Pengertian dan Sejarah Majalah
serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal atau lebih mengkilat dibandingkan kertas halaman dalam.
18
Mengenai terbitan berkala yang dimaksudkan adalah terbit teratur dalam waktu yang berselang-seling, mungkin sekali terbit dengan kala atau frekuensi
tengah mingguan seminggu dua kali atau dapat juga terbit tiap semester atau tengah tahunan setahun dua kali.
19
Berkenaan dengan perkembangan majalah, dimulai tidak lama setelah munculnya surat kabar. Seperti halnya surat kabar, sejarah majalah juga diawali di
Negara-negara Eropa dan Amerika. Inggris memulai sejarah perkembangan majalah pada 1704, yang pada saat itu adalah majalah Review. Majalah ini
berisikan tentang berita, artikel, kebijakan nasional, aspek moral dan lainnya. Kemudian 1790, terbit majalah The Tatler dan The Spectator, yang sudah mulai
memasuki unsur hiburannya. Di Amerika, perkembangan majalah dipelopori oleh Benjamin Franklin
pada 1740, dengan majalahnya General Magazine dan Histirocal Chronicle. Kemudian 1821, ada Saturday Evening Post dan North American Review dan
berkembang terus sampai sekarang. Perkembangan majalah di Indonesia dimulai pada masa menjelang dan
awal kemerdekaan. Perkembangan majalah pada masa ini ditujukan untuk menghancurkan
sisa-sisa kekuasaan
Belanda, mengobarkan
semangat kepahlawanan rakyat terhadap bahaya penjajahan, menempa persatuan nasional
18
Abdullah, Press Relation, h. 12.
19
Lasa HS, Pengelolaan Terbitan Berkala Yogyakarta: Kanisius, 1994, h. 13-14.
untuk keabadian kemerdekaan bangsa dan penegakan kedaulatan rakyat, seperti yang dikemukakan oleh Soemanang, SH pada salah satu edisi majalah terbitannya
Revue Indonesia Beralih pada zaman Orde Lama, tidak hanya majalah, jenis-jenis media
massa lainnya saat itu mengalami penurunan. Penurunan itu terjadi baik dari segi fungsi juga jumlah penerbitannya karena ulah pemerintah. Sedangkan pada zaman
Orde Baru, majalah maupun media massa lainnya mulai tumbuh kembali. Pada 1966 terbit majalah Selecta pimpinan Syamsudin Lubis, Horison majalah sastra
pimpinan Mochtar Lubis, Panji Masyarakat dan Kiblat. Selanjutnya kurun waktu 1971 sampai 1980 majalah tumbuh secara pesat sejalan dengan perekonomian
bangsa saat itu yang sedang membaik.
20
Pendapat lain menyebutkan bahwa majalah mulai berkembang sejak akhir abad ke-19, ketika media tersebut hadir sebagai media hiburan utama. Karena saat
itu, baik radio maupun televisi belum banyak dikenal orang. Juga pada saat itu, tidak setiap orang mampu untuk pergi menonton ke bioskop. Awal
kemunculannya, majalah hadir dengan membuka halaman iklan sebagai salah satu daya tariknya. Menjelang tahun 1950-an televisi muncul sebagai media massa
yang baru, mengalahkan majalah. Oleh karenanya majalah berkembang dan memiliki metode serta strategi dalam mensiasati masyarakat bacanya sendiri.
Semuanya tampil dengan gaya dan kandungan pesannya masing-masing sesuai dengan karakteristik kelompok masyarakat pembaca yang menjadi sasaran pokok
20
Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 109-111.
majalah-majalah itu. Hal ini berdasarkan pertimbangan oleh setiap perusahaan majalah, yakni mengenai loyalitas pembacanya, kompetisi pasar dan kondisi
sosial ekonomi nasyarakat baca.
21