15 1
Tingkat presisi yang tinggi Proses dalam memproduksi suatu cetakan di PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia adalah dengan menggunakan teknologi komputer terbaru serta peralatan tercanggih, yang dioperasikan oleh para profesional dalam sistem
manajemen kerja yang modern. Kombinasi ini akan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
2 Bahan dasar berkualitas tinggi
Bahan dasar cetakan dies adalah bahan baja dan biji besi terpilih yang berkualitas tinggi, dan secara terus menerus diawasi secara ketat selama proses
pembuatan sampai tahap akhir. Cara tersebut akan menghasilkan cetakan yang berpresisi tinggi.
Fasilitas yang dimiliki Stamping Plant berupa Press Machine dengan beberapa spesifikasi 1,500 tons, 800-1,000 tons, 600 tons, 600-1,200 tons, 500 tons, 400-1,000
tons, 150 tons, 60-110 tons, Mesin NC Miling, NC Copy Miling, Pattern NC Machine, Vertical Boring Miling, Copy Miling, Side Boring, Big Miling, Radial Driling, Radial
Miling, Die Spotting Machine Die Spotting, Measuring Machine Lay Out Machine, Digitizer, dan Trial Machine Press Press Machine.
c. Engine Plant
Engine Plant terdiri dari dua bagian, yaitu Engine 7K dan Engine TR. Luas dari Engine 7K Plant adalah 15,327 m
2
dengan kapasitas produk 4,400 unitbulan. Engine Plant memproduksi mesin tipe 7K dan 14B untuk Kijang Pick Up dan Truk Dyna.
Beberapa pekerjaan diselesaikan di Engine Plant, adalah : 1
Pembuatan komponen mesin 2
Perakitan mesin tipe 7K 270 MC 3
Perakitan dan pengepakan mesin tipe TR IMV Series dan komponen mesin TR dimana akan dikirim ke Thailand komponen, Venezuela, Afrika Selatan, dan
Filiphina rakitan mesin. Engine TR Plant, dengan luas area sebesar 19,000 m2, memiliki kapasitas
produksi 15,000 unitbulan untuk Machining Line dan 13,000 unitbulan untuk Assy Line. Engine TR Plant juga dilengkapi peralatan dan fasilitas seperti:
1 Machining Line :
a Mesin NC dengan Meldas C64T dan Fanuc controller yang juga digunakan
oleh TMC dan di Negara lainnya. b
Hardening machine untuk Cam Shaft dan Crank Shaft c
Leak Tester untuk quality assurance. 2
Assembly Line : a
Flexible Module Conveyor yang dapat disamakan dengan siklus waktu produksi.
b Torque Control untuk penghitungan akurat dalam jangka waktu pendek.
c Interlock System untuk mencegah kesalahan yang dilakukan dengan panel
program touch screen. d
Supply Part Sistem untuk memenuhi permintaan menyetting part mesin. e
Leak Tester untuk ujicoba leaking level di CH, unit EG dengan volume yang tepat dengan tipe mesin
f Test Bench.
16
d. Packing Vanning Plant
Pengepakan untuk pasar ekspor dilakukan di Packing Plant dengan area seluas 7,200 m
2
. Kapasitas dari Packing Plant mencapai 4,200 unitbulan untuk komponen Avanza dan 5,000 unitbulan untuk komponen Innova. CKD dari Avanza dan Innova
dikirim dari Packing Plant ke Filiphina, Malaysia, Vietnam, Argentina, Afrika Selatan, Venezuela, dan Brazil. Sementara itu, CKD dari kendaraan Fortuner dikirim ke
Thailand, India, Vietnam, Taiwan, dan Afrika selatan. e.
Waste Water Treatment
Proses pengelolaan limbah modern didasari oleh komitmen untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
melengkapi peralatan di Sunter Plant dengan fasilitas Waste Water Treatment yang telah membawa Sunter Plant mendapatkan sertifikat ISO 14001 untuk Environmental
Management Sistem. Pengelolaan limbah di Sunter Plant berlokasi di area seluas 2,535 m
2
. disini, limbah telah diproses secara kimiawi dan biologi. Sunter Plant juga mempunyai fasilitas
laboratorium yang menjamin kualitas pengelolaan limbah sesuai standar pemerintah. Fasilitas yang dimiliki dalam pengelolaan limbah di Sunter Plant adalah
General Facilitation Laboratorium, Dewatering Suldge, Chemical Treatment Neutralization, Coagulation, Flocculation, Dissolve Flotation, dan Biological
Treatment Aeration.
Selain memproduksi kendaraan siap pakai Finish Good, PT TMMIN juga memproduksi suku cadang untuk beberapa jenis kendaraan. Adapun salah satu jenis suku
cadang yang diproduksi di PT TMMIN adalah service part. Service part suku cadang berupa body luaran mobil panel, outer body, rangkaian untuk assembly Sub assy, Extension body,
serta Frame body. Service part hanya selesai sampai proses ED Electro Deposition painting yaitu
pemberian lapisan anti karat. Lempeng logam yang telah mengalami proses pemotongan bahan,kemudian mengalami proses pengepresan stamping dengan menggunakan cetakan
dies tertentu untuk tiap jenis part. Setelah dipres, lempeng logam yang telah terbentuk pressed part akan memasuki tahap pengelasan welding. Di sini proses penyambungan atau
pengelasan bagian-bagian dalam part inner dan luaran part outer. Prosesnya adalah dengan menyatukan seluruh pressed part yang diproduksi oleh Stamping Shop. Hasil akhir
dari proses ini adalah satu part kendaraan utuh. Produk dari Welding Shop kemudian memasuki Painting Shop Toso dengan
terlebih dahulu dipindahkan ke dalam rak milik Toso line. Proses tersebut dikenal dengan istilah Bare Metal Preparation. Pada kasus service part ini, produk dari Welding Shop berupa
single part. Produk tersebut digantungkan kedalam rak yang spesifik untuk jenis part tertentu. Sebelum dicelup kedalam cairan ED untuk pemberian lapisan anti karat, part
mengalami proses persiapan berupa pembersihan untuk menghilangkan kotoran, pemberian uap panas, pencucian dengan sabun dan pembilasan. Setelah mengalami proses persiapan
tersebut, single part tersebut dicelup ke dalam bak atau wadah besar yang berisi cairan lapisan anti karat ED. Berbeda dengan finish good, produk service part akan selesai pada
tahap ini tanpa finishing pemberian cat. Setelah proses Toso ED Painting tersebut, produk service part selanjutnya akan dibawa menuju packing and vanning shop untuk dikemas.
Produk yang telah dikemas packaging selanjutnya akan diserahkan ke TAM Cibitung.
17
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Dengan berjalannya sistem pengolahan transaksi, baik ahli informasi perusahaan maupun manufaktur komputer menginginkan aktivitas-aktivitas komputer terus meningkat
sehingga mereka berusaha mencari area aplikasi baru untuk dikembangkan. Tidak memerlukan waktu lama bagi mereka untuk menyadari bahwa output informasi dari sistem pengolahan
transaksi masih jauh dari yang diharapkan. Sistem umumnya tidak mampu mengubah transforming sejumlah data menjadi informasi yang telah dikelompokkan, diurutkan, dan diolah
yang dibutuhkan oleh manajer. Informasi yang terintegrasi menjadi sebuah sistem mutlak diperlukan dalam pengelolaannya sehingga menjadi alat yang berfungsi dalam menunjang
kegiatan-kegiatan bisnis perusahaan. Sistem informasi itu sendiri didefinisikan sebagai pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi Whitten 2004. Sistem informasi ini mempunyai pembagian lagi,
yaitu sistem informasi manajemen. Definisi dari sistem informasi manajemen SIM sebagai sistem berbasis komputer yang
menyediakan informasi bagi para pengguna yang memiliki kebutuhan yang sama McLeod 2009. Informasi adalah data yang telah diolah sehingga lebih bermakna. Informasi juga biasanya
menyampaikan sesuatu yang baru dan belum diketahui oleh pengguna. Sistem Informasi Manajemen mendukung manajer fungsional dengan menyediakan laporan berkala yang termasuk
rangkuman, perbandingan, dan statistik lain Turban 2008. Secara umum sebuah sistem
informasi terdiri dari tiga komponen fundamental yaitu input, proses, dan output Rademacher dan Harry 1983, seperti dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Unsur Sistem Informasi Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebuah sistem informasi terdiri dari 3
unsur, yaitu : 1.
Menerima data sebagai masukan input 2.
Memproses data dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran perkiraan dan lain-lain.
3. Memperoleh informasi sebagai keluaran output. Prinsip ini berlaku baik untuk sistem
informasi manual, elektromekanis maupun komputer. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sebuah sistem yang terintegrasi, sistem-
manusia-mesin yang memanfaatkan perangkat keras, perangkat lunak, basis data, dan prosedur yang bertujuan untuk menyediakan informasi yang mendukung kegiatan organisasi. SIM
memegang peranan yang sangat penting dalam organisasi, diantaranya : 1.
Mendukung operasional organisasi sehingga organisasi mampu beroperasi secara efisien.