian  adalah  30  detik.  Kekerasan  menyatakan  ketahanan  suatu
bahan untuk menahan beban atau penetrasi penekanan.
Pada  metoda  Brinnel,  sebuah  peluru  baja  ditekankan  pada  permukaan  benda uji  yang  licin  dengan  suatu  gaya  tertentu.  Metode  Brinnel  tidak  dapat  dipakai  untuk
bahan-bahan  yang  sangat  keras,  oleh  karena  peluru  baja  yang  dikeraskan  itu  terlalu banyak  berubah  bentuknya,  yang  memberikan  hasil  yang  tidak  dapat  diandalkan.
G.L.J Van Vliet, 1984
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1.   Alat Penggiling Crusibel Berfungsi untuk pembutiran biosludge
2.  Mixer Berfungsi untuk mengaduk semua bahan agar bersifat homogen
3.   Cetakan kubus dan silinder Cetakan kubus panjang = 11,15 cm dan lebar = 2,35 cm
Cetakan silinder diameter = 5 cm Berfungsi sebagai tempat untuk mencetak sampel batako
4.  Jangka sorong Berfungsi untuk mengukur diameter, panjang, lebar, dan tinggi sampel
batako 5.  Neraca analitis
Berfungsi untuk menimbang bahansampel batako 6.  Ayakan 100 mesh
Berfungsi untuk menghaluskan bahan biosludge dan pasir 7.  Wadah
Berfungsi sebagai tempat pengolahan sampel batako 8.  Alat Uji Kuat Patah
Berfungsi untuk menguji kekuatan patah sampel 9.  Alat  Uji  Kekerasan  Equtip  Hardness  Tester  zurich  switzerland  SN
716-0915 Berfungsi untuk menguji kekerasan sampel batako
10. Alat Uji Kuat Tekan Universal Testing Machine Berfungsi untuk menguji kekuatan tekan sampel batako
Universitas Sumatera Utara