berpengetahuan kurang baik. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,008 artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan tingkat pemanfaatan
posyandu. Hubungan dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat
bahwa dari 76 orang responden yang memperoleh dukungan suami tinggi hanya 10,5 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Terdapat 6,1 responden dengan
dukungan suami rendah tetapi memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara
responden yang memperoleh dukungan suami tinggi dan responden dengan dukungan suami rendah. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,003 artinya ada hubungan
yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat pemanfaatan posyandu.
4.4.2 Hubungan Variabel Confounding Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah
Balita, Sarana dan Sikap Kader dengan Tingkat Pemanfaatan Posyandu
Hubungan umur dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 56 responden berumur
≥ 30 tahun hanya 12,5 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Terdapat 5,8 responden berumur 30 tahun yang memanfaatkan posyandu
dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa ada perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu pada responden umur
≥ 30 tahun dengan res ponden 30 tahun. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur
dan tingkat pemanfaatan posyandu dengan nilai p = 0,321. Hubungan pendidikan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa
dari 68 responden berpendidikan rendah 10,5 diantaranya memanfaatkan posyandu
Universitas Sumatera Utara
dengan baik. Dari 49 responden pendidikan sedang terdapat 4,1 yang memanfaatakan posyandu dengan baik, sedangkan responden dengan pendidikan
tinggi terdapat 50 responden yang memanfaatkan posyandu dengan baik dari 8 responden. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan
posyandu antara responden berpendidikan rendah, sedang, dan tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara
pendidikan dengan tingkat pemanfaatan posyandu. Hubungan pekerjaan dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa
dari 109 responden yang tidak bekerja hanya 6,4 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Dari 16 responden yang bekerja terdapat 25,0 diantaranya
memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden yang tidak bekerja dan responden
yang bekerja. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,032 artinya ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan tingkat pemanfaatan posyandu
Hubungan jumlah balita dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 91 responden yang memiliki balita 1 orang hanya 11,0 yang memanfaatkan
posyandu dengan baik. Sementara itu dari 34 responden yang memiliki balita 1 orang 2,9 diantaranya memanfaatkan posyandu dengan baik. Hal ini menjelaskan
bahwa terdapat perbedaan tingkat pemanfaatan posyandu antara responden yang memiliki balita 1 orang dengan responden yang memiliki balita 1 orang. Hasil uji
statistik menunjukkan nilai p = 0,024 artinya ada hubungan yang signifikan antara jumlah balita dengan tingkat pemanfaatan posyandu.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan sarana dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa dari 17 responden yang berpendapat bahwa sarana tersedia, tak satupun yang
memanfaatkan posyandu dengan baik. Sementara itu dari 108 responden yang berpendapat bahwa sarana tidak tersedia tetapi tetap memanfaatkan posyandu dengan
baik sebanyak 25,0. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat memanfaatan posyandu antara responden yang berpendeapat sarana tersedia dengan
responden yang berpendapat sarana tidak tersedia. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0,029 artinya ada hubungan yang signifikan antara sarana dengan tingkat
pemanfaatan posyandu. Hubungan sikap kader dengan tingkat pemanfaatan posyandu didapat bahwa
dari 70 responden yang berpendapat bahwa sikap kader positif hanya 14,3 yang memanfaatkan posyandu dengan baik. Sementara itu dari 55 responden yang
berpendapat bahwa sikap kader negatif tetapi tetap memanfaatkan posyandu dengan baik sebanyak 1,8. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat
memanfaatan posyandu antara responden yang berpendeapat sikap kader positif dengan responden yang berpendapat sikap kader negatif. Hasil uji statistik
menunjukkan nilai p = 0,040 artinya ada hubungan yang signifikan antara sarana dengan tingkat pemanfaatan posyandu.
Secara lengkap hubungan variabel independen pengetahuan dan dukungan suami dan variabel confounding umur, pendidikan, pekerjaan, jumlah balita, sarana,
dan sikap kader dengan tingkat pemanfaatan posyandu dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hubungan Variabel Independen Pengetahuan dan Dukungan Suami, Variabel
Confounding Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah Balita, Sarana, dan Sikap Kader dengan Tingkat
Pemanfaatan Posyandu
Variabel Independen
Utama dan Confounding
Tingkat pemanfaatan posyandu Total
Nilai p
χ2 Baik
Cukup Kurang
f f
f f
Variabel Independen
Utama : Pengetahuan
Baik Kurang baik
8 3
20,0 8,8
5 17
12,5 20,0
27 65
67,5 76,5
40 85
100,0 100,0
0,008 9,552
Dukungan Suami
Tinggi Rendah
8 3
10,5 6,1
20 2
26,3 4,1
48 44
63,2 89,8
76 49
100,0 100,0
0,008 11,897
Variabel Confounding
: Umur tahun
≥ 30 30
7 4
12,5 5,8
11 11
19,6 15,9
38 54
67,9 78,3
56 69
100,0 100,0
0,321 2,273
Pendidikan Rendah
Sedang Tinggi
5 2
4 7,4
4,1 50,0
15 6
1 22,1
12,2 12,2
48 41
3 70,6
83,7 37,5
68 49
8 100,0
100,0 100,0
0,001 20,693
Pekerjaan Tidak bekerja
Bekerja 7
4 6,4
25,0 21
1 19,3
6,3 81
11 74,3
68,8 109
16 100,0
100,0 0,032
6,874
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Lanjutan Variabel
Independen dan
Confounding Tingkat pemanfaatan posyandu
Total
Nilai p
χ2 Baik
Cukup Kurang
f f
f f
Jumlah Anak orang
1 1
10 1
11,0 2,9
20 2
22,0 5,9
61 31
67,0 91,2
91 34
100,0 100,0
0,024 7,462
Sarana Tersedia
Tidak tersedia
11 0,0
10,2 22
0,0 20,4
17 75
100 69,4
17 108
100,0 100,0
0,029 7,058
Sikap Kader Positif
Negatif 10
1 14,3
1,8 13
9 18,6
16,4 47
45 67,1
81,8 70
55 100,0
100,0 0,040
6,427
4.4.3 Hubungan Antar Variabel Independen Utama dan Confounding