Rancang bangun sistem informasi penjualan pada PT. Berkah Jaya Motor

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN

PADA PT. BERKAH JAYA MOTOR

Disusun :

SAEPUL BAHRI 107093001652

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BERKAH JAYA MOTOR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Disusun Oleh : SAEPUL BAHRI

107093001652

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta,

Saepul Bahri 107093001652


(6)

1 ABSTRAK

SAEPUL BAHRI, Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan pada PT Berkah Jaya Motor. Di bawah bimbingan Syopiansyah Jaya Putra dan Syarip Hidayatulah.

Dalam dunia bisnis kebutuhan akan teknologi informasi sekarang ini merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital. Banyak perusahaan yang menggunakan sistem informasi yang berbasiskan teknologi informasi untuk kelancaran bisnis dan pekerjaan mereka. Salah satu sistem yang digunakan adalah sistem informasi penjualan.

PT. Berkah Jaya Motor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan motor bekas (second), baik motor Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Berdasarkan observasi yang dilakukan, Peneliti menemukan beberapa hal yang terjadi pada proses pencatatan SO (Sales Order), retur, Invoice dan persediaan motor di gudang yang bersifat manual dan untuk menyimpan pencatatan menggunakan kertas. Disaat pembuatan laporan karyawan menggunakan kertas-kertas tadi dalam mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian direkapitulasi jumlahnya. Dengan proses pembuatan laporan seperti ini, karyawan membutuhkan ketelitian yang tinggi dan waktu 1-2 hari kerja pada proses pencarian data pesanan, pengiriman, persediaan, dan penjualan untuk di jadikan laporan. Untuk memudahkan pihak perusahaan, maka dikira perlu peneliti melakukan “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan pada PT. Berkah Jaya

Motor” yang dapat membantu proses penjualan dan mempermudah manager dan

direktur dalam mengakses laporan masing masing divisi dalam perusahaan. Ditambah fitur ramalan penjualan yang dapat digunakan oleh direktur sebagai bahan referensi dalam menganalisis penjualan di periode yang akan datang dan mengambil kebijakan-kebijakan untuk perusahaan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode RAD (Rapid

Application Development) dengan UML (Unified Modeling Language) sebagai

tools pengembangannya. Sedangkan pembuatan aplikasinya sendiri menggunakan

bahasa pemrograman PHP dan MySQL untuk pengolahan databasenya. Penelitian ini menghasilkan sistem informasi penjualan berbasis web yang mampu membantu perusahaan dalam melakukan proses penjualan dan menunjukkan ramalan penjualan sebagai referensi untuk menganalisis penjualan di periode yang akan datang.

Kata Kunci: Rancang bangun, Sistem Informasi penjualan, PT. Berkah Jaya Motor, simple moving average, Rapid Application Development, Unified

Modeling Language, PHP, MySQL.

V Bab + xxviii Halaman + 243 Halaman + 80 Gambar + 64 Tabel + Pustaka + Lampiran


(7)

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum wr. wb

Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Hidayah dan Taufiq-Nya sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan Pada PT. Berkah Jaya Motor. Tidak lupa shalawat beriringan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kerabat serta muslimin dan muslimat, semoga

kita semua mendapatkan syafa‟at dari beliau di akhirat kelak. Amin.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:

1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si , selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Zulfiandri,S.Kom, MMSI, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku pembimbing 1 yang telah

banyak memberikan ilmu, motivasi serta bimbingan selama proses penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sarip Hidayatulah, MMSI selaku pembimbing 2 yang juga telah banyak memberikan ilmu, motivasi, arahan serta bimbingan dalam proses penyusunan skripsi ini.


(8)

5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmu.

6. Bapak H. Ahmad Yani beserta karyawan PT. Berkah Jaya Motor.

7. Ibu Aisyah dan Bapak Sa‟anan, orangtua yang sangat ananda cintai serta

kakak dan adik. Terimakasih atas doa, dukungan dan semuanya. Kalian sangat berarti bagiku.

8. Sahabat-sahabat Fakultas Sains dan Teknologi, SI D 2007 dan SIK B 2007. Terimakasih doanya.

9. M. Noor Hudha, Agung Ismail, Hanif Ribhan, Muhammad Anas, Meza Strata S dan Dahlan Saputra Terimakasih bantuannya.

Peneliti sadar bahwa penyususan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dapat disampaikan melalui email ke

ipoel49@gmail.com. Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amin

Wassalaamu’alaikum wr. wb

Jakarta,

Saepul Bahri 107093001652


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR SAMPUL ... i

LEMBAR JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR SIMBOL ... xxiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah... 4

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 6

1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 6

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 7

1.7 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Rancang Bangun ... 10


(10)

2.1.2 Bangun ... 11

2.2. Sistem Informasi ... 11

2.2.1. Pengertian Sistem ... 11

2.2.2. Pengertian Sistem Informasi ... 12

2.2.3. Tipe Sistem Informasi ... 13

2.2.4. Tipologi Sistem Informasi ... 15

2.3. Penjualan ... 16

2.3.1. Jenis – Jenis Penjualan ... 16

2.3.2. Perbedaan Penjualan dan Pemasaran ... 18

2.3.3. Pengertian Strategi Penjualan... 18

2.3.4. Sistem Informasi Penjualan ... 19

2.4. Konsep Pemesanan... 20

2.4.1 Pengertian Surat Pesanan ... 20

2.5. Pengertian Pengiriman ... 22

2.6. Konsep Persediaan ... 22

2.6.1. Pengertian Persediaan Barang ... 22

2.6.2. Manfaat Persediaan Barang ... 23

2.6.3. Fungsi Persediaan Barang ... 25

2.6.4. Jenis Persediaan Barang ... 27

2.6.5. Manajemen Inventory ... 28

2.7. Konsep Pembayaran ... 29

2.8. Konsep Supply Chain ... 30

2.8.1. Pengertian Supply Chain ... 30

2.8.2. Pembagian Supply Chain ... 31


(11)

2.8.4. Tipe Supply Chain Berdasarkan Decoupling Point... 33

2.9. Konsep Dasar Metodologi Penelitian ... 36

2.9.1. Metode Pengumpulan Data ... 36

2.9.1.1. Observasi ... 36

2.9.1.2. Wawancara ... 36

2.9.1.3. Studi Pustaka ... 37

2.9.1.4. Studi Literatur Sejenis ... 37

2.9.2. Konsep Dasar Rapid Application Development ... 39

2.9.2.1. Pengertian Rapid Application Development ... 39

2.9.2.2. Unsur – Unsur Penting RAD ... 40

2.9.2.3. Tahap – Tahap Pengembangan Sistem ... 41

2.9.2.4. Keunggulan dan Kelemahan RAD ... 47

2.10. Pengertian Object Oriented Analysis dan Design ... 49

2.10.1 Tool Pengembangan Sistem ... 50

2.10.1.1. Sejarah UML ... 50

2.10.1.2. Kegunaan UML... 52

2.10.1.3. Diagram – Diagram dan Notasi UML ... 53

2.11. Pengujian Perangkat Lunak... 73

2.11.1. Pengujian White-Box ... 74

2.11.2. Pengujian Black-Box ... 75

2.12. Kebutuhan Aplikasi ... 78

2.12.1. Internet ... 78

2.12.2. Sejarah Internet dan WWW ... 78

2.12.3. PHP ... 79


(12)

2.12.4.1 Tipe Data Mysql... 81

2.13. Metode Rata-Rata Bergerak Sederhana ... 84

2.13.1 Pengertian Metode Rata-Rata Bergerak Sederhana ... 84

2.14. Basis Data dan Management Basis Data ... 86

2.14.1. Pengertian Basis Data dan Management Basis Data ... 86

2.14.2. Keunggulan dan Kelemahan DBMS ... 86

2.15. Mapping Problem Domain Object to an RDBMS Format ... 88

2.16. Activity / Entity (CRUD) Matrix ... 90

2.17. Spesifikasi Database ... 91

2.18. Konsep Dasar Operasional Prosedur (SOP) ... 92

2.19. Konsep Laporan ... 93

2.19.1. Laporan ... 93

2.19.2. Fungsi Laporan ... 93

2.19.3. Jenis Laporan ... 95

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 101

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 101

3.1.1. Observasi ... 101

3.1.2. Wawancara ... 102

3.1.3. Studi Pustaka ... 103

3.1.4. Studi Literatur Sejenis ... 104

3.2. Metode Pengembanagan Sistem ... 104

3.2.1. Scope Definition ... 104

3.2.2. Analysis... 105

3.2.3. Design ... 105


(13)

3.2.3.2 Desain Database ... 107

3.2.3.3 Desain Interface ... 108

3.2.4.Constuction & Testing ... 108

3.3. Kerangka Berpikir ... 109

BAB IV SISTEM INFORMASI PENJUALAN ... 111

4.1. Scope Definition ... 111

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 111

4.1.2. Visi dan Misi ... 112

4.1.3. Struktur Organisasi ... 112

4.1.4. Tugas dan Tanggung Jawab ... 113

4.2. Analysis ... 116

4.2.1. Problem Analysis... 116

4.2.1.1. Analisis Sistem Berjalan ... 116

4.2.1.2. Identifikasi Masalah ... 121

4.2.1.3 Sistem Usulan ... 122

4.2.2 Requirement Analysis ... 126

4.2.2.1 Functional Requirement ... 126

4.2.2.2 Nonfunctional Requirement ... 128

4.2.3. Decision Analysis ... 128

4.3.2.1 SOP(Standar Operating Procedure) ... 130

4.3 Design ... 140

4.3.1 Desain Proses ... 140

4.3.1.1 Use Case Diagram ... 140

4.3.1.1.1 Identifikasi Actor ... 140


(14)

4.3.1.1.3 Perancangan Use Case ... 145

4.3.1.1.4 Usecase Narative ... 146

4.3.1.2 Activity Diagram ... 160

4.3.1.3 Sequence Diagram ... 179

4.3.1.4 Class Diagram ... 198

4.3.2. Desain Database ... 202

4.3.2.1 Matriks CRUD ... 202

4.3.2.2 Mapping Class Diagram ... 205

4.3.2.3 Schema Database ... 209

4.3.2.4 Spesifikasi Database ... 210

4.3.3. Desain Interface ... 218

4.4. Construction & Testing ... 235

4.4.1 Pemrograman (coding) ... 235

4.4.2 Pengujian Sistem (Black-box Testing) ... 236

BAB V PENUTUP ... 238

5.1. Kesimpulan ... 238

5.2. Saran ... 239


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipe Informasi ... 15

Gambar 2.2 Notasi Aktor ... 55

Gambar 2.3 Notasi Use Case ... 55

Gambar 2.4 Notasi Interaction ... 56

Gambar 2.5 Contoh Use Case Diagram ... 57

Gambar 2.6 Contoh Activiti Diagram Melihat Laporan Persediaan ... 61

Gambar 2.7 Contoh Sequence Diagram Sales Order ... 65

Gambar 2.8 Contoh Asosiasi ... 67

Gambar 2.9 Contoh Composite Aggregation dan Shared Aggregation ... 69

Gambar 2.10 Contoh Generalisasi ... 70

Gambar 2.11 Contoh Class Diagram ... 72

Gambar 2.12 Contoh Pengujian Black Box Halaman Sales Order ... 77

Gambar 2.13 Contoh Mapping Class Diagram ... 89

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ... 110


(16)

Gambar 4.2 Sistem Berjalan ... 117

Gambar 4.3 Sistem Usulan ... 123

Gambar 4.4 Use Case Diagram Sistem Informasi Penjualan ... 145

Gambar 4.5 Activity Diagram Login ... 160

Gambar 4.6 Activity Diagram input SO (Sales Order)... 161

Gambar 4.7 Activity Diagram Manage User ... 162

Gambar 4.8 Activity Diagram Permintaan Persediaan Motor ... 163

Gambar 4.9 Activity Diagram Input Data Pengiriman Motor ... 164

Gambar 4.10 Activity Diagram Input Invoice... 165

Gambar 4.11 Activity Diagram Pembayaran Customer ... 166

Gambar 4.12 Activity Diagram Input Surat Masuk Motor ... 167

Gambar 4.13 Activity Diagram cetak Invoice... 168

Gambar 4.14 Activity Diagram Cetak Surat Pengiriman Motor... 169

Gambar 4.15 Activity Diagram Manage Motor Gudang ... 170

Gambar 4.16 Activity Diagram Input Retur ... 171

Gambar 4.17 Activity Diagram Melihat Laporan Persediaan ... 172


(17)

Gambar 4.19 Activity Diagram Melihat Laporan Penjualan ... 174

Gambar 4.20 Aktiviti Diagram Melihat Laporan Retur ... 175

Gambar 4.21 Activity Diagram Forecasting ... 176

Gambar 4.22 Activity Diagram Manage Pegawai ... 177

Gambar 4.23 Activity Diagram Logout ... 178

Gambar 4.24 Sequence Diagram Login ... 179

Gambar 4.25 Sequence Diagram SO (Sales Order)... 180

Gambar 4.26 Sequence Diagram Manage User ... 181

Gambar 4.27 Sequence Diagram Permintaan Persediaan Motor ... 182

Gambar 4.28 Sequence Diagram Input Surat Pengiriman Motor ... 183

Gambar 4.29 Sequence Diagram Input Invoice ... 184

Gambar 4.30 Sequence Diagram Input Pembayaran Customer ... 185

Gambar 4.31 Sequence Diagram Input Surat Masuk Motor ... 186

Gambar 4.32 Sequence Diagram Cetak Invoice ... 187

Gambar 4.33 Sequence Diagram Cetak Surat Pengiriman Motor ... 188

Gambar 4.34 Sequence Diagram Manage Motor ... 189


(18)

Gambar 4.36 Sequence Diagram Melihat Laporan Persediaan ... 191

Gambar 4.37 Sequence Diagram Melihat Laporan Pesanan Motor ... 192

Gambar 4.38 Sequence Diagram Melihat Laporan Penjualan ... 193

Gambar 4.39 Sequence Diagram Melihat Laporan Retur ... 194

Gambar 4.40 Sequence Diagram Forecasting ... 195

Gambar 4.41 Sequence Diagram Manage Pegawai ... 196

Gambar 4.42 Sequence Diagram Logout ... 197

Gambar 4.43 Class Diagram... 201

Gambar 4.44 Mapping Class Diagram ... 206

Gambar 4.45 Mapping Class Member ... 207

Gambar 4.46 Mapping Class Order Item ... 208

Gambar 4.47 Schema Database Sistem Informasi Penjualan ... 209

Gambar 4.48 Perancangan Interface Login ... 218

Gambar 4.49 Perancangan Interface Persediaan Motor ... 219

Gambar 4.50 Perancangan Interface Input SO ... 220

Gambar 4.51 Perancangan Interface Input Permintaan Persediaan ... 220


(19)

Gambar 4.53 Perancangan Interface Home Keuangan ... 222

Gambar 4.54 Perancangan Interface input Invoice ... 223

Gambar 4.55 Perancangan Interface input Pembayaran Customer ... 224

Gambar 4.56 Perancangan InterfaceHome Inventory ... 225

Gambar 4.57 Perancangan InterfaceInput Surat Masuk Motor ... 226

Gambar 4.58 Perancangan InterfaceInput Cetak Invoice ... 227

Gambar 4.59 Perancangan InterfaceInput Cetak Surat Pengiriman Motor ... 227

Gambar 4.60 Perancangan InterfaceManage Motor Gudang ... 228

Gambar 4.61 Perancangan InterfaceInput Retur ... 229

Gambar 4.62 Perancangan Interface Home Direktur ... 230

Gambar 4.63 Perancangan Interface Laporan Persediaan Motor ... 231

Gambar 4.64 Perancangan Interface Laporan Pesanan Motor Customer ... 232

Gambar 4.65 Perancangan Interface Laporan Penjualan ... 233


(20)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara Penjualan dengan Pemasaran... 18

Tabel 2.2 Studi Literatur Sejenis ... 37

Tabel 2.3 Klasifikasi PICES Pada Kebutuhan Sistem ... 43

Tabel 2.4 Activity Symbol ... 60

Tabel 2.5 Komponen Komponen Sequence Diagram... 64

Tabel 2.6 Simbol-simbol Class Diagram... 70

Tabel 2.7 contoh pengujian black box sales order ... 76

Tabel 2.8 Tipe Data Numerik ... 82

Tabel 2.9 Tipe Data String ... 82

Tabel 2.10 Letak Perbedaan Jumlah Memori ... 83

Tabel 2.11 Tipe Data Tanggal ... 84

Tabel 2.12 Perhitungan Simple Moving Average ... 85

Tabel 2.13 Contoh Data To Location CRUD Matrix ... 90

Tabel 2.14 Contoh Spesifikasi Database ... 91

Tabel 2.15 Contoh SOP Diagram ... 92


(21)

Tabel 4.1 Legenda Sistem Berjalan ... 118

Tabel 4.2 Nonfuntional Requirement ... 128

Tabel 4.3 Proses Sales Order ... 130

Tabel 4.4 Proses Pembayaran ... 131

Tabel 4.5 Proses Input Data Pengiriman Motor ... 132

Tabel 4.6 Proses Retur ... 134

Tabel 4.7 Proses Permintaan Persediaan Motor ... 135

Tabel 4.8 Proses Laporan Penjualan ... 136

Tabel 4.9 Proses Laporan Persediaan Motor... 137

Tabel 4.10 Proses Laporan Retur ... 137

Tabel 4.11 Proses Laporan Pesanan Motor ... 138

Tabel 4.12 Proses Ramalan Penjualan ... 139

Tabel 4.13 Identifikasi Actor... 141

Tabel 4.14 Identifikasi Use case ... 142

Tabel 4.15 Use Case Narative Login ... 146

Tabel 4.16 Use Case Narative Manage User ... 147


(22)

Tabel 4.18 Use Case Narative Input Permintaan Persediaan ... 149 Tabel 4.19 Use Case Narrative Input Surat Pengiriman Motor... 149 Tabel 4.20 Use Case Narrative Input Invoice ... 150 Tabel 4.21 Use Case Narrative Menginput Pembayaran Customer ... 151 Tabel 4.22 Use Case Narrative Input Surat Masuk Motor ... 152 Tabel 4.23 Use Case Narrative cetak Invoice ... 152 Tabel 4.24 Use Case Narrative cetak surat pengiriman Motor ... 153 Tabel 4.25 Use Case Narrative Manage Motor Gudang ... 154 Tabel 4.26 Use Case Narrative Input Retur ... 154 Tabel 4.27 Use Case Narrative Melihat Laporan Persediaan Motor ... 155 Tabel 4.28 Use Case Narrative Laporan Pesanan Motor Customer ... 156 Tabel 4.29 Use Case Narrative Laporan Penjualan ... 156 Tabel 4.30 Use Case Narative Laporan Retur ... 157 Tabel 4.31 Use Case Narrative Ramalan Penjualan ... 158 Tabel 4.32 Use Case Narrative Manage Pegawai ... 158 Tabel 4.33 Use Case Narrative Logout ... 159 Tabel 4.34 Potensial Objek ... 198


(23)

Tabel 4.35 Matriks CRUD (Create, Read, Update, Delete) ... 202 Tabel 4.36 Member ... 209 Tabel 4.37 Profile... 210 Tabel 4.38 City ... 211 Tabel 4.39 Provinsi ... 212 Tabel 4.40 Customer ... 212 Tabel 4.41 Order ... 213 Tabel 4.42 Order item ... 214 Tabel 4.43 Item... 214 Tabel 4.44 Order Sign ... 215 Tabel 4.45 Order pay ... 215 Tabel 4.46 Retur ... 216 Tabel 4.47 category ... 217 Tabel 4.48 Retur ... 217


(24)

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAMS

(Whitten, 2004)

Simbol Keterangan

Actor

Use case

Association

Extends

Uses (includes)

System boundary «uses»


(25)

SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

(Whitten, 2004)

Simbol Keterangan

Action State

Initiate Activities

Start of the Process

Termination of the Process

Synchronization Bar

Decision Activity


(26)

SIMBOL CLASS DIAGRAM

(Whitten, 2004)

Simbol Keterangan

Class

1. Class name

2. Attributes

3. Operation

Association

Agregation

Generalization


(27)

SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

(Whitten, 2004)

Simbol Keterangan

Object

Lifeline

Messages


(28)

SIMBOLDIAGRAM ALIR (Jogiyanto, 2008)

Simbol Keterangan

Terminator

Input/Output

Process

Document

Manual Operation

Database


(29)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia bisnis kebutuhan akan teknologi informasi sekarang ini merupakan suatu kebutuhan yang sangat vital. Sebab sudah banyak jalannya bisnis dikendalikan dan tidak terlepas dari teknologi informasi. Bahkan hampir semua bidang sekarang ini mulai menerapkan teknologi informasi dalam pengembangannya, dikarenakan oleh kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh teknologi tersebut yaitu dalam pengolahan data dan penghematan waktu yang digunakan untuk memprosesnya.

Banyak perusahaan yang menggunakan sistem informasi yang berbasiskan komputer untuk kelancaran bisnis dan pekerjaan mereka. Salah satu sistem yang digunakan adalah sistem informasi penjualan. (Munawar, 2005). Pentingnya sistem informasi penjualan adalah untuk menyamakan antara data dilapangan dengan data yang ada di dalam sistem. (Sudarmadji, 2002). Pemanfaatan sumber informasi secara maksimal akan mampu memberikan masukkan bagi perusahaan guna menjaga agar proses bisnis yang dilakukan tetap berjalan secara lancar, mudah, cepat, akurat, efisien dan produktif. (Nurgroho, 2005)


(30)

2

PT. Berkah Jaya Motor merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang penjualan motor bekas (second), baik motor Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Dalam proses penjualannya PT. Berkah Jaya Motor mempunyai beberapa divisi yang terlibat, diantaranya : marketing, inventory dan keuangan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, Peneliti menemukan beberapa hal yang terjadi pada proses pencatatan SO (Sales Order), retur,

Invoice dan persediaan motor di gudang yang bersifat manual dan untuk menyimpan pencatatan menggunakan kertas. Penggunaan media penyimpanan kertas akan berakibat rentan terhadap kehilangan data ataupun rusak.

Disaat pembuatan laporan bagian marketing & inventory

menggunakan kertas-kertas tadi dalam mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian direkapitulasi jumlahnya, sedangkan keuangan menggunakan software Microsoft Excel dalam menginput data-data pembayaran ketika akan membuat laporan penjualan. Dengan proses pembuatan laporan seperti ini, karyawan membutuhkan ketelitian yang tinggi dan waktu 1-2 hari kerja pada proses pencarian data pesanan, pengiriman, persediaan dan penjualan untuk di jadikan laporan.

Untuk memudahkan pihak perusahaan, maka dikira perlu penulis melakukan “Rancang Bangun Sistem Informasi Penjualan pada PT. Berkah Jaya Motor” yang dapat membantu proses penjualan dan mempermudah manager dan direktur dalam mengakses laporan masing


(31)

3

masing divisi dalam perusahaan. Ditambah fitur ramalan penjualan yang dapat digunakan oleh direktur sebagai bahan referensi dalam menganalisis penjualan di periode yang akan datang dan mengambil kebijakan-kebijakan untuk perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang diatas serta hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Berkah Jaya Motor, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :

1. Sistem penjualan yang digunakan selama ini masih menggunakan program Ms. Excel pada bagian keuangan sedangkan pada bagian inventory dan marketing menggunakan pencatatan secara manual. 2. Penggunaan media penyimpanan dalam bentuk kertas akan berakibat

rentan terhadap kehilangan atau kerusakan data.

3. Membutuhkan waktu 1-2 hari kerja pada proses rekapitulasi data persediaan, pemesanan, retur dan penjualan untuk dijadikan laporan.

Atas identifikasi masalah tersebut maka dapat diketahui perumusan masalah yang sebenarnya, yaitu bagaimana merancang sistem informasi penjualan yang terintegrasi dan dapat mengelola data persediaan, pemesanan, retur, pembayaran dan dapat menyajikan laporan secara up to date?


(32)

4

1.3 Batasan Masalah

Agar penyusunan dan penulisan laporan skripsi ini menjadi terarah, maka penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Sistem Informasi Penjualan ini digunakan oleh bagian Direktur, Manager, Marketing, Keuangan, Inventory, HRD dan Admin

2. Sistem ini berfokus pada proses penjualan, laporan pemesanan, laporan retur, laporan persediaan dan laporan penjualan.

3. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah menggunakan metode berorientasi objek dengan model pengembangan Rapid Application Development (RAD) dan tools UML yang meliputi use case diagram, class diagram,sequence diagram dan activity diagram.

4. Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Adapun database yang digunakan adalah dengan menggunakan MySQL.

5. Ramalan penjualan menggunakan metode Simple Moving Average.

1.4 Tujuan

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah membuat rancang bangun sistem informasi penjualan yang dapat melakukan suatu transaksi penjualan pada PT Berkah Jaya Motor dan ada pun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:


(33)

5

1. Menganalisis dan merancang sistem informasi penjualan yang terintegrasi antara proses pemesanan, retur, persediaan dan pembayaran.

2. Merancang database sistem informasi penjualan yang memberikan keuntungan dalam penyimpanan data yang dapat digunakan saat dibutuhkan.

3. Merancang sistem yang dapat memberikan laporan pesanan, persediaan, retur dan pembayaran yang terintegrasi dan update kepada manager atau direktur.

4. Membangun aplikasi sistem informasi penjualan yang dapat memberikan referensi dalam menganalisis penjualan dengan ramalan penjualan.

1.5 Manfaat

Adapun manfaat yang didapat dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan usulan perbaikan untuk mengatasi masalah media

penyimpanan pada kegiatan pemesanan, retur, persediaan dan pembayaran.

2. Memudahkan pendataan dan pelaporan pihak keuangan, inventory dan

marketing dalam kegiatan pesanan, persediaan, retur dan pembayaran

sehingga direktur perusahaan mendapatkan laporan yang cepat dan lengkap.


(34)

6

3. Memberikan kemudahan untuk direktur memantau atau menganalisis perkembangan penjualan di periode yang akan datang dan mengambil kebijakan-kebijakan untuk perusahaan PT Berkah Jaya Motor.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Metode observasi dilakukan melalui pengamatan langsung atau observasi yang dilakukan di PT. Berkah Jaya Motor untuk mendapatkan data-data mentah yang dapat dianalisis.

2. Wawancara

Metode ini dilalui dengan melakukan wawancara langsung pada narasumber yang terlibat, yaitu pegawai bagian pemesanan, pengiriman, persediaan dan keuangan pada PT. Berkah Jaya Motor dan Manager atau direktur untuk mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan.

3. Studi Pustaka

Merupakan suatu metodologi yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan Sistem Informasi Penjualan, dan juga mempelajari bagaimana


(35)

7

mengaplikasikan sistem ini ke dalam sebuah aplikasi berbasis

web.

4. Studi Literatur Sejenis

Dalam studi literatur sejenis penulis mempelajari literatur-literatur yang hampir sama dengan skripsi yang akan dibuat oleh penulis dengan harapan penulisan skripsi ini bisa memiliki keunggulan dibandingkan dengan literatur-literatur tersebut.

1.6.2 Metode Pengembangan Sistem

Hasil identifikasi dan análisis kebutuhan yang telah dilakukan melalui wawancara dirancang melalui pendekatan berorientasi objek (Object Oriented) dengan framework RAD

(Rapid Application Development). Dalam pengembangan

sistemnya, akan meliputi fase scope definition, fase analysis, fase

design dan fase construction and testing. Dalam metode

pengembangan sistem ini menggunakan notasi UML melalui diagram-diagram yang meliputi Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram.


(36)

8

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab, dimana tiap bab saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Adapun sistematika penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan diawali dengan pembahasan latar belakang penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi mengenai teori-teori yang digunakan dalam penulisan skripsi, tentang teori-teori dasar, pendapat ahli, konsep mengenai sistem informasi penjualan, pemesanan, pengiriman, persediaan, keuangan, ramalan penjualan, Rapid

Application Development (RAD) dan Unified Model Language

(UML).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang metode penelitian yang digunakan dalam pencarian data dan metode dalam pengembangan sistem. Dimana dalam bab ini membahas lebih


(37)

9

rinci tentang metode pengumpulan data, metode pengembangan sistem yang digunakan serta adanya kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan pada PT Berkah Jaya Motor.

BAB IV SISTEM INFORMASI PENJUALAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum perusahaan berupa profil, visi dan misi, struktur organisasi PT Berkah Jaya Motor. Analisis permasalahan mengenai sistem yang berjalan saat ini pada PT Berkah Jaya Motor, serta perancangan sistem yang akan dibuat, meliputi perancangan use case, activity, sequence, class diagram dan database serta interface dari

system ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, hasil pemecahan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini, serta saran-saran yang diusulkan untuk pengembangan lebih lanjut agar tercipta hasil yang lebih baik.


(38)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Rancang Bangun 2.1.1 Rancang

Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran yang jelas lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik yang terlibat. Perancangan harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah digunakan.

Menurut Rizky, Soetam (2011), Perancangan adalah Sebuah Proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaanya.

Sedangkan menurut Pressman (2002) perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menterjemahkan hasil analisa dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem di implementasikan.


(39)

11

2.1.2 Bangun

Pressman (2002) pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Rancang Bangun adalah penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi Dengan demikian pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah ada

2.2. Sistem Informasi

2.2.1 Pengertian Sistem

Menurut O‟Brien (2008). sistem adalah sekelompok

komponen yang saling berhubungan, bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output

dalam proses transformasi teratur. Dalam bidang sistem informasi, sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima masukan (input) serta menghasilkan masukan (input) dalam proses transformasi yang teratur (Mulyanto, 2009).


(40)

12

Pendapat lain mengatakan, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003).

2.2.2 Pengertian Sistem Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata. Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi, relevansi, dan tepat waktu (Mulyanto, 2009).

Semakin lengkap dan baik informasi yang disajikan maka semakin baik pula kualitas dari sistem tersebut. Oleh karena itu, data dapat disebut informasi bila telah dianggap fakta dan mudah digunakan oleh pemakai dengan ciri sebagai berikut (Jogiyanto, 2008):

1. Relevance, informasi yang disampaikan harus sesuai dengan fakta dan berguna bagi pemakai.

2. Timeliness, informasi yang dibutuhkan harus tepat waktu, artinya tidak terlambat karena bila informasi ini digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal.


(41)

13

3. Accurate, informasi yang disampaikan mungkin sudah sesuai

dengan fakta, namun data-data yang mendukung belum sepenuhnya benar sehingga tingkat akurasinya dipertanyakan.

4. Complete, informasi tidak disajikan secara sebagian-sebagian tetapi harus lengkap sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memecahkan suatu masalah dengan baik.

Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling terhubung untuk melakukan kegiatan yang terdiri dari input, proses dan output dimana akan menghasilkan keluaran yang berguna bagi tujuan bisnis (Jogiyanto,2008).

2.2.3 Tipe Sistem Informasi

Saat ini, peranan informasi tidak hanya sebagai pengumpul data dan mengolahnya menjadi sebuah informasi berupa laporan-laporan saja, tetapi juga memiliki peranan yang lebih penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen untuk fungsi-fungsi perencanaan, alokasi-alokasi sumber daya, pengukuran dan pengendalian (Jogiyanto, 2005). Laporan ini memberikan informasi bagi manajemen puncak mengenai permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam organisasi untuk menjadi suatu bukti yang berguna di dalam menentukan tindakan yang akan diambil.


(42)

14

Sistem informasi dapat menyediakan tiga macam tipe informasi yang masing-masing memiliki arti berbeda untuk tingkatan manajemen yang berbeda, yaitu:

1. Informasi pengumpulan data (scorekeeping information), merupakan informasi berupa akumulasi atau pengumpulan data yang berguna bagi manajer tingkat bawah untuk mengevaluasi personilnya.

2. Informasi pengarahan perhatian (attention directing information), merupakan informasi untuk membantu manajemen memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang menyimpang, ketidakefisienan dan ketidakberesan. Informasi ini akan menbantu manajer tingkat menengah untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang ada.

3. Informasi pemecahan masalah (problem solving information), merupakan informasi untuk membantu manajer atas dalam mengambil keputusan atas permasalahan yang dihadapi. Problem

Solving information biasanya dihubungkan dengan


(43)

15

Manajemen Tingkat Bawah Manajemen Tingkat

Menengah Manajemen Tingkat Atas

Perencanaan Strategi

Pengendalian Manajemen

Pengendalian Operasi

TIPE KEGIATAN

MANAJEMEN TIPE INFORMASI

Informasi Pemecahan Masalah

Informasi Pengarah Perhatian

Informasi Pengumpulan Data

Gambar 2.1 Tipe Informasi

2.2.4 Tipologi Sistem Informasi

Tipologi Sistem Informasi berdasar tingkat manajemen secara klasik dalam suatu organisasi dikenal ada tiga tingkatan manajemen yaitu tingkatan strategi, taktik dan operasional. Seperti pada gambar 2.1, tingkat strategis berkaitan dengan kebijakan jangka panjang serta penempatan organisasi pada lingkungan. Tingkat manajemen taktis bertugas untuk menerjemahkan kebijakan strategis menjadi bagian-bagian yang harus dikerjakan serta mengatur koordinasi internal organisasi. Sedangkan tingkat manajemen operasional bertugas untuk menjalankan roda organisasi sesuai dengan rencana jangka panjang dan pedoman yang telah disusun oleh manajemen tingkat taktis.


(44)

16

Berdasarkan pembagian tingkat manajemen secara klasik, sistem informasi dapat dibagi menjadi enam kategori:

1. Sistem Informasi Operasional 2. Sistem Informasi Manajemen

3. Sistem Informasi Pendukung Keputusan 4. Sistem Informasi Eksekutif

5. Sistem Informasi Pakar 6. Sistem Informasi Perkantoran

2.3 Penjualan

Menurut Mulyadi (2001), Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika pesanan dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam transaksi penjualann tunai, barang/jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.

2.3.1 Jenis – Jenis Penjualan

Menurut Mulyadi (2001), ada beberapa jenis penjualan yaitu: A. Trad Selling

Dapat terjadi bila mana produsen dan pedangan besar mempersilahkan pengecer untuk berusaha memperbaiki


(45)

17

distributor produk-produk mereka. Hal ini melibatkan para penyalur dengan kegiatan promosi, peragaan, persediaan dan

pengadaan produk baru, jadi titik beratnya pada “penjuala melalui” penyalur daripada “penjualan ke” pembeli terakhir.

B. Missionary Selling

Dalam missionary selling penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli barang-barang dari penyalur perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang bersangkutan memiliki penyalur sendiri dalam pendistribusian produknya.

C. Technical Selling

Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasehat pada pembeli terakhir dari barang dan jasanya dengan menunjukkan bagaimana produk dan jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.

D. New Business Selling

Berusaha membuka transaksi baru dengan merubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering dipakai oleh perusahaan asuransi.

E. Responsive selling

Dua jenis penjualan utama disini adalah “route driving” dan

”retailing”. Jenis penjualan seperti ini tidak akan menciptakan penjualan yang terlalu besar meskipun layanan yang baik dan


(46)

18

hubungan pelanggan yang menyenangkan dapat menjurus pada pembeli ulang.

2.3.2 Perbedaan Antara Penjualan dan Pemasaran

Menurut Alma, perbedaan antara penjualan dan pemasaran adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1Perbedaan antara Penjualan dengan Pemasaran

Penjualan Pemasaran

Menekankan kegiatan pada produk dan jasa

Menekankan pada apa yang diinginkan oleh konsumen

Mula-mula membuat produk atau jasa, kemudian berusaha menjualnya

Mula-mula meneliti apa yang diinginkan konsumen, kemudian merancang bagaimana membuat produk tersebut agar memuaskan selera konsumen

Berorientasi pada bagaimana tercapainya volume penjualan sebesar-besarnya

Berorientasi pada keuntungan dalam arti laba total, bukan laba per unit barang

Rencana biasanya bersifat jangka pendek,dalam arti produk atau jasa sekarang harus dipasarkan sekarang

Rencana dibuat jangka panjang,

dalam arti memikirkan

pertumbuhan perusahaan di masa yang akan dating

2.3.3 Pengertian Strategi Penjualan

Strategi penjualan adalah perencanaan aktivitas penjualan: metode client mencapai perbedaan kompetitif dan sumber daya yang tersedia. Penjualan strategi sangat penting, jika tidak daerah yang


(47)

19

paling penting yang dibutuhkan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan Anda. Coming up with the perfect formula regarding sales and marketing strategies is imperative for your

success.Datang dengan rumus yang sempurna tentang penjualan dan

strategi pemasaran adalah suatu keharusan bagi keberhasilan Anda menurut Al-Bahra Ladjamudin (2005).

2.3.4 Sistem Informasi Penjualan

Menurut Niswonger, (2009) sistem informasi penjualan diartikan sebagai suatu pembuatan pernyataan penjualan, kegiatan akan dijelaskan melalui prosedur-prosedur yang meliputi urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengecekan barang ada atau tidak ada dan diteruskan dengan pengiriman barang yang disertai dengan pembuatan invoice dan mengadakan pencatatan atas penjualan yang berlaku. Penggunaan berbagai teknologi yang terkomputerisasi akan dapat membantu perusahaan untuk dapat menghasilkan informasi yang cepat, akurat dan tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam proses pemesanan, pengiriman, persediaan, produksi dan keuangan yang berjalan didalam perusahaan.


(48)

20

2.4 Konsep Pemesanan

Menurut Robert C Nickerson (2001), pemesanan adalah suatu proses permintaan produk atau jasa yang dilakukan oleh pelanggan atau customer. Untuk mendukung dari suatu proses pemesanan, dilakukan sebuah sistem pemesanan atau order system. Tujuan dari sistem pemesanan untuk menerima pemesanan dari pelanggan baik barang maupun jasa dan juga menyiapkan pesanan dalam suatu bentuk yang dapat digunakan dalam bisnis.

2.4.1 Pengertian Surat Pesanan

Surat pesanan adalah sebuah dokumen yang dikirimkan oleh pihak pemesan (konsumen atau distributor) kepada penyedia (supplier) perihal permintaan pembelian barang. Dengan adanya surat pesanan ini, maka terjadi hubungan antar kedua belah pihak, penyedia dan pemesan, dimana pihak pemesan meminta barang yang ada pada surat pesanan itu untuk disediakan dan dikirimkan pada pihak pemesan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Isi yang umum tertera didalam surat pesanan yaitu informasi nama dan alamat pemesan dan penyedia, tanggal, nomor surat, dan deskripsi produk yang dipesan beserta jumlah dan harganya. Setelah surat pesanan masuk, maka pihak penyedia akan menyiapkan barang-barang yang dipesan disertai dengan surat jalan, yaitu surat yang menerangkan bahwa barang yang dikirim merupakan


(49)

barang-21

barang yang dipesan dari surat pesanan yang dikirimkan oleh pemesan. Sering kali yang menjadi masalah adalah jangka waktu yang diminta tidaklah panjang (barang-barang yang dipesan harus dikirim dalam jangka waktu singkat). Setelah pihak penyedia menyiapkan barang-barang pesanan tersebut, pihak penyedia harus menyertakan surat jalan sebagai surat penyerta pengiriman barang. Biasanya pembuatan surat jalan ini masih diketik ulang. Tentu pekerjaan manual ini memakan banyak waktu. Setelah barang dan surat jalan disiapkan, kemudian barang dan surat jalan itu dikirimkan kepada pemesan. Lalu pihak penyedia akan melanjutkan urutan proses bisnis lainnya seperti pembuatan surat tagihan, dll.

Untuk mempercepat proses pembacaan surat pesanan yang masuk, sistem pengenalan karakter dapat digunakan. Sistem ini akan sangat membantu pengerjaan pengetikan surat pesanan yang datang, sehingga dapat mempercepat proses pengetikan dan tentunya akan menghemat waktu pekerjaan.

Pesan adalah kata baku dari pemesanan yang memiliki arti "hendak membeli supaya dikirim". pesanan adalah barang yang dipesan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007).


(50)

22

2.5 Pengertian Pengiriman

Menurut Mulyadi (2008) sistem pengiriman barang adalah suatu kegiatan mengirim barang dikarenakan adanya transaksi penjualan barang dagang. Penjualan terdiri dari transaksi penjualan baik barang maupun jasa, baik secara tunai atau kredit.

2.6 Konsep Persediaan

Berikut ini merupakan pengertian teori dasar yang berhubungan dengankasus yang akan dianalisis, yaitu sebagai berikut :

2.6.1 Pengertian Persediaan Barang

Inventory merupakan kata lain dari persediaan, istilah

persediaan disini maksudnya menunjukkan barang-barang yang dimiliki perusahaan. Persediaan dapat mengambil bentuk yang tergantung pada jenis usaha yang ditekuni oleh perusahaan yang bersangkutan. Pada perusahaan yang bergerak dibidang penjualan produk, persediaan barang merupakan salah satu unsur yang paling efektif dalam operasional perusahaan barang harian yang dapat disajikan dalam bentuk laporan persediaan barang.

Laporan persediaan barang adalah suatu laporan yang menyajikan tentang data-data barang yang masuk dan data-data barang yang keluar dalam suatu perusahaan. Hal ini sangat penting sekali bagi perusahaan yang bergerak dibidang penjualan barang


(51)

23

untuk melakukan pemeriksaan barang yang tersedia dan barang-barang yang habis persediaannya.

Menurut Soemarso S.R (2004) Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan terjadi apabila jumlah bahan atau barang yang diadakan (dibeli atau dibuat sendiri).

Sedangkan menurut Assauri (2004) persediaan barang adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam periode usaha yang normal.

2.6.2 Manfaat Persediaan Barang

Menurut Ma‟arif (2006) persediaan yang dilakukan oleh

perusahaan memiliki kegunaan, antara lain:

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang.

Jika barang yang dipesan terlambat datang sedangkan proses produksi berjalan terus, maka persediaan akan dikeluarkan dan dipakai untuk keperluan produksi. Hal ini akan terus berlangsung sampai barang yang dipesan datang.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik. Jika barang yang dipesan rusak, cacat, atau di tolak (reject, maka persediaan dapat digunakan sambil menunggu barang yang baik dikirimkan. Barang yang dipesan hendaknya mencapai kualitas yang diinginkan. Jika tidak sesuai dengan kualitas yang


(52)

24

disepakati, maka perusahaan dapat me-reject barang dengan alasan barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada dalam kontrak.

3. Untuk menumpuk barang-barang yang dihasilkan musiman. Ini berlaku bagi produk-produk pertanian. Karena sifatnya musiman, maka ketika musim panen, persediaan dilakukan dalam jumlah besar. Sedangkan jika tidak musim, maka persediaan yang besar tadi di keluarkan.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan.

Pada akhirnya, persediaan memiliki kegunaan untuk mempertahankan agar produksi terus berjalan. Jika produksi berhenti, maka stabilitas operasi perusahaan akan terganggu. 5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

Persediaan pun diperlukan untuk mencapai penggunaan mesin agar optimal. Karena jika tidak ada barang, mesin akanidle.

Dalam kondisi tidak ada barang yang masuk, maka persediaan menjadi wajib hukumnya untuk dikeluarkan.

6. Memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi.

Jaminan menjadi penting, disebabkan karena image konsumen terhadap perusahaan. Jika tidak ada jaminan barang selalu tersedia, maka konsumen tidak akan pernah loyal dengan barang kita tersebut.


(53)

25

2.6.3 Fungsi Persediaan Barang

Persediaan barang pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas eksistensi suatu perusahaan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya adalah dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan menyediakan barang yang diminta.

Fungsi persediaan menurut Freddy Rangkuti (2004) adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Batch Stock atau Lot Size Inventory.

Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya potongan harga pada harga pembelian, efisiensi produksi karena proses produksi yang lama, dan adanya penghematan di biaya angkutan.

2. Fungsi decoupling

Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan

decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara

terpisah-pisah. 3. Fungsi Antisipasi

Merupakan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan jika terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan dari pemasok atau supplier. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi agar tetap berjalan dengan lancar.


(54)

26

Alasan yang kuat untuk menyediakan inventory adalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan skala ekonomi dalam pengadaan dan produksi barang, untuk kebutuhan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, untuk fleksibilitas didalam fasilitas penjadwalan distribusi barang, untuk spekulasi didalam harga atau biaya, dan untuk ketidakpastian tentang waktu pesanan perlengkapan dan kebutuhan.

Ketika menghadapi permintaan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, pihak manajemen dapat melakukan pemesanan barang

(inventory) selama periode permintaan yang sedikit untuk

mengantisipasi periode permintaan yang tinggi. Inventory ini membuat manajemen dapat beroperasi secara tetap sepanjang musim, dan dapat menghindari biaya produksi yang berubah-ubah.

Penyediaan inventory bertujuan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian. Permintaan barang tidak bisa diketahui secara pasti, oleh karena itu perlu diramalkan untuk meminimalisir kerugian akibat over stock atau permintaan yang melampaui ramalan, perhitungan persediaan barang harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti.


(55)

27

2.6.4 Jenis Persediaan Barang

Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda. Jenis-jenis persediaan dapat dibedakan menjadi lima jenis (Assauri, 2004):

1. Persediaan barang mentah (raw material stock).

Yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun beli dari supplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan atau pabrik yang menggunakannya.

2. Persediaan Bagian Produk atau Part yang dibeli (purchase part/component stock).

Yaitu persediaan barang-barang yang terdiri atas part yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembli dengan part lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya.

3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang persediaan

(supplies stock).

Yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi atau membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam berkerjanya suatu perusahaan tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.


(56)

28

4. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process/progress work).

Yaitu persediaan barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses untuk kemudian menjadi barang jadi.

5. Persediaan barang jadi (finished good stock).

Yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain. Jadi barang jadi ini adalah merupakan produk selesai dan siap untuk dijual.

2.6.5 Manajemen Inventory

Pengendalian terhadap persediaan atau inventory control

adalah aktifitas mempertahankan jumlah persediaan pada tingkat yang dikehendaki. Pada produk barang, pengendalian inventory

ditekankan pada pengendalian material. Pada produk jasa, pengendalian diutamakan sedikit pada material dan banyak pada jasa pasokan karena konsumsi sering kali bersamaan dengan pengadaan jasa sehingga tidak memerlukan persediaan (Sumayang, 2003).

Harus ada keseimbangan antara mempertahankan tingkat

inventory yang tepat dengan pengaruh keuangan minimum terhadap


(57)

29

modal yang sangat besar, sehingga akan mengakibatkan juga biaya operasi yang tinggi (Sumayang, 2003).

Pengendalian tingkat persediaan bertujuan mencapai efisiensi dan efektifitas optimal dalam penyediaan material. Dalam pengertian di atas, usaha yang perlu dilakukan dalam manajemen persediaan secara garis besar sebagai berikut:

1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan operasi 2. Membatasi nilai seluruh investasi

3. Membatasi jenis dan jumlah material

4. Memanfaatkan seoptimal mungkin material yang ada.

2.7 Konsep Pembayaran

Menurut Yunirman Rijan dan Ira Koesoemawati (2009) pembayaran mengandung beberapa arti, yaitu dalam arti sempit pembayaran adalah pelunasan hutang oleh debitur kepada kreditur yang bisa dilakukan dalam bentuk uang maupun barang. Pembayaran yang sudah dilaksanakanbiasanya disertai bukti atau tanda bukti pembayaran atau dalam sehari – hari disebut dengan kwintansiPembayaran dalam arti luas dapat dikatakan sebagai pemenuhan suatu prestasi. Hal ini berlaku bagi pihak yang menyerahkan uang sebagai harga pembayaran, maupun pihak yang menyerahkan benda sebagaimana yang diperjanjikan.


(58)

30

2.8 Konsep Supply Chain

2.8.1 Pengertian Supply Chain

Menurut Kalakota (2001) supply chain adalah serangkaianproses yang terdiri dari pembuatan produk perusahaan dan pengiriman kepelanggan dengan melibatkan jaringan hubungan yang rumit antaraperusahaan dan rekannya untuk menyediakan bahan baku, memproduksiproduk, dan menyampaikannya ke pelanggan.

Menurut Pujawan (2008) supply chain adalah jaringan yang terdiridari beberapa perusahaan yang secara bersama sama berkerja untukmenciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.Perusahaan tersebut biasanya terdiri dari supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan perusahaan pendukung lainnya, seperti perusahaanjasa logistik.

Menurut Turban (2010) supply chain adalah aliran material,informasi, uang, dan jasa dari supplier bahan baku, kepabrik, ke gudang,sampai ke pelanggan akhir.

Jadi, dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasupply chain adalah jaringan perusahaan yang saling berkerja sama danterdiri dari aliran material, informasi, uang, dan jasa dari


(59)

31

2.8.2 Pembagian Supply Chain

Menurut Turban, (2010) secara umum supply chain

dapatdibagi menjadi tiga bagian utama :

1. Upstream supply chain

Bagian upstream dari supply chain terdiri dari aktivitas yang melibatkanperusahaan dengan pemasoknya (dapat berupa perusahaan manufaktur,maupun jasa). Kegiatan utama dalam

supply chain bagian upstreamadalah procurement yang

merupakan proses dimana perusahaanmelakukan kegiatan-kegiatan dengan tujuan untuk medapatkan aksesterhadap sumber daya (dapat berupa produk, keterampilan, kemampuan,fasilitas) yang diperlukan perusahaan untuk melakukan proses bisnisutama mereka.

2. Internal supply chain

Bagian internal dari supply chain melibatkan semua proses internal yangdilakukan untuk mengubah input dari supplier

menjadi output yangdihasilkan perusahaan. Aktivitas internal utama ini juga dikenal denganistilah value chain, yang merupakan penghubung antara pelanggan (B2C)dan pemasok (B2B) yang dalam hubungannya mengubah produk dan jasayang didapatkan dari supplier menjadi produk dan jasa yang memiliki nilai bagi pelanggan.


(60)

32

3. Downstream supply chain

Bagian downstream dari supplychain melibatkan semua aktivitas yangbertujuan untuk menyampaikan produk akhir perusahaan kepelanggannya. Perhatian utama dalam bagian

downstream dari supply chain dipusatkan pada kegiatan

distribusi, penyimpanan ataupergudangan, transportasi, dan layanan pasca penjualan.

2.8.3Decoupling Point dalam Supply Chain

Keputusan sampai di mana aktivitas produksi dapat dilakukan tanpamenunggu permintaan yang pasti dari pelanggan merupakan keputusan yangsangat penting bagi suatu supply chain dan akan secara langsung berpengaruhterhadap kemampuannya untuk menciptakan efisiensi fisik maupunkecepatannya untuk merespon pasar. Menurut Pujawan (2008) titik temu sampai di mana suatukegiatan bisa dilakukan atas dasar ramalan (tanpa harus menunggupermintaan dari pelanggan) dan dari mana kegiatan harus ditunggu sampaiada permintaan yang pasti dinamakan decoupling point (DP). Istilah lain daridecoupling point adalah order penetration point (OPP).Pengaturan dan cara pengelolaan supply chain akan berbedatergantung dari decoupling point produknya. Walaupun secara tradisionalistilah decoupling point digunakan untuk suatu


(61)

33

sistem produksi, namunkonsep ini juga sangat relevan dalam konteks yang lebih luas, yaitu supply chain management.

2.8.4 Tipe Supply Chain Berdasarkan Decoupling Point

Walaupun istilah decoupling point merupakan istilah yang jarangdigunakan untuk suatu sistem produksi, analogi yang sangat mirip bisa kitagunakan untuk memahami order penetration point

pada supply chain. Secara umum, terdapat empat macam posisi

decoupling point (DP) pada supply chain (Pujawan, 2008) 1. Make-to-stock (MTS)

MTS adalah sistem dimana DP berada pada proses terkhir, yaitu padapengiriman ke pelanggan. Produk akhir dibuat berdasarkan ramalan.Hanya kegiatan pengiriman yang dilakukan setelah ada pesanan daripelanggan. Bagi supply chain tipe ini efisiensi fisik menjadi fokus dalampengelolaannya. MTS cocok untuk produk yang variasinya sedikit danketidakpastian permintaannya relatif rendah. Aspek kunci dalammengelola

supply chain yang beroperasi pada lingkungan MTS

adalahpenentuan berapa persediaan produk akhir yang harus disimpan danbagaimana mekanisme pengiriman produk jadi ke suatu lokasi pemasaran.Keseimbangan antara tingkat layanan pelanggan dan banyaknyapersediaan produk juga menjadi hal penting yang harus ditentukan padasupply chain yang beroperasi


(62)

34

dengan sistem MTS. 2. Assemble-to-order (ATO)

ATO adalah sistem dimana hanya kegiatan perakitan yang menunggupesanan dari pelanggan, sedangkan kegiatan pabrikasi komponendilakukan atas dasar ramalan. ATO cocok diterapkan pada sistem yangmemproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan anatra komponen dari tiap produk yang cukup tinggi. Jadi, DP ditempatkan setelah proses pabrikasi atau diawal proses perakitan yang berarti bahwa persediaan akandisimpan dalam bentuk komponen siap rakit. Aspek kunci dalammengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan ATO adalah lamanya proses perakitan setelah ada pesanan dari pelanggan dan jumlahvariasi produk yang dapat ditawarkan ke pelanggan. Kecepatanperusahaan dalam memenuhi pesanan pelanggan sangat ditentukan olehlead time perakitan.

3. Make-to-order (MTO)

MTO adalah sistem dimana kegiatan pabrikasi tidak bisa dikerjakan tanpamenunggu pesanan dari pelanggan karena setiap pesanan memilikivariabilitas yang tinggi dan berbeda beda. Untuk mengatasi masalahvariabilitas ini perusahaan harus memproduksi pesanan pelanggan setelahpelanggan melakukan pesanan. Usaha perusahaan untuk menyiapkanproduk sebelum adanya pesanan dari pelanggan dianggap memiliki biayayang mahal dan resiko


(63)

35

yang tinggi. Aspek kunci dalam mengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan MTO adalah kecepatanperusahaan dalam menerima, menterjemahkan, dan memproses pesanan dari pelanggan sehingga produksi dapat berjalan secepat mungkin. 4. Engineer- to-order (ETO)

ETO adalah sistem dimana perancangan produk baru dilakukan setelah ada pesanan dari pelanggan. Model ini cocok digunakan bila tiappelanggan memerlukan produk dengan rancangan yang spesifik.Rancangan spesifik ini nantinya akan berimplikasi pada kebutuhan material dan urutan proses yang berbeda untuk tiap produk. Aspek kuncidalam mengelola supply chain yang beroperasi pada lingkungan ETOadalah kesepakatan waktu dan rancangan produksi antara perusahaan danpelanggan serta fleksibilitas dari bagian produksi dan perancangan untukdapat menyerap permintaan dari pelanggan yang berbeda beda.Pada kenyataannya, masih banyak perusahaan yang memproduksiproduk dengan fokus operasi yang berbeda-beda. Di sebuah perusahaanmungkin ada sebagian sistem produksi yang memproduksi produk-produkyang relatif standar dan sebagian lagi digunakan untuk memproduksi produk-produk dengan banyak variasi. Pada situasi ini, kegiatan kegiatan supply


(64)

36

bisamembedakan bagaimana pengelolaan masing-masing sistem produksitersebut.

2.9 Konsep Dasar Metodologi Penelitian

Metodologi merupakan suatu formula dalam penerapan penelitian dimana dalam melakukan penelitian tersebut terdapat langkah-langkah dan juga hasil penelitan. Sedangkan metodologi penelitian dalam ilmu computer atau sistem informasi atau teknologi informasi merupakan langkah-langkah atau tahapan perencanaan dengan bantuan beberapa metode, teknik, alat (tools) dan dokumentasi dengan tujuan untuk membantu peneliti dalam meminimalkan resiko kegagalan dan menekankan pada proses atau sasaran penelitian dibidang CS/IS/TI (Hasibuan, 2007).

2.9.1 Metode Pengumpulan Data 2.9.1.1 Observasi

Observasi (observation) merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek datanya (Jogiyanto, 2008).

2.9.1.2 Wawancara

Wawancara (interview) adalah komunikasi duaarah untuk mendapatkan informasi dari responden. Wawacara (interview) dapat berupa wawancara personal (personal


(65)

37

interview), wawancara intersep (intercep interview) dan wawancara telepon (telephone interview) (Jogiyanto, 2008).

2.9.1.3 Studi Pustaka

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis melakukan dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi penulisan. (Nazir, 2005)

2.9.1.4 Studi Literatur Sejenis

Studi literatur ini dilakukan penulis untuk membandingkan skripsi yang dibuat oleh penulis dengan skripsi yang telah dibuat sebelumnya, bertujuan untuk mengetahui sisi kelemahan dan sisi kelebihan dari kedua skripsi yang sejenis. Dalam hal ini penulis akan membandingkan skripsi penulis yang berjudul Rancang Bangun Sitem Informasi Penjualan Pada PT Berkah Jaya Motor dengan skripsi sebagai berikut.

Tabel 2.2Studi Literatur Sejenis

No Nama Peneliti Judul Tahun Kelemahan Kelebihan 1 Hanif Ribhan Rancang Bangun

Sistem Informasi Penjualan pada

2014 Jenis barang tidak

berdasarkan

Tersedianya fasilitas


(66)

38

PT. Djunaedi Bejana Jaya

group dan tidak memberikan referensi analisis penjualan mempermudah user

mengetahui ada proses

penjualan. 2 Murniati Pengembangan

Sistem Informasi Penjualan pada PD. Hikmah Jaya Jakarta

2012 Analisis

penjualan untuk periode yang akan datang masih sulit. Dalam transaksi penjualan maupun input barang menggunakan barcode 3 Syajaratuddur Pembangunan

Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan Persediaan pada Café Jeung Ucie

2012 Analisis

penjualan untuk periode yang akan datang masih sulit. Melibatkan beberapa divisi, sehingga memudahkan admin dalam membuat laporan

Berdasarkan tabel 2.2 Studi Literatur Sejenis, ada beberapa kelebihan dari sistem yang akan dibuat, yaitu: 1. Tampilan aplikasi yang user friendly.

2. Penjelasan yang mendetail mengenai sistem informasi penjualan dan bagian bagian dari penjualan yang meliputi pemesanan(sales order), pengiriman, persediaan, inventory, dan pembayaran.


(67)

39

3. Setiap pegawai dalam perusahaan saling terintegrasi 4. Isi/content dari sistem yang dibuat lebih banyak.

5. Laporan menggunakan tabel dan grafik yang mempermudah user dalam membaca laporan.

6. Tersedianya ramalan penjualan untuk analisis penjualan

2.9.2 Konsep Dasar Rapid Application Development (RAD) 2.9.2.1 Pengertian Rapid Application Development (RAD)

RapidApplicationDevelopment (RAD) merupkan

salah satu metode pengembangan suatu sistem informasi dengan waktu yang relatif singkat. Jika dalam pengembangan suatu sistem informasi secara normal membutuhkan waktu minimal 180 hari, maka dengan menggunakan metode RAD suatu system dapat diselesaikan kurang dari 180 hari atau bisa dua kali lebih cepat yaitu hanya dalam waktu 30-90 hari.Menurut Whitten (2004), model RAD mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut:

1. Mendorong pengguna aktif dan partisipasi manajemen (berkebalikan dengan reaksi pasar pada model-model sistem yang tidak bekerja). Hal ini meningkatkan antusiasme pengguna akhir proyek.


(68)

40

tinggi karena keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.

3. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang berbasis perangkat lunak dan bekerja lebih cepat dari pada pengembangan model-driven.

4. Error dan penghilangan cenderung untuk dideteksi lebih awal dalam prototype dari pada model sistem.

5. Pengujian dan pelatihan adalah produk tambahan alami dari pendekatan prototyping yang mendasar.

6. Pendekatan berulang adalah proses yang lebih “alami”

karena perubahan adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.

2.9.2.2 Unsur-unsur Penting RAD

Menurut McLeod (2008) RAD membutuhkan empat unsur penting, yaitu:

1. Manajemen, khususnya manajemen puncak, hendaknya menjadi penguji coba (experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan metodologi-metodologi baru.


(69)

41

2. Orang, daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas SDLC, RAD menyadari adanya efisiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim-tim khusus. Anggota dalam tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas khusus mereka masing-masing. 3. Metodologi, metodologi dasar RAD adalah siklus hidup

RAD.

4. Alat-alat, alat-alat RAD terutama terdiri atas bahasa-bahasa generasi keempat dan alat-alat rekayasa piranti lunak dengan bantuan komputer (computer-aided

software engineering-CASE) yang memfasilitasi

prototyping dan penciptaan kode. Alat-alat CASE

menggunakan komputer untuk membuat dokumentasi yang dapat diubah menjadi piranti lunak dan basis data operasional.

2.9.2.3 Tahap-tahap Pengembangan Sistem

Whitten, (2004) mengemukakanada empat tahap penting dalam pengembangan sistem, yaitu:

1. Scope Definition

Mempelajari tentang organisasi dengan masalah sistemnya, mendefinisikan tujuan, hambatan, risiko,


(70)

42

dan ruang lingkup sistem baru, mengevaluasi proyek maupun kelayakan sistem, melakukan sub-divisi sistem menjadi komponen-komponen besar dan mendapatkan umpan balik pengguna.

2. Analysis

Menganalisis persyaratan fungsional pengguna untuk masing-masing modul sistem dengan menggunakan berbagai macam teknik pengumpulan informasi dan kemudian mendokumentasikan temuan-temuannya dalam bentuk model-model proses, data, dan objek.Terdapat tiga tahapan analisis pada alur pengembangan sistem RAD menurut Whitten (2004), yaitu:

a. Problem Analysis, Analisa masalah merupakan

tahap mempelajari sistem yang sudah ada dan menganalisa temuan-temuan agar dapat menemukan pemahaman yang lebih mendalam atas masalah yang memicu adanya proyek ini.

b. Requirement Analysis, Analisa kebutuhan

merupakan tahap yang mendefinisikan dan memprioritaskan kebutuhan bisnis. Dengan kata lain memahami pengguna untuk mengetahui apa yang dibutuhkan atau inginkan dari sistem baru,


(71)

43

dengan menghindari pembahasan tentang teknologi atau teknis pelaksanaan. Ini mungkin merupakan tahap terpenting pengembangan sistem karena kesalahan dan kelalaian dari hasil analisis ini mengakibatkan ketidakpuasan pengguna dengan sistem final dan modifikasi yang mahal.

1) Functional requirement adalah deskripsi dari aktivitas dan layanan yang harus disediakan sebuah sistem.

2) Nonfunctional requirement adalah deskripsi dari fitur, karakteristik dan batasan lain yang menentukan kepuasan sistem.

Tabel 2.3Klasifikasi PIECES Pada Kebutuhan Sistem

Tipe Persyaratan

Nonfungsional Keterangan

Performance Persyaratan performa merepresentasikan performa sistem

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penguna.  Throughput rateapa yang bisa diterima?

Response timeapa yang bisa diterima?

Information Persyaratan informasi mempresentasikan informasi yang

sangat penting bagi pengguna dalam konteks isi,timeline, akurasi, dan format.


(72)

44

 Ada kegunaan input dan output? Kapan keduanya harus terjadi?

 Data apa yang perlu disimpan?  Harus seperti apa informasi saat ini?  Apa antarmuka untuk sistem external?

Economic Persyaratan ekonomi kebutuhan akan sistem untuk

mengurangi biaya atau meningkatkan laba.

 Bagian mana dari sistem yang biayanya harus dikurangi?

 Sebagian banyak biaya harus dikurangi atau laba harus ditingkatkan?

 Apa batasan anggaran?

 Apatimetable untuk pengembangan?

Control Persyaratan kontrol merepresentasikan lingkungan di

mana sistem harus beroperasi, tipe dan tingkatan keamanan yang harus disediakan.

 Haruskah akses ke sistem atau informasi dikontrol?  Apa persyaratan privasi?

 Apakah kekritisan data yang mutlak diperlukan memang dibutuhkan untuk penanganan khusus (seperti

backups,off-site, storage, dll)terhadap data?

Efficiency Persyaratan efisiensi merepresentasikan perlunya sistem


(1)

<p><b>Tanggal Pesanan:</b> <?php echo $orderObj->date; ?></p>

<p><b>No SO:</b> <?php echo $orderObj->so_no; ?></p> <p><b>No Surat Pengiriman Motor:</b> <?php echo $orderObj->send_no; ?></p> <p><b>Atas Nama:</b> <?php echo $orderObj->by_name; ?></p> <p><b>No KTP:</b> <?php echo $orderObj->by_company; ?></p> <p><b>Alamat:</b> <br><?php echo $orderObj->by_address; ?></p>

<p><b>Telepon:</b> <?php echo $orderObj->by_phone; ?></p> </div> <hr> <div class="table-responsive"> <table align ="center" border ="1">

<tr>

<td>No</td>

<td>Kode Motor</td>

<td>Type Motor</td>

<td>Banyak</td>

<td>Harga Satuan</td>

<td>Total</td>

</tr>

<?php

$this->model->setTable('order_item');

$no = 1;

$subTotal = 0;

$lists =

$this->model->getList(array('order' => $object->order));

foreach ($lists as $dataRecord) {

$this->model->setTable('item'); $itemData =

$this->model->getRecord(array('id_item' => $dataRecord->item));

$showAdd = '';

$subTotal += ($dataRecord->qty * $itemData->unitcost);

if ($dataRecord->qty_min != 0) {

$showAdd = '(<div style="color:

red;">' . $dataRecord->qty_min . '</div>)';

}

?>

<tr>

<td> <?php echo $no; ?> </td>

<td> <?php echo

$itemData->label; ?> </td>

<td> <?php echo

$itemData->name; ?> </td>

<td> <?php echo

$dataRecord->qty . ' ' . $showAdd; ?> </td>

<td> Rp <?php echo

number_format($itemData->unitcost); ?> </td>

<td> Rp <?php echo

number_format($dataRecord->qty * $itemData->unitcost); ?> </td>

</tr>


(2)

<?php

$no++;

}

?>

<?php

$tax = $subTotal * 0.1;

$total = $subTotal + $tax; ?>

<tr>

<td colspan="4" rowspan="3"

style="text-align:

center;">Terbilang: <?php echo str_replace(' ', ' ', $this-

>attribute->convertNominal($total)) ?> Rupiah</td>

<td>Sub Total</td>

<td>Rp <?php echo

number_format($subTotal); ?></td>

</tr>

<tr>

<td>Pajak 10%</td>

<td>Rp <?php echo

number_format($tax); ?></td> </tr>

<tr>

<td></td>

<td>Rp <?php echo

number_format($total); ?></td> </tr>

</table>

</div> <hr>

<br> <h3 align ="center">Pembayaran</h3> <br> <div class="table-responsive"> <table align ="center" border ="1">

<tr>

<td>No</td>

<td>Tanggal</td>

<td>Nominal Pembayaran</td>

<td>Sisa Pembayaran</td>

<td>Status</td>

<td>&nbsp;</td>

</tr>

<?php

$this->model->setTable('order_pay');

$paysObj =

$this->model->getList(array('order_sign' => $object->id_order_sign));

$no = 1;

$debt = 0;

$stat = 'Belum Lunas';

foreach ($paysObj as

$dataRecord) {

$debt += $dataRecord->pay;

$showDebt = $dataRecord->debt - $debt;

if ($showDebt < 0) {

$showDebt = 0;

}


(3)

$stat = ($showDebt == 0) ?

'Lunas' : 'Belum Lunas';

?>

<tr>

<td> <?php echo $no; ?> </td>

<td> <?php echo

$dataRecord->date; ?> </td>

<td> <?php echo

$dataRecord->pay; ?> </td>

<td> <?php echo $showDebt; ?>

</td>

<td> <?php echo $stat; ?> </td>

<td>

<button class="btn btn-warning

btn-xs" data-toggle="modal" data-target="#myConfirm<?php echo $dataRecord->id_order_pay; ?>">

<span class="glyphicon

glyphicon-remove-circle"></span> Hapus

</button>

</td>

</tr>

<?php

$no++;

}

?>

</table>

<?php

$no = 1;

foreach ($paysObj as

$dataRecord) {

?>

<!-- Modal -->

<div class="modal fade"

id="myConfirm<?php echo

$dataRecord->id_order_pay; ?>" tabindex="-1" role="dialog" aria-labelledby="myModalLabel" aria-hidden="true">

<div class="modal-dialog">

<div class="modal-content">

<div class="modal-header">

<button type="button"

class="close" data-dismiss="modal"

aria-hidden="true">&times;</button>

<h4 class="modal-title"

id="myModalLabel">Konfirmasi Penghapusan Data</h4>

</div>

<div class="modal-body">

Yakin untuk menghapus data

transaksi pembayaran #<?php echo $no; ?> ?

</div>

<div class="modal-footer">

<button type="button"

class="btn btn-default" data-dismiss="modal">Batal</button>

<a href="<?php echo

site_url('data/delete/pay/order _pay/' .

$dataRecord->id_order_pay); ?>" class="btn btn-danger"

role="button">Hapus</a>

</div>

</div><!-- /.modal-content -->

</div><!-- /.modal-dialog -->


(4)

</div><!-- /.modal -->

<?php

$no++;

} ?> </div> <?php if ($stat != 'Lunas') { ?> <hr>

<form method="post"

action="<?php echo

site_url('data/save/order_pay') ; ?>" class="form-horizontal" role="form">

<div class="form-group">

<div class="col-sm-5">

<input class="form-control"

type="hidden" id="backpage" name="backpage" value="pay" />

<input class="form-control"

type="hidden" id="record" name="record" value="0" />

<input class="form-control"

type="hidden" id="bayar"

name="bayar" value="<?php echo $total; ?>" />

<input class="form-control"

type="hidden" id="order"

name="order" value="<?php echo $object->id_order_sign; ?>" /> </div>

</div>

<div class="form-group"

style="display: none;">

<label class="col-sm-4 control-label">Tanggal:</label>

<div class="col-sm-3">

<input class="form-control"

type="text" name="tgl" id="tgl" readonly>

</div>

<div class="col-sm-2"></div>

</div>

<div class="form-group">

<label class="col-sm-4 control-label">Nominal:</label>

<div class="col-sm-5">

<input type="text"

class="form-control" name="nominal" id="nominal"

placeholder="Nominal Pembayaran (Rp)" autofocus required>

</div>

</div>

<div class="form-group">

<div align ="center">

<button class="btn btn-primary"

type="submit">Simpan</button>

</div>

</div>

</form>

<?php } ?>

<?php } ?> </div>

</div> </div>

<!-- end #content -->

<!-- end #sidebar -->

<div style="clear:

both;">&nbsp;</div> </div>

</div>

<!-- end #page -->

<div id="footer-bgcontent"> <div id="footer">

<p>107093001652@</p> </div>


(5)

</div>

<!-- end #footer --> <!-- Bootstrap core JavaScript

=============================== =================== -->

<!-- Placed at the end of the document so the pages load faster -->

<script src="<?php echo base_url('assets/js/jquery-1.10.2.min.js') ?>"></script> <script src="<?php echo base_url('assets/js/bootstrap.m in.js') ?>"></script>

<script src="<?php echo base_url('assets/js/kendo.web.m in.js') ?>"></script>

<script src="<?php echo base_url('assets/js/cultures/ke ndo.culture.id-ID.min.js') ?>"></script>

<script>

$(document).ready(function() {

kendo.culture('id-ID');

$("#tgl").kendoDatePicker({ format: 'dd MMMM yyyy', value: new Date() });

// notification

$('#notifyBar').hide();

setInterval(notify, 5000); function notify() {

$.ajax({ type: 'POST',

url: '<?php echo

site_url('notify/notifyPay'); ?>',

cache: false,

success: function(content) { if (content > 0) {

$('#notifyBar').show();

$('#notify').html('<a

href="<?php echo

site_url('app/f/signature'); ?>"> Ada pesanan barang yang sudah siap dibuat nota kwitansi !!!</a>');

} else {

$('#notifyBar').hide();

$('#notify').html('');

} } }); }

}); </script> </div>

</body> </html>


(6)