Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN ADOLINA, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV,
SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

RIO ELVANDARI LUBIS
A24110003

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PT Perkebunan
Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

Rio Elvandari Lubis
NIM A24110003

ABSTRAK
RIO ELVANDARI LUBIS. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) di Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai,
Sumatera Utara. Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH.
Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
pemahaman dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Kegiatan magang
dilaksanakan di Kebun Adolina, PTPN IV. Dalam pelaksanaan magang,
manajemen panen dalam kegiatan panen kelapa sawit diutamakan untuk diamati
dan dipelajari. Pengamatan dalam manajemen panen terdiri atas: rotasi panen,
kerapatan panen, taksasi produksi harian, kebutuhan tenaga panen, kriteria matang
panen, kapasitas pemanen, mutu buah dan pengangkutan buah ke pabrik kelapa

sawit. Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif menggunakan rata-rata,
persentase dan standar deviasi (statistik deskriptif) serta uji t-student (komparasi).
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa manajemen panen kelapa sawit di
Kebun Adolina perlu ditingkatkan. Hal ini karena kapasitas pemanen yang lebih
rendah dari standar perusahaan dan tingginya persentase produksi buah yang tidak
bermutu. Rendahnya kapasitas pemanen berpengaruh terhadap perhitungan
kebutuhan tenaga panen dan terganggunya rotasi panen. Rotasi panen yang
terganggu berpengaruh terhadap tingginya persentase produksi buah yang tidak
bermutu. Kebun Adolina telah melaksanakan taksasi kerapatan panen yang cukup
akurat terhadap kerapatan panen realisasi. Keakuratan taksasi kerapatan panen
terhadap kerapatan panen realisasi berpengaruh terhadap keakuratan taksasi
produksi harian serta perhitungan kebutuhan tenaga panen dan angkutan panen.
Kata kunci: kapasitas pemanen, kelapa sawit, manajemen panen, tenaga panen

ABSTRACT
RIO ELVANDARI LUBIS. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis
Jacq.) in Adolina Estate, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, North
Sumatera. Supervised by ADOLF PIETER LONTOH.
Internship aims to improve the ability and comprehension in the
management of oil palm plantation. Internship implemented in Adolina Estate,

PTPN IV. In the implementation of internship, harvest management in the oil
palm harvesting was accentuated to observed and studied. Observation in harvest
management consists of harvest rotation, harvest density, assessed daily
production, harvester requirements, criteria of ripe harvest, harvester capacity,
quality fruit, and transporting the fruit to oil palm mill. Data from observation
were analyzed quantitatively using the average, percentage, and standard
deviation (descriptive statistics) as well as the t-student test (comparison). The
results from analyzed showed that harvest management of oil palm in Adolina
Estate need to be improved. It is due to harvester capacity is lower of standard

company and the high production percentage of fruits have not quality. The low
capacity of harvesters affect the calculation of harvester requirements and
disruption of harvest rotation. Harvest rotation is disturbed affect the high
production percentage of fruits have not quality. Adolina Estate has implemented
assessed harvest density quite accurately to the realization of the harvest density.
The accuracy of the assessed harvest density to realization of harvest density
affect the accuracy of the assessed daily production as well as calculation of
harvester requirements and transport harvest.
Key words: harvester capacity, harvest management, oil palm, harvester


MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN ADOLINA, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV,
SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

RIO ELVANDARI LUBIS
A24110003

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Topik yang dipilih dalam kegiatan
magang yang dilaksanakan sejak 9 Februari hingga 8 Juni 2015 adalah Aspek
Agronomi Kelapa Sawit, dengan judul Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang
Bedagai, Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga atas bimbingan, doa dan kasih sayang
selama penulis menjalankan program studi sarjana dan menyelesaikan skripsi
ini
2. Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dan memberikan saran yang bermanfaat, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan
3. Bapak Dr Ir Abdul Qadir, MSi selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama menjalankan program studi sarjana
4. Bapak Dr Ir Supijatno, MSi dan Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku penguji skripsi
yang telah memberikan saran yang bermanfaat, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan
5. Ibu Ir Nurmala Dewi Hasibuan, MM selaku Kepala Bagian Sumber Daya
Manusia PT Perkebunan Nusantara IV yang telah memberikan izin lokasi
magang

6. Bapak Ir Erry Sukartono Surasno selaku Manajer dan Drs Rabiullah Harahap
selaku Kepala Dinas Tanaman Unit Usaha Adolina, PTPN IV yang telah
memberikan izin pelaksanaan magang
7. Bapak Surya Xico Marpaung, SP selaku pembimbing lapang di Kebun
Adolina, PTPN IV yang telah membimbing dan membantu penulis selama
melakukan kegiatan magang
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2015

Rio Elvandari Lubis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit
Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Pemanenan Kelapa Sawit
METODE MAGANG
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Analisis Data
KEADAAN UMUM
Letak Geografi dan Wilayah Administratif
Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Keadaan Iklim dan Tanah
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
PEMBAHASAN
Rotasi Panen
Kerapatan Panen

Taksasi Produksi Harian
Kebutuhan Tenaga Panen
Kriteria Matang Panen
Kapasitas Pemanen
Mutu Buah
Pengangkutan Buah ke PKS
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

xi
xii
xii
1
1
2
2

2
3
3
6
6
6
7
8
8
8
9
9
10
12
13
13
31
32
32
33

34
34
35
35
36
36
37
37
37
38
39
50

DAFTAR TABEL
1 Kriteria tingkat kematangan tandan buah
2 Kriteria tingkat kematangan tandan buah di Kebun Adolina

4
8


3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Luas areal tanaman setiap afdeling di Kebun Adolina
Jarak tanam di Kebun Adolina
Ketenagakerjaan Unit Usaha Adolina
Kriteria penunasan berdasarkan umur tanaman di Kebun Adolina
Rotasi panen Afdeling 2 Kebun Adolina
Kerapatan panen Afdeling 2 Kebun Adolina
Taksasi produksi harian Afdeling 2 Kebun Adolina
Jumlah tenaga panen di Afdeling 2 Kebun Adolina
Kebutuhan tenaga panen di Afdeling 2 Kebun Adolina
Kebutuhan angkutan panen di Afdeling 2 Kebun Adolina
Kriteria matang panen di Kebun Adolina berdasarkan brondolan
yang jatuh di piringan atau sekitar tanaman
Kebutuhan waktu pengangkutan buah per trip Afdeling 2 Kebun Adolina
Kapasitas pemanen di Kebun Adolina
Hasil uji-t kapasitas pemanen rata-rata terhadap kapasitas pemanen
standar perusahaan
Mutu buah hasil panen Afdeling 2 Kebun Adolina
Basis borong panen Kebun Adolina
Nilai premi panen berdasarkan status pemanen di Kebun Adolina
Nilai denda panen berdasarkan kesalahan-kesalahan dalam kegiatan
Panen di Kebun Adolina

9
10
12
14
20
21
21
22
22
23
27
27
28
29
29
30
30
30

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7

Perbandingan antara produktivitas tanaman di Kebun Adolina dengan
potensi produktivitas menurut PPKS pada kelas kesesuaian lahan S3
Kegiatan injeksi batang di Kebun Adolina
Kegiatan penyemprotan hama ulat di Kebun Adolina
Kegiatan pengendalian gulma secara kimia di Kebun Adolina
Kegiatan pemupukan dolomite di Kebun Adolina
Struktur organisasi panen Kebun Adolina, PTPN IV
Kegiatan panen di Kebun Adolina

11
15
16
17
19
24
26

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di Kebun Adolina,
PTPN IV
2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun
Adolina, PTPN IV
3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten tanaman di
Kebun Adolina, PTPN IV
4 Peta lokasi Unit Usaha Adolina, PTPN IV
5 Data curah hujan tahun 2010 hingga 2014 Kebun Adolina, PTPN IV
6 Data produksi tahun 2010 hingga 2014 Kebun Adolina, PTPN IV
7 Struktur organisasi Unit Usaha Adolina, PTPN IV

40
41
42
46
47
48
49

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili
Palmae dan berasal dari Afrika Barat, meskipun demikian ada yang menyatakan
bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak
ditemukan spesies kelapa sawit di hutan Brazil dibandingkan dengan Afrika. Pada
kenyataannya, tanaman kelapa sawit tumbuh subur di luar daerah asalnya, seperti:
Indonesia, Malaysia, Thailand dan Papua Nugini (Fauzi et al. 2012). Di Indonesia,
kelapa sawit tumbuh subur dan mengalami perluasan areal. Hal ini terlihat dari
laju pertumbuhan rata-rata luas areal kelapa sawit selama 2004-2014 sebesar
7.67% tahun-1 dengan luas areal tahun 2014 sebesar 10 956 231 ha (Ditjenbun
2015).
Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup
tinggi karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Minyak
nabati dihasilkan dari buah kelapa sawit, baik dalam bentuk tandan buah segar
(TBS) maupun brondolan. TBS dan brondolan diolah di unit ekstraksi menjadi
produk setengah jadi yang berbentuk minyak kelapa sawit (crude palm oil) dan
kernel kelapa sawit (palm kernel oil). Minyak kelapa sawit dan kernel kelapa
sawit dapat diolah menjadi bermacam-macam produk lanjutan dengan bermacammacam kegunaan. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai
nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makan.
Permintaan minyak makan di dalam dan luar negeri yang tinggi merupakan
indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa
(Fauzi et al. 2012). Hal tersebut terlihat dari laju pertumbuhan rata-rata volume
ekspor kelapa sawit khususnya CPO selama 2003-2014 sebesar 12.94% tahun-1
dan volume ekspor CPO tahun 2013 yang telah mencapai 20 580 000 ton dengan
nilai US $15.84 milyar (Ditjenbun 2015).
Produksi kelapa sawit yang baik harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan
minyak nabati yang terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan
peningkatan pendapatan domestik bruto. Untuk mendapatkan produksi yang baik,
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi harus dipahami dan diusahakan pada
tingkat yang optimal (Pahan 2013). Faktor-faktor tersebut adalah teknik budidaya
yang baik, mulai dari pembukaan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan,
pemanenan dan penanganan pasca panen.
Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen
juga merupakan faktor penting dalam pencapaian produksi. Keberhasilan panen
sangat tergantung pada pemanen dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang
digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta faktor pendukung lainnya
seperti: organisasi panen yang baik, keadaan areal dan insentif yang disediakan
(Lubis 2008). Menurut Fadli et al. (2006), panen adalah kegiatan pemotongan
tandan buah dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Urutan kegiatan panen
tersebut antara lain: pemotongan pelepah, pemotongan TBS, pengutipan
brondolan, pengangkutan TBS dan brondolan ke tempat pengumpulan hasil (TPH)
serta pengangkutan TBS dan brondolan ke pabrik kelapa sawit (PKS).

2
Tujuan utama kegiatan panen kelapa sawit yaitu mencapai produktivitas
TBS dan kandungan minyak yang tinggi serta mutu produksi yang baik berupa
asam lemak bebas (ALB) atau free fatty acid (FFA) yang rendah. Manajemen
panen kelapa sawit yang baik merupakan hal yang perlu dilakukan untuk
pencapaian tujuan utama tersebut (Pahan 2013). Komponen-komponen dalam
manajemen panen tersebut antara lain: persiapan panen, organisasi panen,
pelaksanaan panen dan pengawasan panen.

Tujuan
Tujuan umum kegiatan magang adalah meningkatkan kemampuan dan
pemahaman mahasiswa baik secara teknis maupun manajerial dalam pengelolaan
perkebunan kelapa sawit. Tujuan khusus kegiatan magang adalah mengetahui dan
mempelajari manajemen panen dalam kegiatan panen kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Afrika Barat.
Tanaman ini merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati (Fauzi et al.
2012). Menurut Pahan (2013), kelapa sawit termasuk kelas Angiospermae, ordo
Monocotyledonae, famili Arecaceae (dahulu disebut Palmae), subfamili
Cocoideae, genus Elaeis dan spesies Elaeis guineensis Jacq.
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang
dan daun, sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembang-biakan
terdiri atas bunga dan buah.
Tanaman kelapa sawit berakar serabut, tidak berbuku, ujungnya runcing
dan berwarna putih atau kekuningan. Akar tanaman kelapa sawit sangat kuat
karena tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder,
tertier dan kuarter. Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah sampai batas
permukaan air tanah. Akar sekunder, tertier dan kuarter tumbuh sejajar dengan
permukaan air tanah. Akar tertier dan kuarter menuju ke lapisan atas atau ke
tempat yang mengandung unsur hara (Fauzi et al. 2012).
Batang tanaman kelapa sawit umumnya tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda terjadi pembentukan batang yang melebar
tanpa terjadi pemanjangan internodia (ruas). Pada batang terdapat pangkal
pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun
telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih
tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang tampak berwarna hitam
beruas (Sunarko 2007).
Daun tanaman kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk, bersirip
genap dan bertulang sejajar. Daun-daun membentuk satu pelepah yang
panjangnya sekitar 7.5-9 m. Jumlah anak daun di setiap pelepah berkisar antara

3
250-400 helai. Jumlah pelepah, panjang pelepah dan anak daun bergantung pada
umur tanaman. Tanaman yang berumur tua memiliki jumlah pelepah yang lebih
sedikit dibandingkan tanaman yang masih muda, tetapi tanaman yang berumur tua
memiliki pelepah yang lebih panjang dan anak daun yang lebih banyak.
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman monoecious. Bunga jantan dan
bunga betina kelapa sawit terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang
sama. Bunga tanaman kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri atas
kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang membentuk spiral. Bunga
muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun hanya dapat menghasilkan satu
infloresen (Fauzi et al. 2012).
Tanaman kelapa sawit memiliki buah yang secara botani digolongkan
sebagai buah drupe (Pahan 2013). Menurut Fauzi et al. (2012), buah kelapa sawit
terdiri atas dua bagian utama yaitu bagian pertama adalah perikarpium yang terdiri
atas epikarpium dan mesokarpium, sedangkan yang kedua adalah biji yang terdiri
atas endokarpium, endosperm dan lembaga atau embrio. Epikarpium adalah kulit
buah yang keras dan licin, sedangkan mesokarpium yaitu daging buah yang
berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen paling tinggi.
Endokarpium merupakan tempurung berwarna hitam dan keras. Endosperm atau
disebut juga kernel merupakan penghasil minyak kernel sawit (palm kernel oil),
sedangkan lembaga atau embrio merupakan bakal tanaman.

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di
sekitar 12o LU dan 12o LS. Curah hujan optimum berkisar 2 000-2 500 mm
tahun-1 dengan penyebaran merata sepanjang tahun. Suhu optimum sekitar 24-28
o
C. Lama penyinaran optimum sekitar 5-7 jam hari-1. Kelembaban optimum
sekitar 80% dan kecepatan angin sekitar 5-6 km jam-1.
Kelapa sawit tumbuh baik pada lahan dengan ketinggian 0-500 m di atas
permukaan laut dan kemiringan lereng 0-12o atau 21%. Kelapa sawit dapat
tumbuh di berbagai jenis tanah, seperti: podsolik, latosol, hidromorfik kelabu,
alluvial atau regosol. Kelapa sawit tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur,
berdrainase baik, permeabilitas sedang, mempunyai solum yang tebal sekitar 80
cm tanpa lapisan padas dan pH berkisar 5-5.5 (Fauzi et al. 2012).

Pemanenan Kelapa Sawit
Panen
Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan
tanaman kelapa sawit. Selain bahan tanaman dan pemeliharaan tanaman, panen
juga merupakan faktor penting dalam pencapaian produksi. Panen adalah kegiatan
pemotongan tandan buah dari pohon hingga pengangkutan ke PKS (Fadli et al.
2006). Menurut Fauzi et al. (2012), pelaksanaan panen tidak secara sembarang,
perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu sebab tujuan panen kelapa sawit
adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas minyak
yang baik. Menurut Fadli et al. (2006), keberhasilan panen didukung oleh

4
pengetahuan pemanen seperti: persiapan panen, kriteria matang panen, cara
panen, rotasi panen dan sistem panen serta sarana panen. Keseluruhan faktor ini
saling bersinergi yang tak terpisahkan satu dengan yang lain.
Persiapan panen. Menurut Pahan (2013), persiapan panen yang baik akan
menjamin tercapainya target produksi dengan biaya panen seminimal mungkin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam mempersiapkan pelaksanaan panen
adalah persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga panen, pembagian seksi atau
kapveld panen dan penyediaan alat-alat kerja.
Kriteria matang panen. Kriteria matang panen merupakan indikasi yang
dapat membantu pemanen agar memotong buah pada saat yang tepat. Parameter
yang digunakan dalam menentukan kriteria matang panen adalah perubahan
warna dan brondolan yang lepas dari tandan. Kriteria umum yang banyak
digunakan adalah brondolan yang lepas dari tandan, yaitu 2 brondolan kg-1 untuk
tandan yang memiliki berat >10 kg dan 1 brondolan kg-1 untuk tandan yang
memiliki berat ≤10 kg (Fadli et al. 2006). Menurut Lubis (2008), tingkat
kematangan tandan buah atau dikenal sebagai fraksi ditentukan berdasarkan
kriteria jumlah brondolan lepas (Tabel 1).
Tabel 1. Kriteria tingkat kematangan tandan buah
Fraksi
Brondolan Lepas dari Tandan Buah
00
Belum ada
0

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Studi Keanekaragaman Jenis Serangga Di Areal Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pada Berbagai Umur Tanaman Di PTPN III Kebun Huta Padang

0 37 81

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Pengelolaan panen kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina, PTP Nusantara IV Persero, Sumatera Utara

2 44 59

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina PTPN IV Persero, Serdang Bedagai, Sumatera Utara

13 73 41

Pengelolaan Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Adolina, Pt Perkebunan Nusantara Iv, Serdang Bedagai, Sumatera Utara

2 15 70