Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina PTPN IV Persero, Serdang Bedagai, Sumatera Utara

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV
PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Panen
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Adolina PTPN IV, Serdang
Bedagai, Sumatera Utara adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, November 2014

Muhammad Dahri Zikri Purba
NIM A24100147

iv

ABSTRAK
MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA. Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) di Kebun Adolina PTPN IV Persero, Serdang Bedagai,
Sumatera Utara. Dibimbing oleh SUDIRMAN YAHYA.
Kegiatan magang memberikan ilmu dan keterampilan dalam budidaya
kelapa sawit baik secara teknis maupun manajerial. Kegiatan magang
dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Juni 2014 di Kebun Adolina PTPN IV
Persero, Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Kegiatan magang dilakukan dari taraf

sebagai karyawan harian lepas (KHL), pendamping mandor, dan pendamping
asisten. Aspek pemanenan mencakup tenaga panen, kapasitas panen, mutu panen,
dan produksi serta produktivitas tanaman. Data sekunder yang dikumpulkan
berupa studi literatur dan mempelajari arsip kebun dalam bentuk laporan bulanan,
laporan tahunan, serta dari dokumentasi kebun. Secara umum kebutuhan tenaga
panen di Kebun Adolina sudah mencukupi, namun kualitas dan kapasitas panen
masih rendah. Buah matang tidak dipanen serta brondolan tidak dikutip masih
banyak di lapangan. Produksi dan produktivitas tanaman per tahun tanam masih
belum sesuai target. Mutu tenaga kerja panen dengan kualitas yang lebih baik
serta pengawasan panen yang lebih intensif akan meningkatkan hasil dan mutu
panen.
Kata kunci : Kebun Adolina, kelapa sawit, manajemen panen.

ABSTRACK
MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA. Harvest Management of Oil Palm
(Elaeis guineensis Jacq.) at Adolina Estate PTPN IV Persero, Serdang Bedagai,
North Sumatera. Supervised by SUDIRMAN YAHYA.
Internship program provides knowledge and skills in aspects agronomy of
oil palm, both technical and managerial. This internship activities were started
from February 2014 to June 2014 at Adolina Estate PTPN IV Persero, Serdang

Bedagai, North Sumatera. Intership activities included, worker in the field as
laborer, as supervisor and field manager. Management of harvesting included
harvester, harvest capacity, harvest quality, and production as well as
productivity of the palm. Secondary data were collected form literature and field
devision archives such as monthly and annuals reports, as well as documentation
of the field activities. Generally the needs of the harvester in Adolina Estate has
been sufficient, but the quality and capacity of the harvest still low. Ripe fruits
were not harvested and there were still many loosed fruits which has not been
collected in the field. The production and productivity of palm per year of
transplanting is not based on target. Better quality harvester and more intensive
control by supervisor will improve quality and quantity of harvest.
Keywords: Adolina Estate, harvest management, oil palm.

vi

MANAJEMEN PANEN KELAPA SAWIT
(Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN ADOLINA PTPN IV
PERSERO, SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA

MUHAMMAD DAHRI ZIKRI PURBA


Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

viii

Judul Skripsi : Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun
Adolina PTPN IV Persero, Serdang Bedagai, Sumatera Utara
Nama
: Muhammad Dahri Zikri Purba
NIM

: A24100147

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun
Adolina PTPN IV, Serdang Bedagai, Sumatera Utara”. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini dan secara khusus penulis
sampaikan kedua orang tua Bapak Abdul Rahim Purba, Ibu Atikah Rambey, adik
Hafiz Fauzi Purba dan adik Dinda Annisa Purba serta seluruh keluarga besar.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Ir Sudirman Yahya, Msc
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan serta
pengarahan selama penulisan skripsi. Dr Ir Endah Retno Palupi, MSc selaku
dosen pembimbing akademik, Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku koordinator magang
dan Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr selaku Ketua Departemen Agronomi dan
Hortikultura. Terima kasih kepada PTPN IV Persero Kebun Adolina, Serdang
Bedagai, Sumatera Utara terkhusus kepada Bapak Rasyid Dian selaku Manajer
Kebun, Bapak Zuliyadi Nasution selaku Asisten Afdeling III dan semua karyawan
Kebun Adolina atas bantuannya dalam pengambilan data. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada teman-teman AGH 47, Ikatan Mahasiswa Muslim
Asal Medan (IMMAM) dan Keluarga Cendana yang telah memberikan dukungan
dan masukannya untuk penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dalam
penyusunannya, namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan
memberikan informasi yang berharga bagi para pembaca.


Bogor, November 2014

Muhammad Dahri Zikri Purba

x

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Magang
TINJAUAN PUSTAKA
Panen Kelapa Sawit
Persiapan Panen
Kriteria Panen Kelapa Sawit
Rotasi Panen
Kerapatan Panen

METODE
Tempat dan Waktu
Metode Pelaksanaan
Analisis Data dan Informasi
KEADAAN UMUM
Letak Geografis Kebun
Keadaan Iklim dan Tanah
Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan
Keadaan Tanaman dan Produksi
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Aspek Manajerial
HASIL dan PEMBAHASAN
Tenaga Panen
Kapasitas Panen
Mutu Panen
Produksi dan Produktivitas Tanaman
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
vii
vii
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
5

5
5
5
5
5
6
7
7
15
16
16
17
18
20
21
21
21
21
22


DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Jumlah tenaga kerja di Kebun Adolina .............................................................. 6
Penunasan kelapa sawit di Kebun Adolina...................................................... 11
Kriteria matang tandan di Kebun Adolina........................................................ 12
Luas seksi panen di Kebun Adolina................................................................. 13
Ketentuan basis dan premi panen Afdeling III ................................................ 14
Luas areal dan jumlah pemanen di Afdeling III Adolina................................. 17
Kapasitas pemanen di Afdeling III Kebun Adolina ........................................ 18
Besar nilai denda di lapangan........................................................................... 19
Besar nilai denda di TPH ................................................................................. 19
Pemeriksaan mutu panen buah di Blok M08 ................................................... 19
Produksi dan produktivitas per tahun tanaman di Afdeling III
20
DAFTAR GAMBAR

1 Pengendalian gulma secara kimiawi .................................................................. 8
2 Pengendalian gulma manual: (a) Pengendalian gulma rayutan;......................... 8
3 Pengangkutan pupuk: (a) Pemuatan pupuk; ....................................................... 9
4 Penaburan pupuk di piringan .\......................................................................... 10
5 Penyerbukan buatan: (a) Pengambilan serbuk sari pada malai bunga
jantan; (b) Penyerbukan manual terhadap bunga betina . ............................... 10
6 Penunasan: (a) Potong pelepah; (b) Penyusunan pelepah ................................ 11
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

Jurnal harian sebagai karyawan
Jurnal harian sebagai supervisi (mandor)
Jurnal harian sebagai pendamping asisten
Data curah hujan di Kebun Adolina pada tahun 2009-2013
Peta areal Kebun Adolina
Struktur organisasi Kebun Adolina
Produksi lima tahun terakhir Kebun Adolina

23
24
25
27
28
29
30

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman
perkebunan yang menyumbangkan devisa negara dalam jumlah besar.
Perkembangan luas dan produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama
sepuluh tahun terakhir terus meningkat. Luas areal mencapai 10.01 juta ha pada
tahun 2013 dengan produksi crude palm oil (CPO) mencapai 27.74 juta ton
dengan produktivitas CPO rata-rata 3.8 ton ha-1 (Direktorat Jenderal Perkebunan
2013).
Peningkatan hasil produksi kelapa sawit dapat dilakukan melalui kegiatan
perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada atau intensifikasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit yaitu iklim,
topografi, kondisi tanah, bahan tanam, teknik budidaya tanaman, umur tanaman,
jumlah populasi ha-1, sistem penyerbukan, sistem koordinasi panen, sistem
pengamanan produksi serta sistem premi panen (Pusat Penelitian Kelapa Sawit
2006).
Menurut Suwarto (2010) pengolahan tandan buah segar (TBS) bertujuan
untuk mendapatkan minyak yang berkualitas baik. Dua jenis hasil olahan utama
tandan buah segar yaitu minyak sawit hasil pengolahan daging buah (mesocarp)
atau biasa disebut CPO, dan minyak inti kelapa sawit hasil ekstrasi inti atau biasa
disebut PKO (palm kernel oil).
Manajemen budidaya yang baik dimulai dari pembukaan lahan sampai
pemanenan. Pemanenan adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan
buah segar sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan
serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya
(PTPN IV 2007). Panen dan pengolahan hasil merupakan rangkaian terakhir dari
kegiatan budidaya kelapa sawit di lapangan yang berkaitan dengan kualitas
minyak sawit.
Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemanenan adalah persiapan
panen, kriteria matang panen, sistem dan rotasi panen, ramalan produksi,
pengawasan panen, denda panen, kebutuhan tenaga kerja dan angkutan panen,
basis dan premi panen, serta alat perlengkapan panen (Lubis 1992). Tandan buah
telah siap panen sekitar 5.5 bulan sejak terjadinya penyerbukan (Setyamidjaja
2006). Pemanenan pada saat buah dalam keadaan lewat matang akan
meningkatkan asam lemak bebas (ALB). Meningkatnya asam lemak bebas dapat
menurunkan mutu minyak.
Lubis (1992) menjelaskan pengelolaan tanaman yang sudah baik dan
potensi produksi tinggi, tidak ada artinya jika kegiatan panen tidak dilaksanakan
secara optimal. Mutu panen yang kurang baik terjadi apabila ada buah matang
yang tidak terpanen, mutu buah yang tidak sesuai dengan kriteria matang panen
dan buah yang dipanen tidak dapat segera dikirim ke pabrik.
Tujuan Magang
Tujuan umum kegiatan magang adalah meningkatkan kemampuan dan
pemahaman mahasiswa dalam aspek teknis di perkebunan kelapa sawit dan
meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pengelolaan kebun kelapa sawit.

2
Selain tujuan umum kegiatan magang ini juga mempunyai tujuan khusus yaitu
mempelajari dan memahami manajemen panen tanaman kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA
Panen Kelapa Sawit
Produksi kelapa sawit sangat erat hubungannya dengan proses pemanenan,
teknik pemanenan sangat mempengaruhi kualitas minyak kelapa sawit yang
dihasilkan. PPKS (2006) menyatakan bahwa pengertian panen adalah pemotongan
tandan buah segar dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Pahan (2006)
menambahkan bahwa pekerjaan panen merupakan pekerjaan utama di perkebunan
kelapa sawit karena langsung menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan
melalui penjualan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti kelapa sawit (PKO). Tugas
utama dalam panen kelapa sawit adalah mengambil buah pada tingkat kematangan
yang sesuai dan menghantarkannya ke pabrik dengan cara dan waktu yang tepat.
Cara yang tepat akan mempengaruhi kuantitas produksi (ekstraksi), sedangkan
waktu yang tepat akan mempengaruhi kualitas produksi (kandungan ALB).
Persiapan Panen
Persiapan panen merupakan pekerjaan yang mutlak dilakukan sebelum
tanaman belum menghasilkan (TBM) dimutasikan menjadi tanaman menghasilkan
(TM). Persiapan panen yang baik akan menjamin tercapainya target produksi
dengan biaya panen seminimal mungkin. Beberapa hal yang perlu dilakukan di
dalam mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan panen adalah persiapan kondisi
areal, penyediaan tenaga panen, pembagian seksi panen, penyediaan alat- alat
kerja (Pahan 2008).
Kriteria Panen Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2.5 tahun dan masak 5.5 bulan
setelah penyerbukan (Pahan 2006). Kriteria tandan matang panen adalah
sedikitnya ada 5 buah brondolan yang lepas dari tandan yang beratnya kurang dari
10 kg atau sedikitnya ada 10 buah brondolan yang lepas dari tandan yang beratnya
10 kg atau lebih. Kriteria lain tandan buah dapat dipanen apabila tanaman
berumur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10 butir,
jika tanaman berumur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh sekitar 1520 butir.
Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan mutu
minyak yang dihasilkan. Waktu panen yang tepat akan diperoleh kandungan
minyak maksimal, tetapi pemanenan buah lewat masak akan meningkatkan asam
lemak bebas (ALB), sehingga dapat merugikan karena sebagian kandungan
minyaknya akan berubah menjadi ALB dan menurunkan mutu minyak.
Sebaliknya pemanenan buah yang masih mentah, menghasilkan kandungan
minyak dan ALB yang masih rendah.
Menurut Pahan (2008) kualitas minyak sawit yang dihasilkan ditentukan
oleh tinggi rendahnya kandungan ALB, rendemen, dan kebersihan minyak kelapa
sawit tersebut. Buah yang dipanen adalah buah yang mempunyai kandungan asam

3
lemak bebas yang rendah dan rendemen minyak yang tinggi. Hal ini dapat dicapai
jika pemanenan tandan dilakukan pada kematangan buah yang optimum.
Pengangkutan buah sawit ke PKS (pabrik kelapa sawit) harus dilakukan setelah
pemanenan pada hari yang sama agar keberlanjutan datangnya buah tetap terjamin
dan mutu minyak tidak turun.
Rotasi Panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir hingga
panen berikutnya di tempat yang sama. Rotasi panen tergantung dari cepatnya
matang buah. Pada panen permulaan, rotasi panen biasanya 15 hari, selanjutnya
10 hari, dan terakhir 7 hari. Rotasi panen menggunakan simbol 5/7, artinya 5 hari
memanen dalam seminggu (Sunarko 2013). Rotasi panen erat hubungannya
dengan kerapatan panen, kapasitas pemanen dan keadaan pabrik. Oleh karena itu,
rotasi panen pada kenyataannya dapat berubah-ubah tergantung kondisi di
lapangan. Rotasi panen dengan rumus 5/7 untuk semester I dan 6/7 untuk
semester II.
Kerapatan Panen
Kerapatan panen merupakan perkiraan jumlah pokok yang akan dipanen
pada suatu blok dalam satu hari panen. Kerapatan panen yang tinggi biasanya
terjadi pada bulan panen puncak dan sebaliknya, kerapatan panen yang rendah
terjadi pada bulan panen trek atau rendah. Perhitungan kerapatan panen oleh
mandor panen dilakukan sehari sebelum pelaksanaan panen dengan melakukan
pengambilan contoh yaitu 5% dari luas blok yang dipanen.
Angka kerapatan panen (AKP) bertujuan untuk memperkirakan produksi
yang akan dipanen, memperkirakan kebutuhan tenaga pemanen dan
memperkirakan kebutuhan transportasi dalam pengangkutan ke pabrik. Persentase
nilai AKP yang tinggi dapat diartikan tingginya jumlah tandan yang akan dipanen
untuk esok hari, sebaliknya apabila persentase nilai AKP yang rendah dapat
diartikan rendahnya jumlah tandan yang akan dipanen untuk esok hari.

METODE
Tempat dan Waktu
Magang dilaksanakan di kebun kelapa sawit Adolina yang dimiliki oleh
PTP Nusantara IV Persero yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera
Utara. Magang ini dilaksanakan selama empat bulan, berlangsung mulai tanggal
10 Februari sampai 10 Juni 2014.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan magang meliputi kegiatan teknis dan kegiatan manajerial. Pada
bulan pertama dilakukan kegiatan teknis sebagai KHL (karyawan harian lepas)
(Lampiran 1). Kegiatan teknis sebagai pendamping mandor dilakukan pada bulan
kedua (Lampiran 2). Kegiatan pada bulan ketiga dan keempat adalah kegiatan
manajerial yaitu sebagai pendamping Asisten Afdeling (Lampiran 3).

4
Kegiatan teknis di lapangan sebagai KHL dilakukan dengan melakukan
semua tugas lapangan yang terdiri dari pembukaan dan persiapan lahan, persiapan
dan penanaman bahan tanam, pemeliharaan tanaman dan pemanenan. Selain
melakukan kegiatan tersebut penulis juga mengisi jurnal harian yang diketahui
pembimbing lapangan dan mencatat prestasi kerja yang diperoleh mahasiswa dan
karyawan setiap kali mengikuti kegiatan yang akan dibandingkan dengan norma
kerja yang berlaku di perusahaan tempat magang.
Pada bulan kedua magang dilakukan kegiatan sebagai pendamping mandor.
Kegiatan yang dilakukan mencakup kegiatan manajerial yang bertugas membuat
perencanaan dari setiap kegiatan yang akan dilakukan, menentukan jumlah
karyawan yang diperlukan beserta keperluan biaya operasional dari setiap
kegiatan, mengawasi karyawan harian di setiap kegiatan, membuat analisis
pekerjaan, mengawasi karyawan yang bekerja dan membantu pembuatan laporan
harian, bulanan, mingguan, dan bulanan mandor.
Memasuki bulan ketiga dan keempat kegiatan manajerial yang dilakukan
sebagai pendamping Asisten Afdeling yang bertugas membantu untuk menyusun
rencana kerja dan anggaran perusahaan, mempelajari kegiatan manajerial di
tingkat afdeling, pengelolaan, pengawasan karyawan, membuat jurnal harian, dan
membantu pembuatan laporan Asisten Afdeling.
Pengumpulan data pada kegiatan magang ini dilakukan dengan
menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data
sekunder). Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung
pada saat pelaksanaan magang di lapangan. Berikut pengamatan data primer:
Kapasitas panen. Pengamatan kapasitas panen dilakukan dengan cara
membandingkan kemampuan pemanen pada setiap tahun tanam terhadap
ketercapaian basis panen. Pengamatan dilakukan pada 5 orang pemanen dari
setiap mandoran selama 4 minggu.
Mutu panen. Pengamatan mutu panen dilakukan dengan cara
membandingkan mutu buah panen terhadap produksi dan premi pemanen.
Pengamatan dilakukan pada 2 orang pemanen selama 4 minggu.
Tenaga panen. Pengamatan tenaga panen dilakukan dengan mengamati
kesesuaian jumlah tenaga panen pada setiap mandoran terhadap jumlah luas areal
panen yang dimiliki setiap mandoran tersebut.
Produksi dan produktivitas tanaman. Tujuan pengamatan produksi dan
produktivitas adalah untuk melihat potensi produksi terkini setiap tahun tanam
dan membandingkan potensi produktivitas setiap tahun tanam dalam setahun
terhadap ketercapaian basis produksi. Pengamatan dilakukan pada hasil produksi
setiap tahun tanam dalam 12 bulan.
Data sekunder diperoleh dari kebun, berupa arsip perusahaan meliputi:
(1) data kondisi kebun antara lain: areal, jenis lahan, topografi lahan, data curah
hujan sepuluh tahun terakhir, dan data premi panen, (2) data kondisi tanaman
antara lain asal bahan tanaman, populasi tanaman, umur tanaman, produksi dan
produktivitas lima tahun terakhir, (3) standar kebun meliputi: penanaman,
pemeliharaan, pemanenan, dan tenaga kerja, (4) organisasi dan manajemen
seperti: struktur organisasi, jumlah dan status karyawan, dan (5) sarana atau
prasarana kebun.

5
Analisis Data dan Informasi
Seluruh data yang diperoleh pada saat magang dianalisis menggunakan
analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analinis kuantitatif digunakan dengan
mencari nilai rata-rata dari data yang diperoleh yang hasilnya dideskripsikan
dengan pembanding standar operasional prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh
perusahaan dan studi pustaka.

KEADAAN UMUM
Letak Geografis Kebun
Perkebunan Adolina terletak di Kelurahan Batang Terap, Kecamatan
Perbaungan, Kabupaten Serdang Berdagai, Provinsi Sumatera Utara. Koordinat
Kebun Adolina berada di 3.5o LU dan 98.8 o BT dan berjarak ± 38 km dari kota
Medan. Perkebunan Adolina tersebar di 8 kecamatan dan di kelilingi oleh 27 desa.
Keadaan Iklim dan Tanah
Lahan areal Kebun Adolina umumnya memiliki topografi datar,
bergelombang hingga curam. Afdeling 1-5 bertopografi datar dan Afdeling 6-9
bervariasi dari datar hingga curam. Tanah di Kebun Adolina umumnya termasuk
jenis vulkanik yang bertekstur lempung liat hingga lempung liat berpasir.
Berdasarkan data curah hujan tahun 2009-2013 Kebun Adolina PTPN IV
Persero memiliki rata-rata curah hujan tahunan 1 754 mm tahun-1 dengan hari
hujan 101 hari tahun-1 dan rata-rata bulan basah 9 bulan tahun-1. Berdasarkan
klasifikasi Schmidth-Ferguson, Kebun Adolina termasuk tipe iklim B, yaitu tipe
daerah basah (Lampiran 4).
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Kebun Adolina dibangun di areal seluas 8 965.69 ha dengan luas areal Hak
Guna Usaha (HGU) 7 812 ha dan non HGU 1 153.69 ha. Areal tanaman
menghasilkan (TM) seluas 6 966 ha, areal tanaman belum menghasilkan (TBM)
seluas 630 ha, areal kebun induk jantan dan betina kelapa sawit seluas 144 ha.
Areal kebun benih kakao seluas 48 ha, areal emplasmen, rumah pondok, kuburan,
kanal, jalur transmisi, jurangan, jalan seluas 281.69 ha.
Keadaan Tanaman dan Produksi
Tanaman kelapa sawit di Kebun Adolina bervariasi dari tahun tanam 19932011 yang tersebar di sembilan Afdeling. Afdeling III memiliki 3 tahun tanam
yaitu 1995, 2008, 2010. Varietas yang digunakan adalah DxP-MRS dan DxPSOCFIND. Umumnya ditanam dengan pola tanam segitiga (straight line) pada
areal datar kebun dan sistem teras di daerah bergelombang. Total luas areal
populasi tanaman Afdeling I sampai dengan Afdeling IX adalah 7 812 ha. Total
luas areal tanaman belum menghasilkan (TBM) 630 ha dan total luas areal
tanaman menghasilkan (TM) 6 966 ha.

6
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Kebun Adolina merupakan unit usaha PT Perkebunan Nusantara IV.
Struktur organisasi dengan kekuasaan tertinggi adalah Dewan Direksi, kemudian
Manajer Grup Unit Usaha yang membawahi beberapa Manajer Kebun. Tenaga
kerja unit usaha Kebun Adolina terdiri atas karyawan pimpinan dan karyawan
pelaksana. Karyawan pimpinan terdiri atas Manajer Kebun, Kepala Dinas
Tanaman, Kepala Dinas Pengolahan (KDP), Kepala Dinas Tehnik (KDT), Kepala
Tata Usaha (KTU) dan Asisten Afdeling. Jumlah karyawan di Kebun Adolina
adalah 1 177 orang yang terdiri dari 20 orang karyawan pimpinan dan 1 157
karyawan pelaksana. Deskripsi jumlah tenaga kerja tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah tenaga kerja di Kebun Adolina

-

Tingkatan Karyawan
Karyawan pimpinan
Manager
Kadis Tanaman
KDP/KDT
KTU
Asisten Afdeling
Assisten SDM & Umum
Asisten Pabrik
Asisten Tehnik
Karyawan pelaksana
Emplasment
Afdeling
Jumlah
Indeks Tenaga Kerja
Standar ITK

Jumlah (orang)
1
3
1
1
9
1
1
1
369
788
1 177
0.14
0.16-0.20

Sumber: Kantor Besar Adolina (2014)

Kebun Adolina dipimpin oleh satu orang Manajer yang memiliki hak penuh
untuk mengambil keputusan dalam kebun. Bagian adminsitrasi dipimpin oleh
Kepala Tata Usaha (KTU) yang mempunyai wewenang penuh dalam mengatur
pengeluaran dan pemasukan biaya perkebunan. Kepala Tata Usaha membuat
anggaran yang akan ditetapkan dan disahkan oleh Manajer Kebun. Asisten
Afdeling merupakan pimpinan tertinggi di satu Afdeling, seorang Asisten
Afdeling mempunyai wewenang dalam menentukan dan mengawasi setiap
kegiatan di kebun. Asisten Afdeling dibantu oleh satu orang Mandor I, sembilan
orang mandor, tiga orang krani, satu orang petugas surat.
Karyawan yang bekerja di PTPN IV Kebun Adolina mendapat fasilitas
kesejahteraan di bidang sosial yaitu pendidikan (TK, SMP, TK Al qur’an,
Madrasah Diniyah, Tsanawiyah dan Aliyah Al- Ihsan), agama ( Majelis Ta’lim
dan Syiar Islam untuk umat Islam dan PHBK untuk umat Kristiani), koperasi,
pramuka dan olahraga (bola kaki, volly, tenis dan bulu tangkis). Karyawan yang
bekerja di PTPN IV Kebun Adolina juga diberi fasilitas rumah yang di bangun
dalam satu kompleks perumahan karyawan. Setiap Afdeling dilengkapi dengan
bangunan rumah ibadah, poliklinik, sekolah dan pasar.

7
Hubungan baik dengan masyarakat sekitar senantiasa terjalin melalui
pemberian bantuan kemasyarakatan seperti perbaikan jalan, bantuan keagamaan
dan pendidikan (beasiswa anak SD, SMP, SMA). Situasi pengamanan Kebun
Adolina relatif kondusif namun masih ada upaya-upaya orang luar untuk
mengganggu dan mencuri buah sawit.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Aspek Teknis
Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma di PTPN IV Kebun Adolina dilakukan secara manual
dan kimiawi (chemist). Pengendalian tersebut fokus pada gawangan (termasuk
jalan pikul), piringan dan tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuannya adalah
untuk memaksimalkan penyerapan hara oleh tanaman kelapa sawit,
mempermudah operasional pemanenan dan kegiatan pemeliharaan lainnya.
Pengendalian gulma secara kimiawi. Alat yang digunakan pada
pengendalian gulma secara kimiawi adalah knapsack sprayer, yaitu alat semprot
dengan sistem pompa yang memiliki kapasitas 15 liter. Adapun jenis herbisida
yang digunakan diantaranya jenis herbisida kontak, herbisida sistemik dan
herbisida pra tumbuh yang bersifat selektif.
Jenis herbisida yang digunakan berbeda-beda disesuaikan dengan jenis
gulma yang akan dikendalikan, jenis glyphosate dengan dosis 400 ml ha-1
digunakan untuk mengendalikan gulma Ageratum conyzoides (babandotan),
Ottochloa nodosa (rumput kawatan) dan Mikania micrantha (sembung rambat)
yang banyak terdapat pada piringan, sedangkan campuran jenis paraquat dosis 1 l
ha-1 dicampur dengan methyl metsulfuron dosis 20 g ha-1 dapat mengendalikan
gulma jenis Cyclosorus aridus (pakis udang), Caladium sp (lompongan) dan anak
kayu yang terdapat di gawangan. Rotasi pengendalian gulma secara kimiawi
dilakukan tiga kali setahun dan norma kerja 3 ha HK-1. Penulis melakukan
penyemprotan dengan prestasi 1.5 ha HK-1, jauh di bawah prestasi yang
ditentukan untuk karyawan kebun yaitu 3 ha HK-1.
Penyemprotan dilakukan oleh 4 orang dan dipimpin 1 mandor chemist, 3
orang yang bertindak sebagai penyemprot, dan 1 orang sebagai tukang air yang
bertugas mencampur herbisida dengan air serta mengisi ke masing-masing alat
semprot. Pengendalian gulma secara kimiawi di Kebun Adolina dinilai kurang
efektif, karena masih banyak blok-blok yang memiliki intensitas gulma cukup
tinggi. Selain itu karyawan penyemprot tidak menggunakan alat pelindung diri
(APD) berupa celana dan baju lengan panjang, helm safety, sepatu boots, masker
dan pelindung mata (Gambar 1).

8

Gambar 1 Pengendalian gulma secara kimiawi
Pengendalian gulma secara manual. Alat yang digunakan berupa cangkul,
parang, egrek, sabit bulan dan mesin babat untuk membersihkan gulma yang
merambat di pohon Mucuna bracteata (koro benguk) dan dongkel anak kayu
(DAK). Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan rotasi dua kali
setahun dengan norma pekerjaan merayut (Gambar 2a) 2 HK ha-1, babat
gawangan (Gambar 2b) 1 HK ha-1, dan dongkel 1.5 HK ha-1 . Penulis juga ikut
langsung dalam melakukan rayutan dengan prestasi kerja 1 ha HK-1, masih di
bawah norma yang ditetapkan kebun.
Kendala yang terjadi di lapangan adalah pengendalian tanaman penutup
tanah seperti Mucuna bracteata yang pertumbuhannya sulit untuk dikendalikan,
rotasi pengendalian gulma yang terlambat dan alat-alat yang digunakan kurang
memadai. Pada tanaman kelapa sawit TM 2010, tanaman seperti Mucuna
bracteata menjadi musuh utama, karena pertumbuhannya yang merambat sampai
menutup seluruh bagian tanaman kelapa sawit. Akibat yang dapat ditimbulkan,
yaitu dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit, pemanen sulit
melihat tandan, produksi menurun dan dapat menyebabkan kematian tanaman
kelapa sawit.

(a)
(b)
Gambar 2 Pengendalian gulma manual: (a) Pengendalian gulma rayutan;
(b) Pengendalian gulma babat
Pemupukan
Rencana pemupukan harian di Kebun Adolina dibuat oleh Asisten Afdeling
rangkap 5 dengan pendistribusian kepada Asisten Kepala, Asisten Afdeling,
Mandor I, Mandor pupuk dan Kepala Grup pemupukan. Rencana ini merupakan
pedoman dalam melaksanakan di lapangan. Kegiatan pemupukan yang dilakukan
di Kebun Adolina adalah pemupukan organik dan anorganik.

9
Pengangkutan dan Pelangsiran Pupuk. Teknis proses pengangkutan
minimal 24 jam sebelum pelaksanaan. Mandor pupuk menyampaikan permintaan
pengangkutan dan kebutuhan pupuk harian ke Kepala Gudang. Dalam permintaan
pengangkutan harus dicantumkan jumlah dan jenis pupuk yang diangkut per hari.
Kegiatan pengangkutan pupuk (Gambar 3a) dilakukan di pagi hari dalam kondisi
cerah, tidak dianjurkan pemupukan dilakukan pada saat hujan karena pupuk
tersebut dapat tercuci dan mengeras. Pengangkutan diatur agar pada jam 06.30
pupuk sudah tiba di blok yang akan dipupuk. Organisasi pemupukan di Kebun
Adolina meliputi satu grup tenaga pemupuk yang dilakukan oleh 5 orang penabur
pupuk ditambah 1 orang yang melangsir pupuk dengan menggunakan
sepeda/kereta sorong (Gambar 3b).

(a)
(b)
Gambar 3 Pengangkutan pupuk: (a) Pemuatan pupuk;
(b) Pelangsiran pupuk
Penaburan Pupuk. Pada dasarnya pelaksanaan pemupukan di Kebun
Adolina berpedoman kepada prinsip 4-T, yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat dosis
dan tepat jenis (unsur). Pengaplikasian pupuk anorganik ZA (kandungan 21 % N
dan 24 % S) dan pupuk Rock phosphate (kandungan 28 % P2O5) di Afdeling III
Kebun Adolina dilakukan dengan cara menabur pupuk di piringan (Gambar 4)
yang berjarak 1.5 m dari pangkal pohon untuk TM 1995 dan 2008. Dosis pupuk
yang digunakan di Afdeling III, yaitu pupuk ZA 1.25 kg pokok-1, pupuk RP 1.50
kg pokok-1 untuk tanaman TM 1995 dan pupuk ZA 1.00 kg pokok-1, pupuk RP
1.25 kg pokok-1 untuk tanaman TM 2008.
Seorang mandor dapat mengawasi 4 grup atau 24 orang. Setelah selesai
pemupukan, karung bekas tempat pupuk dikumpulkan dan jumlahnya harus sesuai
dengan jumlah karung yang diambil dari gudang. Kendala yang terjadi selama di
lapangan adalah aplikasi penaburan pupuk yang belum sesuai dengan instruksi
kerja, tenaga kerja yang kurang terampil, dan terlambatnya pasokan pupuk dari
gudang ke hanca pemupukan. Kapasitas penabur sesuai dengan instruksi kerja
adalah 0.35 HK ha-1, penulis melakukan kegiatan pemupukan ZA dosisi perpokok 1.00 kg dengan prestasi memupuk 24 pokok kelapa sawit.

10

Gambar 4 Penaburan pupuk di piringan
Penyerbukan Buatan
Kegiatan penyerbukan buatan (assisted polination) di Afdeling III Kebun
Adolina dilaksanakan karena kurangnya jumlah bunga jantan pada tahun tanam
2010, sehingga kegiatan penyerbukan dibantu oleh tenaga manusia yang bertujuan
mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah. Penyerbukan dilakukan oleh 2
orang penyerbuk dan 1 orang mandor. Kegiatan penyerbukan dilakukan secara
manual dengan tenaga kerja wanita yang menabur serbuk sari. Serbuk sari yang
digunakan berasal dari bunga-bunga jantan yang dipanen dari areal tanaman
kelapa sawit yang berumur 8 tahun keatas (Gambar 5a).
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, kebutuhan dari satu bunga
betina terhadap serbuk sari yaitu ± 0.15 gram serbuk sari murni atau ± 1 gram
serbuk sari campuran dengan tepung (talkum). Seorang penyerbuk dapat
menyerbuk ± 100 bunga betina setiap hari dengan luas areal 4-5 ha dengan
kebutuhan sekitar 15 gram serbuk sari atau 100 gram (1 ons) serbuk sari
campuran. Penulis melakukan kegiatan penyerbukan bantuan (Gambar 5b) dengan
prestasi kerja 1 ha HK-1, jauh di bawah prestasi yang dihasilkan karyawan.
Bunga jantan yang digunakan harus yang segar, dan memiliki bau yang khas
yaitu bau adas (anisseed). Satu malai bunga jantan rata-rata menghasilkan 40
gram serbuk sari kering (65 gram serbuk sari basah), jadi kira-kira cukup untuk 3
orang penyerbuk per hari.
Kegiatan aspol (assisted pollination) yang ada di Afdeling III Kebun
Adolina sudah cukup baik. Namun masih terdapat beberapa kendala seperti alat
perlengkapan aspol yang kurang memadai, tenaga kerja yang tidak menggunakan
alat pelindung diri (APD), tenaga kerja yang kurang terampil.

(a)

(b)

Gambar 5 Penyerbukan buatan: (a) Pengambilan serbuk sari pada malai bunga
jantan; (b) Penyerbukan manual terhadap bunga betina

11

Penunasan
Penunasan pelepah. Penunasan (pruning) merupakan kegiatan memotong
pelepah (Gambar 6a) dengan tujuan mempertahankan jumlah pelepah yang
optimum di setiap pokok kelapa sawit sesuai dengan SOP perusahaan (Tabel 2).
Kebun Adolina menerapkan sistem tunas periodik, penunasan tidak dilakukan
bersamaan dengan kegiatan pemanenan.
Upah kegiatan penunasan di Afdeling III Kebun Adolina adalah Rp 600
tanaman-1. Kebun Adolina menetapkan dan membuat rotasi penunasan sebanyak 2
kali dalam setahun. Norma yang ditetapkan perusahaan adalah 50 pokok HK-1.
Penulis juga ikut langsung dalam melakukan kegiatan penunasan dengan prestasi
kerja 20 pokok 4 jam-1, masih di bawah norma yang ditetapkan oleh perusahaan.
Tekhnik penunasan di Kebun Adolina Afdeling III menerapkan beberapa
sistem songgo, yaitu songgo satu dimana terdapat satu pelepah di bawah tandan
buah untuk TM 1995, songgoh dua dimana terdapat dua pelepah di bawah tandan
buah untuk TM 2008 dan songgoh tiga dimana terdapat tiga pelepah di bawah
tandan untuk TM 2010.
Penyusunan pelepah. Pelepah yang telah diturunkan dipotong menjadi 2-3
bagian kemudian disusun di gawangan mati dengan lebar 1.5-2 m (Gambar 6b).
Hal ini dilakukan agar kebersihan lahan terjaga, sebagai pupuk organik,
memudahkan pengawasan bagi Asisten Afdeling, memudahkan operasional
pemanenan dan untuk manfaat jangka panjang jika nantinya kebun mengadakan
replanting lahan.
Kegiatan penunasan di Afdeling III dinilai belum efektif karena beberapa
faktor, yaitu nilai upah yang ditetapkan perusahaan dinilai terlalu rendah, rotasi
penunasan yang terlambat, tenaga penunas yang belum terampil, dan alat
penunjang kegiatan penunasan yang belum memadai.
Tabel 2 Penunasan kelapa sawit di Kebun Adolina
Umur tanaman
(Tahun)

Jumlah pelepah
dipertahankan pokok -1

10

64-72
56-64
42-48

Jumlah pelepah
spiral -1

Songgo

8-9
7-8
5-6

0
3-4
1-2

Sumber: SOP Kebun Adolina (2007)

(a)
(b)
Gambar 6 Penunasan: (a) Potong pelepah; (b) Penyusunan pelepah

12
Pemanenan
Pemanenan kelapa sawit merupakan kegiatan utama dari budidaya tanaman
kelapa sawit di PTPN IV Kebun Adolina. Manajemen kebun bertugas untuk
memanen semua buah matang yang ada dan mengirimnya ke pabrik pada saat
kualitas buah optimum untuk mendapatkan kualitas minyak dan inti sawit yang
maksimum.
Kriteria matang TBS. Kriteria matang TBS dapat diketahui berdasarkan
jumlah brondolan yang jatuh disekitar piringan atau di pokok. Melalui berbagai
hasil pengamatan dan pengujian di lapangan, kriteria matang panen yang
diberlakukan di PTP Nusantara IV adalah 10 brondolan per tandan di piringan
(Tabel 3). Brondolan yang dimaksud sebagai kriteria matang panen adalah
brondolan normal dan segar.
Brondolan di piringan yang kecil ukurannya, dan brondolan kering atau
yang sakit tidak bisa dijadikan dasar sebagai kriteria matang panen. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan rendemen minyak sawit dan rendemen inti sawit
serta perolehan total volume minyak dan inti sawit. Kriteria matang panen 10
brondolan normal dan segar per tandan di piringan untuk mempermudah
pelaksanaan panen, baik bagi pemanen maupun pelaksana sortasi/pengawas.
Tabel 3 Kriteria matang tandan di Kebun Adolina
Ciri-ciri

Kriteria buah

Fraksi

Afkir

F 00

Tandan buah segar dengan ˂ 5 brondolan

Mentah

F0

Tandan buah segar dengan jumlah brondolan ≥ 5

Matang

-

Tandan kosong (busuk)

Sumber: SOP Kebun Adolina (2007)

Seksi panen. Areal panen yang telah ditetapkan untuk satu hari panen.
Penetapan seksi panen berdasarkan pembagian luas seluruh wilayah divisi dan
jumlah hari panen. Suatu luasan tertentu yang terdiri dari beberapa blok dimana
pada satu seksi panen harus diselesaikan dalam satu hari. Penetapan seksi panen
dilakukan pada tanaman menghasilkan (TM) dan membagi hanca panen kepada
setiap pemanen sehingga mempermudah pekerjaan panen dan pengontrolan oleh
Asisten dan Mandor. Afdeling III menggunakan 6 seksi panen, setiap bagian ini
disebut kapel. Pembagian seksi panen meliputi kapel I (Senin), kapel II (Selasa),
kapel III (Rabu), kapel IV (Kamis), kapel V (Jumat) dan kapel VI (Sabtu).
Berdasarkan Tabel 4 masing-masing seksi panen di Afdeling III mempunyai luas
areal yang berbeda. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh potensi produksi (ton ha1
) per blok, jumlah dan sebaran pokok produktif, kondisi topografi dan posisi blok
terhadap blok yang lain.
Afdeling III memiliki luas TM 975 ha. Perhitungan dalam menentukan seksi
panen adalah sebagai berikut:
Luas rata rata per seksi =

ha

13
Tabel 4 Luas seksi panen di Kebun Adolina
Kapel
I
II
III
IV
V
VI

Hari
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum'at
Sabtu
Total

Rata rata luas (ha)

Luas Aktual (ha)

162.5
162.5
162.5
162.5
162.5
162.5
975

160
154
165
171
163
162
975

Sumber: Kantor Afdeling III, Kebun Adolina (2014)

Rotasi panen. Merupakan selang waktu antara panen yang satu dengan
panen berikutnya pada satu hanca panen. Rotasi panen berkaitan dengan
pembagian seksi panen. Rotasi panen yang normal adalah antara 6 hari sampai 9
hari, jika rotasi panen lebih dari 9 hari maka rotasi panen tersebut terlambat begitu
juga sebaliknya jika rotasi panen kurang dari 6 hari maka rotasi panen tersebut
terlalu cepat. Pelaksanaan panen di kebun Adolina dilakukan dengan membagi
enam seksi panen, sehingga rotasi panennya adalah 6/7 (dalam satu minggu
terdapat enam hari panen). Kendala yang umum terjadi di lapangan adalah rotasi
panen yang tidak sesuai dengan ketentuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
rotasi panen menjadi terlambat, yaitu kurangnya tenaga panen, kapasitas pemanen
yang rendah dan harga premi panen.
Angka kerapatan panen (AKP). Angka kerapatan panen merupakan
langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan taksasi produksi. Kegiatan
taksasi produksi di Kebun Adolina dilakukan oleh mandor panen pada saat siang
hari atau sore hari pada blok yang akan dipanen esok harinya. Tahapan dari
taksasi produksi adalah menetapkan AKP pada blok yang akan dipanen esok
harinya dengan cara mengambil sampel 100 pohon per blok secara zigzag,
kemudian mengamati jumlah TBS yang siap panen pada setiap pohon. Berikut
contoh perhitungan nilai AKP :
Jumlah pokok sampel
= 100
Jumlah tandan buah matang = 25
AKP =
=
= 25%
Pelaksanaan panen. Tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen
dapat dipanen. Brondolan yang terdapat di piringan/gawangan dikutip bersih dan
dimasukkan tersendiri dalam karung untuk di bawa ke tempat pengumpulan
brondolan. Gagang TBS dipotong dengan bentuk “V” (cangkem kodok) dengan
panjang maksimal 5 cm dari pangkal buah dan diberi nomor pemanen. Tandan
buah segar (TBS) disusun rapi 5–10 tandan perbaris di tempat pengumpulan hasil
(TPH).
Kegiatan pemanenan yang terdapat di Afdeling III Kebun Adolina memiliki
sistem satu orang pemanen memiliki satu nomor potong buah yang berarti satu
orang pemanen memiliki tugas menurunkan TBS, memotong pelepah dan
mengutip berondolan. Berdasarkan pengamatan penulis selama di lapangan

14
melihat satu nomor potong buah dimiliki oleh dua orang pemanen, dengan sistem
ini dapat mengefisiensikan waktu dan jumlah tandan yang dihasilkan karena
terdapat satu orang pemanen bertugas menurunkan TBS sedangkan pemanen
berikutnya bertugas menyusun pelepah dan mengutip brondolan.
Basis dan premi panen. Basis panen merupakan suatu ketetapan jumlah
kilogram tandan yang harus dipanen oleh pemanen dalam satu hari. Penentuan
basis borong di setiap blok berbeda-beda sesuai dengan tahun tanam kelapa sawit,
bobot tandan rata-rata (BTR), dan topografi areal. Kebun Adolina Afdeling III
memiliki sistem setiap pemanen yang melebihi basis borong akan mendapatkan
premi dengan harga Rp 36 kg-1 untuk TBS dan Rp 100 kg-1 untuk brondolan
(Tabel 5).
Tabel 5 Ketentuan basis dan premi panen Afdeling III
Tahun tanam
2010
2008
1995

Basis borong (kg)
350
660
750

BTR
(kg)
2.4
6.2
14.7

Harga (Rp kg-1)
TBS
Brondolan
70
100
36
100
36
100

Sumber: Kantor Afdeling III, Kebun Adolina (2014)

Seorang pemanen mendapatkan TBS 200 tandan dan brondolan 50 kg.
Pelaksanaan panen dilakukan di blok AU08 dengan tahun tanam 2008, nilai premi
panen TBS Rp 35 kg-1 TBS dan nilai premi brondolan Rp 100 kg-1. Berikut ini
adalah contoh perhitungan premi yang diperoleh oleh seorang pemanen dalam
satu hari panen.
1. Lebih borong
= (Total TBS x BTR) – basis borong
= (200 x 6 kg) – 660 kg
= 1 200 kg – 660 kg
= 540 kg
2. Premi lebih borong = Lebih borong x rupiah lebih borong
= 540 kg x Rp 36 kg-1
= Rp 19 440
3. Premi brondolan
= Total brondolan x rupiah brondolan
= 50 kg x Rp 100 kg-1
= Rp 5 000
Sesuai dengan perhitungan premi tersebut didapat total premi lebih borong
pemanen pada hari itu adalah Rp 24 440. Premi yang didapat akan dikumulatifkan
selama satu bulan kerja panen dan ditambah dengan gaji pokok pemanen tersebut.
Alat panen. semua kebutuhan alat panen di Kebun Adolina disediakan
perusahaan termasuk alat operasional panen maupun alat pelindung diri (APD)
kecuali untuk pemanen tenaga pemborong. Alat operasional panen diareal
tanaman muda (3–5 tahun) memerlukan alat chisel (dodos dengan lebar 8 cm),
kampak dan alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu, dan goni sedangkan
untuk panen di areal tanaman dewasa dan tua (>5 tahun) diperlukan alat kampak,
egrek, bambu/galah egrek, tali, alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan
goni.

15
Aspek Manajerial
Pendamping Mandor I
Mandor I pada dasarnya merupakan mandor yang membawahi seluruh
mandor-mandor. Pendamping mandor I bertugas membantu asisten afdeling
mengkoordinir mandor-mandor dalam pembagian tugas kemandorannya masingmasing. Penulis bekerja langsung sebagai pendamping Mandor I dengan
mengawasi di beberapa kemandoran seperti mengawasi kegiatan panen di
mandoran panen, mengawasi pengambilan pupuk ke gudang di mandoran pupuk,
dan membantu mandor I mengawasi kegiatan perbaikan jalan utama (main road).
Adapun kewajiban administrasi yang dilaksanakan oleh mandor I di Afdeling III
adalah membuat buku mandor (absensi), membuat buku laporan mandoran serta
melaporkan hasil pekerjaan rutin kepada asisten afdeling.
Mandor Panen
Mandor Panen di Kebun Adolina tepatnya di Afdeling III berjumlah 3 orang,
yang dibagi atas mandoran Pardosi, Gong, dan Sulistyo. Mandor panen bertugas
mengawasi kegiatan panen di lapangan, mengevaluasi panen harian, membagi
hanca kepada masing-masing pemanen, dan melaporkan seluruh hasil kegiatan
panen setiap harinya di buku laporan pekerjaan mandor.
Kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama sebagai pendamping mandor
panen adalah mengawasi karyawan dengan melakukan cek hanca panen,
mengamati buah matang teringgal, brondolan yang tertinggal di piringan, diketiak
pelepah, dan pasar rintis. Penulis juga melakukan taksasi produksi bersama
mandor panen.
Mandor Pupuk
Secara teknis mandor pupuk bertanggung jawab terhadap jumlah pupuk
yang diangkut dari gudang pupuk sampai diaplikasikan ke pokok berdasarkan
dengan dosis yang telah ditetapkan dalam pedoman pemupukan. Penulis bekerja
langsung sebagai pendamping mandor pupuk yaitu dengan membagi hanca
aplikasi pupuk dan menentukan jumlah pupuk yang akan ditabur oleh setiap
karyawan. Penulis juga melakukan pengawasan terhadap karyawan pupuk dan
melakukan cek hanca pemupukan.
Kerani Produksi
Tugas utama dari kerani produksi adalah membuat rencana panen dan
permintaan kendaraan hari berikutnya, membuat laporan hasil panen setiap hari,
membuat rekapitulasi daftar premi karyawan dalam sebulan, mengarahkan
pekerjaan angkutan TBS di Afdeling dan melaksanakan tugas yang diberikan
khususnya di bidang administrasi produksi. Selama menjadi pendamping kerani
produksi, penulis membantu kerani produksi dalam melakukan input data
transaksi kegiatan operasional kebun, menghitung premi pemanen, penulisan
laporan penerimaan TBS dan laporan jumlah transportasi truk yang diangkut ke
pabrik kelapa sawit (PKS).

16
Pendamping Asisten Afdeling
Asisten bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan selama 24 jam
dimulai dari perencanaan (planning), organisasi (organizing), aktual (actualing),
dan kontrol (controlling) yang meliputi kegiatan di kebun maupun lingkungan
masyarakat. Tugas dan tanggung jawab seorang asisten afdeling adalah
memberikan instruksi kerja kepada mandor-mandor dan kerani-kerani setiap pagi,
membuat program kerja tahunan serta bulanan, melakukan pengawasan aktivitas
terhadap pekerjaan pemeliharaan rutin dan proses panen sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan, mengkoordinasi mandor-mandor sesuai instruksi dan
rencana kerja.
Pada saat penulis menjadi pendamping asisten di bulan ke tiga dan keempat,
kegiatan yang dilakukan adalah membantu asisten afdeling menentukan target
produksi bulanan sesuai dengan target dan jumlah karyawan panen, menentukan
jumlah karyawan yang akan bekerja dan mengawasi semua kegiatan dilapangan.
Selain itu, penulis juga membantu asisten afdeling dalam hal pemeriksaan hanca
panen berdasarkan kualitas panen (kualitas hanca panen dan buah yang di panen).
Tujuannya adalah untuk mengurangi persentase berondolan yang tertinggal di
lapangan dan terpotongnya buah mentah.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tenaga Panen
Sumber daya manusia masih sangat dibutuhkan untuk kelancaran proses
budidaya tanaman kelapa sawit. Tenaga pemanen merupakan salah satu faktor
terpenting dalam pemanenan kelapa sawit di perkebunan yang bertugas untuk
menurunkan TBS, memotong pelepah penyangga TBS, menyusun pelepah di
gawangan mati, memotong tangkai tandan, menyusun TBS di tempat
pengumpulan hasil (TPH) dan memberi nomor identitas pemanen pada tangkat
TBS. Perhitungan dan penetapan jumlah pemanen yang ideal dalam satu afdeling
dapat dilakukan dengan menghitung perbandingan antara luas areal afdeling
dengan perkalian jumlah kapel (rotasi panen) dan norma panen perusahaan.
Kebutuhan pemanen Afdeling III

= 975 ha : (6 kapel x 3 ha HK-1)
= 54.16 ≈ 54 orang

Hasil perhitungan jumlah pemanen menunjukkan bahwa jumlah pemanen
ideal yang harus dimiliki oleh Afdeling III Kebun Adolina dengan luas areal
sebesar 975 ha dan rotasi panen 6/7 adalah sebanyak 54 orang. Hasil perhitungan
sudah mendekati dengan jumlah pemanen yang dimiliki oleh Afdeling III, yaitu
sebanyak 53 orang.
Jumlah pemanen yang dimiliki Afdeling III yaitu sebanyak 53 orang
pemanen dan dibagi ke dalam tiga mandoran (Tabel 6). Mandoran Lubis dan
mandoran Pardosi memandori pemanen pada tanaman tahun tanam 2008,
sedangkan mandoran Sulistyo memandori pemanen pada tanaman tahun tanam
2010 dan 1995.
Mandoran Lubis memiliki jumlah pemanen terbanyak, yaitu 20 orang
dengan luasan areal 363 ha, sedangkan mandoran Pardosi memiliki jumlah
pemanen sebanyak 19 orang dengan luas areal 364 ha. Jumlah ini berbeda dengan

17
mandoran Sulistyo yang memiliki jumlah pemanen 10 orang untuk tahun tanam
2010 dengan luas areal 160 ha dan 4 orang untuk tahun tanam 1995 dengan luas
areal 88 ha. Berdasarkan luas areal dan jumlah pemanen yang dimiliki oleh
mandoran Sulistyo dan Pardosi pada tahun tanam 2010 dan 2008, seharusnya
mendapatkan tambahan tenaga pemanen tiga orang dan satu orang pemanen lagi
untuk memaksimalkan hasil panen di arealnya masing-masing.
Permasalahan yang sering terjadi adalah kurangnya pemanen pada saat
kondisi buah melimpah, khususnya pada mandoran dengan jumlah pemanen yang
paling sedikit, yang menyebabkan hanca panen sering tidak tuntas dipanen,
sehingga harus dilakukan panen ulang di hari berikutnya. Kegiatan panen ulang
dapat mengganggu rotasi panen dari 6/7 bertambah menjadi 7/7, akibat pemanen
yang harus kembali memanen pada hanca sebelumnya terlebih dahulu sebelum
memanen di hanca berikutnya. Masalah lain yang sering terjadi adalah pemanen
yang tidak disiplin dalam memanen, seperti meninggalkan buah matang tidak di
panen, brondolan tidak dikutip, tidak menurunkan pelepah penyangga buah
matang, meninggalkan hanca panen sebelum waktu yang ditentukan tanpa
sepengetahuan mandor panen. Permasalahan seperti ini biasanya diatasi dengan
memberi teguran kepada pemanen yang melakukan pelanggaran dan memberikan
sanksi berupa surat peringatan (SP) dengan harapan dapat memberikan efek jera
terhadap pemanen tersebut.
Tabel 6 Luas areal dan jumlah pemanen di Afdeling III Adolina
Tahun
Tanam

Kapasitas
(ha HK-1)

Luas areal
(ha)

Pardosi

2008

3

364

Inventaris
pokok
(tanaman)
50 596

Lubis

2008

3

363

50 457

20

Sulistyo

2010

2

160

21 500

10

Sulistyo

1995

4

88

9 432

4

975

131 985

53

Mandoran

Jumlah

Jumlah pemanen
(orang)
19

Sumber: Kantor Afdeling III, Kebun Adolina (2014)

Kapasitas Panen
Pemanen memiliki peran penting dalam suatu perkebunan kelapa sawit dan
menjadi tulang punggung dalam menghasilkan jumlah produksi yang optimal
sesuai dengan target yang di tetapkan oleh perusahaan. Pengamatan kapasitas
panen dilakukan terhadap 15 orang pemanen (lima orang setiap mandoran) di
Afdeling III yang dipilih secara acak.
Pengamatan kapasitas panen dilakukan selama 4 minggu pada bulan Maret
2014. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui ketercapaian prestasi pemanen
terhadap basis panen Semester I yang telah ditetapkan oleh perusahaan sesuai
dengan tahun tanam masing-masing, dengan melakukan perbandingan antara
jumlah produksi setiap tahun dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan selama
masa pengamatan.
Hasil pengamatan kapasitas pemanen (Tabel 7) menunjukkan hasil rata-rata
kemampuan para pemanen di masing-masing tahun tanam