Jika kita pikirkan dengan lebih mendalam lagi, kekuatan karakter bersumber pada keberadaan manusia sebagai makhluk spiritual. Manusia memiliki daya-daya spiritual yang
memberikan kebebasan kepadanya untuk melampaui apa yang ada di sini dan saat ini. Dengan spiritualitasnya, manusia mengatasi dan melampaui keterbatasannya sebagai
makhluk alamiah. Spiritualitas manusia merupakan dasar dari kekuatan karakter. Kemampuan manusia untuk memperbaiki diri dan dunianya dari waktu ke waktu bersumber
pada daya-daya spiritualnya. Dalam bab ini akan dibahas pengertian karakter dengan merujuk kepada Allport
1937;1961. Selanjutnya akan dibahas kekuatan dan keutamaan karakter yang sudah dihimpun oleh Peterson dan Seligman 2004 dari pendekatan psikologi positif. Kemudian
dibahas spiritualitas sebagai dasar kekuatan karakter.
2. Kepribadian dan Karakter
Karakter bukan kepribadian meskipun keduanya berkaitan erat. Perlu dibahas lebih dulu apa yang dimaksud dengan kepribadian mengingat istilah ini sering dipertukarkan
dengan karakter. Selain itu, penjelasan tentang karakter akan lebih mudah dilakukan dengan menjelaskan kepribadian terlebih dahulu.
Allport 1937:48 mendefinisikan kepribadian sebagai “. . . the dynamic organization within the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustment to
his environment”. ‘. . . organisasi dinamis dari keseluruhan sistem psiko-fisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya’.
Dari definisi itu dapat dipahami bahwa kerpibadian manusia—sebagai hal yang terorganisasi—tidak acak, dan unsur-unsurnya tidak bekerja sendiri-sendiri. Kepribadian
manusia adalah kesatuan yang teratur dengan unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain. Allport juga memandang kepribadian manusia sebagai sesuatu yang dinamis. Artinya,
kepribadian manusia terus bergerak dan berkembang, tidak berhenti atau terhenti pada satu titik. Kepribadian manusia tampil dalam perilaku yang melibatkan aspek psikis seperti
berpikir, mempercayai dan merasakan sesuatu. Kepribadian juga tampil dalam perilaku yang melibatkan aspek fisik manusia seperti berjalan, berbicara dan melakukan tindakan-tindakan
motorik. Organisasi, dinamika, dan interaksi antara psikis dan fisik manusia dalam
kepribadiannya menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Di sini terkandung pengertian bahwa baik faktor internal diri manusia maupun faktor eksternal
lingkungan-nya mempengaruhi kepribadian manusia. Manusia memiliki otonomi dalam 125
dirinya tetapi, di sisi lain, ia juga menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara unik. Dengan keunikan itu, seorang manusia berbeda dari manusia lainnya.
Allport 1937; 1961 menambahkan beberapa pengertian yang menyangkut kepribadian sebagai berikut. Pertama, kepribadian dapat dipahami sebagai perpaduan dari sifat-sifat
traits mayor dan minor yang masing-masing dapat berdiri sendiri dan dikenali. Kedua, sifat kepribadian personality trait merupakan suatu mekanisme paduan antara faktor-faktor
biologis, psikologis, dan sosial yang mengarahkan individu kepada kegiatan-kegiatan spesifik dalam suatu keadaan yang spesifik. Ketiga, seorang ahli psikologi dapat mengatakan bahwa
dirinya “memahami” orang lain hanya jika keseluruhan sejarah hidup orang itu telah ditelitinya, hanya jika “hidup” orang itu diamati, dan hanya jika orang itu sendiri ikut
berkontribusi dalam proses penilaian terhadap dirinya sendiri self-evaluation. Allport cenderung untuk tidak memilah-milah dan menganalisis motif, keinginan, dan
perilaku sebagai hal yang terpisah satu sama lain, melainkan menganggapnya sebagai hal-hal yang saling mempengaruhi. Allport 1961 melihat manusia sebagai keseluruhan yang utuh
berdasarkan pembentukan sifat-sifat dasarnya. Oleh karena itu, dalam memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, karakter,
motif, dan sifatnya serta keterkaitan semua itu dalam pembentukan kepribadiannya. Pemahaman tentang unsur-unsur kepribadian berdasarkan analisis terhadap unsur-unsurnya
masing-masing itu baru merupakan langkah awal untuk membantu pemahaman tentang keseluruhan kepribadian. Pada akhirnya, sintesis dari unsur-unsur itulah yang merupakan
gambaran kepribadian. Allport 1937 mendefinisikan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya,
karakter adalah segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dari, dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Karakter, dengan demikian, adalah kumpulan sifat mental dan etis
yang menandai seseorang. Kumpulan ini menentukan orang seperti apa pemiliknya. Karakter juga menentukan apakah seseorang akan mencapai tujuan secara efektif, apakah ia apa
adanya dalam berurusan dengan orang lain, apakah ia akan taat kepada hukum, dan sebagainya.
Karakter diperoleh melalui pengasuhan dan pendidikan meskipun potensialitasnya ada pada setiap orang. Untuk membentuk karakter yang kuat, orang perlu menjalani serangkaian
proses pemelajaran, pelatihan dan peneladanan. Seperti yang sudah disebutkan di atas, pendidikan pada intinya merupakan proses pembentukan karakter.
3.Kekuatan dan Keutamaan Karakter
126
Identifikasi karakter yang merupakan pengenalan terhadap keutamaan tertentu pada diri seseorang dapat dilakukan melalui pengenalan terhadap ciri-ciri keutamaaan yang tampil
dalam perilaku khusus dan respons secara umum dari orang itu. Peterson dan Seligman 2004 mengembangkan klasifikasi keutamaan beserta pendekatan metodik untuk
mengidentifikasinya. Mereka mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan yang merupakan keunggulan manusia. Di sini keutamaan
sebagai kekuatan karakter dibedakan dari bakat dan kemampuan. Mereka juga menjelaskan kondisi situasional yang dapat memunculkan atau menyurutkan kekuatan-kekuatan itu,
pelatihan atau pembinaan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan karakter yang kuat, serta hasil-hasil positif yang dapat diperoleh seseorang yang memiliki keutamaan.
Penggalian, pengenalan, dan pengukuran keutamaan dapat dilakukan melalui teknik inventori, skala sikap, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah focus-group
discussion dan simulasi. Pada prinsipnya, semua teknik itu membutuhkan ahli yang memahami konstruk karakter dan keutamaan, terutama dalam proses penafsiran dan
pemaparan keseluruhan karakter subjek yang diteliti. Tetapi, dalam pelaksanaannya, beberapa teknik dapat digunakan oleh lebih banyak orang yang terlebih dahulu dilatih dalam waktu
singkat.
4. Membedakan Keutamaan, Kekuatan Karakter dan Tema Situasional