Universitas Sumatera Utara Kepemilikan
Manajerial, Ukuran
Perusahaan, dan Praktik
Corporate Governance
terhadap Manajemen
Laba Studi Empiris
pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar
di BEI tahun 2009-2011
Manajemen Laba
Variabel independen:
Struktur Kepemilikan
Manajerial, Ukuran
Perusahaan, Komposisi
Dewan, Komisaris
Independen, Komite
Audit, dan
Ukuran KAP manajerial dan
ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba;
sedangkan proporsi dewan
komisaris independen,
komite audit, dan ukuran KAP
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
9. Sudibyo
2013 Pengaruh
Struktur Corporate
Governance dan Ukuran
Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba Studi
Empiris pada Perusahaan
Jasa Non Keuangan
yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
2009-2011 Variabel
dependen: Manajemen
Laba Variabel
independen: Kepemilikan
institusional, kepemilikan
manajerial, proporsi
dewan komisaris,
dan ukuran perusahaan
Regresi berganda
Kepemilikan manajerial dan
kepemilikan institusional
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
manajemen laba; sedangkan
proporsi dewan komisaris dan
ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor- faktor penting yang
diketahui dalam suatu masalah tertentu Erlina, 2011. Berdasarkan uraian
Universitas Sumatera Utara tinjauan pustaka di atas maka penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu
manajemen laba dan variabel independen terdiri dari Kualitas Auditor, Proporsi Komisaris Independen, Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran
Perusahaan. Berikut ini adalah skema kerangka konseptual penelitian ini:
Proporsi Komisaris Independen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Manajemen Laba Y
Proporsi Komisaris Independen X
2
Ukuran Perusahaan X
5
Kepemilikan Institusional X
4
Free Cash Flow X
3
Ukuran KAP X
1
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian 2.4.1 Ukuran KAP dengan Manajemen Laba
Auditor yang bergabung dalam big four pada umumnya memiliki kemampuan dan reputasi yang lebih baik daripada auditor non big four. Hal
ini disebabkan auditor dalam kelompok KAP big four cenderung memiliki auditor yang lebih berpengalaman serta memiliki kemampuan dalam
membatasi besarnya manajemen laba suatu perusahaan. Jika auditor ini tidak dapat
mempertahankan reputasinya, maka masyarakat akan hilang kepercayaan kepada auditor big four dan dianggap gagal menjalankan perannya sebagai
auditor sehingga auditor ini akan tiada dengan sendirinya seperti yang pada KAP Arthur Andersen yang terlibat dalam kasus Enron. Guna dan Herawaty
2010 meneliti tentang hubungan antara ukuran KAP dengan manajemen laba menemukan bahwa ukuran KAP berpengaruh terhadap manajemen laba.
Penelitian yang dilakukan oleh Gerayli et al 2011 menyimpulkan bahwa ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Berdasarkan
uraian tersebut maka hipotesis yang dapat disusun sebagai berikut :
H1: Ukuran KAP berpengaruh terhadap manajemen laba.
2.4.2 Proporsi Komisaris Independen dengan Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara Komisaris independen menunjukan keberadaan mereka sebagai
perwakilan pemegang saham independen minoritas dan bukan merupakan anggota manajemen perusahaan. Keberadaaan mereka diwajibkan dalam
sebuah perusahaan sebagai tindakan untuk melindungi kepentingan pemegang saham independen. Komisaris independen diharapkan mampu
menciptakan keseimbangan berbagai kepentingan para pihak, yaitu pemegang saham utama, karyawan, manajemen, komisaris, maupun pemegang saham
publik. Penelitian Anggraeni 2013 menemukan bahwa proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan
uraian tersebut makan hipotesis yang disusun yaitu:
H2 : Proporsi Komisaris Independen berpengaruh terhadap manajemen laba.
2.4.3 Free Cash Flow dengan Manajemen Laba
Arus kas bebas merupakan arus kas yang benar-benar tersedia untuk diatribusikan kepada pemegang saham ataupun debitur. Keuntungan suatu
perusahaan tercantum dalam laporan laba rugi perusahaan yang disusun dengan menggunakan basis akrual, sehingga keuntungan yang diperoleh
perusahaan tidaklah sama dengan kas yang yang tersedia dalam perusahaan. Mardiyanto 2008 dalam Agustia 2013 menyatakan perusahaan dengan
nilai free cash flow yang tinggi cenderung tidak melakukan manajemen laba, karena sebagian besar investor merupakan pemilik sementara yang berfokus
Universitas Sumatera Utara pada informasi arus kas bebas yang menujukkan kemampuan perusahaan
dalam membayar deviden. Sejalan dengan pernyataan tersebut, penelitian yang dilakukan Agustia 2013 menyimpulkan bahwa free cash flow
berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang disusun yaitu :
H3 : Free Cash Flow berpengaruh terhadap manajemen laba
2.4.4 Kepemilikan Institusional dengan Manajemen Laba
Kepemilikan institusional merupakan salah satu langkah untuk memonitor kinerja manajer dalam mengelola perusahaan. Kehadiran institusi
dalam struktur kepemilikan saham perusahaan diharapkan bisa mengurangi perilaku manajemen laba yang dilakukan manajer. Kepemilikan institusional
memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif. Semakin tinggi kepemilikan institusional
diharapkan tindakan manajemen laba semakin berkurang. Suryani 2010 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan
uraian tersebut hipotesis yang disususn yaitu : H4: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen
2.4.5 Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba
Universitas Sumatera Utara Ukuran perusahaan dapat ditentukan dari total aset yang dimiliki
perusahaan, laba yang diperoleh perusahaan, penjualan, dan nilai pasar saham. Besar kecilnya perusahaan akan memepengaruhi manajemen dalam
penyusunan laporan keuangan dan prosedur akuntansi. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati
dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga akan berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat. Penelitian Ningsaptiti 2010
menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Pujiningsih 2011 dalam penelitiannya menyimpulkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut hipotesis yang disusun yaitu :
H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba H6 : Ukuran KAP, Proporsi Komisaris Independen,
free cash flow, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara
simultan terhadap manajemen laba
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian jenis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan sebab
akibat antara variabel independen variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen variabel yang dipengaruhi
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mempelajari catatan dan dokumen perusahaan sesuai dengan yang diperlukan, yaitu data sekunder perusahaan manufaktur yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia BEI melalui media internet dengan mengakses situs www.idx.com. Penelitian dilakukan pada bulan November 2014
sampai dengan bulan Maret 2015.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional dalam sebuah penelitian bertujuan agar penelitian tersebut tidak melebar. Penelitian ini juga memiliki batasan operasional. Objek
Universitas Sumatera Utara penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
BEI pada periode tahun 2013.
3.4 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai Erlina 2008:42. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dependen
dan variabel independen.
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel dependen disebut juga variabel terikat atau variabel tidak bebas. Variabel dependen merupakan variabel perhatian utama dalam sebuah
penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Manajemen laba yang diproksikan dengan akrual diskresioner. Penelitian ini menggunakan
modified Jones models dalam menghitung besarnya nilai akrual diskresioner. Model ini dapat dihitung dengan persamaan berikut:
1. Menghitung nilai total accruals dengan persamaan: TAC = NIit – CFOit
Dimana, NIit = laba bersih net income perusahaan i pada periode t
CFOit = arus kas operasi cash flow of operation perusahaan i pada periode t
Universitas Sumatera Utara 2. Menghitung nilai akrual yang diestimasi dengan persamaan regresi OLS
Ordinary Least Square sebagai berikut :
TAC
t
TA
t-1
= β
1
1TA
t-1
+ β
2
Δ REV
t
TA
t-1
+β
3
PPE
t
TA
t-1
+ e Dimana,
TAC
t
= total accruals dalam periode t TA
t-1
= total asset periode t-1 ΔREV = perubahan pendapatan dalam periode t
PPE
t
= property, plan, and equipment periode t 3. Dengan menggunakan koefisien regresi diatas, kemudian dilakukan
perhitungan nilai non discretionary accruals NDAt= β
1
1TA
t-1
+ β
2
[ ΔREVt - ΔREC
t
TA
t-1
] + β
3
PPEtTA
t-1
Dimana, ΔRECt = perubahan piutang usaha dalam periode t
β
1
, β
2
, β
3
= fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total akrual
4. Menghitung discretionary accruals DAC DACt= TACtTA
t-1
-NDAt Dimana,
DACt = diskresioner total akrual tahun t TACt = total accruals tahun t
NDAt = non akrual diskresioner pada tahun t
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Variabel independen
Variabel independen sering disebut juga dengan variabel bebas, variabel stimulus, prediktor, atau antecedent. Variabel independen adalah
variabel yang mempengaruhi variabel terikat, baik secara pisitif maupun negatif Sekaran 2006:117
3.4.2.1 Ukuran KAP
Ukuran KAP tempat auditor tersebut bekerja dibedakan menjadi KAP Big Four dan KAP Non-Big Four. KAP big four adalah KAP
yang memiliki keahlian dan reputasi tinggi dibanding dengan KAP non big four. Kantor Akuntan Publik yang termasuk dalam kelompok big
four adalah : 1. KAP Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaja yang berafiliasi dengan
Ernst and Young E Y; 2. KAP Haryanto Sahari Co. yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse
Coopers PwC; 3. KAP Osman Bing Satrio Co. yang berafiliasi dengan Deloitte
Touche Thomatsu DTT; 4. KAP Siddharta, Siddharta, dan Widjaja yang berafiliasi dengan
Klynveld Peat Marwick Goerdeler KPMG. Ukuran KAP diukur dengan skala nominal melalui
variabel dummy. Angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang
Universitas Sumatera Utara diaudit oleh KAP Big Four dan angka 0 digunakan untuk mewakili
perusahaan yang tidak diaudit oleh KAP Non-Big Four.
3.4.2.2 Proporsi Komisaris Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham,
atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lain, direksi atau pemegang saham pengendali atau hubungan dengan bank yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Semakin besar proporsi dewan komisaris independen maka semakin
dapat mengurangi tindakan manajemen laba. Proporsi dewan komisaris independen diukur dengan :
Proporsi Komisaris Independen = jumlah komisaris independen
Total dewan komisaris x 100
3.4.2.3 Free Cash Flow
Free cash flow merupakan cash yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan pada investor setelah perusahaan melakukan investasi
pada fixed asset, dan mempertahakan working capital dalam menjalankan operasi perusahaan. Menurut Brigham dan Houston
2010:67 dalam Agustia 2013 free cash flow dihitung dengan rumus: Free Cash Flow = NOPAT – investasi bersih pada modal operasi
Keterangan: NOPAT net operating profit after tax = EBIT 1 – tarif pajak
Universitas Sumatera Utara Investasi bersih modal operasi = Total modal operasi
t
– total modal operasi
t-1
Total modal operasi = Modal kerja operasi bersih + aset tetap bersih Modal kerja operasi bersih = Aset lancar – kewajiban lancar
3.4.2.4 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi atau lembaga seperti: perusahaan asuransi,
bank, perusahaan investasi, pemerintah dan kepemilikan institusi lainnya. Kepemilikan institusional merupakan salah satu cara untuk
mengendalikan pihak manajemen melalui tindakan monitoring yang efektif sehingga tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh
manajemen dapat dikurangi. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional dihitung dengan :
Kepemilikan Institusional = Jumlah saham yang dimiliki institusi
Seluruh modal saham yang beredar x 100
3.4.2.5 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan firm size adalah untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Besar kecilnya perusahaan akan
mempengaruhi manajer dalam membuat pelaporan keuangan dan prosedur akuntansi. Perusahaan berskala besar pada umumnya telah
banyak diketahui oleh publik dan akan sangat diperhatikan, sehingga
Universitas Sumatera Utara laporan kinerja perusahaan harus dilaporkan secara akurat. Ukuran
perusahaan dapat dilihat dari modal yang dimiliki perusahaan, aset perusahaan, dan penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam
penelitian ini varibel ukuran perusahan dapat dihitung dengan : ������ ������ℎ��� ���� ���� = �� ����� ����
Tabel 3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Pengukuran Skala
Manajemen Laba Y
Tindakan manipulasi laporan
keuangan yang sengaja dilakukan
oleh pihak manajemen
sehingga informasi yang dilaporkan
dapat menyesatkan pemakai laporan
keuangan demi keuntungan pihak
manajemen
DAC
t
= TAC
t
TA
t-1
- NDA
t
Rasio
Ukuran KAP X1
Besar kecilnya perusahaan audit
KAP Big Four dan KAP Non-Big Four Nomi
nal Proporsi
Komisaris Independen
X2 Jumlah anggota
dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan direksi, anggota
dewan komisaris lainnya
dibandingkan dengan jumlah
seluruh anggota dewan komisaris
Proporsi Komisaris Independen =
jumlah komisaris independen Total dewan komisaris
x 100 Rasio
Free Cash Flow X3
Arus kas yang tersedia untuk
Free Cash Flow = NOPAT – investasi bersih pada modal
Rasio
Universitas Sumatera Utara didistribusikan
kepada para investor
operasi
Kepemilikan Institusional
X4 Kepemilikan
institusional merupakan
kepemilikan saham perusahaan oleh
institusi atau lembaga
Kepemilikan Institusional =
Jumlah saham yang dimiliki institusi Seluruh modal saham yang beredar
x 100
Rasio
Ukuran Perusahaan
X5 Ukuran perusahaan
untuk menunjukkan besar
kecilnya perusahaan
Ln total aset Rasio
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono, 2004 populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun buku 2013. Menurut Erlina, 2007:81 sampel adalah “bagian dari populasi yang
digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang diambil dari karakteristik haruslah representative atau mewakili. “Jika sampel kurang
representitatif, akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya” Erlina, 2011:81. Metode
pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada
tahun 2013 2. Perusahaan menyajikan laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2013 3. Laporan keuangan disajikan dalam satuan rupiah
4. Perusahaan memiliki data lengkap yang diperlukan dalam penelitian
Tabel 3.2 Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013
134 Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 1
- Jumlah pupolasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 2
2 Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 3
27 Jumlah populasi yang tidak memenuhi kriteria sampel 4
4
Jumlah sampel terpilih 101
Sumber: data sekunder yang diolah, 2014
3.6 Jenis dan Sumber Data