20
Jika t = total waktu selama fase pemijatan = 5 7 � detik
Maka, s = total jarak pergerakan pegas seharusnya selama fase istirahat = v t = 18.85 �
�� �
x 5 7 � detik = 13.46 cm
h = kedalaman katup pegas seharusnya selama fase istirahat = 2
� = 6.73 cm
3. Tangki Susu
Tangki susu merupakan wadah penampungan dari susu yang telah diperah sehingga harus dibuat dari bahan yang aman untuk produk pangan. Kapasitas tangki susu dibuat agar dapat
menampung susu dari beberapa ekor sapi perah. Peternak skala kecil biasanya memiliki 7 hingga 10 ekor sapi perah, namun yang sedang dalam masa laktasi biasanya sekitar 3 hingga 5 ekor. Jika
diasumsikan seekor sapi perah dapat menghasilkan maksimal 6 liter dalam sekali pemerahan maka kapasitas tangki dibuat agar dapat menampung 5 x 6 liter yaitu 30 liter susu. Agar susu yang
dihasilkan setelah proses pemerahan dapat dipindahkan dari dalam tangki susu, maka dibuat tutup yang dapat dilepas.
Selain itu tangki susu juga berfungsi sebagai reservoir vakum agar ketika pemerahan berlangsung tidak perlu terhubung dengan pompa vakum. Pengkondisian tekanan vakum pada tangki
susu dilakukan sebelum proses pemerahan sehingga keempat saluran susu dari teat cup harus ditutup. Untuk membuka dan menutup keempat saluran tersebut maka digunakan keran pada masing-masing
saluran. Selama proses pengisian vakum dan juga ketika pemerahan berlangsung tangki susu harus dapat menahan tekanan vakum yang disimpan tanpa ada kebocoran. Untuk mengetahui nilai tekanan
vakum di dalam tangki susu, maka perlu dipasang sebuah vacuum gauge. Tutup tangki susu selama proses pengisian vakum dan juga ketika pemerahan harus dapat dikunci rapat agar tidak terjadi
kebocoran.
21
Gambar 4.5 Rancangan fungsional tangki susu
4. Pompa dan Sistem Vakum
Pompa vakum berfungsi sebagai penghasil tekanan vakum baik untuk tangki susu maupun untuk pulsator. Pompa vakum harus dapat menghasilkan tekanan vakum sesuai kondisi pemerahan
yaitu 40-50 kPa. Untuk mencapai tekanan vakum tersebut dapat menggunakan pompa vakum dengan tenaga
1 3
hp. Pompa dengan daya tersebut dapat memberikan tekanan ultimate hingga 5 Pa yang berarti bertekanan hingga 101.32 kPa di bawah tekanan atmosfer. Sebagai catatan, tekanan vakum
sempurna adalah 102.325 kPa di bawah tekanan atmosfer. Pompa vakum dirancang untuk memberikan tekanan vakum terhadap tangki susu hanya ketika
sebelum proses pemerahan. Sedangkan selama proses pemerahan berlangsung, pompa vakum hanya terhubung dengan pulsator. Maka dari itu saluran udara dari pompa vakum perlu dibuat percabangan
dengan dilengkapi keran buka-tutup untuk masing-masing saluran. Penggunaan pompa vakum dapat dilihat pada ilustrasi berikut.
Gambar 4.6 Skema sistem vakum Sebelum proses pemerahan berlangsung, pompa vakum hanya dihubungkan dengan tangki
susu saja dengan cara menutup keran dari pompa vakum menuju pulsator dan juga keran dari tangki susu menuju teat cup. Sedangkan selama proses pemerahan maka pompa vakum hanya dihubungkan
dengan pulsator yaitu dengan membuka keran dari pompa vakum menuju pulsator dan menutup keran
22
dari pompa vakum menuju tangki susu. Karena di dalam tangki susu telah tersimpan tekanan vakum maka keran dari tangki susu menuju teat cup dapat dibuka selama proses pemerahan.
Agar terjadi fase istirahat pada teat cup, maka pengkondisian vakum pada ruang denyut harus lebih besar daripada vakum pada ruang aliran susu. Selama proses pemerahan, ruang aliran susu pada
teat cup mendapat tekanan vakum dari tangki susu yang telah berfungsi sebagai reservoir dengan nilai tekanan vakum hingga 50 kPa. Maka untuk ruang denyut harus mendapat tekanan vakum yang lebih
besar. Besarnya nilai tekanan vakum pada ruang denyut ini bergantung pada kecepatan aliran atau flow rate dari pompa vakum karena fase istirahat hanya memiliki waktu yang sangat singkat dalam
satu siklus denyut. Kecepatan aliran dari pompa vakum yang digunakan adalah 3.5 hingga 4 CFM cubic feet per minute.
5. Selang Aliran Susu dan Selang Udara