Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Distribusi Ibu Balita Analisis Multivariat

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo

Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan dengan luas wilayah 8.368,81 km 2 1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Selat Malaka . Batas wilayah Puskesmas Tanjung Rejo adalah sebagai berikut : 2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kota Medan 3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Labuhan Deli Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo terdiri dari 9 desa dengan jumlah penduduk sebanyak 99.478 jiwa dan 21.118 KK. Jumlah balita di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo sebanyak 9354 jiwa dan jumlah ibu balita sebanyak 4430 orang. Jumlah posyandu sebanyak 55 pos tersebar di 9 desa dan berada pada tingkat pratama.

4.2 Distribusi Ibu Balita

Ibu balita yang berjumlah 4430 orang terdistribusi di 9 desa wilayah kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang seperti tertera pada Tabel 4.1 berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Distribusi Ibu Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2011 No Desa Jumlah orang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Medan Estate Sampali Saentis Cinta Rakyat Percut Cinta Damai Tanjung Selamat Tanjung Rejo Pematang Lalang 452 482 438 793 574 341 562 575 213 Jumlah 4430 Sumber : Profil Puskesmas Tanjung Rejo, 2011

4.3 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap seluruh variabel. Tabel 4.2 di bawah ini menjelaskan distribusi frekuensi responden pada setiap variabel. Tingkat pemanfaatan posyandu sebagian besar 73,6 termasuk kategori kurang dan sisanya menyebar sebesar 17,6 kategori cukup dan hanya 8,8 kategori baik. Pengetahuan responden sebagian besar adalah kurang baik yaitu 68,0 dan sisanya baik 32,0. Dukungan suami responden sebagian besar adalah tinggi 60,8 sedangkan dukungan rendah hanya 39,2. Lebih dari separuh 55,2 responden berada pada kelompok umur 30 tahun, pendidikan responden yang paling banyak adalah pendidikan rendah 54,4, paling banyak responden tidak bekerja 87,2, responden yang memiliki 1 orang balita sebanyak 72,8, sementara itu 84,6 responden berpendapat bahwa sarana penimbangan balita di posyandu tidak tersedia, dan terdapat 44 responden Universitas Sumatera Utara yang berpendapat bahwa sikap kader adalah negatif. Analisis univariat secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Masing-Masing Variabel Penelitian Variabel Frekuensi Variabel Dependen Tingkat Pemanfaatan Posyandu Baik Cukup Kurang 11 22 92 8,8 17,6 73,6 Variabel Independen Utama Pengetahuan Baik Kurang baik 40 85 32,0 68,0 Dukungan Suami Tinggi Rendah 76 49 60,8 39,2 Variabel Confounding Umur tahun ≥ 30 30 56 69 44,8 55,2 Pendidikan Rendah Sedang Tinggi 68 49 8 54,4 39,2 6,4 Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja 109 16 87,2 12,8 Jumlah Anak orang 1 1 91 34 72,8 27,2 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Lanjutan Variabel Frekuensi Sarana Tersedia Tidak tersedia 17 108 13,6 86,4 Sikap Kader Positif Negatif 70 55 56,0 44,0 Tabel 4.3 dibawah ini menjelaskan bahwa pengetahuan responden tentang posyandu tersebar dalam 10 pernyataan. Dari seluruh pernyataan yang berisi pengetahuan tentang posyandu separuh responden tidak tahu bahwa balita harus ditimbang setiap bulan ke posyandu untuk memantau pertumbuhan tanpa memandang status gizi balita. Lebih dari separuh responden juga tidak tahu bahwa di posyandu dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi balita yang sakit, dan oralit tersedia di posyandu bagi balita yang mengalami diare. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Pengetahuan No Pernyataan Jawaban Ya Tidak f f 1 Balita sehat dan kurang sehat harus ditimbang setiap bulan ke posyandu untuk memantau pertumbuhan. 42 33,6 83 66,4 2 Balita ditimbang ke posyandu untuk mengetahui adanya masalah gizi kurang atau lebih sehingga dapat segera dilakukan upaya pemulihan. 52 41,6 73 58,4 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Lanjutan No Pernyataan Jawaban Ya Tidak f f 3 Balita datang ke posyandu setiap bulan, dan saat jadwal pemberian vitamin A. 39 31,2 86 68,8 4 Selain memperoleh layanan kesehatan, balita memperoleh makanan di posyandu. 55 44,0 70 56,0 5 Ibu dapat memeriksakan kesehatan balita di posyandu. 39 31,2 86 68,8 6 Status pertumbuhan balita dapat diketahui bila balita datang ke posyandu setiap bulan untuk ditimbang. 44 35,2 81 64,8 7 Di posyandu tersedia oralit untuk mengatasi diare pada balita 43 34,4 82 65,6 8 Bila terjadi keterlambatan pertumbuhan balita maka ibu memperoleh penyuluhan tentang cara memilih, mengolah, dan mempersiapkan makanan balita untuk mengejar keterlambatan pertumbuhan. 47 37,6 78 62,4 9 Pemberian kapsul vitamin A harus 2 kali dalam setahun untuk mencegah kebutaan. 39 31,2 86 68,8 10 Balita yang mengalami batuk, pilek, demam, atau diare tidak usah dibawa ke posyandu sampai balita sehat kembali 53 42,4 72 57,6 Tabel 4.4 dibawah ini menjelaskan bahwa dari 8 pernyataan 39 yang dibuat untuk mengukur dukungan suami dalam pemanfaatan posyandu ditemukan lebih dari separuh responden memperoleh kepercayaan dari suami untuk membawa balita ke posyandu. Tetapi lebih dari separuh suami responden tidak bersedia untuk mengantar ke posyandu. Ketika cuaca tidak mendukung lebih dari separuh ibu memperoleh Universitas Sumatera Utara empati dari suami untuk membawa balita ke posyandu. Tetapi lebih dari separuh responden dilarang suami membawa balita yang sehat ke posyandu. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban Pernyataan Dukungan Suami No Pernyataan Jawaban f 1 Saat jadwal posyandu tiba, maka reaksi suami : a. menganjurkan b. memberi nasehat untuk ke posyandu c. mengingatkan d. tidak memberi respon apa-apa 61 36 28 0,0 48,8 28,8 22,4 2 Ibu lupa jadwal posyandu, reaksi suami : a. menganjurkan b. menasehati c. mengingatkan d. tidak memberi respon apa-apa 5 79 17 24 4,0 63,2 13,6 19,2 3 Waktu balita kurang sehat batuk, pilek, atau demam saat hari buka posyandu, reaksi suami: a. menganjurkan tetap ke posyandu b. menasehati supaya tetap bawa balita ke posyandu c. mengingatkan memeriksakan kesehatan balita ke posyandu d. tidak memberi respon apa-apa 26 30 36 33 20,8 24,0 28,8 26,4 4 Reaksi suami ketika ibu membawa balita ke posyandu : a. memberi semangat b. memberi pujian c. senang d. tidak memberi respon 44 32 49 0,0 35,2 25,6 39,2 5 Ibu membawa balita yang sehat dan gemuk ke posyandu, reaksi suami : a. memberi semangat dan membantu membawa balita ke posyandu b. memberi semangat c. memberi perhatian d. melarang 28 36 1 60 22,4 28,8 0,8 48,0 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Lanjutan No Pernyataan Jawaban f 6 Waktu cuaca tidak mendukung hujan atau terik matahari dan ibu membawa balita ke posyandu, reaksi suami : a. memberi kepercayaan b. memberi perhatian c. berempati d. tidak memberi respon 6 57 60 2 4,8 45,6 48,0 1,6 7 Ketika ibu hendak membawa balita ke posyandu, tindakan suami : a. mengantar dan menunggu b. mengantar c. memberi uang untuk trasportasi d. tidak bersedia mengantar 14 19 21 71 11,2 15,2 16,8 56,8 8 Ibu sakit saat hari buka posyandu, tindakan suami : a. berupaya membawa balita ke posyandu b. meminta bantuan orang lain untuk membawa balita ke posyandu dan menyediakan trasportasi c. meminta bantuan orang lain untuk membawa balita ke posyandu d. tidak berupaya membawa balita ke posyandu 23 38 3 61 18,4 30,4 2,4 48,8 4.4 Analisis Bivariat 4.4.1 Hubungan Variabel Independen Utama Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu Hubungan pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 40 ibu berpengetahuan baik hanya 20 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Terdapat 3,5 responden yang berpengetahuan kurang baik tetapi memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden berpengetahuan baik dan responden Universitas Sumatera Utara berpengetahuan kurang baik. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,008 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan posyandu. Hubungan dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 76 orang responden yang memperoleh dukungan suami tinggi hanya 10,5 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Terdapat 6,1 responden dengan dukungan suami rendah tetapi memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden yang memperoleh dukungan suami tinggi dan responden dengan dukungan suami rendah. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,003 artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu.

4.4.2 Hubungan Variabel Confounding Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah

Balita, Sarana dan Sikap Kader dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu Hubungan umur dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 56 responden berumur ≥ 30 tahun hanya 12,5 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Terdapat 5,8 responden berumur 30 tahun yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu pada responden umur ≥ 30 tahun dengan res ponden 30 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur dan tingkat pemanfaatan posyandu dengan nilai p = 0,321. Hubungan pendidikan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 68 responden berpendidikan rendah 10,5 diantaranya memanfaatkan posyandu Universitas Sumatera Utara dengan baik. Dari 49 responden pendidikan sedang terdapat 4,1 yang memanfaatakan posyandu dengan baik, sedangkan responden dengan pendidikan tinggi terdapat 50 responden yang memanfaatkan posyandu dengan baik dari 8 responden. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden berpendidikan rendah, sedang, dan tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan tingkat pemanfaatan posyandu. Hubungan pekerjaan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 109 responden yang tidak bekerja hanya 6,4 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Dari 16 responden yang bekerja terdapat 25,0 diantaranya memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden yang tidak bekerja dan responden yang bekerja. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,032 artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan tingkat pemanfaatan posyandu Hubungan jumlah balita dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 91 responden yang memiliki balita 1 orang hanya 11,0 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Sementara itu dari 34 responden yang memiliki balita 1 orang 2,9 diantaranya memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden yang memiliki balita 1 orang dengan responden yang memiliki balita 1 orang. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,024 artinya ada hubungan yang signifikan antara jumlah balita dengan tingkat pemanfaatan posyandu. Universitas Sumatera Utara Hubungan sarana dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 17 responden yang berpendapat bahwa sarana tersedia, tak satupun yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Sementara itu dari 108 responden yang berpendapat bahwa sarana tidak tersedia tetapi tetap memanfaatkan posyandu dengan baik sebanyak 25,0. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat memanfaatan posyandu antara responden yang berpendeapat sarana tersedia dengan responden yang berpendapat sarana tidak tersedia. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,029 artinya ada hubungan yang signifikan antara sarana dengan tingkat pemanfaatan posyandu. Hubungan sikap kader dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 70 responden yang berpendapat bahwa sikap kader positif hanya 14,3 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Sementara itu dari 55 responden yang berpendapat bahwa sikap kader negatif tetapi tetap memanfaatkan posyandu dengan baik sebanyak 1,8. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat memanfaatan posyandu antara responden yang berpendeapat sikap kader positif dengan responden yang berpendapat sikap kader negatif. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,040 artinya ada hubungan yang signifikan antara sarana dengan tingkat pemanfaatan posyandu. Secara lengkap hubungan variabel independen pengetahuan dan dukungan suami dan variabel confounding umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah balita, sarana, dan sikap kader dengan tingkat pemanfaatan posyandu dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hubungan Variabel Independen Pengetahuan dan Dukungan Suami, Variabel Confounding Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah Balita, Sarana, dan Sikap Kader dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu Variabel Independen Utama dan Confounding Tingkat pemanfaatan posyandu Total Nilai p χ2 Baik Cukup Kurang f f f f Variabel Independen Utama : Pengetahuan Baik Kurang baik 8 3 20,0 8,8 5 17 12,5 20,0 27 65 67,5 76,5 40 85 100,0 100,0 0,008 9,552 Dukungan Suami Tinggi Rendah 8 3 10,5 6,1 20 2 26,3 4,1 48 44 63,2 89,8 76 49 100,0 100,0 0,008 11,897 Variabel Confounding : Umur tahun ≥ 30 30 7 4 12,5 5,8 11 11 19,6 15,9 38 54 67,9 78,3 56 69 100,0 100,0 0,321 2,273 Pendidikan Rendah Sedang Tinggi 5 2 4 7,4 4,1 50,0 15 6 1 22,1 12,2 12,2 48 41 3 70,6 83,7 37,5 68 49 8 100,0 100,0 100,0 0,001 20,693 Pekerjaan Tidak bekerja Bekerja 7 4 6,4 25,0 21 1 19,3 6,3 81 11 74,3 68,8 109 16 100,0 100,0 0,032 6,874 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Lanjutan Variabel Independen dan Confounding Tingkat pemanfaatan posyandu Total Nilai p χ2 Baik Cukup Kurang f f f f Jumlah Anak orang 1 1 10 1 11,0 2,9 20 2 22,0 5,9 61 31 67,0 91,2 91 34 100,0 100,0 0,024 7,462 Sarana Tersedia Tidak tersedia 11 0,0 10,2 22 0,0 20,4 17 75 100 69,4 17 108 100,0 100,0 0,029 7,058 Sikap Kader Positif Negatif 10 1 14,3 1,8 13 9 18,6 16,4 47 45 67,1 81,8 70 55 100,0 100,0 0,040 6,427

4.4.3 Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Confounding

Tabel 4.6 di bawah terlihat bahwa antara variabel dukungan suami dan sarana ada hubungan yang signifikan dengan nilai p = 0,040, sehingga variabel tersebut tidak bisa dimaksukkan dalam 1 model. Variabel-variabel yang lain tidak ada yang saling berhubungan sehingga dapat dilanjutkan ke analisis multivariat. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Confounding Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Confounding Pearson Chi- Square Continuity Corection p Kesimpulan Pengetahuan Dukungan Suami 2,695 0,101 Independen Umur 0,026 0,871 Independen Pendidikan 0,894 0,639 Independen Pekerjaan 0,000 1,000 Independen Balita 0,354 0,552 Independen Sarana 0,000 1,000 Independen Sikap kader 1,434 0,231 Independen Dukungan suami Umur 0,041 0,840 Independen Pendidikan 0,524 0,770 Independen Pekerjaan 0,016 0,900 Independen Balita 2,950 0,086 Independen Sarana 4,203 0,040 Dependen Sikap kader 0,153 0,696 Independen Umur Pendidikan 3,755 0,153 Independen Pekerjaan 0,000 1,000 Independen Balita 2,275 0,131 Independen Sarana 0,343 0,558 Independen Sikap kader 3,469 0,063 Independen Sikap kader Pendidikan 4,252 0,119 Independen Pekerjaan 0,000 1,000 Independen Balita 2,055 0,152 Independen Sarana 0,287 0,592 Independen Balita Pendidikan 1,179 0,554 Independen Pekerjaan 0,008 0,929 Independen Sarana 1,210 0,271 Independen Pendidikan Pekerjaan 1,546 0,462 Independen Sarana 0,509 Independen Pekerjaan Sarana 0,000 1,000 Independen Catatan: signifikan pada α= 0,05 Universitas Sumatera Utara

4.5 Analisis Multivariat

Dari hasil analisis bivariat, semua variabel independen utama ternyata masuk dalam analisis multivariat. Sebagian dari confounding juga masuk dalam analisis multivariat yaitu pendidikan, pekerjaan, jumlah balita, dan sikap kader, tetapi umur dan sarana tidak masuk ke dalam analisis multivariat. 4.5.1 Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu Hasil analisis pada Tabel 4.7 didapat bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan posyandu pada α = 0,05. Namun karena pengetahuan merupakan variabel independen utama maka pengetahuan tetap dipertahankan dalam model. Secara bersama-sama dengan variabel confounding , variabel yang signifikan memengaruhi tingkat pemanfaatan posyandu adalah dukungan suami X 2 , pendidikan rendah dan pendidikan sedang X 4 , dan jumlah balita X 6 Berdasarkan hasil perhitungan, nilai odds rasio untuk variabel pengetahuan X . Hasil analisis hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut. 1 adalah sebesar 0,58 dengan 95 CI=0,24-1,43 artinya ibu dengan pengetahuan baik tentang posyandu berpeluang untuk memanfaatkan posyandu pada tingkat kurang 58100 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu tingkat baik atau cukup pada ibu berpengetahuan kurang baik. Nilai odds ratio untuk variabel dukungan suami X 2 adalah 0,22 dengan 95 CI=0,07-0,66 artinya ibu yang memperoleh dukungan suami tinggi berpeluang untuk memanfaatkan posyandu pada Universitas Sumatera Utara tingkat kurang 22100 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu tingkat baik atau cukup pada kelompok ibu yang memperoleh dukungan suami rendah. Nilai odds ratio untuk variabel pendidikan rendah X 4 Nilai odds ratio untuk variabel jumlah balita X adalah 13,85 dengan 95 CI=2,67-71,89 artinya ibu dengan tingkat pendidikan rendah berpeluang untuk memanfaatkan posyandu kurang 13,85 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu baik atau cukup pada kelompok ibu dengan tingkat pendidikan tinggi. Sedangkan nilai odds ratio pendidikan sedang adalah 29,61 dengan 95 CI=5,10- 171,76 artinya ibu dengan tingkat pendidikan sedang berpeluang untuk memanfaatkan posyandu kurang 29,61 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu tingkat baik atau cukup pada kelompok ibu dengan tingkat pendidikan tinggi. 6 adalah 0,22 dengan 95 CI=0,06-0,83 artinya ibu yang mempunyai balita 1 orang berpeluang untuk memanfaatkan posyandu kurang 22100 kali lebih tinggi dibanding memanfaatkan posyandu tingkat baik atau cukup pada kelompok ibu yang mempunyai 1 orang balita. Hasil analisis regresi ordinal ganda untuk melihat hubungan pengetahuan dan dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7 Analisis Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu

4.6 Pemeriksaan Interaksi

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balitaterhadap Kunjungan Ke Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuankabupaten Deli Serdangtahun 2014

8 153 104

Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil dan Kinerja Bidan terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 78 150

Hubungan Sosiodemografi, Sikap dan Dukungan Suami Dengan Unmet Need Keluarga Berencana di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”

19 128 94

ANALISIS MANFAAT HUTAN MANGROVE DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

4 26 26

KAJIAN EKOSISTEM MANGROVE DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

1 13 22

ANALISIS TINGKAT PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT RAKYAT DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

1 7 23

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Balitaterhadap Kunjungan Ke Posyandu Diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kec. Percut Sei Tuankabupaten Deli Serdangtahun 2014

0 0 16

Skripsi HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITATERHADAP KUNJUNGAN KE POSYANDU DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014

0 2 13

Pengaruh Karakteristik Ibu Hamil dan Kinerja Bidan terhadap Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014

0 0 31

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU HAMIL DAN KINERJA BIDAN TERHADAP KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 TESIS

0 0 18