ABSTRAK
Penulisan makalah ini dilaterbelakangi oleh Opini Publik yang menguat jika terdapat hubungan antara Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional PON XVIII
di Riau dengan kebijakan pembangunan infrastruktur Gubernur Riau. Implikasi tehadap hubungan tersebut tampak dengan mencuatnya pelbagai kasus korupsi
yang terkait langsung dengan penyediaan pembangunan infrastuktur perhelatan kegiatan itu. Sehingga secara simultan memunculkan Opini Publik di Riau jika
perhelatan PON sebagai ‘modus operandi’ ladang perburuan rente ekonomi. Opini Publik menyebut modus tersebut dengan Kapitalisasi Infrastruktur.
Berdasarkan pada latarbelakang itu, makalah ini bertujuan untuk i Mengidentifikasi dan menganalisis keterkaitan kebijakan pembangunan
infrastruktur dengan pelaksanaan PON XVIII di Provinsi Riau. ii. Menganalisis dan menjelaskan hubungan kebijakan pembangunan infrastruktur dengan
pelaksanaan PON XVIII di Provinsi Riau. Untuk membantu menjelaskan dan menjawab tujuan tersebut digunakan pendekatan Komunukasi Politik dan Opini
Publik. Hasil penelaahan makalah ini menunjukkan bahwa i Menguaknya kasus korupsi terkait pembangunan infrastruktur bagi publik menunjukkan terdapat
hubungan signifikan pelaksanaan PON XVIII di Riau dengan kebijakan Kemiskinan Kebodohan dan Infrastruktur K2I. ii Menunjukkan jika
pelaksanaan PON XVIII menjadi penting by desain menggunakan APBD Riau yang besar Rp 4,5 trilyun lebih sebagai bagian dari perburuan rente ekonomi
yang oleh publik disebut dengan istilah Kapitalisasi Infrastruktur.
Keywords: Kapitalisasi Infrastuktur, PON Riau dan Opini Publik
I. PENDAHULUAN
3
Hubungan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XVIII dengan Opini Publik yang menguat dengan kebijakan pembangunan infrastruktur Gubernur Riau tidak
dapat dinafikan. Seberapa besar implikasinya terhadap realitas pada hubungan tersebut tampak sejalan mencuatnya pelbagai kasus korupsi yang menimpa
beberapa orang anggota DPRD Riau, mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudyaan beserta beberapa stafnya dan pegawai kontraktor besar PT
Pembangunan Perumahan. Hal ini terkait langsung dengan penyediaan pembangunan infrastuktur perhelatan kegiatan itu. Sehingga secara bersamaan
memunculkan Opini Publik di Riau jika perhelatan PON sebagai pintu masuk bagi adanya dugaan ladang korupsi melalui APBD Riau.
Opini Publik terkait dengan kelayakan Riau sebagai tuan rumah PON XVIII menyisakan perdebatan terhadap urgensinya. Pilihan menjadi tuan rumah dengan
membangun pelbagai infrastruktur pendukung PON melalui APBD atau digunakan untuk pembangunan lainnya, seperti mendukung sarana pendidikan
dan pembangunan ketertinggalan di kawasan pinggiran Riau merupakan perdebatan yang tiada henti.
Meski perdebatan itu tetap berjalan, namun logika yang dibangun pemerintah provinsi Riau menciptakan keyakinan jika PON adalah bagian penting bagi
mendukung infrastruktur. Apalagi yang didengung-dengungkan bahwa semua pembangunan infrastruktur fisik akan menggunakan dana pemerintah pusat.
Namun nyatanya anggaran PON yang menghabiskan hampir Rp 4,5 trilyun sebagian besar diambil dari APBD Riau. Dan dari sini pula bencana terkait dengan
pembangunan infrastruktur menyebabkan anggota DPRD Riau dan Pemerintah Provinsi Riau terlibat kasus korupsi.
Berdasarkan pada realita tersebut tak dapat dipungkiri jika Opini Publik yang mengemuka terkait dengan pelaksanaan PON di Riau menjadi pilihan yang sulit.
Penyesalan penyelenggaraan dengan dampak korupsi yang terjadi tidak menunjukkan keuntungan memadahi. Oleh karena itu tidak heran jika
menimbulkan Opini Publik bahwa penyelenggaraan PON adalah pintu masuk melakukan korupsi APDB Riau.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut mendasari terhadap tujuan penulisan makalah ini yakni i. Mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara
kebijakan pembangunan infrastuktur dengan pelaksanaan PON di Provinsi Riau? ii Menganalisis dan menjelaskan hubungan kebijakan pembangunan
infrastruktur dengan pelaksanaan PON di Provinsi Riau.
II. TINJAUAN PUSTAKA