13
2.1.2.1 Tanggungjawab
Tanggung jawab merupakan sikap yang harus dilakukan seseorang terhadap segala susuatu yang telah dibebankan diamanahkan kepadanya baik itu terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, negara, masyarakat, lingkungan alam, sosial dan budaya. Menurut Adiwiyanto seseorang dikatakan bertanggungjawab jika memenuhi ciri-
ciri sebagai berikut: 1 Melakukan tugas rutin tanpa harus diberitahu; 2 Tidak menyalahkan orang lain secara berlebih; 3 Mampu menentukan pilihan dari
beberapa alternative; 4 Dapat menjelaskan apa yang telah dilakukan; 5 Biasa bekerja sendiri dengan senang hati; 6 Memliki beberapa minat yang ditekuni; 7
Biasa membuat keputusan berbeda dari keputusan orang lain dalam kelompoknya; 8 Menghormati dan menghargai aturan; 9 Dapat berkonsentrasi pada tugas-
tugas yang rumit; 10 Megakui kesalahan tanpa mengajukan alasan yang dibuat- buat; dan 11 Melakukan apa yang dikatakannya akan dilakukakanHasanah,
2015.
2.1.2.2 Kerjasama
Kerjasama merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia, karena dengan kerjasama manusia dapat melangsungkan kehidupannya. Sedangkan
kerjasama siswa dapat diartikan sebagai sebuah interaksi atau hubungan antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Hubungan yang dimaksud adalah hubungan dinamis yaitu hubungan saling menghargai, saling peduli, saling membantu dan saling memberikan dorongan
sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Tujuan pembelajaran tersebut meliputi perubahan tingkah laku, penambahan pemahaman dan penyerapan ilmu
pengetahauan Hasanah, 2015.
2.1.2.3 Rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajirinya,
dilihatnya dan didengarnya. Rasa ingin tahu manusia adalah proses yang terdapat dari input dan outputnya. Input masukkan dari proses ingin tahu adalah
keterbatasan manusia, kebutuhan, adanya kesulitan hidup yang dihadapi manusia
14
serta kekaguman manusia terhadap alam raya. Sedangkan output hasil dari rasa ingin tahu berupa pengetahuan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rasa ingin tahu membuat pikiran siswa menjadi aktif. Tidak ada hal yang lebih bermanfaat sebagai modal belajar selain pikiran yang aktif. Siswa yang
pikirannya aktif akan belajar dengan baik, sebagaimana yang dijelaskan dalam teori konstruksivisme, siswa dalam belajar harus secara aktif membangun
pengetahuannya. Rasa ingin tahu membuat siswa menjadi pengamat yang aktif. Salah satu cara belajar yang terbaik adalah dengan mengamati. Banyak ilmu
pengetahuan yang berkembang kerena berawal dari sebuah pengamatan, bahkan pengamatan yang sederhana sekalipun. Rasa ingin tahu membuat siswa lebih peka
dalam mengamati berbagai fenomena atau kejadian disekitarnya. Rasa ingin tahu membawa kejutan-kejutan kepuasaan dalam diri siswa dan
meniadakan rasa bosan dalam belajar. Jika siswa sudah dipenuhi dengan rasa ingin tahu akan sesuatu, maka mereka dengan segala keinginan dan kesukarelaan
akan mempelajarinya. Setelah memuaskan rasa ingin tahunya, mereka akan merasakan betapa menyenangkan hal tersebut. Kejutan-kejuatan kepuasan ini
akan meniadakan rasa bosan dalam belajar Napitupulu, 2015.
2.1.3 Model pembelajaran kooperatif
Model Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan salah satu alternatif bagi guru untuk menjadikan pembelajaran dikelas berlangsung
efektif dan optimal. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sistem siswa bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif untuk saling
membantu satu sama lain dalam mempelajari mata pelajaran Fitriana dkk., 2016. pembelajaran kooperatif terdiri dari lima elemen dasar yaitu saling ketergantungan
positif, interaksi promotif, akuntabilitas individu, pengajaran keterampilan interpersonal dan sosial, dan kualitas pengolahan kelompok Tran, 2014.
Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang siswa sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis
kelamin, sukuras dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
15
dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntusan
materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelomponya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Selama belajar secara kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali pertemuan. Mereka diajarkan keterampilan-keterampilan
khusus agar dapat bekerja secara baik didalam kelompoknya, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, tugas
anggota kelompok mencapai ketuntasan materi yang disajikanoleh guru dan saling membantu di anatar teman sekolompok untuk mencapai ketuntasan materi
Trianto, 2011. Manfaat penggunaan model pembelajaran kooperatif Suyanto Jihad,
2013 adalah sebagai berikut: 1 mengajarkan siswa untuk mengurangi ketergantungannya pada guru dan lebih percaya pada kemampuan diri mereka; 2
mendorong siswa untuk mengungkapkan ide-ide secara verbal; 3 membantu siswa untuk belajar bertanggung jawab dan belajar menerima perbedaan; dan 4
membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik, meningkatkan hubungan sosial.
2.1.3.1 Model pembelajaran kooperatif tipe TAI
Team Assisted Individualization TAI merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. TAI merupakan model pembelajaran secara kelompok
dimana ada salah satu anggota kelompok yang menjadi assisten yang bertugas membantu teman dalam kelompoknya yang kurang mampu. TAI memiliki
berbagai dinamika motivasi karena para siswa saling mendukung dan saling membantu satu sama lain untuk berusaha keras karena mereka semua
menginginkan tim mereka berhasil. Tanggung jawab individu bisa dipastikan hadir karena satu-satunya skor yang diperhitungkan adalah skor akhir dan siswa
melakukan tes akhir tanpa bantuan teman satu timnya Untari dkk., 2015. Model TAI efektif diterapkan pada pembelajaran yang berhubungan dengan
kinerja matematika dimana peserta didik memiliki kesempatan untuk bekerja
16
sama dalam tim, berbagi pandangan dan pendapat, dan terlibat dalam pemikiran untuk menyelesaikan masalah Hamdi Hasan, 2016. Keunggulan model
pembelajaran tipe TAI yaitu siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya, siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan ketrampilannya Yunindar dkk., 2014. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah : 1 Guru
memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual; 2 Guru memberikan materi secara singkat Teaching Group; 3
Guru membentuk beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdapat seorang asisten. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah teams; 4 Setiap anggota kelompok mengerjakan tugas dari guru secara individu. Setelah
itu, hasil belajar secara individu didiskusikan secara kelompok Team Study; 5 Masing-masing kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan
mempersentasikan hasil kerjanya; 6 Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran
yang telah dipelajari; 7 Guru memberikan postest kepada siswa secara individual; 8 Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan
nilai anggota kelompok Team Score and Team Recognition; dan 9 Guru memberikan tes sesuai dengan kompetensi yang ditentukan Utami dkk., 2015.
2.1.3.2 Model pembelajaran kooperatif tipe LT