Pengelolaan Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Adolina, Pt Perkebunan Nusantara Iv, Serdang Bedagai, Sumatera Utara

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN
MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN ADOLINA, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV,
SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA
A24110145

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan
Pemupukan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di
Kebun Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara

adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015

Andreas Ranto Pandapotan Silitonga
NIM A24110145

ABSTRAK
ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA. Pengelolaan Pemupukan
Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun
Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Dibimbing oleh ADOLF PIETER LONTOH.
Pemupukan kelapa sawit yang efektif dan efisien harus memenuhi prinsip
5T (Tepat Dosis, Tepat Waktu, Tepat Cara, Tepat Tempat, dan Tepat Jenis).

Secara umum, pemupukan di Kebun Adolina belum sepenuhnya memenuhi
kaidah 5T. Ketepatan dosis belum sepenuhnya tepat, hanya mencapai 74.72%.
Ketepatan waktu dan tempat masih belum sepenuhnya tepat. Ketepatan cara
pemupukan hanya sebesar 63.33%. Ketepatan jenis pemupukan sudah memenuhi
rekomendasi PPKS. Defisiensi unsur hara masih ditemukan pada tanaman
menghasilkan kelapa sawit di Kebun Adolina. Kehilangan pupuk Dolomit di
Kebun Adolina ditemukan pada saat kegiatan pemupukan. Kebutuhan dan
penggunaan tenaga kerja pemupukan di Kebun Adolina sudah efektif tetapi
kesadaran dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja masih
rendah. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa jika luas areal tanaman
menghasilkan semakin meningkat maka produktivitas akan semakin menurun,
jumlah pupuk semakin meningkat maka produksi dan produktivitas TBS akan
semakin meningkat, dan jumlah pupuk semakin meningkat maka produksi TBS
akan semakin meningkat walaupun curah hujan menurun.
Kata kunci: Kelapa sawit, ketepatan pemupukan, pengelolaan pemupukan

ABSTRACT
ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA. Fertilization Management of
Oil Palm Mature Plant at Adolina Estate, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang
Bedagai, North Sumatera. Supervised by ADOLF PIETER LONTOH.

The effective and efficient of the oil palm fertilization should accordance
the five accuracy (accuracy of dosage, time, fertilization method, place, and type).
Generally the fertilization in Adolina Estate was not fully accordance with the five
accuracy. The accuracy of dosage yet fully right, it is only reached 74.72% . The
accuracy of timeliness and fertile spot yet fully right. The accuracy of fertilization
method was 63.33%. The accuracy of ferlilization type was accordance with
Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI) recommendation. Nutrient
deficiency is still found in plants to produce palm oil in Adolina Estate. Loss of
Dolomite fertilizer in Adolina Estate discovered during fertilization. The need and
use of labor for application in Adolina Estate been effective but awareness in the
use of personal protective equipment (PPE) when working still low. Correlation
test results showed that if the area of mature plant increases, the productivity will
decrease, the amount of fertilizer increases, production and productivity of FFB
will increase, and the amount of fertilizer increases, the production of FFB will
increase despite declining rainfall.
Key words: Accuracy of fertilization, fertilization management, oil palm

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN
MENGHASILKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI KEBUN ADOLINA, PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV,

SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

ANDREAS RANTO PANDAPOTAN SILITONGA
A24110145

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA

Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Pengelolaan Pemupukan
Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun
Adolina, PT Perkebunan Nusantara IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara dapat
diselesaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai syarat untuk
kelulusan S1 di Departeman Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh
keluarga besar atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Bapak Ir
Adolf Pieter Lontoh, MS selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
dukungan, arahan, dan bimbingan selama pelaksanaan magang dan penyusunan
skripsi. Bapak Dr Ir Supijatno MSi dan Bapak Dr Ir Ade Wachjar MS selaku
penguji dan wakil urusan yang telah memberikan arahan, bimbingan dan saran
selama pelaksanaan ujian skripsi. Bapak Ir Erry Sukartono selaku manajer unit
usaha Kebun Adolina, Bapak Drs Rabiullah Harahap selaku Kepala Dinas
Tanaman, terutama kepada Bapak Surya Xico Marpaung, SP selaku Asisten
Afdeling II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan selama
pelaksanaan magang dan semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penyusunan skripsi ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang

dapat membangun ke arah yang lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, September 2015

Andreas Ranto Pandapotan Silitonga

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ix

DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan Magang

2

TINJAUAN PUSTAKA

2

Botani Kelapa Sawit

2

Syarat Tumbuh


3

Pemupukan

4

Jenis Pupuk

6

Cara Pemupukan

6

METODE MAGANG

6

Tempat dan Waktu


6

Metode Pelaksanaan

6

Pengamatan dan Pengumpulan Data

7

Analisis Data dan Informasi

8

KEADAAN UMUM

8

Letak Geografis Kebun


8

Keadaan Iklim dan Tanah

8

Luas Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

8

Keadaan Tanaman dan Produksi

9

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

10

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG


11

Aspek Teknis

11

Aspek Manajerial

28

PEMBAHASAN

29

Konsep Pemupukan

29

Tepat Dosis

29

Tepat Jenis

30

Tepat Cara

31

Tepat Waktu

31

Tepat Tempat

32

Prestasi Kerja Penabur

32

Defisiensi Unsur Hara

33

Korelasi Luas Lahan terhadap Produktivitas TBS

33

Korelasi Kebutuhan Pupuk terhadap Produksi dan Produktivitas TBS

34

Korelasi Curah Hujan terhadap Kebutuhan Pupuk dan Produksi TBS

34

Kehilangan Pupuk

34

Penggunaan Alat Pelindung Diri

35

KESIMPULAN DAN SARAN

36

Kesimpulan

36

Saran

36

DAFTAR PUSTAKA

37

LAMPIRAN

39

RIWAYAT HIDUP

53

DAFTAR TABEL
1 Produksi dan produktivitas TBS di Kebun Adolina tahun 2009-2014
2 Uji korelasi antara luas areal TM tahun 2009-2014 terhadap produktivitas
TBS tahun 2009-2014
3 Jumlah tenaga kerja di Kebun Adolina
4 Kritera matang tandan buah di Kebun Adolina
5 Luas kapveld panen Afdeling II Kebun Adolina
6 Jenis pupuk dan kandungan unsur hara pada pupuk di Kebun Adolina tahun
2014
7 Rencana dan realisasi pemupukan di Kebun Adolina tahun 2014
8 Uji korelasi antara realisasi jumlah kebutuhan pupuk tahun 2012-2013
terhadap produksi dan produktivitas TBS tahun 2013-2014
9 Curah hujan di Kebun Adolina tahun 2014
10 Rencana dan realisasi waktu aplikasi pemupukan di Kebun Adolina
tahun 2014
11 Pengamatan ketepatan tempat pemupukan Dolomit
12 Uji korelasi antara curah hujan tahun 2012-2013 terhadap jumlah
kebutuhan pupuk tahun 2012-2013 dan produksi TBS tahun 2010-2014
13 Prestasi kerja penabur pemupukan Dolomit
14 Status hara tanaman menghasilkan di Kebun Adolina tahun 2014
Berdasarkan hasil LSU

9
9
10
13
13
22
22
23
24
24
25
25
26
26

DAFTAR GAMBAR
1 Kegiatan penunasan
2 Kegiatan penyusunan pelepah
3 Kegiatan pemanenan
4 Kegiatan chemist piringan
5 Pembersihan pakis
6 Pembuatan lubang injeksi
7 Injeksi dengan alat suntik
8 Aplikasi tandan kosong di lapangan
9 Aplikasi limbah cair
10 Penyimpanan pupuk
11 Kegiatan pemuatan pupuk di gudang
12 Kegiatan pengeceran pupuk
13 Kegiatan pelangsiran pupuk
14 Kegiatan pengambilan pupuk dari supply point
15 Pengamatan ketepatan dosis pemupukan Dolomit
16 Pengamatan ketepatan cara pemupukan Dolomit

12
12
14
15
15
16
16
17
18
19
19
20
20
21
21
23

DAFTAR LAMPIRAN
1 Jurnal harian sebagai karyawan harian lepas (KHL) di Kebun Adolina,
PTPN IV
2 Jurnal harian sebagai pendamping mandor di Kebun Adolina, PTPN IV
3 Jurnal harian sebagai pendamping asisten di Kebun Adolina, PTPN IV
4 Peta citra satelit Kebun Adolina
5 Struktur organisasi di Kebun Adolina
6 Data curah hujan tahun 2010 – 2014 Kebun Adolina
7 Produksi dan produktivitas TBS tahun 2010 – 2014 Kebun Adolina

40
42
44
49
50
51
52

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup
penting dalam pembangunan nasional dan menduduki peringkat ketiga
penyumbang devisa non-migas terbesar setelah karet dan kopi (Sastrosayono
2003). Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun
ke tahun, terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama
2004-2014 sebesar 7.67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata
11.09% per tahun. Luas areal kelapa sawit tahun 2014 mencapai 10.9 juta ha
dengan produksi 29.3 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya
milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4.55 juta ha atau 41.55% dari total luas
areal, milik negara (PTPN) seluas 0.75 juta ha atau 6.83% dari total luas areal,
milik swasta seluas 5.66 juta ha atau 51.62%, swasta terbagi menjadi 2 yaitu
swasta asing seluas 0.17 juta ha atau 1.54% dan sisanya lokal. Volume ekspor
CPO pada tahun 2014 mencapai 21.7 juta ton atau meningkat 500 000 ton
dibandingkan pada tahun 2013 yang mencapai 21.2 juta ton (Ditjenbun 2015).
Pengelolaan perkebunan kelapa sawit telah dimulai dari pembukaan
perkebunan, pembibitan, penanaman untuk panen. Indikator yang digunakan
dalam pengelolaan perkebunan adalah pemilihan tanah, bahan tanam, manajemen
teknis, manajemen saat panen, dan peduli lingkungan. Jika manajemen dilakukan
dan dilaksanakan dengan baik yang direkomendasikan mekanisme yang tepat
akan meningkatkan produktivitas tandan buah segar (TBS), efisiensi kerja dan
pembiayaan (Salmiyati et al. 2013).
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit memegang peranan sangat penting
untuk mencapai produktivitas yang optimal, lebih dari 50% biaya tanaman
digunakan untuk pemupukan. Kelapa sawit yang saat ini dikembangkan umumnya
sangat responsif terhadap pemupukan (Hakim 2007).
Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam
tanah agar tanaman dapat menyerapmya sesuai dengan kebutuhan. Pemupukan
yang baik mampu meningkatkan produksi hingga mencapai produktivitas yang
standar sesuai dengan kelas kesesuaian lahannya. Pemupukan dapat mendukung
produktivitas tanaman kelapa sawit, mengingat kelapa sawit tergolong tanaman
yang konsumtif terhadap unsur hara. Pemupukan harus memperhatikan beberapa
hal diantaranya daya serap akar, cara pemberian dan penempatan pupuk, waktu
pemberian, jenis dan dosis pupuk (Fauzi et al. 2012).
Keberhasilan suatu usaha perkebunan kelapa sawit tidak terlepas dari faktor
efisiensi. Peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan usaha menekan biaya per
satuan output serendah mungkin, tanpa mengurangi hasil maupun mutu yang
dicapai. Salah satu alternatif tindakan efisiensi biaya pemupukan yang dapat
dilakukan adalah meningkatkan keefektifan pemupukan di lapangan. Efisiensi dan
keefektifan pemupukan dipengaruhi oleh metode pemberian pupuk yang
digunakan. Ketepatan dosis dan waktu aplikasi juga sangat menentukan efisiensi
pemupukan (PPKS 2003).
Keefektifan pemupukan berhubungan dengan persentase hara pupuk yang
diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk

2
diserap tanaman sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan
antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang
dihasilkan. Kebutuhan unsur hara tanaman dapat tercukupi dengan tepat apabila
sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan unsur hara
tanaman tersebut melalui analisis tanah dan daun (Pahan 2013).
Tujuan Magang
Kegiatan magang ini secara umum bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan dan pengalaman kerja secara nyata dalam suatu perusahaan
perkebunan kelapa sawit baik secara teknis maupun manajerial. Tujuan khusus
dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari dan meningkatkan
pengetahuan dalam pengelolaan pemupukan tanaman kelapa sawit, mencakup
efisiensi dan keefektifan pemupukan yang dilaksanakan oleh perusahaan.

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman paku
yang menghasilkan salah satu jenis minyak nabati yang berasal dari benua Afrika.
Klasifikasi tanaman kelapa sawit menurut Pahan (2013) adalah sebagai berikut :
Divisi
: Embrophyta Siphonagama
Sub divisi
: Pteropsida
Kelas
: Angiospermae
Ordo
: Monocotyledonae
Famili
: Arecaceae
Sub family
: Cocoidae
Genus
: Elaeis
Spesies
: 1. E. guineensis Jacq.
2. E. oleifera (H.B.K) Cortes
3. E. odora
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil dengan sistem akar serabut.
Sistem akar serabut terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner.
Akar primer umumnya berdiameter 6-10 mm, keluar dari pangkal batang dan
menyebar secara horizontal. Akar primer bercabang membentuk akar sekunder
yang diameternya 2-4 mm. Akar sekunder bercabang membentuk akar tersier
yang berdiameter 0.7-1.2 mm dan umumnya bercabang lagi membentuk akar
kuarterner dengan diameter 0.1-0.3 mm dan panjang hanya 1-4 mm serta tidak
mengandung lignin (Pahan 2013). Kedalaman perakaran tanaman kelapa sawit
bisa mencapai 8 meter dan 16 meter secara horizontal (Sunarko 2008).
Tanaman kelapa sawit memiliki batang yang tumbuh lurus, berbentuk
silinder, tidak bercabang, dan tidak mempunyai kambium. Batang diselimuti oleh
pangkal pelepah daun tua sampai kira-kira umur 11-15 tahun. Batang masih
tertutup oleh sisa pelepah sampai dengan tanaman berumur 12 tahun, kemudian

3
bekas pelepah daun akan rontok mulai dari bagian tengah batang hingga meluas
ke atas dan ke bawah. Pertumbuhan panjang batang bervariasi antara 35-75 cm
tahun-1 bergantung pada keadaan lingkungan tumbuh dan keragaman genetik.
Batang kelapa sawit memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai struktur yang
mendukung daun, bunga dan buah, sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air
dan hara mineral dari akar serta hasil fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah,
serta kemungkinan juga berfungsi sebagai organ penimbunan zat makanan (Pahan
2013).
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu kumpulan anak daun
(leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib),
ranchis yang merupakan tempat anak daun melekat, tangkai daun (petiole) yang
merupakan bagian antara daun dan batang, dan seludang daun (sheath) yang
berfungsi sebagai pelindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.
Daun kelapa sawit adalah daun majemuk yang terdiri atas pelepah dengan panjang
berkisar 7-9 m. Jumlah anak daun setiap pelepah berkisar antara 250-400 helai.
Daun muda dan masih kuncup berwarna kuning pucat (Fauzi et al. 2012). Jumlah
produksi daun berkisar 30-40 daun per tahun pada pohon yang berumur 5-6 tahun,
setelah itu produksi daun akan menurun menjadi 20-25 daun per tahun (Sunarko
2014).
Pelepah tumbuh pada batang dan tersusun spiral secara teratur antara
pelepah satu dengan lainnya, yang disebut dengan phylotaksis, yaitu dengan
menggunakan rumus duduk 1/8. Artinya, setiap satu kali berputar melingkari
batang, terdapat pelepah sebanyak delapan helai. Tanaman yang normal memiliki
dua set spiral yang berselang 8 daun yang mengarah ke kanan dan berselang 13
daun mengarah ke kiri. Arah duduk daun sangat berguna untuk menentukan letak
duduk daun ke-9 dan ke-17 saat pengambilan contoh daun untuk kepentingan
analisis kandungan unsur hara (Fauzi et al. 2012).
Kelapa sawit merupakan tanaman monoecious (berumah satu) yaitu bunga
jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang
sama. Bunga jantan dan betina kadang-kadang ditemukan pada satu tandan
(hermafrodit). Bunga muncul dari tiap ketiak daun dan hanya menghasilkan satu
infloresen (bunga majemuk). Perkembangan infloresen dari proses inisiasi awal
sampai membentuk infloresen lengkap pada ketiak daun memerlukan waktu 2.5-3
tahun. Bunga jantan berbentuk lonjong memanjang, sedangkan bunga betina agak
bulat (Fauzi et al. 2012). Tanaman kelapa sawit dapat dibagi menjadi bagian
vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif terdiri akar, batang, dan daun, sedangkan
yang bagian generatif berfungsi sebagai alat pembiakan terdiri dari bunga dan
buah (Mangoensoekarjo 2007).
Syarat Tumbuh
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika basah
kawasan khatulistiwa 12 oLU-12 oLS. Kelapa sawit dapat tumbuh dan berbuah
hingga pada lahan dengan elevasi 1 000 meter di atas permukaan laut.
Pertumbuhan dan produktivitas optimal akan lebih baik jika ditanam pada lahan
dengan elevasi antara 0-500 meter di atas permukaan laut. Kelapa sawit dapat
tumbuh dan berproduksi, tetapi produksinya relatif rendah pada ketinggian tempat
lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (Mangoensoekarjo 2007).

4
Bentuk wilayah sangat erat kaitannya dengan kedalaman efektif tanah.
Lahan datar dengan kemiringan lereng 0-3% dan umumnya memiliki kedalaman
efektif yang tebal (ketebalan tanah yang optimal untuk perkembangan perakaran
lebih dari 120 cm) adalah yang terbaik untuk kelapa sawit. Kelapa sawit juga
dapat ditanam di lahan yang memiliki kemiringan lereng 13-25% masih bisa
ditanam tetapi pertumbuhannya kurang baik (Sunarko 2008).
Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi
dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan yang baik untuk tanaman
kelapa sawit adalah 2 000-2 500 mm tahun-1 dan tersebar merata sepanjang tahun.
Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam hari-1.
Tanaman kelapa sawit memerlukan suhu yang optimum sekitar 24-28 oC,
minimum 18 oC dan maksimum 32 oC untuk tumbuh dengan baik. Tanaman
kelapa sawit bisa tumbuh baik pada tanah gembur, subur, berdrainase baik,
permeabilitas sedang, dan mempunyai solum yang tebal sekitar