preventif gizi buruk. Balita merupakan kelompok yang sangat rawan terhadap gizi kurang maupun gizi buruk. Ibu-ibu yang punya balita tidak akan bertindak
memanfaatkan posyandu untuk pelayanan kesehatan balita termasuk menimbang secara teratur bila ibu tidak merasa bahwa anaknya menderita penyakit gizi kurang
atau gizi buruk. Salah satu upaya mencegah gizi kurang atau gizi buruk adalah melakukan deteksi dini pertambahan berat badan anak secara teratur setiap bulannya
ke fasilitas kesehatan termasuk posyandu.
2.3 Hubungan Pengetahuan dengan Pemanfaatan Posyandu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan berasal dari kata tahu yang berarti: mengerti sesudah melihat, mengalami. Pengetahuan dapat diperoleh
dari pengalaman langsung, maupun dari pengalaman orang lain yang sampai kepadanya. Selain itu dapat juga melalui media komunikasi seperti: radio, televisi,
majalah, atau surat kabar Poerwadarminta, 1976. Bloom seperti dikutip Notoatmodjo 2010 membagi perilaku manusia
menjadi 3 ranah atau domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam perkembangannya teori Bloom dimodifikasi menjadi pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan tentang sesuatu
objek dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui indra pendengaran dan penglihatan.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu
Universitas Sumatera Utara
know, memahami comprehention, aplikasi application, analisis analysis, sintesis syntesis, dan evaluasi evaluation.
Menurut Roger dalam Notoatmodjo 2010 bahwa perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan bersifat lebih langgeng dibanding dengan yang tidak didasari
pengetahuan. Hal ini diperkuat dengan penelitian Junadi 1989 bahwa secara umum pengetahuan berpengaruh positif terhadap perilaku ibu dalam memanfaatkan
posyandu. Penelitian Iswati 1987 di Bandar Lampung dan Syaiful Bahri 1989 di Kabupaten Kudus seperti dikutip Yamin 2003 bahwa semakin tinggi tingkat
pengetahuan ibu maka makin sering ibu memanfaatkan posyandu untuk menimbang balita.
Hutagalung 1992 dalam Kresno 2008 dan Juarsa 2004 mengatakan bahwa pengetahuan ibu memengaruhi cakupan penimbangan balita di posyandu.
Tetapi hasil penelitian Resmana 1991 dalam Kresno 2008 menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan ibu dengan kehadiran ibu memanfaatkan
posyandu untuk menimbang balita di Depok. Tingkat pengetahuan yang baik tentang sesuatu objek akan menyebabkan
tindakan tentang objek tersebut juga baik. Demikian halnya dengan pengetahuan ibu yang baik tentang posyandu, akan mendukung untuk mempunyai tindakan yang baik
pula untuk memanfaatkan posyandu sebagai sarana fasilitas kesehatan untuk balita.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hubungan Dukungan Suami dengan Pemanfaatan Posyandu