Hubungan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XVIII dengan Opini Publik yang menguat dengan kebijakan pembangunan infrastruktur Gubernur Riau tidak
dapat dinafikan. Seberapa besar implikasinya terhadap realitas pada hubungan tersebut tampak sejalan mencuatnya pelbagai kasus korupsi yang menimpa
beberapa orang anggota DPRD Riau, mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudyaan beserta beberapa stafnya dan pegawai kontraktor besar PT
Pembangunan Perumahan. Hal ini terkait langsung dengan penyediaan pembangunan infrastuktur perhelatan kegiatan itu. Sehingga secara bersamaan
memunculkan Opini Publik di Riau jika perhelatan PON sebagai pintu masuk bagi adanya dugaan ladang korupsi melalui APBD Riau.
Opini Publik terkait dengan kelayakan Riau sebagai tuan rumah PON XVIII menyisakan perdebatan terhadap urgensinya. Pilihan menjadi tuan rumah dengan
membangun pelbagai infrastruktur pendukung PON melalui APBD atau digunakan untuk pembangunan lainnya, seperti mendukung sarana pendidikan
dan pembangunan ketertinggalan di kawasan pinggiran Riau merupakan perdebatan yang tiada henti.
Meski perdebatan itu tetap berjalan, namun logika yang dibangun pemerintah provinsi Riau menciptakan keyakinan jika PON adalah bagian penting bagi
mendukung infrastruktur. Apalagi yang didengung-dengungkan bahwa semua pembangunan infrastruktur fisik akan menggunakan dana pemerintah pusat.
Namun nyatanya anggaran PON yang menghabiskan hampir Rp 4,5 trilyun sebagian besar diambil dari APBD Riau. Dan dari sini pula bencana terkait dengan
pembangunan infrastruktur menyebabkan anggota DPRD Riau dan Pemerintah Provinsi Riau terlibat kasus korupsi.
Berdasarkan pada realita tersebut tak dapat dipungkiri jika Opini Publik yang mengemuka terkait dengan pelaksanaan PON di Riau menjadi pilihan yang sulit.
Penyesalan penyelenggaraan dengan dampak korupsi yang terjadi tidak menunjukkan keuntungan memadahi. Oleh karena itu tidak heran jika
menimbulkan Opini Publik bahwa penyelenggaraan PON adalah pintu masuk melakukan korupsi APDB Riau.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut mendasari terhadap tujuan penulisan makalah ini yakni i. Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara
kebijakan pembangunan infrastuktur dengan pelaksanaan PON di Provinsi Riau? ii Menganalisis dan menjelaskan hubungan kebijakan pembangunan
infrastruktur dengan pelaksanaan PON di Provinsi Riau.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Komunikasi adalah bagian penting dari proses interaksi dalam antara manusia. Ini dilandasi sebuah hukum sosial yang sudah aksiomatis mengingat manusia adalah
mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri sosial. Aktivitas berpolitik adalah merupakan bagian sangat penting yang diperlukan berdasarkan sebuah
komunikasi khususnya dalam pemerintahan yang umum dikenal dengan komunikasi politik.
4
Dalam hubungan ini, Komunikasi Politik diibaratkan sebagai sirkulasi daerah yang ada dalam tubuh. Bukan rahasia lagi, tetapi apa yang terkandung dalam
darah itu yang menjadikan sistem politik itu hidup Alfian 1993. Komunikasi politik mengalirkan pesan politik berupa tuntutan, protes dan dukungan aspirasi
dan kepentingan ke jantung pusat peremroses sistem politik dan hasil pemeroses itu dialirkan kembali oleh komunikasi politik.
Komunikasi politik sebagai segala komunikasi yag terjadi dalam suatu sistem politik dan antara sistem tersebut dengan lingkar Dahlan 1999. Menurut Dahlan
1999 komunikasi adalah unsur esensial dalam demokrasi. Batasan demokrasi banyak ditentukan oleh komunikasi. Komuniasi menentukan watak dan mutu
demokrasi pada sutau masyarakat.
Sementara itu Bachtiar Aly 2010 menyebut komunikasi politik sebagai proses penyampaian pesan politik dari elite politik kepada masyarakat secara timbal balik
agar pesan politik yang disampaikan memperoleh respon yang diharapkan seperti terjadinya proses dan tanggunggugat akutanbilitas.
Menurut Suryadi 19993, dalam komunikasi politik terjadi pola hubungan memberi dan menerima yang berarti bagaimana elite politik menggunakan
kekuasaannya kepada masyarakat dan bagaimana masyarakat itu menanggapi serta menerima keinginan elite politik yang juga sebaliknya. Pola hubungan
seperti ini, tergantung pada ideologi yang melandasi sistem politik negara bersangkutan. Jika ideologinya demokratis, maka komunikasinya akan
demokrastis pula.
Dalam konteks pengertian tersebut terpenting bahwa salah satu tujuan komunikasi politik adalah pembentukan pendapat umum Opini Publik. Dengan meminjam
formula Lasswell, siapa mengatakan apa melalui saluran mana kepada siapa dengan efek apa. Di sini dapat terlihat hubungan antara komunikasi politik dan
opini publik. Elemen siapa adalah mewakili komunikator politik, sementara mengatakan apa adalah mengandung pesan politik yang mau disampaikan dan
memakai simbol-simbol politik. Sementara, dengan saluran apa adalah media yang salah satunya media massa, kepada kepada siapa adalah berisi khalayak
atau publik dan yang terakhir adalah akibat apa yang berisi dampak dari komunikasi politik itu sendiri yang berupa opini publik. Selanjutnya dampak dari
opini publik akan mempengaruhi pada sosialisasi dan partisipasi politik masyarakat, pemberian suara dan kebijakan pejabat dalam mengambil keputusan
Salah satunya saluran yang paling ampuh dalam membentuk opini publik lewat komunikasi politik adalah media massa atau lebih khususnya adalah televisi.
Karena dengan opini publik sebenarnya mempunyai kekuatan dalam mengubah sistem politik yang ada yaitu dengan upaya membangunkan sikap dan tindakan
khalayak mengenai sebuah masalah politik danatau aktor politik. Dalam kerangka ini, media menyampaikan pembicaraan-pembicaraan politik kepada khalayak.
Bentuk pembicaraan politik tersebut dalam media antara lain berupa teks atau berita politik yang lagi-lagi di dalamnya terdapat pilihan simbol politik dan fakta
politik.
Dari penjabaran di atas dapat dilihat bahwa relasi antara komunikasi politik dengan opini publik erat kaitannya dan saling mempengaruhi satu sama lain.
5
Karena dalam keilmuan, komunikasi politik sangat berperan dalam pembentukan sebuah opini publik. Opini publik adalah hasil dari kegiatan komunikasi politik itu
sendiri. Dalam komunikasi politik yang dilakukan pemerintah akan berakibat pada opini publik yang berkembang di masyarakat terkait pada komunikasi politik yang
telah dijalankan oleh pemerintah. Dan opini publik yang berkembang di masyarakat akan mempengaruhi pula strategi penggunaan komunikasi politik oleh
komunikator politik itu sendiri.
Belajar memahami realitas hubungan komunikasi politik dan opini publik menunjukkan jika pelaksanaan PON Riau yang merupakan kebijakan pemerintah
adalah bagian penting dari pelaksanaan kebiajakan pembanngunan infrastruktur. Oleh karena itu kebiajakan ini perlu didukung denngan menggunakan PON XVIII
di Riau sebagai basis aktivitasnya. Namun kasus korupsi yang muncul menyisakan tanda tanya yang kemudian terciptanya Opini Publik negatif bagi
keberlangsungan PON itu sendiri apa benar semata-mata untuk pembangunan infrastruktur.
III. KEBIAJAKAN INFRASTRUKTUR, PON RIAU DAN OPINI PUBLIK