Latar Belakang Biologi Reproduksi Ikan Bungo (Glossogobius giuris, Hamilton-Buchanan 1822) di Danau Tempe, Sulawesi Selatan.

1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Danau Tempe merupakan danau yang terletak di bagian Barat Kabupaten Wajo, tepatnya di Kecamatan Tempe, memiliki luas sekitar 13 000 hektar dan secara geografis terletak antara 119 53’ dan 120 4’ BT serta antara 4 3’ dan 4 9’ LS. Secara administratif Danau tempe terletak pada tiga wilayah kabupaten yaitu Wajo, Sidrap dan Soppeng Wikipedia, 2013. Danau Tempe memiliki spesies ikan air tawar yang jarang ditemui ditempat lain, danau ini dikenal dengan produksi perikanan air tawarnya yang melimpah. Pada tahun 1957–1959 produksi perikanan di Danau Tempe sempat menembus angka 50 000 tontahun, sehingga dikenal dengan mangkuk ikannya Indonesia Meta, 2009. Saat ini produksi perikanan di Danau Tempe telah mengalami penurunan dikarenakan kondisi lingkungan danau yang semakin menurun. Hal ini disebabkan karena Danau Tempe mengalami sedimentasi yang parah sehingga menurunkan daya dukung danau yang pada akhirnya menyebabkan populasi ikan terancam. Danau Tempe merupakan salah satu dari 15 danau yang menjadi prioritas pemerintah pada Program Pengelolaan Danau Prioritas Tahun 2010-2014 Suprayitno, 2003. Salah satu spesies ikan yang bernilai ekonomis tinggi yang mengalami penurunan populasi dan ukuran adalah ikan beloso yang dikenal secara lokal dengan ikan bungo. Ikan ini merupakan ikan konsumsi yang rasanya khas dengan harga yang tinggi berkisar antara Rp.50 000 hingga Rp.80 000 per kilogram, dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun kering. Dahulu ikan ini memiliki nilai kultural yang cukup kental, para masyarakat di Kab. Wajo tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi ikan bungo karena dipercaya dapat mendatangkan bencana Tjanring, 2014. Dibandingkan jenis ikan lain yang bernilai ekonomis tinggi seperti ikan mas, ikan bungo belum banyak mendapat perhatian, baik dari para peneliti maupun Pemerintah Daerah, sehingga belum terciptanya upaya pelestarian maupun perlindungan terhadap populasi dan habitatnya. Hal ini dibuktikan dengan masih sangat kurangnya penelitian yang dilakukan mengenai ikan bungo di Danau Tempe terutama mengenai aspek reproduksinya. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan bungo di Danau Tempe, maka diperlukan pengelolaan yang informasinya diperoleh dari penelitian yang berkenaan dengan kajian biologi reproduksi ikan bungo. Hal ini perlu dilakukan agar pemerintah setempat dapat menyusun suatu kebijakan sebagai bentuk pengawasan dan pengelolaan terhadap potensi sumberdaya perikanan di Kabupaten Wajo agar tetap lestari dan dapat meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat setempat.

1.2. Perumusan Masalah