ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH KOTA

12 24 48 9 569.470 2.645.142 867.274 507.857 430.586 2.003.895 728.673 509.673 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 Psr. Merdeka Psr. Jl. Dew i Sartika Psr. Bogor Psr. Jambu Dua Lokasi B ia y a O p e ra s io n a l Vol. Sampah terangkut m3hari Sistem Konvensional Sistem Modern Gambar 9. Diagram Perbandingan Biaya Energi Sistem Pengelolaan Sampah Secara Konvensional dan Secara Modern

D. ALTERNATIF PENGELOLAAN SAMPAH KOTA

Pengelolaan sampah merupakan salah satu prioritas program pemerintah Kota Bogor pada tahun 2005-2009 dalam rangka pengelolaan kesehatan lingkungan masyarakat. Tujuan pengelolaan sampah adalah untuk mengubah sampah menjadi bentuk yang tidak mengganggu, dan menekan volume sehingga mudah diatur. Selama ini alternatif pengelolaan sampah yang ada di Kota Bogor yaitu dimulai dengan melakukan pengumpulan sampah, pengangkutan sampah ke TPA Galuga, pembakaran sebagian sampah dengan insinerator dan pengolahan sampah di TPA Galuga dengan pengomposan. Di Kota Bogor mempunyai 2 unit insinerator di Pasar Bogor dan 3 unit insinerator di DLHK Kota Bogor. Pengelolaan sampah dengan insinerator di kedua tempat tidak lagi beroperasi dikarenakan biaya operasional yang mahal. Jika sampah diangkut dan diolah menjadi kompos di TPA, masalah yang timbul adalah tidak semua sampah dapat terangkut dikarenakan banyak pemukiman warga yang susah dijangkau oleh mobil pengangkut sampah dan kebiasaan warga pinggir sungai yang membuang sampahnya ke sungai. Beberapa alternatif pengelolaan sampah adalah penumpukan, pengomposan, pembakaran, sanitary landfill , untuk pakan ternak serta untuk pembuatan biogas. Penumpukan memang cara yang sederhana dan murah, namun akan menimbulkan resiko berjangkitnya penyakit menular dan pencemaran yang berupa bau dan kekumuhan. Pembakaran akan menimbulkan pencemaran asap, bau dan kebakaran. Pembakaran dengan teknologi incineration yaitu sampah dibakar pada suhu yang sangat tinggi memang sampah akan terbakar habis, namun dibutuhkan biaya investasi dan operasional yang sangat tinggi dan suhu minimal agar sampah dapat terbakar habis seringkali tidak dapat dicapai sehingga pembakaran menghasilkan pencemaran. Sanitary landfill merupakan cara yang paling murah, tidak ada pemisahan sampah dan investasi masih rendah, namun memerlukan tanah yang luas, sehingga untuk kota besar tidak memungkinkan, selain itu pengoperasiannya harus sesuai dengan standar dan dapat menimbulkan gas metana yang berbahaya. Untuk pakan ternak merupakan cara yang paling efektif, namun ternak hanya menyukai jenis sampah tertentu, misalnya sampah sayuran yang masih segar. Pembuatan biogas dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi yang menguntungkan jika dibandingkan dengan bahan bakar tradisional misalnya kayu, namun dibutuhkan biaya investasi yang tinggi dan cara yang tidak sederhana. Sehingga dalam waktu dekat pengomposan adalah alternatif yang paling mungkin diterapkan karena pengomposan hanya membutuhkan teknologi yang sederhana, dengan biaya penanganan yang relatif rendah, serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak. Seperti yang telah disinggung sebelumnya pada sub bahasan C, alternatif untuk sistem pengelolaan sampah kota khususnya sampah pasar yaitu dengan pengolahan sampah mendekati sumbernya yaitu di lokasi TPS pasar sebagai sistem pengelolaan sampah pasar secara modern. Pengolahan sampah mendekati sumbernya dapat dilakukan dengan pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. Pengomposan sampah kota khususnya sampah pasar yang kaya akan sampah organik merupakan kegiatan yang memberikan nilai ekonomis baik dilihat sebagai suatu unit produksi maupun sebagai subsistem dari keseluruhan operasional pengelolaan sampah. Manfaat ekonomi tersebut tidak hanya diperhitungkan dari selisih antara nilai penjualan dengan biaya produksi kompos, akan tetapi dapat dilihat dari nilai biaya pengangkutan dan pembuangan akhir sampah sebagai akibat dari terjadinya penurunan volume sampah yang harus dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor. Kegiatan pengomposan yang dilakukan sebagai alternatif sistem pengelolaan sampah di Kota Bogor dapat dilakukan secara sederhana pada tiap-tiap pasar yaitu seperti dilukiskan dalam diagram pada Gambar 10. Gambar 10. Proses Pengolahan Kompos Pasar-pasar di Kota Bogor setiap harinya menghasilkan sampah organik yang rata-rata diatas 60 persen dari total sampah yang dihasilkan. Hal ini sangat berpotensi untuk diolah menjadi kompos. Sampah organik diasumsikan akan mengalami penyusutan sebesar 80 setelah menjadi pupuk kompos. Besarnya biaya untuk mengolah sampah organik menjadi kompos Pengangkutan sampah Pemilahan bahan organik dan anorganik Pencacahan Proses fermentasi dan pencampuran dengan bioaktivator Pemantauan suhu dan kelembaban selama 2 minggu Pengeringan Pengemasan telah dibahas dalam sub bahasan C pada Tabel 9. Secara keseluruhan alternatif sistem pengelolaan sampah kota sampah pasar dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11. Alternatif Pengelolaan Sampah Kota Sampah Pasar

E. POTENSI PUPUK KOMPOS