8
BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan teoritis 2.1.1 Pengertian belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit
tesembunyi. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan phisikis dan fisis yang saling bekerja sama secara terpadu dan komperhensif integral. Sejalan
dengan itu, belajar dapat difahami sebagai berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu
memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar Sagala, 2003.
Menurut Gagne belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah tingkah lakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan menurut Hanry
E. Garret berpendanpat bahwa belajar merupaka proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang memebawa kepada
perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Kemudian Lester D. Crow mengemukakan belajar ialah upaya untuk memperoleh
kebiasaan-kebiasaaan, pengetahuan dan sikap- sikap Sagala, 2003. Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan tingkah laku yang terdapat pada diri individu sebagai hasil pengalaman atau hasil interaksinya dengan lingkungan.
2.1.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yamg mempengaruhi hasil belajar Slameto, 2010 yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa faktor internal dan faktor yang berasal
dari luar faktor eksternal. Faktor internal meliputi, 1 Faktor jasmaniah. Faktor ini sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Karena proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatnnya terganggu, selain itu ia akan cepat
9
lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah; dan 2 Faktor psikologis. Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong kedalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, kecerdasan, bakat, motif dan kematangan.
Faktor eksternal meliputi, 1 Faktor keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara
anggota keluarga, dan keadaan ekonomi rumah tangga; 2 Faktor sekolah. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standard pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah; dan 3 Faktor
Masyarakt. Masyarakt merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam
masyarakat.
2.1.1.2 Hasil belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil elajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses
belajar Hamalik, 2001. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan implikasi dari bentuk
hubungan guru dengan siswa didalam kelas. Kadar hasil belajar yang dapat diramalkan sebagai akibat hubungan guru dan siswa adalah sebagai berikut : 1
Pengembangan diri secara bebas sebagai hasil belajar. Kebebasan anak sebagai hasil belajar merupakan realisasi usaha yang dilakukan oleh guru yang bersikap
member kebebasan penuh kepada siswanya dalam belajar; 2 Pembentukan memori sebagai hasil belajar. Memori atau ingatan sebagai hasil belajar bersifat
mentalistik, artinya merupakan proses verbal dari fakta ataupun proses tingkah laku secara fisik. Pengukuran hasil belajar dilakukan melalui tes. Bentuk tes yang
sesuai untuk mengukur ingatan-ingatan yang masih tinggal dalam pikiran siswa adalah tes essay dan tes objektif; 3 Pembentukan pengalaman sebagai hasil
10
belajar. Pemahaman diartikan sebagai penggunaan sesuatu secara produktif. Ada dua jenis pemahaman yang terbentuk pada siswa sebagai hasil belajar yaitu
explanatory understanding dan exploratory understanding. Pemahaman disebut explanatory understanding terjadi dika guru menjelaskan kepada siswa suatu
hokum, suatu relasi atau suatu generalisasi. Jika pengajaran berhasil, maka siswa akan mendapat pengetahuan tentang sejumlah fakta beserta prinsip-prinsip yang
berhubungan dengan fakta-fakta tersebut. Pada exploratory understanding, siswa dihadapkan kepada hal yang problematik setelah mereka diberi sejumlah data dan
prinsip. Kemudian siswa meneliti data dan prinsip untuk memecahkan masalah. Disini siswa akan aktif, kretif dan berpikir kritis karena ditantang untuk
memenuhi keingintahuannya tentang pemecahan masalah tersebut Hamalik, 2001.
Jadi, hasil belajar merupakan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Siswa dapat dikatakan berhasil dalam
belajar apabila siswa tersebut sudah mampu menerapkannya. Bukti seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada
orang tersebut yang sebelumnya tingkah laku tersebut masih lemah atau kurang. Penerapan hasil belajar tersebut dapat diamati melalui kemampuan siswa dalam
menerapkan hasil belajarnya melalui kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik Hamalik, 2001.
2.1.2 Karakter
Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukumkonstitusi, adat istiadat dan estetika Effendy
2013. Pengertian lain tentang karakter disbutkan oleh Ibrahim 2013 bahwa karakter secara estimologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu Charrassein, berarti
to engrave atau mengukir. Sementara itu menurut kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa karakter diartikan sebagai sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Sumber lain mengatakan bahwa karakter bahwa karakter adalah moral excellent atau akhlak yang dibangun
atas kebijakan Virtues. Berdasarkan Kemendiknas, secara psikologis dan sosial
11
kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia kognitif, afektif dan psikomotorik dalam konteks
interaksi sosial kultural dalam keluarga, sekolah dan masyarakat dan kemampuan sosial masyarakat dan berlangsung sepanjang hayat Zuhara
Azizah, 2014. Dengan demikian bisa diambil kesimpulan bahwa pengertian karakter
secara luas adalah nilai-nilai akhlak yang mendasari perilaku manusia yang berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum, adat istiadat dan estetika yang
membedakan seseorang dari orang lain. Oleh karena itu pembangunan karakter sangatlah diperlukan untuk membentuk akhlak dan tingkah laku yang baik, karena
tingkah laku kita merupakan cerminan akhlak bangsa Zuhara Azizah, 2014. Pembentukan karakter yang dilakukan dalam proses pembelajaran secara
garis besar dapat dimasukkan kedalam nilai-nilai karakter sebagai pada Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2.1 Nilai dan deskripsi pendidikan karakter Wardoyo, 2013
Nilai Deskripsi
Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain
dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebgaai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tinfakan dan
pekerjaan.
Toleransisaling menghargai
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelasaikan tugas
sebaik-baiknya.
Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang dimiliki.
12
Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas- tugas.
Demokratis Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengethaui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan di
dengar.
Semangat kebangsaan Cara birfikir, bertindak dan berwawasan yang
menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
Teliti Cermat, berhati-hati, penuh perhitungan dalam
berpikir dan bertindak, tidak tergesa-gesa dan tidak ceroboh dalam melaksanakan tugas.
Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi mayarakat, mengakui dan menghormati
keberhasilan orang lain.
Kerjasamakomunikati f
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan bekerja sama dengan
orang lain.
Cinta damai Sikap, perkataan dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca,
berbagai bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.
Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya
mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan mengembangkan upaya-upaya
untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin member
bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan
Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang yang
melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun nilai karakter yang dibahas pada penelitian ini yaitu karakter tanggung jawab, kerjasama dan rasa ingin tahu.
13
2.1.2.1 Tanggungjawab
Tanggung jawab merupakan sikap yang harus dilakukan seseorang terhadap segala susuatu yang telah dibebankan diamanahkan kepadanya baik itu terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, negara, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya. Menurut Adiwiyanto seseorang dikatakan bertanggungjawab jika memenuhi ciri-
ciri sebagai berikut: 1 Melakukan tugas rutin tanpa harus diberitahu; 2 Tidak menyalahkan orang lain secara berlebih; 3 Mampu menentukan pilihan dari
beberapa alternative; 4 Dapat menjelaskan apa yang telah dilakukan; 5 Biasa bekerja sendiri dengan senang hati; 6 Memliki beberapa minat yang ditekuni; 7
Biasa membuat keputusan berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya; 8 Menghormati dan menghargai aturan; 9 Dapat berkonsentrasi pada tugas-
tugas yang rumit; 10 Megakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat- buat; dan 11 Melakukan apa yang dikatakannya akan dilakukakanHasanah,
2015.
2.1.2.2 Kerjasama