Bahasa dan Kekuasaan Komunikasi

konstruksi dalam proses interaksi social budaya setiap hari di tengah masyarakat. Setiap orang adalah anggota masyarakat yang didalamnya integral nilai-nilai budaya termasuk bahasa di dalamnya. Artinya Bahasa tidak tidak mungkin lepas dari konstruksi social seseorang., Setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya dalam penggunaan bahasa yang berbeda antara satu negara dengan lainnya berbeda, karena sudah dikenal dari pemanfatan bahasa masing-maisng. Kecuali tidak ada kecintaan terhadap bahasa asal. Disinilah letak pentingnya bahasa, yang memang harus diaplikasikan dan dikembangkan dengan penuh rasa, cipta dan karsa. Karenanya bahasanya tidak boleh dipermainkan gaming of language karena merepresentasikan identitas. Aceh sebagai salah satu suku bangsa yang mempunyai sejarah besar dalam literatur Indonesia menggunakan bahasa Aceh dan bahasa Melayu Jawoe dan bahasa dengan semua karya sastra terutama hikayat sangat penting dalam prose rekonstruksi orang Aceh. Hikayat merupakan salah stau karya sastra Aceh yang paling terkenal dan dominan dari masa ke masa. Hikayat mengandung beragam nilai-nilai social budah, agama bahkan politik yang kesemuanya integral dalam diri orang Aceh. Sebagai seni karya tutur, hikayat dibacakan mellaui meunsah-meunsah sebagai wadah musyawarah masyarakat Aceh. Meunasah meruakan tempat ibadah, pusat pemerintahan tingkat gampong desa seklaigus sebgaii wadah pendidikan, pengembangan masyarakat dna penyelesaian konflik di tengah masyarakat. Karena proses yang snagat mendasar hikayat menjadi sangat terkenlkl karena orang Aceh lebih menyukai bahasa tiutur dibandingkan bahasa tulis. Hikayat digunakan sebagai saranba eksresi masyarakat Aceh mengenai apa yang mereka yakini dan inginkan. Hikayat kemudian menjadi bagian tridka terpisahkan dalam konstruksi masyarakat Aceh. Hikayat menjadi integral dlaam proses metamorphosis masyarakat Aceh sejak dari zaman kejayaan Kerajaan Aceh, zaman perang Aceh, zaman orde lama dan Baru hingga zaman operasi militer dan reformasi. Hikayat menjadi sarana pendidikan sekaligus sebagai hiburan yang dipandang sesuai dengan nilai-nilai Islam, digunakan juga sebagai media penyampaian program-program emerintah, kitik social dan perjuangan serta pengembangan nilai-nilai kebaikan dna keluarga.

B. Bahasa dan Kekuasaan Komunikasi

Bahasa adalah sebuah fakta sosial language is a a social fact. Ferdinard de Saussare menengaskan bahwa dalam proses interaksi social sangatlah penting mengenal dan memahami bahasa agar dapat mengindentifikasi persoalan yang sesungguhnya. Setiap bahas ammeunyai karakter dan sesuatu yang bersifat alamaiah, lahir secara sontan dalam setiap individu. Manusia mmeunyai kemmapuan intelegensia dan kekuatan itu berkembanga dalam kekuatan sosial Halliday, 1993:1 Bahasa merupakan kombinasi sempurna dari percakapan atau sering juga disebut berbicara. Hal itu mennadakan perbedaan antara manusia dan binatang. Doubleday Pictoria dalam buku Communivcation and Language ; Network of Thought and Action 1986:48 menyatakan bahwa manusia telah mengenai dan memperlajari bahasa sejak bayi dari orang tua mereka. Dan dalam proses kehidupan selanjutnya manusia mempelajari dan memahami simbil- simbol dari bahasa bahkkan manusia dalam proses selanjutnya mampu memproduksi makna dari bahasa tersebut. Page | 2 Rahardi, 2006:11 menjelaskan fungsi bahasa proses konstruksi dan metamorphosis seseorang ditengah masyarakat, yaitu : Pertama, perlu disepakati terlebih dahulu bahwa dalam fungsinya sebagai peranti aau apparatus komunikasi dan interaksi, bahasa tidak perlu diperdebatkan lagi berperan sebagai penjamin terjadinya komunikasi dan interaksi tersebut. Kedua, sosok bahasa memiliki salah satu peran dan fungsi yang mendasar yaitu sebagai medium penyampai maksud dan tujuan, sebagai saluran atau lorong penyampai pikiran, gagasan, ide dan keinginan. Pada dasarnya bahasa bersifat fleksibel dan artif, artinya bahasa senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan zamannya. Dengan bahasa, manusia dapat mempelajari dan memahami realitas kehiduan dan sebagai alat komunikasi yang paling efektif untuk menyampaikan aa yang diikirkan kepada oran laian. Artinya aktivitas manusia tercermin dalam bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Aktivitas berbahasa seringkali digunakan melalui tindakan berbicara yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Demikian pentingnya peran bahasa dalam kehiduan manusia, akan tetapi bahasa tidak hanya berfungsi memperjelas informasi yang disamikan keada pihak lain, melainkan yang lebih krusial bahwa bahasa memperjelas identitas dan status seseorang dan sebuah budaya. Bahas ayang dipergunakan seseoran dapat menilai identitas dan memberikan cirri dan status dalamkehidupan serta dalam proses asimilasi. Proses ini semua dapat memebtuk system keprcayaan system of belief. Simbol-simbol yang terbentuk dari interaksi dan kesepakatan sosial mmengandung nilai- nilai sosila yang dipertukarkan oleh anggota masyarakat dalam proses komunikasi. Simbol- simbol tersbeut meruakan reresentasi dari mental dan cara berpikir masyarakat tertentu, serta menjadi landasan dalam proses interaksi selanjutnya. Artinya bahasa adalah realitas seseorang atau sebuah budaya, sebaliknya indetitas seseorang dapat dilihat dari enggunbaan bahasa sehari-hari. Dalam tatanan sosial bahasa dan komunikasi yang terjadi dapat menyebabkan pergeseran-ergeseran makna dari apa yang selama ini diercayai. Dari emahaman ini menjelaskan bahwa segala segi sosial budaya dapat secara leluasa memproduksi dan memperkuat nilai-nilai dan makna-mkan dalma budaya tertentu. Bahasa yang dipergunakan menciptakan suatu peristiwa komunikasi, yang meruakan sarana yang memungkinkan semua orang mampu mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan seklaigus membentu membangun persepsi mengenai peristiwa-eristiw adalam proses komunikasi. Bahasa juga dipercaya mampu mennetukan kehidupan manusia, manusia tidka mungkin berinteraksi tanpa bahsa baik verbal mauun nonverbal. Karena jika tana bahasa orang tidak dapat menyampaikan apapun yang mereka pikirkan dan rasakan kepada ihak lainnya. Artinya tiada realitas tanpa bahasa, dan bahasa yang integral pemahaman merupakan kunci dalam menciptakan, memahami dan memaknai realitas bahkan membuat kesepakan diantara individu- individu ditengah masayarakat. Menurut Hilladay 1993:1 bahwa bahsa adalah sesuatu yang dihasilkan dari proses social dan kemudian kembali secara terus menerus dipergunakan oleh setiap morang untuk menggambarkan dan memahami proses social. Proses tersebut menandakan bahwa bahasa selalau berubah, bahkan bahas amuncul dalam kehidupan individu melalui kegiatan perubahan Page | 3 makna-makna yang signifikat dengan yang lainnya. Kegiatan manusia mengenal bahsa dimulia semenjak kanak-kanak dimana seorang anak mengenai bahasa dan realitas sosialnya dari seorang ibu yang membahasakan dan mengajakrkan kepadanya. Dalam proses selanjutnya seorang anak mengenal, memehamai dan mempelajari realitas selanjutnya secara terus menerus dalam realitas social yang lebih luas yanitu lingkungan social masyarakat. Pada tahap ini, seseorang ,mampu memahami bahkan mencitakan makna berdasarkan engalaman dan pengematan dalam interaksi yang berlangsung. Pengalaman social seterusnya mengkonstruksi budaya yang kemudian menjadi landasan proses social masyarakat selanjutnya. Bahasa sebagai alat konstruksi realitasi bagi individu dan sosial menjadi penentu realitas sosila yang akan dihasilkan karena bahasa membentuk realitas pikir sesorang. Setiap oranbg merupakan anggota budaya tertentu yang dalam proses sehari-hari secara singnifikant integral dalam kehidupan sehari-hari. Pengguna bahasa tidak hanya mempunyai kemampuan tata bahasa, kosa kata, logat, gaya bahasa, teknik penyampaian, namun dituntut juga pengguna bahasa mempunyai pengetahuan yagng budaya dimana bahasa tersebut tumbuh dan berkembangan serta menjadi bagian dari identitas bahasa tersebut. Dalam proses interaksi komunikasi banyak informasi atau pesan yang disampaikan dan bahkan manusia dalam proses tersebut menjadi penentu dari tindakan yang berlangsung. Manusia menjadi enentu dalam proses enggunaan bahasa karena bahasa memunyai makan dan nilia tertentu karena manusia yang menggunakannya. Jalaluddin Rahmat 1993:39, 1995:50 menjelaskan bahwa adanya asumsi-asumsi yang berkaitan dengan peranan bahasa dalam mengkonstruksi sebuah realitas social sebagaimana yang dinyatakan oleh Hilladay 11993:2 menyebutknnya dengan social management moment yaitu sebuah gerakan yang muncul berkat dorongan pemikir interaksi simbolik Beberapa asumsi gerakan ini adalah : 1. Dunia ini tidkalah tampak secara obyektif, melinakan diketahui mellaui pengalaman yang umumnyta diengaruhi bahsa. 2. Kategori linguistic yang dipergunakan untuk memahamai realitas bersifat situasional, karena kategori nmuncul dari interaksi social dalam kelomok dan waktu tertentu. 3. Realiats dipahamai pada waktunya tertentu ditentukan oleh konvensi komunikasi yang berlaku pada waktu tersebut karena stabilitas pengetahuan lebih banyak bergantung pada perubahan social dari pada realitas obyektif di luar pengalaman manusia. 4. Pemahaman terhadap realitas terbentuk secara social menciptakan banyak aspek kehidupan lain yang penting. Bahasa mempengaruhi cara kita berpikir dan berprilaku dalam kehidupan sehari-hari dan hal itu ditentukan oleh bagaimana seseorang memahamai realitas yang dihadapi. Bahasa menjalankan fungsi dalam pproses komunikasi dengan membantu manusia untuk memermudah mencapai tujuan mereka karena emakainan bahasa yang baik, mnausia data dengan leluasa dan terbuka menyamaikan ide-ide, pikiran dan gagasan kepada ihak lain dengan tujuan tertentu yang telah ditetapkan. M.A.K. Halliday dalam bukunya Explorational in The Functional of Language 1973 mengemukakan bahwa bahasa nmempunyai fungsi yang snagat penting bagi proses kehidupan manusia, yaitu : Page | 4 1. Fungsi instrumental the instrumental function, yaitu bahsa yang dipergunakan untuk menyatakan keadaan lingkungan yang disebabkan leh eristiwa-peristiwa tertentu untuk menghasilkan kondisi dan situasi yang diinginkan. 2. Fungsi regulatif regulative function,, bertindak untuk mengawasi serta mengendalikan peristiwa-peristiwa. 3. Fungsi representasi the representative function, adalah penggunaan bahasa untt membuat pernyataan-pernyataan, menyamaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan dengan kata-kata untuk menggambarkan dan mereresentasikan realitas yang sebenarnya. 4. Fungsi interaksi the interaction function, adalah fungsi untuk menjamin serta memantapkan ketahanan dan kelangsungan komunikasi dan interaksi sosal. 5. Fungsi perorangan personal function, yaitu memberikan kesempatan kepada sesorang pembicara untuk mengekpresikan perasaan, emosi, pribadi serta reaksi-reaksinya secara mendalam. 6. Fungsi heuristik heuristic function, yaitu melibatkan penggunaan bahasa untuk memperoleh ilmu pengetahuan 7. Fungsi imajematif imagimative function, yaitu fungsi yang dipergunakan untuk menciptakan system-sistem atau gagasan-gagasan yang bersifat oimajimatif. Berdasarkan fiungsi bahasa menjelaskan bahw abahasa terlibat dalam segala aspek dan struktur kehidupan manusia tanpa terkecuali . proses tersebut secara sirkuler terus berlangsung walau mengalami perubahan-perubahan dalam prosesnya. Bahas amenjadi penentu dalam realita manusiam bahkan transformasi pesan melalui media massa bentuk apaupun membutuhkan bahasa untuk menciptakan pesan yang sesuai dan tepat sehingga data dipahami oleh masyarakat dengan pemahamahan yang mereka miliki. Peran sentral bahasa dalam kehidupan manusia menyebbaklan bahasa dalam proses konstruksi individu juga setral. Dan bahasa tidak hadir apa adanya atau naif meliankan bahasa mengandung nilai-nilai, system belief dan ideology tertentu. Artinya bahasa yang dimanfatakan manusia untutk mengkonstruksi realitas mengandung nilai, sistem kepercayaan dna ideologi yang melekat dalam bahasa dan penggguna bahasa. Pengguna bahsa adalah anggota masyatakat, sistem kepercayaan, penganut nilai dan ideologi tertentu dan semuanya itu nilai- nilai yang integral dalam proses konstruksi seseoran sheingga proses metamorphosis yang dialami seseoran juga ditandai oleh realitas tersebut. Artinya teks yang dihasilkan oleh individu sebagai anggota masyarakat dipenuhi oleh keentingan yang melingkupi masyarakat tersebut. Tim Dant dalam bukunya Knowledge, Ideology dan Discourse 1991 menyatakan bahwa bahasa terikat dengna hal-hal lain di luar bahasa seperti ilmu pengetahuan, ideologi, dan social budaya dimana individu tersebut tumbuh. Halliday 1993:1 memperkuat pernyataan tersebut, bahwa bahsa adalah suatu fakta sosia language is a social fact. Bahasa adalah fakta social yang dipergunakan dalaminteraksi sehari-hari yang menghasilkan dan saling tukar menukar makna. Bahasa adalah produk social, maka bahasa adalah suatu yang dihasilkan dari dan harus melibatkan proses sosial terlebih dahulu. Menurut asumsi sosiolinguistik bahwa bahasa hamper tidak mungkin dipisahkan dari pengaruh dan konstek sosial atau unsur-unsur sosial lainnya. Page | 5 Hal diatas memperkuat bahwa dalam roses interkasi, bahasa adalah alat interaksi komunikasi yang menciptakan, menambah dna menyempurnakan proses tersebut. Proses komunikasi yang mengharapkan khalayak atau lawan bicara memahami isipesan yang dikomunikasikan, maka dalam proses tersebut terdapat upaya saling tukar menukar makna atau berbagi makna bersama. Sehingga kedua belah pihak memunyai asumsi dan persepsi yang sama terhadap apa yang diinginkan, dihasilkan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bahasa mempunyai dan membutuhkan lingkungan untuk berkembang dan manusia mengenal bahasanya semenjak bayi yang dimulai dengan bahasa ibuawal taboo language. Halliday menjelaskan 1993:2 bahwa bahasa mampu menciptakan struktur social dan memunyai peranan sentral dalam kehiduan masyarakat. Melalaui bahasa pola-pola social ditransmisikan kepada pihak lain dan sekaligus individu belajar bertindak sebagai individu, anggota keluarga dan masyatakat. Namun dalam proses interaksi muncul perbedaan dan ketidakseimbangan yang merupakan implikasi struktur social dan system belif masyarakat. Ketidaseimbangan dna ketidakadilan sanagt muncul dalam proses interaksi disebbakan relais dominan struktur atau kelompok social tertentu dalam masyarakat tersebut. Dale Spender 1985 : 3, menjelaskan bahwa bahasa adalah produk kemanusiaan yang merupakan sesuatu yang dciicptakan oleh manusia dan senantiasa dapat dimodifikasi, diubah, ditambah, dikurangi, menguntungkan dan merugikan kelompok tertentu. Ditegaskan bahwa bahasa adalah fakta yang berbicara, yaitu hasil proses interaksi sosial ditengah masyarakat. Atas dasar fakta tersebut bahawa tidak bisa lepas dari sistem masyarakat dimana bahasa tersebut tumbuh dan berkembang. Bahasa yang dipergunakan bukan hanya menghasilkan teks tertulis lisan, melainkan bahsa dalam konsteks ini adalah teks dan sekaligus konsteks yang mengandung makna. Artinya bahasa dan teks merupakan realitas yang tumbuh dari nilai-nilai social, ideology dan sistem kepercayaan suatu masyarakat pengguna bahasa tersebut. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa erat kaitannya dengan ideologi tertentu, maka bahasa sangat mugnkin mengami kontrol sosial dari kelompok sosial tertentu yang juga dominan ditengah masyarakat. Dalam posisi tersebut, bahasa data mempetukarkan struktur social atau sistem sosial dnegan pola-pola dominan suatu pemahaman. Oleh karenanya bahasa merupakan kekuatan dalam praksis social yang mengikat anggota social masyarakat. Kekuatan social tertentu mewarnai proses konstruksi individu, kelompok dan masyarakat.

C. Hikayat Dalam Masyarakat Aceh