Universitas Sumatera Utara 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada
tahun 2013 2. Perusahaan menyajikan laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2013 3. Laporan keuangan disajikan dalam satuan rupiah
4. Perusahaan memiliki data lengkap yang diperlukan dalam penelitian
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013
134 Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 1
- Jumlah pupolasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 2
2 Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 3
27 Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 4
4
Jumlah sampel terpilih 101
Sumber: data sekunder yang diolah, 2014
3.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber tercetak, dimana data itu
telah dikumpulkan oleh pihak lainnya sebelumnya Erlina 2008:36. Sumber data yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah diaudit pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia BEI pada periode tahun 2013 yang diperoleh dengan mengakses situs www.idx.co.id.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan dengan mengolah
literature, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan pada penelitian ini. Sedangkan metode dokumentasi dilakukan
dengan mengumpulkan sumber data dokumenter seperti laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2013.
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud
menguji hipotesis. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel – variabel
dalam penelitian. Analisis statistik deskriptif terdiri dari jumlah, sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata – rata mean dan standar deviasi.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Tujuan dari uji asumsi klasik yaitu untuk menguji kelayakan model regresi dalam penelitian yang dilakukan. Pengujian yang dilakukan terdiri
dari :
3.8.2.1. Uji Normalitas
Universitas Sumatera Utara Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan
histogram, pendekatan grafik, dan pendekatan Kolmogorov-Smirnov. Pendekatan histogram menguji normalitas dengan kurva normal yaitu
kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satunya yaitu memeliki mean, median, dan modus yang sama. Data yang normal akan terlihat
pada grafik histogram yang berbentuk lonceng Situmorang et al., 2012. Pendekatan grafik yaitu dengan melihat scatter plot terlihat titik
mengikuti data disepanjang garis diagonal. Pendekatan Kolmogorov- Smirnov dilakukan untuk menilai apakah data yang disepanjang garis
diagonal berdistribusi normal. Jika nilai signifikansi 0,05 maka data berdistribusi normal.
3.8.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Jika ada
korelasi antar variabel independen dalam satu model maka akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antar satu variabel
independen dengan variabel independen yang lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam regresi dapat
dilihat dari tolerance value dan variance inflation factor VIF. Apabila mempunyai toleramce value 0,10 dan nilai VIF 10 maka suatu
Universitas Sumatera Utara model regresi yang bebas dari masalah multikolinearitas. Apabila
mempunyai toleramce value 0,10 dan nilai VIF 10 maka suatu model regresi mengalami masalah multikolinearitas.
3.8.2.3. Uji Heterokedatisitas
Uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heterokedatisitas dalam penelitian ini dapat digunakan grafik plot scatterplot antara
nilai prediksi variabel dependen ZPRED dengan residualnya SRESID. Apabila grafik yang ditunjukkan dengan titik – titik tersebut
membentuk suatu pola tertentu, maka telah terjadi heterokedatisitas dan apabila tidak
ada pola yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedatisitas.
Uji heterokedatisitas juga dapat dilakukan dengan uji park, uji glejser, dan
uji white.
3.8.3. Analisis Regresi Berganda
Analisis linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Persamaan
regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara Y=α+β
1
X
1
+β
2
X
2
+β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ β
5
X
5
+
ε
Keterangan : Y
1
= Manajemen Laba α
= Konstanta β
1
, β
2
, β
3
, β
4
, β
5
= koefisien regresi dan variabel independen X
1
= Ukuran KAP X
2
= Proporsi komisaris independen X
3
= Free cash flow X
4
= Kepemilikan institusional X
5
= Ukuran Perusahaan
ε
= error
3.8.4 Pengujian Hipotesis 3.8.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Nilai adjusted R
2
yang mendekati 1 berarti kemampuan variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.8.4.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Universitas Sumatera Utara Uji F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama – sama terhadap variabel independen Ghozali, 2005 :
84. Uji ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu ukuran KAP, proporsi dewan komisaris, free cash flow,
kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba secara simultan bersama – sama.
Ketentuan yang digunakan dalam Uji F yaitu: 1. Jika F
hitung
F
tabel
atau probabilitas lebih besar dari tingkat sinifikansi Sig. 0,05, maka variabel independen secara
simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika F
hitung
F
tabel
atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi Sig. 0,05, maka variabel independen
berpengaruh sigifikan terhadap variabel dependen.
3.8.4.3 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing variabel independen secara individual parsial terhadap
variabel dependen. Ketentuan dalam uji t yaitu: 1. Jika t
hitung
t
tabel
atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi Sig. 0,05, maka variabel independen secara
parsial berpengaruh sigifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara 2. Jika t
hitung
t
tabel
atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi Sig. 0,05, maka variabel independen secara
parsial tidak berpengaruh sigifikan terhadap variabel dependen.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Teknik Analisis Data 4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis dekriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan yang meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata mean dan standart deviasi.
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation Ukuran KAP
101 1
,36 ,481
Universitas Sumatera Utara
Proporsi Komisaris Independen
101 ,25000
,80000 ,4071242
,10918649
Free Cash Flow 101
,00000 ,68431
,3716308 ,18654227
Kepemillikan Institusional 101
,27740 ,98240
,7101351 ,16153001
Ukuran Perusahaan 101
24,53455 32,99697
28,0363990 1,60356343
Manajemen Laba 101
-,18708 ,28421
,0290078 ,06350994
Valid N listwise 101
Sumber : Data yang telah diolah Dari hasil analisis statistik deskriptif tersebut diketahui bahwa jumlah
observasi dalam penelitian N adalah 101. Pada variabel ukuran KAP nilai minimum 0, nilai maksimum 1, nilai meannya 0.36 , dan standar deviasi
0.481. Artinya, ukuran KAP perusahaan yang paling kecil adalah 0, paling besar adalah 1 dan rata–rata Ukuran KAP yang dimiliki perusahaan sampel
adalah 0,36. Proporsi komisaris independen yang dimiliki perusahaan sampel mempunyai nilai minimum 0,25000, nilai maksimum 0,80000, nilai mean
0,4071242, dan standar deviasi 0,10918649. Artinya jumalah komisaris independen yang dimiliki perusahaan yang paling kecil adalah 25, paling
besar adalah 80 rata-rata komisaris independen yang dimiliki perusahaan sampel adalah 40,7 dari jumlah seluruh dewan komisaris. Variabel free
cash flow menunjukkan nilai minimum 0,0000, nilai maksimum 0,68431, dan nilai rata–rata 0,3716308 yang berarti bahwa jumlah free cash flow
perusahaan yang paling kecil adalah 0 dan yang paling besar adalah 0,68431dan rata–rata perusahaan sampel memiliki jumlah free cash flow
sebanyak 0,3716308 dengan standart deviasi 0,18654227. Kepemilikan
Universitas Sumatera Utara institusional yang dimiliki perusahaan sampel memiliki nilai minimum
0,27740, nilai maksimum 0,98240 dan nilai rata-rata 0,7101351 dengan standart deviasi 0,16153001. Artinya kepemilikan institusional perusahaan
yang paling kecil adalah 27,740, paling besar adalah 98,240, dan rata-rata kepemilikan institusional perusahaan 71,01351, dengan standar deviasi
yang menunjukkan variasi yang terdapat dalam kepemilikan institusional adalah 18,6. Nilai variabel ukuran perusahaan sampel yang paling kecil
adalah 24,53455, paling besar adalah 32,99697, dan nilai rata–rata ukuran perusahaan 28,0363990 dengan standar deviasi 1,60356343. Variabel
manajemen laba diukur menggunakan DA. Nilai terkecil dari DA adalah - 0,18708, nilai terbesar 0,28421, dan rata–rata dari DA sebesar,0290078
dengan nilai standart deviasi 0,06350994.
4.1.2 Uji Asumsi Klasik 4.1.2.1 Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, residual memiliki distribusi normal. Cara
yang dilakukan untuk melihat normalitas adalah menggunakan grafik histogram, normal probability plot, dan uji kolmogorov-smornov K-S.
Grafik histogram membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Dalam normal probability
plot, jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber : Data yang telah diolah
Gambar 4.2 Grafik normal P-P Plot
Sumber : Data yang telah diolah
Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov
Universitas Sumatera Utara
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 101
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,06140501
Most Extreme Differences Absolute
,102 Positive
,086 Negative
-,102 Kolmogorov-Smirnov Z
1,027 Asymp. Sig. 2-tailed
,243 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data yang telah diolah Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik histogram
tampak histogram berbentuk lonceng dan pada grafik normal probability plot terlihat bahwa titik mengikuti data disepanjang garis
diagonal yang menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Hasil uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov KS menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,027 0,05 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi secara
normal.
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas
Tujuan dilakukannya uji multikolonieritas yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
Universitas Sumatera Utara
bebas independen. Hasil dari uji multikolonieritas adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Ukuran KAP
,648 1,543
Proporsi Komisaris Independen
,993 1,007
Free Cash Flow ,829
1,207 Kepemillikan Institusional
,809 1,236
Ukuran Perusahaan ,652
1,535 a. Dependent Variable: Manajemen Laba
Sumber : Data yang telah diolah Hasil uji multikolonieritas menunjukkan nilai tolerance 0,10 dan nilai
VIF 10 untuk semua variabel penelitian Ukuran KAP, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional dan
Ukuran Perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada multikolonieritas dalam model regresi.
4.1.2.3 Uji Heterokedatisitas
Universitas Sumatera Utara Uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian heterokedastisitas dilakukan
dengan menggunakan grafik scatterplot.
Gambar 4. 3 Gambar Scatterplot
Sumber : Data yang telah diolah Grafik plot menunjukkan penyebaran titik – titik secara acak dan
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi
heterokedastisitas.
4.1.3 Analisis Regresi Berganda
Universitas Sumatera Utara Analisis linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
,086 ,141
,608 ,544
Ukuran KAP ,009
,016 ,068
,552 ,583
Proporsi Komisaris Independen
,023 ,058
,040 ,400
,690 Free Cash Flow
,064 ,037
,188 1,722
,088 Kepemillikan Institusional
-,100 ,043
-,254 -2,301
,024 Ukuran Perusahaan
-,001 ,005
-,020 -,165
,869 a. Dependent Variable: Manajemen Laba
Dari tabel diatas maka dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = 0,86 + 0,09X1 + 0,23X2 + 0,064X3 – 0,100X - 0,001X5
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa variabel ukuran KAP, proporsi komisaris independen, free cash flow memiliki pengaruh ke arah positif terhadap manajemen
laba sedangkan variabel kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh ke arah negatif terhadap manajemen laba. Apabila ukuran KAP, proporsi
komisaris independen, free cash flow, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan sama dengan nol, maka nilai manajemen laba adalah sebesar 0,86. Nilai
β1 sebesar 0,09 berarti bahwa apabila terjadi kenaikan ukuran KAP sebesar 1, maka manajemen laba naik sebesar 0,09 dengan asumsi variabel lain adalah konstan. Nilai
Universitas Sumatera Utara
β2 sebesar 0,023 berarti bahwa apabila terjadi kenaikan proporsi komisaris independen sebesar 1, maka manajemen laba akan naik sebesar 0,136 dengan asumsi
variabel lain adalah konstan. Nilai β3 sebesar 0,064 berarti bahwa apabila terjadi kenaikan free cash flow sebesar 1, maka manajemen laba akan naik sebesar 0,064
dengan asumsi variabel lain ada lah konstan. Nilai β4 sebesar -0,100 berarti bahwa
apabila terjadi kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1, maka manajemen laba akan turun sebesar 0,100 dengan asumsi variab
el lain adalah konstan. Nilai β5 sebesar -0,001 berarti bahwa apabila terjadi kenaikan ukuran perusahaan sebesar 1,
maka manajemen laba akan turun sebesar 0,001 dengan asumsi variabel lain adalah konstan.
4.1.4 Pengujian Hipotesis 4.1.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi R
2
pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.5 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,255
a
,065 ,016
,06300021
Universitas Sumatera Utara
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,255
a
,065 ,016
,06300021 a. Predictors: Constant, Ukuran Perusahaan, Proporsi Komisaris
Independen, Kepemillikan Institusional, Free Cash Flow, Ukuran KAP b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai dari R
2
sebesar 0,057 yang berarti sebesar 6,5 variasi variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variasi dari variabel independen. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebesar 6,5 manajemen laba yang diproksikan
dengan nilai discretionary accrual dipengaruhi oleh ukuran KAP, proporsi komisaris independen, free cash flow, kepemiliakan
institusional, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya sebesar 93,5 dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel yang digunakan dalam
penelitian ini.
4.1.4.2 Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama–sama terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.6
Universitas Sumatera Utara
Uji Signifikansi Simultan F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
,026 5
,005 1,325
,260
a
Residual ,377
95 ,004
Total ,403
100 a. Predictors: Constant, Ukuran Perusahaan, Proporsi Komisaris Independen, Kepemillikan
Institusional, Free Cash Flow, Ukuran KAP b. Dependent Variable: Manajemen Laba
Pada tabel 4.6 uji F dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 1,325 dengan signifikansi 0,260. Nilai F
hitung
1,325 F
tabel
2,31 dan nilai sig 0,260 0,05 berarti bahwa variabel ukuran KAP, proporsi komisaris
independen, free cash flow, kepemilikan institusional dan ukuran perusahaan secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
4.1.4.2 Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing variabel independen secara individual parsial terhadap
variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Uji Signifikansi Parsial t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
,086 ,141
,608 ,544
Ukuran KAP ,009
,016 ,068
,552 ,583
Proporsi Komisaris Independen
,023 ,058
,040 ,400
,690 Free Cash Flow
,064 ,037
,188 1,722
,088 Kepemillikan
Institusional -,100
,043 -,254
-2,301 ,024
Ukuran Perusahaan -,001
,005 -,020
-,165 ,869
a. Dependent Variable: Manajemen Laba
Tabel 4.5 menunjukkan variabel ukuran KAP memiliki t
hitung
sebesar 0,608 dan nilai sig sebesar 0,544. Nilai t
hitung
0,552 t
tabel
1,66 dan nilai Sig sebesar 0,583
α 0,05 yang berarti bahwa variabel ukuran KAP tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
manajemen laba. Oleh karena itu, H
1
“ ukuran KAP berpengaruh terhadap manajemen laba” ditolak.
Untuk variabel proporsi komisaris independen, nilai t
hitung
sebesar 0,400 t
tabel
1,66 dan nilai sig sebesar 0,690 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel proporsi komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba perusahaan. Dengan demikian, H
2
“Proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba” ditolak.
Universitas Sumatera Utara Untuk variabel free cash flow, nilai t
hitung
1,722 t
tabel
1,66 dan nilai sig sebesar 0,88 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel free cash flow memilikitidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba perusahaan. Dengan demikian, H
3
“Free cash flow berpengaruh terhadap manajemen laba” ditolak.
Untuk variabel kepemilikan institusional, nilai t
hitung
sebesar 2,301 t
tabel
1,66 dan nilai sig sebesar 0,024 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan institusional memiliki
pengaruh signifikan terhadap manajemen laba perusahaan. Dengan demikian, H
4
“Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba” diterima.
Untuk variabel ukuran perusahaan, nilai t
hitung
sebesar 0,0165 t
tabel
1,66 dan nilai sig sebesar 0,869 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba perusahaan. Dengan demikian, H
5
“Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba” ditolak.
4.2 Interpretasi Hasil 4.2.1 Pengaruh Simultan
Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ukuran KAP, proporsi
komisaris independen, free cash flow, kepemilikan institusional, dan ukuran
Universitas Sumatera Utara perusahaan tidak memberikan pengaruh simultan yang signifikan terhadap
manajemen laba. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F
hitung
sebesar 1,325 F
tabel
2,31 dengan Sig 0,260 0,05.
4.2.2 Pengaruh Parsial 4.2.2.1 Ukuran KAP dengan Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan antara variabel ukuran KAP dengan manajemen laba, variabel ukuran KAP tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Artinya perusahaan yang menggunakan jasa auditor independen yang berasal
dari KAP Big Four atau KAP non-Big Four tidak akan mempengaruhi tindakan manajemen laba. Oleh karena itu, H
1
yang menyatakan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmadika 2011 yang menyatakan bahwa ukuran KAP tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
4.2.2.2 Proporsi Komisaris Independen dengan Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian, variabel komisaris independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Dari
hasil tersebut, maka H
2
yang menyatakan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak. Hasil
penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Guna dan Herawaty 2010 dan hasil penelitian Suryani 2010 yang
Universitas Sumatera Utara menyimpulkan bahwa proporsi komisaris independen tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
4.2.2.3 Free Cash Flow dengan Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian, variabel free cash flow berpengaruh secara parsial namun tidak signifikan terhadap manajemen
laba dengan arah positif. Dari hasil tersebut, maka H
3
yang menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh terhadap manajemen laba ditolak.
Artinya perusahaan yang memiliki free cash flow yang tinggi ataupun rendah tidak akan mempengaruhi tindakan manajemen laba. Hasil ini
konsisten dengan penelitian Kangarluei et al. 2011 yang memberikan bukti lain bahwa besar kecilnya nilai FCF suatu perusahaan tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kemungkinan terjadinya manajemen laba.
4.2.2.4 Kepemilikan Institusional dengan Manajemen Laba
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan antara variabel kepemilikan institusional dengan manajemen laba, variabel kepemiikan
institusional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Artinya kehadiran institusi dalam struktur kepemilikan saham
perusahaan sebagai pemegang saham diharapkan bisa mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer. Kepemilikan
institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif. Semakin tinggi
Universitas Sumatera Utara kepemilikan institusional diharapkan tindakan manajemen laba semakin
berkurang.Besar kecilnya kepemilikan institusional dalam sebuah perusahaan tidak akan meempengaruhi tindakan manajemen laba dalam
sebuah perusahaan. Oleh karena itu, H
4
yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba
diterima. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryani 2010 yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba.
4.2.2.5 Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba
Berdasarkan hasil penelitian, variabel ukuran perusahaan terbukti tidak memberikan pengaruh parsial yang signifikan
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Oleh H
5
“Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba” ditolak. Besar atau kecilnya ukuran perusahaan tidak akan mempengeruhi
tindakan manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Guna dan Herawaty 2010 yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Sudibyo
2013 juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini menguji hubungan ukuran KAP, proporsi komisaris independen, free cash flow, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan
terhadap manajemen laba. Dari hasil pengujian regresi berganda SPSS maka dapat disimpulkan:
1. Ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba 2. Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba 3. Free cash flow tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba
4. Kepemilikan institusional berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Semakin tinggi konsentrasi kepemilikan institusional
Universitas Sumatera Utara dalam struktur saham perusahaan maka tindakan manajemen laba akan
semakin rendah 5. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
6. Ukuran KAP, proporsi komisaris independen, free cash flow, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara simultan
dan signifikan terhadap manajemen laba.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Periode penelitian yang terbatas hanya pada tahun 2013 dimana periode
ini cukup singkat untuk dapat melihat perkembangan manajemen laba di Indonesia.
2. Penelitian ini hanya meneliti perusahaan manufaktur saja. 3. Penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel independen saja sehingga
pengetahuan atas faktor yang mempengaruhi manajemen laba terbatas.
5.3 Saran