7
C. Bajak Singkal
Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000th SM di Mesir. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh hewan seperti
kerbau, kuda dan sapi. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan
tanah dan peralatan yang dipergunakan. Keppner dalam Tasliman menyatakan bajak singkal merupakan salah satu di antara
alat pertanian tertua dan umumnya dianggap sebagai alat yang paling penting. Pembajakan menyerap tenaga traksi lebih besar dibanding semua pengerjaan lapangan lainnya. Meskipun
pengkajian terhadap hasil panen telah memberi petunjuk bahwa pada keadaan tertentu pada beberapa tanaman budidaya tertentu tidak terlihat adanya keuntungan dari dilakukannya
pembajakan. Bajak singkal sejauh ini masih merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk olah tanah pertama pada penyiapan persemaian.
SNI 7416:2010 tentang “Unjuk kerja dan cara uji traktor pertanian roda empat” menyatakan bahwa bajak singkal merupakan alat pengolah tanah pertama pembajakan
berbentuk singkal yang digandengkan pada tiga titik gandeng dibelakang traktor dan berfungsi untuk memotong, mengangkat, membalikkan dan memecah bongkahan tanah hasil
pembajakan dimana sudut bajak menentukan kedalaman, sedangkan jumlah mata bajak dan lebar mata bajak menentukan lebar pembajakan.
Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu bajak singkal mold board plow, bajak piringan disk plow, bajak
rotari atau bajak putar rotary plow, bajak pahat chisel plow, dan bajak tanah bawah sub soil plow. Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis
bajak singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka, dengan menggunakan tenaga ternak sapi atau kerbau, sebagai
sumber daya penariknya. Saat ini penggunaan traktor untuk menarik bajak singkal mulai dikenal luas di Indonesia. Bajak singkal secara umum dapat dibedakan menjadi dua golongan
yaitu: 1. Bajak singkal satu arah one way moldboard plow, adalah jenis bajak singkal
dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya
dilakukan ke arah kanan 2. Bajak singkal dua arah two way reversible moldboard plow, adalah jenis
bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri
maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai
dengan arah pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki.
D. Kecelakaan Kerja dengan Traktor
Miller dan Fragar menyebutkan bahwa faktor lingkungan, dalam hal ini kemiringan lahan merupakan faktor kedua dari banyak kecelakaan yang terjadi di lahan. Traktor yang
sedang bergerak mengalami kerusakan pada rem tangan atau kegagalan operator dalam menggunakan rem tangan.
Pada beberapa kasus operator terjatuh bahkan terlempar dari traktor dikarenakan lahan yang berbatu atau menabrak sesuatu menjadi faktor terjadinya kecelakaan.
Faktor
8 http:lamar.colostate.edu~jhliuradio_control_tractor.html
lingkungan pada umumnya menjadi bagian normal dari aktivitas di lahan pertanian, hanya sedikit yang dapat dikurangi untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Hal yang penting
dalam pengurangan bahaya pada aktivitas pertanian dapat berupa metode untuk menghindari bahaya akibat faktor lingkungan seperti menerapkan good work practices atau meningkatkan
implemenasi teknologi pada traktor. Beberapa sumber tentang terjatuhnya operator dari traktor menyebutkan bahwa
operator berdiri pada operator platform untuk menghilangkan pegal-pegal pada punggung, atau bahkan pada satu kasus berdiri di platform untuk mengurangi ketidaknyamanan duduk
di kursi.
E. Traktor dengan Kendali Radio Control
Menurut Stentz et al. 2002, traktor digunakan dalam berbagai macam kegiatan di bidang pertanian. Bila dilengkapi dengan implemen yang tepat, traktor dapat membajak,
menyiang, memupuk, menyemprot, menarik beban, memotong hingga memanen. Fungsi yang banyak dari traktor membuat traktor menjadi target utama otomasi. Otomasi dapat
meningkatkan produktivitas dengan peningkatkan kecepatan kerja mesin rata-rata di lahan, meningkatkan keamanan dengan memisahkan operator manusia dengan mesin dan
meminimalisir risiko kecelakaan, dan menurunkan biaya operasional dengan mengurangi pekerja dan perawatan bagi setiap mesin.
Menurut Oksanen, kendaraan masa depan di bidang pertanian akan tidak membutuhkan awak lagi, operator cukup hadir dengan duduk pada kendaraan lain di
dekatnya atau bahkan mengendalikan dari ujung lahan. Menurut Liu, traktor dengan kendali remote control adalah traktor yang operasinya
dikendalikan atau dioperasikan melalui sebuah sistem kendali jarak jauh. Untuk itu, sebuah sistem radio control digunakan untuk mengendalikan operasi-operasi penting pada traktor
secara jarak jauh. Operator dari sebuah traktor radio control dapat mengendalikan secara virtual dengan mengatur tuas dan tombol kendali pada radio transmitter.
Gambar 6. Bagan kerja dari traktor radio control
9 http:www.mikron123.comcomponentscom_virtuemartshop_imageproductc73
89c6735848123bc651209a3d9017c.jpg Pada traktor terdapat beberapa receiver dengan channel berbeda yang tersambung
dengan servo. Servo ini akan menekan satu atau dua tuas kendali dengan memutar lengan servo. Tuas yang dikendalikan akan menyalakan atau mematikan arus listrik dari actuator,
yang akan menentukan operasi dari traktor. Ketika seorang operator menaikkan atau menekan tombol pada transmitter, receiver
akan menerima sinyal dari transmitter dan akan meneruskannya pada servo yang sesuai. Putaran lengan servo akan menimbulkan arus listrik untuk menggerakkan actuator atau DC
gearmotor, yang akan menggerakkan bagian tertentu dari traktor, seperti sumbu kendali, pedal rem, pedal kopling, motor starter dan tuas bahan bakar.
Untuk sebuah traktor dengan radio control, beberapa komponen penting pada traktor perlu dimodifikasi dan dirancang ulang sehingga dapat dikendalikan menggunakan
sistem radio control, namun beberapa bagian seperti gear dan tuas akselerasi tetap dikendalikan secara manual.
F. Sistem Kendali Radio Control