STAINLESS STEEL ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI

10 Guericke. Pompa vakum kemudian dikembangkan dalam berbagai tipe diantaranya rotary vane pump, diaphragm pump, dan liquid ring pump. Berdasarkan prinsip kerjanya pompa vakum terbagi dalam tiga macam yaitu positive displacement pump, momentum transfer pump, dan entrapment pump. Pada pompa dengan prinsip positive displacement, terdapat sebuah mekanisme ruang dengan volume yang dapat membesar dan kembali ke semula secara berulang. Volume ruang pada pompa ketika membesar dapat menciptakan perbedaan tekanan sehingga molekul udara dari sistem dapat berpindah kemudian terperangkap dan selanjutnya dikeluarkan ke atmosfer. Sementara pada pompa yang menggunakan prinsip momentum transfer memiliki bilah-bilah yang berputar dengan kecepatan tinggi sehingga molekul udara dipaksa untuk keluar dari sistem. Kemudian pada entrapment pump, prinsipnya adalah dengan menggunakan sebuah permukaan untuk menyerap molekul udara dari sistem.

E. STAINLESS STEEL

Stainless steel merupakan campuran besi dan krom dengan atau tanpa elemen lainnya, setidaknya paling sedikit memiliki 11 krom Kelly, 2006. Elemen lain yang biasanya ditambahkan adalah nikel, karbon, molibdenum, mangan, dan silika. Unsur 11 krom yang ditambahkan merupakan jumlah minimal yang sangat penting untuk membentuk lapisan oksida yang stabil. Selain stabil, lapisan oksida krom yang terbentuk memiliki sifat tipis dan tahan lama. Stainless steel banyak digunakan untuk keperluan alat pengolahan bahan pangan karena sifatnya yang tahan terhadap korosi dan mudah dibersihkan. Tingkat ketahanan korosi pada berbagai jenis stainless steel berbeda-beda bergantung pada persentase campurannya. Jenis stainless steel yang banyak tersedia dalam industri logam antara lain adalah 304L dan 316L. Jenis 304L memiliki campuran 70 Fe, 18.3 Cr, 9 Ni, 9.5 Si, 1.7 Mn, dan 0.02 C, sementara jenis 316L memiliki campuran 69 Fe, 16.4 Cr, 10.2 Ni, 2.1 Mo, 0.5 Si, 1.6 Mn, dan 0.02 C. Tambahan elemen molibdenum pada jenis 316L selain membuat lebih tahan terhadap karat juga dapat lebih tahan terhadap asam.

F. ERGONOMI DAN ANTROPOMETRI

Manusia hidup tidak lepas dari melakukan aktivitas, terutama ketika bekerja. Kemampuan tubuh manusia yang terbatas harus diperhitungkan dalam aktivitas tersebut. Penyesuaian penggunaan alat dan kondisi lingkungan akan sangat membantu untuk menciptakan kondisi kerja yang efektif, aman, dan nyaman. Disiplin ilmu yang mempelajari aturan tentang bagaimana seharusnya melakukan kerja dengan melakukan pendekatan keterbatasan kemampuan tubuh manusia serta rekayasa lingkungan kerja disebut “ergonomi”. Istilah “ergonomi” berasal dari Bahasa Latin, yaitu “ergon” 11 yang berarti kerja dan “nomos” yang berarti ilmu atau hukum alam. Istilah lain untuk disiplin ilmu ini adalah Human Engineering dan Labour Science. Definisi lain tentang ergonomi adalah seperti yang dikemukakan oleh Iftikar Z. Sutalaksana dikutip oleh Santoso, 2004, yaitu suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi- informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, nyaman, dan aman. Dari definisi di atas terlihat bahwa pada dasarnya pendekatan ergonomi terdiri atas dua sub-sistem, yaitu sub sistem lingkungan kerja serta sub sistem manusia. Sub-sistem lingkungan kerja meliputi aspek-aspek yang terkait dengan desain alatmesin, desain operasiproses serta desain lingkungan kerja. Sedangkan sub-sistem manusia meliputi aspek-aspek yang terkait dengan kemampuan dan keterbatasan manusia. Salah satu bidang yang dipelajari dalam ergonomi adalah antropometri. Istilah Antropometri berasal dari “anthropos” yang berarti manusia dan “metron” yang berarti ukuran. Secara definitif, antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia Wignjosoebroto, 2000. Pada dasarnya manusia mempunyai perbedaan fisik yang nyata terlihat, antara lain berupa perbedaan bentuk, ukuran tinggi dan lebar, dan berat. Pendekatan antropometri digunakan sebagai pertimbangan untuk desain perancangan suatu produk maupun fasilitas kerja lainnya yang memerlukan interaksi dengan manusia. Kegunaan data antropometri menurut Wignjosoebroto 2000 dapat dijadikan acuan untuk perancangan area kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja secara fisik.

G. PERANCANGAN