Tiga Titik Gandeng Bajak Singkal

5 http:bos.fkip.uns.ac.idpubonopendidikanmateri-kejuruanpertanianbudi-daya- tanamanmengoperasikan_traktor_roda_4.pdf A.3. Pengendali Manual Traktor Roda Empat Gambar 2. Bagian tuas dan pedal pengatur traktor roda empat a. Roda kemudi berfungsi untuk mengubah arah gerak traktor melalui putaran roda depan. b. Tuas akselerasi pengatur gas berfungsi untuk menjaga agar kecepatan jalan traktor tetap konstan pada saat dioperasikan. c. Tuas hidrolik berfungsi untuk menggerakkan lengan pengangkat implemen. d. Tuas perseneleng utama berfungsi untuk mengatur kecepatan maju dan kecepatan mundur traktor, biasanya tuas perseneleng terdiri dari 3 atau 4 kecepatan maju dan satu kecepatan mundur. e. Tuas perseneleng cepatlambat digunakan untuk membedakan kecepatan di lahan pada saat mengolah tanah dan kecepatan ketika di jalan. Dengan tuas perseneleng cepatlambat, kombinasi kecepatan menjadi 6 atau 8 maju dan 2 mundur. f. Tuas perseneleng PTO berfungsi untuk mengubah kecepatan putar poros PTO yang diinginkan. Setiap jenis traktor memiliki jumlah kecepatan yang berbeda-beda. g. Tuas gardan depan berfungsi untuk menyambung garden depan apabila diperlukan. Garden depan digunakan untuk memperbesar daya tarik traktor. h. Pedal kopling berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan hubungan antara motor penggerak dengan transmisi. i. Pedal rem kanan dan kiri berfungsi untuk membantu traktor berbelok secara tajam, baik ke kanan maupun ke kiri. j. Pedal gas berfungsi untuk mempercepat dan memperlambat putaran motor penggerak. Apabila pedal gas ditekan maka putaran motor penggerak akan semakin cepat dan sebaliknya. k. Tuas rem parkir berfungsi untuk menahan rem tetap pada posisi mengerem. l. Pedal pengunci differensial gardan berfungsi untuk menyamakan putaran kedua roda belakang.

B. Tiga Titik Gandeng

Traktor pada masa lalu hanya memiliki satu titik gandeng, yaitu drawbar hitch, yang hanya dapat menarik implemen saja tanpa dapat mengangkutnya untuk transportasi. Tiga titik gandeng, atau yang lebih dikenal dengan nama three point hitch, telah menjadi standar pada kebanyakan traktor. Three point hitch terdiri dari upper link point, upper link, 6 lower link point dan lower link. Dimensi pada hitch point telah distandarisasi oleh ASAE American Society of Agriculture Engineers sejak tahun 1959. Traktor pada gambar 1 telah dilengkapi dengan three point hitch dan sebuah drawbar. Terminologi pada three point hitch disajikan pada Gambar 4 Srivastava 1993. Sebuah single-acting hydraulic cylinder digunakan untuk menaikkan dan menurunkan implemen yang dipasang. Dua buah lower link, kiri dan kanan, mampu bergerak naik yang dioperasikan oleh tekanan hidrolik, dan bergerak turun oleh gaya gravitasi implemen. Pengaturan ketinggian implemen dilakukan oleh operator melalui alat tuas implemen dari kursi duduk operator. Dalam pengolahan tanah, implemen pengolahan tanah umumnya diangkat pada saat traktor berbelok Srivastava 1993. Gambar 3. Three point hitch pada traktor Srivastava 1993 Gambar 4. Kelengkapan penumpu tiga titik Srivastava 1993 Gambar 5. Bagian penumpu tiga titik Srivastava 1993 7

C. Bajak Singkal

Bajak merupakan alat pertanian yang paling tua, telah dipergunakan sejak 6000th SM di Mesir. Pada awal mulanya bajak sepenuhnya ditarik oleh hewan seperti kerbau, kuda dan sapi. Banyak dijumpai berbagai bentuk rancangan bajak, hal ini pada umumnya dimaksudkan untuk dapat memperoleh penyesuaian antara tujuan pengolahan tanah dan peralatan yang dipergunakan. Keppner dalam Tasliman menyatakan bajak singkal merupakan salah satu di antara alat pertanian tertua dan umumnya dianggap sebagai alat yang paling penting. Pembajakan menyerap tenaga traksi lebih besar dibanding semua pengerjaan lapangan lainnya. Meskipun pengkajian terhadap hasil panen telah memberi petunjuk bahwa pada keadaan tertentu pada beberapa tanaman budidaya tertentu tidak terlihat adanya keuntungan dari dilakukannya pembajakan. Bajak singkal sejauh ini masih merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk olah tanah pertama pada penyiapan persemaian. SNI 7416:2010 tentang “Unjuk kerja dan cara uji traktor pertanian roda empat” menyatakan bahwa bajak singkal merupakan alat pengolah tanah pertama pembajakan berbentuk singkal yang digandengkan pada tiga titik gandeng dibelakang traktor dan berfungsi untuk memotong, mengangkat, membalikkan dan memecah bongkahan tanah hasil pembajakan dimana sudut bajak menentukan kedalaman, sedangkan jumlah mata bajak dan lebar mata bajak menentukan lebar pembajakan. Berdasarkan bentuk dan kegunaannya, secara garis besar bajak dibedakan atas beberapa jenis, yaitu bajak singkal mold board plow, bajak piringan disk plow, bajak rotari atau bajak putar rotary plow, bajak pahat chisel plow, dan bajak tanah bawah sub soil plow. Bajak singkal termasuk jenis bajak yang paling tua. Di Indonesia jenis bajak singkal inilah yang paling umum digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah mereka, dengan menggunakan tenaga ternak sapi atau kerbau, sebagai sumber daya penariknya. Saat ini penggunaan traktor untuk menarik bajak singkal mulai dikenal luas di Indonesia. Bajak singkal secara umum dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: 1. Bajak singkal satu arah one way moldboard plow, adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah akan melempar dan membalik tanah hanya dalam satu arah. Lemparan atau pembalikan tanahnya biasanya dilakukan ke arah kanan 2. Bajak singkal dua arah two way reversible moldboard plow, adalah jenis bajak singkal dimana pada waktu mengerjakan pengolahan tanah, arah pelemparan atau pembalikan tanahnya dapat diatur dua arah yaitu ke kiri maupun ke arah kanan. Jenis bajak ini mempunyai mata bajak yang kedudukannya dirancang untuk dapat diputar ke kanan ataupun ke kiri dengan cepat, sesuai dengan arah pelemparan ataupun pembalikan tanah yang dikehendaki.

D. Kecelakaan Kerja dengan Traktor