g. Penilaian terhadap elemen kemampuan communication
Elemen kemampuan communication diukur dengan menguji pengetahuan terhadap
10 pertanyaan
yang berkaitan
dengan kemampuan
untuk menyebarluaskan informasi disesuaikan dengan audiens tertentu dalam format
digital. Hasil pembobotan dan persentase setiap pertanyaan pada variabel communication dengan 55 responden tertera pada Tabel 14.
Tabel 14 Pembobotan dan persentase pertanyaan variabel communication Q
i
Keterangan
∑
∑ W
i
Q
i
Q1 Meng-upload foto di FB
31 0.6
0.1 5.4
Q2 Meng-upload video di FB
23 0.4
0.05 2.0
Q3 Meng-upload video di You Tube
18 0.3
0.1 3.1
Q4 Meng-update status di FB
31 0.6
0.1 5.4
Q5 Chatting di FB
36 0.7
0.1 6.2
Q6 Chatting di YM
18 0.3
0.05 1.6
Q7 Bisa BBM-an
35 0.6
0.1 6.1
Q8 Mengirim SMS
54 1.0
0.14 14.0
Q9 Mengirim email
22 0.4
0.14 5.7
Q10 Menggunakan HP
untuk menelpon
53 1.0
0.14 13.8
Q
i
: pertanyaan ke-i Q
i
: persentase pertanyaan ke-i Q1- Q10: pertanyan ke-1 sampai ke-10
W
i
: bobot pertanyaan ke-i Y
i
: jawaban Ya dari responden ke-i n: banyaknya responden.
Grafik persentase setiap pertanyaan pada kuesioner elemen kemampuan create dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Grafik persentase setiap pertanyaan elemen communication Pertanyaan yang paling signifikan dengan elemen communication adalah
menggunakan HP untuk menelpon, mengirim SMS dan mengirim email. Mayoritas responden mampu menggunakan HP untuk menelpon dan mengirim
SMS, tetapi untuk kemampuan mengirim email tergolong rendah. Kemampuan
5,4 2
3,1 5,4
6,2 1,6
6,1 14
5,7 13,8
63,2
20 40
60 80
100
Q1 Q2
Q3 Q4
Q5 Q6
Q7 Q8
Q9 Q10 Jumlah
Per sen
tase
untuk meng-upload video di FB dan chatting di YM tergolong rendah. Berdasarkan hasil ini responden mampu untuk menyebarluaskan informasi
khususnya menggunakan media HP, hal ini sesuai dengan pola penggunaan ICT pada responden bahwa HP adalah media yang paling sering mereka gunakan.
Hasil pengukuran terhadap ketujuh elemen kemampuan ICT literacy dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13 Grafik hasil pengukuran ketujuh elemen kemampuan ICT literacy
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa siswa SDN Batutulis 2 dan SDN Bantarjati 6 mempunyai kemampuan ICT literate pada elemen kemampuan
define, access, manage, evaluate dan create dengan memperoleh nilai yang tinggi. Hal ini dapat disebabkan siswa sudah terbiasa menggunakan media komputer dan
pengetahuan yang diujikan kepada siswa sesuai dengan materi ajar yang sudah mereka peroleh di sekolah. Siswa belum mempunyai kemampuan ICT literate
pada elemen kemampuan integrate dan communication. Hal ini dapat disebabkan beberapa pengetahuan yang diujikan kepada siswa belum dipelajari di sekolah
atau siswa kurang memahami materi tersebut meskipun sudah diajarkan di sekolah.
Usable Design
Hasil perancangan antarmuka aplikasi M-Breakfast Nutrition yang usable dapat dilihat pada Gambar 14.
- 20
40 60
80 100
Per sen
tase
Q10 Q9
Q8 Q7
Q6 Q5
Q4 Q3
Q2 Q1
a b
c d
Gambar 14 Desain antarmuka Prototipe versi 1 a. desain antarmuka membuka materi pelajaran, b. desain antarmuka
membuka kuis sarapan, c. desain antarmuka menampilkan rekomendasi sarapan, d. desain antarmuka membuat profil baru
Antarmuka aplikasi didesain dengan memperhatikan beberapa hal seperti: a. Karakteristik pengguna atau responden adalah siswa SD kelas 5 dengan usia
10-12 tahun, responden terbiasa menggunakan handphone dan memiliki ICT literacy yang baik untuk elemen kemampuan define dan access.
b. Aplikasi ditujukan bagi siswa SD sehingga antarmuka didesain visual, pemakaian teks disesuaikan dengan literacy membaca siswa, dan menghindari
pemakaian teks dalam jumlah banyak Druin et al. 2001. Instruksi dalam aplikasi disajikan dalam format yang sesuai dengan usia pengguna, mudah
dipahami dan diingat Hanna et al. 1999.