SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH TINJAUAN PUSTAKA

Pembuangan penimbunan sampah adalah menempatkan sampah pada suatu tempat yang rendah, kemudian menimbunnya dengan tanah. Menurut Ismawati 2001 di dalam Mustika 2006 penanganan sampah dengan cara pembakaran mengakibatkan kerugian-kerugian antara lain membangkitkan pencemaran, mengancam kesehatan masyarakat, memberi beban finansial yang cukup berat bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi insinerator, menguras sumber daya finansial masyarakat setempat, memboroskan energi dan sumber daya material, mengganggu dinamika pembangunan ekonomi setempat, meremehkan upaya minimisasi sampah dan pendekatan-pendekatan rasional dalam pengelolaan sampah, memiliki pengalaman operasional bermasalah di negara-negara industri, sering kali melepaskan polusi ke udara yang melebihi standarbaku mutu, menghasilkan abu yang beracun dan berbahaya dan dapat terancam bangkrut apabila jumlah tonase sampah yang disetorkan kurang dari perkiraan awal. Menurut Apriadji 2004 di dalam Kurniawan 2006 bahwa untuk melakukan penanganan masalah sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaraanya penimbunan tanah landfill, penimbunan tanah secara cepat sanitary landfill , pembakaran incineration, penghancuran pulverization, pengomposan composting, untuk makanan ternak hogfeeding, pemanfaatan ulang recycling dan pembuatan briket arang sampah.

D. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH

Ada tiga konsep pengolahan sampah yang ideal yaitu pengolahan sampah di sumber sampah, pengolahan sampah di TPS dan pengolahan sampah di TPA. Sistem sentralisasi adalah pemusatan pembuangan sampah kota di satu lokasi atau TPA. Sementara sistem desentralisasi adalah membagi tempat pembuangan sampah kota di beberapa TPS. Adapun sistem sentra- desentralisasi atau disingkat se-desentralisasi adalah menggabungkan kedua sistem tersebut dengan keberadaan TPA dan TPS. 1. Pengolahan sampah di sumber sampah Dua hal yang perlu dilakukan oleh produsen sampah. Pertama, memisahkan sampah organik dan anorganik dengan menempatkan di bak sampah yang berbeda. Hal yang kedua yaitu membakar sampah organik setiap hari minimal sekitar 10 persen dari total volume sampah yang ada hari itu. Untuk sampah anorganik sebaiknya dijual ke pemulung. Namun, jika tidak bisa dijual maka perlu dibakar atau dipisahkan dengan karung untuk dibawa oleh truk sampah. Pengolahan sampah organik menjadi kompos secara teoritis bisa dilakukan di sumber sampah. Namun, dalam praktiknya akan memerlukan banyak waktu, tempat, serta menghasilkan bau yang tidak sedap di lingkungan sekitarnya. 2. Pengolahan sampah di TPS Lokasi TPS bila mungkin berada di dalam lingkungan lokasi sumber sampah. Namun, bila tidak mungkin maka harus diupayakan lokasinya berada di kecamatan. Adapun manfaat dari PS-TPS ini adalah sebagai berikut: a. Mengurangi arus sampah kota menuju TPA b. Menjadikan model pengolahan sampah untuk setiap pasar tradisional c. Mewujudkan lingkungan pasar yang bersih d. Memberikan lapangan kerja tambahan bagi masyarakat ekonomi lemah di sekitar lokasi pasar e. Memacu semangat berkarya mengolah limbah dan mengubahnya menjadi bahan yang laku dijual f. Merupakan show window bagi para calon produsen kompos untuk dapat ditiru karena lokasi pasar yang srategis g. Memberikan kontribusi positif pada penyediaan pupuk organik sebagai alternatif lain yang kualitasnya lebih baik, harganya lebih murah, dapat dibuat sendiri dan pasokan terjamin dibandingkan pupuk kimia h. Secara tidak langsung ikut berperan dalam mewujudkan pertanian organik. Gambar 3. Diagram alir pengolahan sampah di TPS 3. Pengolahan sampah di TPA Permasalahan yang umumnya terjadi pada pengelolaan sampah kota di TPA, khususnya di kota-kota besar adalah adanya keterbatasan lahan, polusi, masalah sosial dan lain-lain. Oleh karena itu, pengolahan sampah di TPA harus memenuhi prasyarat sebagai berikut : a. Memanfaatkan lahan TPA yang terbatas dengan efektif b. Memilih teknologi yang mudah, murah dan aman terhadap lingkungan c. Memilih teknologi yang memberikan produk yang bisa dijual dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat d. Produk harus dapat terjual habis Sudradjat, 2007.

E. PEMANFAATAN SAMPAH