Kekuatan kognitif: Karakter dan Spiritualitas

kekuatan ini selalu optimistik menjalan hidup, berusaha terus menerus untuk lebih baik, dan percaya bahwa yang baik selalu dapat dicapai dalam hidup. Spiritualitas mencakup religiusitas, iman, dan adanya tujuan hidup adalah kekuatan yang membuat orang memiliki keyakinan koheren tentang tujuan yang lebih tinggi, makna hidup, dan makna alam semesta. Orang dengan kekuatan ini menampilkan perilaku yang konsisten dan koheren sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan hidupnya dan berusaha menyesuaikan diri dan aktivitasnya dengan daya-daya yang lebih besar di alam semesta. Kekuatan menikmati hidup dan humor membuat orang dapat menjalani hidup yang penuh suka-cita, menyukai tertawa dan menggoda orang untuk menghasilkan keceriaan, membawa dirinya dan orang lain kepada situasi yang membuat tersenyum, serta melihat sisi terang dari kehidupan. Orang dengan kekuatan ini menjalani hidup secara ringan meski dalam situasi-situasi yang sulit dan berat. Tabel 4.1: Kekuatan dan Keutamaan Karakter No. Kekuatan Keutamaan

1. Kekuatan kognitif:

Kebijaksanaan dan pengetahuan kreativitas, rasa ingin tahu, keterbukaan pikiran, mencintai kegiatan belajar, perspektif memiliki “gambaran besar” mengenai kehidupan. 2. Kekuatan interpersonal: Kemanusiaan cinta kasih, kebaikan hati murah hati, dermawan, peduli, sabar, penyayang, menyenangkan dan cinta altruisitik, serta memiliki kecerdasan sosial. 3. Kekuatan emosional: Kesatriaan keberanian untuk menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan, teguh dan keras hati, integritas otentisitas, jujur, serta bersemangat dan antusias. 4. Kekuatan kewarganegaraan Civic: Berkeadilan citizenship tanggung jawab sosial, kesetiaan, mampu bekerjasama, fairness memperlakukan orang setara dan adil, serta kepemimpinan. 5. Kekuatan menghadapi dan mengatasi hal-hal yang tak menyenangkan: Pengelolaan- diri Temperance pemaaf dan pengampun, kerendahatian, hati-hati dan penuh pertimbangan, serta regulasi-diri. 6. Kekuatan spiritual: Transendensi apresiasi keindahan dan kesempurnaan, penuh rasa terima kasih, harapan optimis, berorientasi ke masa depan, spritualitas religiusitas, keyakinan, tujuan hidup, serta menikmati hidup dan humor,

7. Karakter dan Spiritualitas

Manusia memiliki kemampuan untuk memahami keterkaitan dirinya dengan seluruh alam semesta, juga keterkaitan semua hal yang ada di alam semesta. Kekuatan karakter transendensi memungkinkan manusia memahami keterkaitan itu. Dengan kekuatan itu 135 manusia dapat memaknai apa yang ada di dunia dalam hubungannya dengan hal lain dan dalam konteks keseluruhan semesta. Pemaknaan terhadap keseluruhan alam ini dimungkinkan adanya pada manusia meskipun secara fisik ia terbatas dan tak pernah dapat mengenali keseluruhan dunia secara empirik. Kekuatan transendensi ditandai oleh kemampuan untuk membayangkan apa yang mungkin ada di luar situasi yang dialami kini dan di sini. Pembayangan itu dapat menggerakkan manusia untuk melampaui situasi kini dan di sini, mewujudkan apa yang dibayangkannya itu menjadi situasi nyata yang memberikan kebaruan bagi dunia. Kemampuan membayangkan apa yang mungkin ada dan kemampuan melampaui situasi kini dan di sini mensyaratkan adanya kemampuan memahami keterkaitan semua unsur alam semesta. Daya yang memungkinkan manusia untuk melakukan itu semua disebut spiritualitas. Istilah spiritualitas mempunyai pengertian yang luas dan menghasilkan penafsiran yang berbeda-beda. Meskipun tak ada kesatuan pengertian, secara umum kita dapat memahami fenomena spiritualitas dari berbagai pengertian yang ada dan pernah diajukan oleh beberapa ahli. Dengan pertimbangan itu, pemaparan beberapa pengertian spiritualitas di sini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang apa itu spiritualitas. Dalam salah satu pengertiannya, spiritualitas merujuk kepada sesuatu yang teramat religius, sesuatu yang berkaitan dengan roh spirit dan hal-hal yang sakral. Pembicaraan tentang spiritualitas merujuk kepada hal-hal yang berhubungan dengan roh dan hal-hal sakral lainnya yang dianggap berkaitan dengan roh, misalnya Tuhan dan makhluk-makhluk di luar manusia yang memiliki sifat dan kekuatan gaib. Di dalamnya juga terkandung pengertian tentang bagaimana kita bersikap dan memperlakukan hal-hal yang gaib dan sakral itu. Pandangan lain menunjukkan bahwa spiritualitas tidak terpisah dari kehidupan sehari- hari. Ia adalah pengalaman yang terjadi di tengah keseharian hidup manusia. Spiritualitas memberikan kedalaman dan integritas kepada kehidupan manusia sebagai makhluk yang hidup dalam kebudayaan, tempat, dan waktu tertentu. Perbedaan-perbedaan yang ada antarmasyarakat hanya gejala yang tampil di permukaan. Di bagian yang lebih dalam, setiap masyarakat memiliki dasar spiritualitas yang universal. Spiritualitas terpancar dari dalam semua struktur sosial yang ada dalam setiap masyarakat dan dalam tampilan fisik. Setiap peristiwa fisik dapat membawa manusia kepada aspek spiritual jika manusia meningkatkan kepekaannya. Dengan menghayati kehidupan sehari-hari, seseorang dapat merasakan pengalaman spiritual yang mendalam. Narayanasamy dalam McSherry, 1998 menegaskan bahwa tidak ada satu pun definisi dari spiritualitas yang otoritatif. Burnard 1988, dalam McSherry, 1998 melihat 136 spiritualitas dapat merujuk kepada pengertian yang berbeda pada orang yang berbeda. Menurutnya semua individu memiliki spiritualitas yang khas dan khusus bagi diri mereka, terlepas dari orientasi religius dan kepercayaan yang dianutnya. Meskipun begitu, Burnard menilai definisi spiritualitas yang dikemukakan oleh Murray dan Zentner 1989, dalam McSherry, 1998 mendekati pengertian yang universal dan komprehensif. Mereka mendefinisikan spiritualitas demikian: “. . . a quality that goes beyond religious affiliation, that strives for inspirations, reverence, awe, meaning and purpose, even in those who do not believe in any god. The spiritual dimension tries to be in harmony with the universe, and strives for answers about the infinite, and comes into focus when the person faces emotional stress, physical illness or death.” Definisi Murray dan Zentner tersebut mengusulkan spiritualitas harus ditempatkan dalam konteks keseluruhan alam semesta dan keterkaitan isi dunia ini. Spiritualitas melampaui afiliasi terhadap agama tertentu. Spiritualitas merupakan suatu kualitas yang juga dapat dicapai bahkan oleh mereka yang tidak percaya kepada Tuhan. Pada intinya, dimensi spiritual manusia selalu berusaha melakukan penyelarasan dengan alam semesta dan menjawab pertanyaan tentang yang tak terbatas. Definisi ini menunjukkan spiritualitas sebagai hal yang kompleks dan memiliki kaitan dengan banyak variabel. Segala hal yang ada di alam semesta ini terkait dengan spiritualitas. Dengan demikian, spiritualitas dapat dipahami sebagai dasar kekuatan dan keutamaan karakter manusia. Keutamaan-keutamaan yang terkandung dalam kekuatan transendensi merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia dengan seluruh alam semesta dan memberi makna kepada kehidupan. Sebagaimana disebutkan di atas, dalam kekuatan transendensi ada penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan. Penghargaan ini memberikan dasar bagi manusia untuk menjalani hidup secara bermakna, optimis, dan selalu memperjuangkan kebaikan. Penghargaan ini juga menyebabkan kekuatan karakter yang lain menjadi penting dalam rangka memperjuangkan kehidupan yang indah dan sempurna. Tanpa penghargaan akan kehidupan yang indah dan sempurna, kita tidak dapat mengembangkan kekuatan karakter pada diri kita sebab kita akan cenderung pesimis, masa bodoh, semena-mena, dan membiarkan saja hal-hal buruk terjadi, jika kita memaknai hidup sebagai hal yang buruk, jelek, dan kacau-balau. Kita memperjuangkan kehidupan yang baik jika kita percaya bahwa dalam hidup kita ada yang baik, indah, dan sempurna yang perlu diperjuangkan terus. 137 Dengan pemaknaan terhadap hidup yang baik, indah dan mengandung kesempurnaan, kita membangun rasa syukur atas segala hal baik, indah dan sempurna itu. Kita pun dapat hidup dengan penuh harapan, optimis dan berorientasi ke masa depan. Dengan itu kita memaknai adanya tujuan kehidupan di masa depan. Kita meningkatkan spiritualitas, menambah daya untuk mencapai tujuan yang menuntun kepada kebersatuan dengan alam semesta. Harapan, rasa optimis, dan rasa syukur memberi kita kemampuan untuk memaafkan dan mengampuni sebab kita tetap dapat melihat kemungkinan segala sesuatu akan menjadi lebih baik lagi di masa depan. Kita pun dapat menikmati hidup dan mempunyai selera humor yang memadai sebab pikiran-pikiran positif yang kita hasilkan selalu membantu kita menemukan hal yang baik, indah, dan sempurna dalam hidup kita. Dengan kenikmatan dan kepuasan hidup, kita menghasilkan semangat dan gairah besar dalam diri kita untuk menyongsong hari demi hari. Integritas yang mencakup kejujuran dan kesiapan menghadapi berbagai situasi secara teguh menjadi benang yang menjalin semua keutamaan lain dalam menjalani kehidupan agar terus bergerak ke arah yang lebih baik. Karakter selalu didasari oleh spirtualitas. Daya-daya spiritual menjadi kekuatan kita untuk bertahan dan setia menuju satu tujuan. Daya-daya itu menghindarkan kita dari godaan dan menguatkan kita saat berada dalam situasi yang sulit. Pikiran bahwa apa yang kita hadapi saat ini dan di sini selalu dapat kita lampaui memberikan harapan kepada kita untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Dengan daya-daya spiritual, manusia dapat melampaui dirinya, berkembang terus sebagai makhluk yang self-trancendence selalu mampu berkembang melampaui dirinya. Dengan demikian, ketika kita berbicara tentang karakter maka kita juga berbicara tentang spiritualitas, tentang daya-daya yang menguatkan dan mengembangkan manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

8. Keutamaan Karakter dan Kebahagiaan