Model pembelajaran kooperatif Rasa ingin tahu

14 serta kekaguman manusia terhadap alam raya. Sedangkan output hasil dari rasa ingin tahu berupa pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Rasa ingin tahu membuat pikiran siswa menjadi aktif. Tidak ada hal yang lebih bermanfaat sebagai modal belajar selain pikiran yang aktif. Siswa yang pikirannya aktif akan belajar dengan baik, sebagaimana yang dijelaskan dalam teori konstruksivisme, siswa dalam belajar harus secara aktif membangun pengetahuannya. Rasa ingin tahu membuat siswa menjadi pengamat yang aktif. Salah satu cara belajar yang terbaik adalah dengan mengamati. Banyak ilmu pengetahuan yang berkembang kerena berawal dari sebuah pengamatan, bahkan pengamatan yang sederhana sekalipun. Rasa ingin tahu membuat siswa lebih peka dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian disekitarnya. Rasa ingin tahu membawa kejutan-kejutan kepuasaan dalam diri siswa dan meniadakan rasa bosan dalam belajar. Jika siswa sudah dipenuhi dengan rasa ingin tahu akan sesuatu, maka mereka dengan segala keinginan dan kesukarelaan akan mempelajarinya. Setelah memuaskan rasa ingin tahunya, mereka akan merasakan betapa menyenangkan hal tersebut. Kejutan-kejuatan kepuasan ini akan meniadakan rasa bosan dalam belajar Napitupulu, 2015.

2.1.3 Model pembelajaran kooperatif

Model Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan salah satu alternatif bagi guru untuk menjadikan pembelajaran dikelas berlangsung efektif dan optimal. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sistem siswa bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari mata pelajaran Fitriana dkk., 2016. pembelajaran kooperatif terdiri dari lima elemen dasar yaitu saling ketergantungan positif, interaksi promotif, akuntabilitas individu, pengajaran keterampilan interpersonal dan sosial, dan kualitas pengolahan kelompok Tran, 2014. Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang siswa sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, sukuras dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk 15 dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntusan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelomponya untuk mencapai ketuntasan belajar. Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja secara baik didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, tugas anggota kelompok mencapai ketuntasan materi yang disajikanoleh guru dan saling membantu di anatar teman sekolompok untuk mencapai ketuntasan materi Trianto, 2011. Manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif Suyanto Jihad, 2013 adalah sebagai berikut: 1 mengajarkan siswa untuk mengurangi ketergantungannya pada guru dan lebih percaya pada kemampuan diri mereka; 2 mendorong siswa untuk mengungkapkan ide-ide secara verbal; 3 membantu siswa untuk belajar bertanggung jawab dan belajar menerima perbedaan; dan 4 membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik, meningkatkan hubungan sosial.

2.1.3.1 Model pembelajaran kooperatif tipe TAI