2.6. Komplikasi Diabetes Mellitus
2.6.1. Komplikasi Akut
Komplikasi metabolik Diabetes Mellitus disebabkan oleh perubahan relatif akut dari konsentrasi glukosa plasma.
14
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah 60 mgdL. Bila terdapat penurunan kesadaran pada penyandang DM harus selalu dipikirkan
kemungkinan terjadinya hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia pada usia lanjut merupakan suatu
hal yang harus dihindari, mengingat dampaknya yang fatal atau terjadinya kemunduran mental bermakna pada pasien. Perbaikan kesadaran pada DM usia lanjut
sering lebih lambat dan memerlukan pengawasan yang lebih lama.
6
Gejala-gejala hipoglikemia disebabkan oleh pelepasan epinefrin berkeringat, gemetar, sakit kepala, palpitasi, juga akibat kekurangan glukosa dalam otak tingkah
laku yang aneh, sensorium yang tumpul, dan koma. Harus ditekankan bahwa serangan hipoglikemia adalah serangan berbahaya, bila sering terjadi atau terjadi
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau bahkan kematian.
14
b. Hiperglikemia
Krisis hiperglikemia merupakan komplikasi akut yang dapat terjadi pada DM, baik tipe 1 maupun tipe 2. Keadaan tersebut merupakan komplikasi serius yang
mungkin terjadi sekalipun pada DM yang terkontrol dengan baik. Krisis hiperglikemia dapat terjadi dalam bentuk ketoasidosis diabetik KAD, status
Universitas Sumatera Utara
hiperosmolar hiperglikemik SHH atau kondisi yang mempunyai elemen kedua keadaan diatas.
30
Krisis hiperglikemia pada DM tipe 2 biasanya terjadi karena ada keadaan yang mencetuskannya. Faktor pencetus krisis hiperglikemia ini antara lain infeksi
penyakit vaskular akut, trauma, heat stroke, kelainan gastrointestinal dan obat-obatan. Pada DM tipe 1, krisis hiperglikemia sering terjadi karena yang bersangkutan
menghentikan suntikan insulin ataupun pengobatannya tidak adekuat.
30
b.1. Ketoasidosis Diabetik KAD
Pada ketoasidosis diabetik, kadar glukosa darah meningkat dengan cepat akibat glukoneogenesis 300-600 mgdL, dan peningkatan penguraian lemak yang
progresif. Osmolaritas plasma meningkat 300-320 mOs mL. Terjadi poliuria dan dehidrasi. Kadar keton juga meningkat ketosis akibat penggunaan asam lemak yang
hampir total untuk menghasilkan ATP. Keton keluar melalui urine menyebabkan bau napas seperti buah. Pada ketosis, pH turun di bawah 7,3 yang menyebabkan asidosis
metabolik.
17
Individu dengan KAD sering mengalami mual dan nyeri abdomen. Dapat terjadi muntah yang memperparah dehidrasi ekstrasel dan intrasel. Kadar kalium
turun total tubuh tubuh turun akibat poliuria dan muntah berkepanjangan.
17
Kejadian tahunan dari KAD berdasarkan suatu penelitian population-based pada tahun 1980 di Amerika Serikat diperkirakan berkisar dari 4 sampai 8 kejadian
per 1000 pasien DM setiap tahunnya. Insiden KAD terus meningkat, diperkirakan terdapat 115.000 pasien rawat inap di Amerika Serikat pada tahun 2003.
31
Walaupun data komunitas di Indonesia belum ada, agaknya insiden KAD di Indonesia tidak
Universitas Sumatera Utara
sebanyak di negara Barat, mengingat prevalensi DM tipe 1 yang rendah. Laporan KAD di Indonesia umumnya berasal dari data rumah sakit, dan terutama pada pasien
DM tipe 2.
32
Di negara maju dengan sarana yang lengkap, angka kematian KAD berkisar antara 9-10, sedangkan di klinik dengan sarana sederhana dan pasien usia lanjut
angka kematian dapat mencapai 25-50. Angka kematian KAD di RS Dr. Cipto Mangunkusumo selama periode 5 bulan Januari-Mei 2005 terdapat 39 kasus KAD
dengan angka kematian 15.
32
b.2. Status Hiperglikemi Hiperosmolar SHH