Sifat Adsorpsi Arang Aktif Pemanfaatan Arang Aktif

7 NaSO 4 , SO 2 , ZnCl 2 , Na 2 SO 3 , NH 4 2 S 2 O 8 Kirk Othmer 1940 dalam Djatmiko et al. 1985; Jagtoyen Derbyshire 1998; Castila et al. 2000; Sabio et al. 2003. Pada cara kimia, sebelum dipanaskan arang direndam dalam larutan larutan kimia selama 24 jam lalu ditiriskan, selanjutnya dipanaskan pada suhu 600-900 o C selama 1 – 2 jam. Dengan suhu tinggi tersebut diharapkan bahan pengaktif dapat masuk di antara lapisan atau plat heksagonal kristalit arang dan membuka permukaan arang yang tertutup Tanaike Inagaki 1999. Menurut Pari 2004, cara kimia sering menyebabkan pengotoran pada produk arang aktif. Hal ini disebabkan bahan pengaktif kimia meninggalkan sisa oksida yang tidak larut air pada saat proses pencucian. Untuk mengikat kembali sisa bahan kimia atau abu yang menempel biasanya dilakukan pelarutan HCL pada arang aktif.

2.2.2 Aktivasi Arang Aktif Secara Fisika

Aktivasi arang aktif secara fisika adalah proses untuk memperluas dimensi struktur molekul dan memperluas permukaan produk arang dengan menggunakan perlakuan panas pada temperatur 800-1000 o C dengan mengalirkan gas oksidasi seperti uap air dan CO 2 ACS 1996 dalam Manocha 2003 atau hanya dengan pemanasan saja tanpa dialirkan uap air atau CO 2 Gani 2007. Proses aktivasi dengan uap air atau gas CO 2 pada suhu di bawah 800 o C, akan berlangsung sangat lambat, sedangkan pada suhu di atas 1000 o C dapat menyebabkan kerusakan struktur kisi-kisi heksagonal arang. Menurut Pari 2004 prinsip pembuatan arang aktif secara fisika adalah dengan mengalirkan uap air atau CO 2 pada arang yang dipanaskan. Reaksi ini berjalan secara endotermis sehingga proses aktivasinya kurang efektif. Untuk meningkatkan efektifitas aktivasi dapat dilakukan pemanasan permukaan luar unit aktivasi untuk meratakan distribusi panas.

2.3 Sifat Adsorpsi Arang Aktif

Adsorbsi adalah pembentukan lapisan berupa gas atau cairan oleh molekul dalam fasa fluida pada permukaan padatan oleh gaya tarik Van Der Waals. Dimana terjadi perubahan kepekatan molekul, ion atau atom antar permukaan dalam dua fase. Bila ke dua fase saling berinteraksi, maka akan terbentuk suatu 8 fase baru yang berbeda dengan masing-masing fase sebelumnya Manocha 2003; Pari 2004. Faktor yang mepengaruhi daya serap adsorpsi arang aktif Sembiring Sinaga 2003 yaitu : 1. Sifat arang aktif sebagai adsorben, yaitu ukuran dan kehalusan pori, semakin kecil pori-pori arang aktif, luas permukaan semakin besar dan kecepatan adsorpsi bertambah. 2. Sifat komponen yang diserap adsorbat, yaitu ukuran dan polaritas molekul, gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan. 3. Sifat larutan, yaitu temperatur dan pH, pada asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan dengan penambahan asam mineral yang mengurangi ionisasi asam organik tersebut, sedangkan bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam. 4. Lamanya proses adsorbsi atau waktu kontak. Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selain ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.

2.4 Pemanfaatan Arang Aktif

Terdapat tiga kelompok penggunaan arang aktif dalam industri LIPI 1999, yaitu: 1 Penggunaan untuk gas seperti; pemurnian gas desulfurisasi, menghilangkan gas beracun, bau busuk dan asap, pengolahan LNG desulfurisasi dan penyaringan bahan mentah, katalisator katalisator reaksipengangkut vinil klorida dan vinil asetat, pengunaan lain mengilangkan bau pada kamar pendingin atau mobil. 9 2 Penggunaan untuk cairan; Industri obat dan makanan menyaring dan menghilangkan warna, industri minuman ringan dan keras menghilangkan warna dan bau, kimia perminyakan zat perantara dan penyulingan bahan mentah, pembersih air menyaring dan menghilangkan warna, bau zat pencemar dalam air, sebagai alat pelindung dan penukar resin dalam alat penyulingan air, pembersih air buangan membersihkan air buangan dari pencemar, warna, bau dan logam berat, penambakan udang dan benur pemurnian, menghilangkan bau dan warna air tambak, pelarut yang digunakan kembali penarikan kembali berbagi pelarut, sisa metanol, etil asetat dan lainnya. 3 Penggunaan lainnya; Industri pengolahan pulp pemurnian dan penghilangan bau, industri pengolahan pupuk pemurnian, pengolahan emas pemurnian, penyaringan minyak makan dan glukosa menghilangkan warna, bau dan rasa tidak enak. Menurut Fitriani 2007, arang digunakan sebagai penghantar zat antikanker pada tubuh manusia. Karbon aktif diubah menjadi sejenis batang berukuran sepersejuta meter atau disebut nanohorn, yang salah satu ujung silindernya meruncing. Pada ujung silinder tersebut, disempalkan atau dimasukkan butiran 1-2 obat kanker berukuran nanometer bernama cisplatin. Selanjutnya disuntikkan ke tubuh pasien, dimana nanohorn masuk ke peredaran darah dan hanya terakumulasi dalam sel kanker, tidak menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini karena sifat sel kanker lebih mudah menyerap benda berukuran 100 nanometer dibandingkan sel tubuh lainnya. Setelah berkumpul di dalam sel kanker, obat dalam kapsul nanohorn itu perlahan lepas untuk mematikan sel kanker. Sistem penghantar obat itu lebih efektif untuk pemusnahan kanker dan tumor serta tanpa efek samping. Penelitian yang dilakukan Richard C. Kaufman, Ph.D dari National Health Federation, Minessota Amerika Serikat. Arang terbukti bersifat antipenuaan dan memperpanjang umur sebanyak 40 hewan percobaan. Hal ini disebabkan arang menjaga sensitivitas tubuh dari bahan kimia dan racun yang merusak sel tubuh. Arang juga menyeimbangkan metabolisme lemak, menurunkan kinerja sintesis protein pemicu penuaan, penurunan RNA, penghambat arteriosklerosis dan 10 fibrosis. Selain itu arang sebagai pereduksi kolesterol dimana sejumlah pasien berkolesterol tinggi yang diberi konsumsi 8 g arang per hari turun 25 dari total kolesterol, 41 kolesterol jahat LDL low density lipoprotein, serta melipatgandakan rasio HDLLDL kolesterol. Hal ini karena arang menyerap penyumbat jantung dan melancarkan peredaran darah koroner British Journal of Nutrition dalam Fitriani 2007.

2.5 Tanaman Nyamplung Calophyllum inophyllum L