BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo
Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan dengan luas wilayah 8.368,81 km
2
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Malaka
. Batas wilayah Puskesmas Tanjung Rejo adalah sebagai berikut :
2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kota Medan
3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli
Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo terdiri dari 9 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 99.478 jiwa dan 21.118 KK. Jumlah balita di wilayah kerja
Puskesmas Tanjung Rejo sebanyak 9354 jiwa dan jumlah ibu balita sebanyak 4430 orang. Jumlah posyandu sebanyak 55 pos tersebar di 9 desa dan berada pada tingkat
pratama.
4.2 Distribusi Ibu Balita
Ibu balita yang berjumlah 4430 orang terdistribusi di 9 desa wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
seperti tertera pada Tabel 4.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Distribusi Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011
No Desa Jumlah orang
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Medan Estate
Sampali Saentis
Cinta Rakyat Percut
Cinta Damai Tanjung Selamat
Tanjung Rejo Pematang Lalang
452 482
438 793
574 341
562 575
213
Jumlah 4430
Sumber : Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2011
4.3 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap seluruh variabel. Tabel 4.2 di bawah ini menjelaskan distribusi frekuensi responden pada setiap variabel. Tingkat pemanfaatan
posyandu sebagian besar 73,6 termasuk kategori kurang dan sisanya menyebar sebesar 17,6 kategori cukup dan hanya 8,8 kategori baik. Pengetahuan responden
sebagian besar adalah kurang baik yaitu 68,0 dan sisanya baik 32,0. Dukungan suami responden sebagian besar adalah tinggi 60,8 sedangkan dukungan rendah
hanya 39,2. Lebih dari separuh 55,2 responden berada pada kelompok umur 30 tahun, pendidikan responden yang paling banyak adalah pendidikan rendah
54,4, paling banyak responden tidak bekerja 87,2, responden yang memiliki 1 orang balita sebanyak 72,8, sementara itu 84,6 responden berpendapat bahwa
sarana penimbangan balita di posyandu tidak tersedia, dan terdapat 44 responden
Universitas Sumatera Utara
yang berpendapat bahwa sikap kader adalah negatif. Analisis univariat secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Masing-Masing Variabel Penelitian Variabel
Frekuensi
Variabel Dependen Tingkat Pemanfaatan Posyandu
Baik Cukup
Kurang
11 22
92 8,8
17,6 73,6
Variabel Independen Utama Pengetahuan
Baik Kurang baik
40 85
32,0 68,0
Dukungan Suami Tinggi
Rendah 76
49 60,8
39,2
Variabel Confounding Umur tahun
≥ 30 30
56 69
44,8 55,2
Pendidikan Rendah
Sedang Tinggi
68 49
8 54,4
39,2 6,4
Pekerjaan Tidak bekerja
Bekerja 109
16 87,2
12,8
Jumlah Anak orang 1
1 91
34 72,8
27,2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan Variabel
Frekuensi
Sarana Tersedia
Tidak tersedia 17
108 13,6
86,4
Sikap Kader Positif
Negatif 70
55 56,0
44,0
Tabel 4.3 dibawah ini menjelaskan bahwa pengetahuan responden tentang posyandu tersebar dalam 10 pernyataan. Dari seluruh pernyataan yang berisi
pengetahuan tentang posyandu separuh responden tidak tahu bahwa balita harus ditimbang setiap bulan ke posyandu untuk memantau pertumbuhan tanpa memandang
status gizi balita. Lebih dari separuh responden juga tidak tahu bahwa di posyandu dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi balita yang sakit, dan oralit tersedia di
posyandu bagi balita yang mengalami diare.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Pengetahuan
No Pernyataan
Jawaban Ya
Tidak f
f
1 Balita sehat dan kurang sehat harus ditimbang setiap
bulan ke posyandu untuk memantau pertumbuhan. 42
33,6 83
66,4
2 Balita ditimbang ke posyandu untuk mengetahui
adanya masalah gizi kurang atau lebih sehingga dapat segera dilakukan upaya pemulihan.
52 41,6 73 58,4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lanjutan No
Pernyataan Jawaban
Ya Tidak
f f
3 Balita datang ke posyandu setiap bulan, dan saat
jadwal pemberian vitamin A. 39 31,2 86
68,8
4 Selain memperoleh layanan kesehatan, balita
memperoleh makanan di posyandu. 55 44,0 70
56,0
5 Ibu dapat memeriksakan kesehatan balita di
posyandu. 39 31,2 86
68,8
6 Status pertumbuhan balita dapat diketahui bila balita
datang ke posyandu setiap bulan untuk ditimbang. 44 35,2 81
64,8
7 Di posyandu tersedia oralit untuk mengatasi diare
pada balita 43 34,4 82
65,6
8 Bila terjadi keterlambatan pertumbuhan balita maka
ibu memperoleh penyuluhan tentang cara memilih, mengolah, dan mempersiapkan makanan balita
untuk mengejar keterlambatan pertumbuhan. 47 37,6 78
62,4
9 Pemberian kapsul vitamin A harus 2 kali dalam
setahun untuk mencegah kebutaan. 39 31,2 86
68,8
10 Balita yang mengalami batuk, pilek, demam, atau diare tidak usah dibawa ke posyandu sampai balita
sehat kembali 53 42,4 72
57,6
Tabel 4.4 dibawah ini menjelaskan bahwa dari 8 pernyataan 39 yang dibuat untuk mengukur dukungan suami dalam pemanfaatan posyandu ditemukan lebih dari
separuh responden memperoleh kepercayaan dari suami untuk membawa balita ke posyandu. Tetapi lebih dari separuh suami responden tidak bersedia untuk mengantar
ke posyandu. Ketika cuaca tidak mendukung lebih dari separuh ibu memperoleh
Universitas Sumatera Utara
empati dari suami untuk membawa balita ke posyandu. Tetapi lebih dari separuh responden dilarang suami membawa balita yang sehat ke posyandu.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Dukungan Suami
No Pernyataan
Jawaban f
1 Saat jadwal posyandu tiba, maka reaksi suami :
a. menganjurkan
b. memberi nasehat untuk ke posyandu
c. mengingatkan
d. tidak memberi respon apa-apa
61 36
28 0,0
48,8 28,8
22,4
2 Ibu lupa jadwal posyandu, reaksi suami :
a. menganjurkan
b. menasehati
c. mengingatkan
d. tidak memberi respon apa-apa
5 79
17 24
4,0 63,2
13,6 19,2
3 Waktu balita kurang sehat batuk, pilek, atau demam saat hari
buka posyandu, reaksi suami: a.
menganjurkan tetap ke posyandu b.
menasehati supaya tetap bawa balita ke posyandu c.
mengingatkan memeriksakan kesehatan balita ke posyandu
d. tidak memberi respon apa-apa
26 30
36
33 20,8
24,0 28,8
26,4 4
Reaksi suami ketika ibu membawa balita ke posyandu : a.
memberi semangat b.
memberi pujian c.
senang d.
tidak memberi respon 44
32 49
0,0 35,2
25,6 39,2
5 Ibu membawa balita yang sehat dan gemuk ke posyandu,
reaksi suami : a.
memberi semangat dan membantu membawa balita ke posyandu
b. memberi semangat
c. memberi perhatian
d. melarang
28 36
1 60
22,4 28,8
0,8 48,0
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Lanjutan No
Pernyataan Jawaban
f
6 Waktu cuaca tidak mendukung hujan atau terik matahari dan
ibu membawa balita ke posyandu, reaksi suami : a.
memberi kepercayaan b.
memberi perhatian c.
berempati d.
tidak memberi respon 6
57 60
2 4,8
45,6 48,0
1,6 7
Ketika ibu hendak membawa balita ke posyandu, tindakan suami :
a. mengantar dan menunggu
b. mengantar
c. memberi uang untuk trasportasi
d. tidak bersedia mengantar
14 19
21 71
11,2 15,2
16,8 56,8
8 Ibu sakit saat hari buka posyandu, tindakan suami :
a. berupaya membawa balita ke posyandu
b. meminta bantuan orang lain untuk membawa balita ke
posyandu dan menyediakan trasportasi c.
meminta bantuan orang lain untuk membawa balita ke posyandu
d. tidak berupaya membawa balita ke posyandu
23 38
3 61
18,4 30,4
2,4 48,8
4.4 Analisis Bivariat 4.4.1 Hubungan Variabel Independen Utama Pengetahuan dan Dukungan
Suami dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu
Hubungan pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 40 ibu berpengetahuan baik hanya 20 yang memanfaatkan posyandu dengan
baik. Terdapat 3,5 responden yang berpengetahuan kurang baik tetapi memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan
tingkat pemanfaatan posyandu antara responden berpengetahuan baik dan responden
Universitas Sumatera Utara
berpengetahuan kurang baik. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,008 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan
posyandu. Hubungan dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat
bahwa dari 76 orang responden yang memperoleh dukungan suami tinggi hanya 10,5 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Terdapat 6,1 responden dengan
dukungan suami rendah tetapi memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara
responden yang memperoleh dukungan suami tinggi dan responden dengan dukungan suami rendah. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,003 artinya ada hubungan
yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu.
4.4.2 Hubungan Variabel Confounding Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah
Balita, Sarana dan Sikap Kader dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu
Hubungan umur dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 56 responden berumur
≥ 30 tahun hanya 12,5 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Terdapat 5,8 responden berumur 30 tahun yang memanfaatkan posyandu
dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu pada responden umur
≥ 30 tahun dengan res ponden 30 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur
dan tingkat pemanfaatan posyandu dengan nilai p = 0,321. Hubungan pendidikan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa
dari 68 responden berpendidikan rendah 10,5 diantaranya memanfaatkan posyandu
Universitas Sumatera Utara
dengan baik. Dari 49 responden pendidikan sedang terdapat 4,1 yang memanfaatakan posyandu dengan baik, sedangkan responden dengan pendidikan
tinggi terdapat 50 responden yang memanfaatkan posyandu dengan baik dari 8 responden. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan
posyandu antara responden berpendidikan rendah, sedang, dan tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan tingkat pemanfaatan posyandu. Hubungan pekerjaan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa
dari 109 responden yang tidak bekerja hanya 6,4 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Dari 16 responden yang bekerja terdapat 25,0 diantaranya
memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden yang tidak bekerja dan responden
yang bekerja. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,032 artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan tingkat pemanfaatan posyandu
Hubungan jumlah balita dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 91 responden yang memiliki balita 1 orang hanya 11,0 yang memanfaatkan
posyandu dengan baik. Sementara itu dari 34 responden yang memiliki balita 1 orang 2,9 diantaranya memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan
bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden yang memiliki balita 1 orang dengan responden yang memiliki balita 1 orang. Hasil uji
statistik menunjukkan nilai p = 0,024 artinya ada hubungan yang signifikan antara jumlah balita dengan tingkat pemanfaatan posyandu.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan sarana dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 17 responden yang berpendapat bahwa sarana tersedia, tak satupun yang
memanfaatkan posyandu dengan baik. Sementara itu dari 108 responden yang berpendapat bahwa sarana tidak tersedia tetapi tetap memanfaatkan posyandu dengan
baik sebanyak 25,0. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat memanfaatan posyandu antara responden yang berpendeapat sarana tersedia dengan
responden yang berpendapat sarana tidak tersedia. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,029 artinya ada hubungan yang signifikan antara sarana dengan tingkat
pemanfaatan posyandu. Hubungan sikap kader dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa
dari 70 responden yang berpendapat bahwa sikap kader positif hanya 14,3 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Sementara itu dari 55 responden yang
berpendapat bahwa sikap kader negatif tetapi tetap memanfaatkan posyandu dengan baik sebanyak 1,8. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat
memanfaatan posyandu antara responden yang berpendeapat sikap kader positif dengan responden yang berpendapat sikap kader negatif. Hasil uji statistik
menunjukkan nilai p = 0,040 artinya ada hubungan yang signifikan antara sarana dengan tingkat pemanfaatan posyandu.
Secara lengkap hubungan variabel independen pengetahuan dan dukungan suami dan variabel confounding umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah balita, sarana,
dan sikap kader dengan tingkat pemanfaatan posyandu dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hubungan Variabel Independen Pengetahuan dan Dukungan Suami, Variabel
Confounding Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah Balita, Sarana, dan Sikap Kader dengan Tingkat
Pemanfaatan Posyandu
Variabel Independen
Utama dan Confounding
Tingkat pemanfaatan posyandu Total
Nilai p
χ2 Baik
Cukup Kurang
f f
f f
Variabel Independen
Utama : Pengetahuan
Baik Kurang baik
8 3
20,0 8,8
5 17
12,5 20,0
27 65
67,5 76,5
40 85
100,0 100,0
0,008 9,552
Dukungan Suami
Tinggi Rendah
8 3
10,5 6,1
20 2
26,3 4,1
48 44
63,2 89,8
76 49
100,0 100,0
0,008 11,897
Variabel Confounding
: Umur tahun
≥ 30 30
7 4
12,5 5,8
11 11
19,6 15,9
38 54
67,9 78,3
56 69
100,0 100,0
0,321 2,273
Pendidikan Rendah
Sedang Tinggi
5 2
4 7,4
4,1 50,0
15 6
1 22,1
12,2 12,2
48 41
3 70,6
83,7 37,5
68 49
8 100,0
100,0 100,0
0,001 20,693
Pekerjaan Tidak bekerja
Bekerja 7
4 6,4
25,0 21
1 19,3
6,3 81
11 74,3
68,8 109
16 100,0
100,0 0,032
6,874
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Lanjutan Variabel
Independen dan
Confounding Tingkat pemanfaatan posyandu
Total
Nilai p
χ2 Baik
Cukup Kurang
f f
f f
Jumlah Anak orang
1 1
10 1
11,0 2,9
20 2
22,0 5,9
61 31
67,0 91,2
91 34
100,0 100,0
0,024 7,462
Sarana Tersedia
Tidak tersedia
11 0,0
10,2 22
0,0 20,4
17 75
100 69,4
17 108
100,0 100,0
0,029 7,058
Sikap Kader Positif
Negatif 10
1 14,3
1,8 13
9 18,6
16,4 47
45 67,1
81,8 70
55 100,0
100,0 0,040
6,427
4.4.3 Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Confounding
Tabel 4.6 di bawah terlihat bahwa antara variabel dukungan suami dan sarana ada hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,040, sehingga variabel tersebut tidak
bisa dimaksukkan dalam 1 model. Variabel-variabel yang lain tidak ada yang saling berhubungan sehingga dapat dilanjutkan ke analisis multivariat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Confounding
Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan
Confounding Pearson
Chi- Square
Continuity Corection
p Kesimpulan
Pengetahuan Dukungan Suami
2,695 0,101
Independen Umur
0,026 0,871
Independen Pendidikan
0,894 0,639
Independen Pekerjaan
0,000 1,000
Independen Balita
0,354 0,552
Independen Sarana
0,000 1,000
Independen Sikap kader
1,434 0,231
Independen Dukungan
suami Umur
0,041 0,840
Independen Pendidikan
0,524 0,770
Independen Pekerjaan
0,016 0,900
Independen Balita
2,950 0,086
Independen Sarana
4,203 0,040
Dependen Sikap kader
0,153 0,696
Independen Umur
Pendidikan 3,755
0,153 Independen Pekerjaan
0,000 1,000 Independen
Balita 2,275
0,131 Independen Sarana
0,343 0,558 Independen
Sikap kader 3,469
0,063 Independen Sikap kader
Pendidikan 4,252
0,119 Independen Pekerjaan
0,000 1,000 Independen
Balita 2,055
0,152 Independen Sarana
0,287 0,592 Independen
Balita Pendidikan
1,179 0,554 Independen
Pekerjaan 0,008
0,929 Independen Sarana
1,210 0,271 Independen
Pendidikan Pekerjaan
1,546 0,462 Independen
Sarana 0,509 Independen
Pekerjaan Sarana
0,000 1,000 Independen
Catatan: signifikan pada α= 0,05
Universitas Sumatera Utara
4.5 Analisis Multivariat
Dari hasil analisis bivariat, semua variabel independen utama ternyata masuk dalam analisis multivariat. Sebagian dari confounding juga masuk dalam analisis
multivariat yaitu pendidikan, pekerjaan, jumlah balita, dan sikap kader, tetapi umur
dan sarana tidak masuk ke dalam analisis multivariat. 4.5.1 Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Tingkat
Pemanfaatan Posyandu
Hasil analisis pada Tabel 4.7 didapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan posyandu pada
α = 0,05. Namun karena pengetahuan merupakan variabel independen utama maka
pengetahuan tetap dipertahankan dalam model. Secara bersama-sama dengan variabel confounding
, variabel yang signifikan memengaruhi tingkat pemanfaatan posyandu adalah dukungan suami X
2
, pendidikan rendah dan pendidikan sedang X
4
, dan jumlah balita X
6
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai odds rasio untuk variabel pengetahuan X
. Hasil analisis hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
1
adalah sebesar 0,58 dengan 95 CI=0,24-1,43 artinya ibu dengan pengetahuan baik tentang posyandu berpeluang untuk memanfaatkan posyandu pada tingkat
kurang 58100 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu tingkat baik atau cukup pada ibu berpengetahuan kurang baik. Nilai odds ratio untuk variabel
dukungan suami X
2
adalah 0,22 dengan 95 CI=0,07-0,66 artinya ibu yang memperoleh dukungan suami tinggi berpeluang untuk memanfaatkan posyandu pada
Universitas Sumatera Utara
tingkat kurang 22100 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu tingkat baik atau cukup pada kelompok ibu yang memperoleh dukungan suami rendah.
Nilai odds ratio untuk variabel pendidikan rendah X
4
Nilai odds ratio untuk variabel jumlah balita X adalah 13,85 dengan
95 CI=2,67-71,89 artinya ibu dengan tingkat pendidikan rendah berpeluang untuk memanfaatkan posyandu kurang 13,85 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan
posyandu baik atau cukup pada kelompok ibu dengan tingkat pendidikan tinggi. Sedangkan nilai odds ratio pendidikan sedang adalah 29,61 dengan 95 CI=5,10-
171,76 artinya ibu dengan tingkat pendidikan sedang berpeluang untuk memanfaatkan posyandu kurang 29,61 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan
posyandu tingkat baik atau cukup pada kelompok ibu dengan tingkat pendidikan tinggi.
6
adalah 0,22 dengan 95 CI=0,06-0,83 artinya ibu yang mempunyai balita 1 orang berpeluang untuk
memanfaatkan posyandu kurang 22100 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu tingkat baik atau cukup pada kelompok ibu yang mempunyai 1 orang
balita. Hasil analisis regresi ordinal ganda untuk melihat hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu secara lebih rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Analisis Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan
Tingkat Pemanfaatan Posyandu
4.6 Pemeriksaan Interaksi