SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA

tekstil, sedangkan sampah kaca, kayu, logam dan karet berasal dari sisa pedagang pecah belah, buah-buahan, sembako, elektronik dan lain-lain.

2. Sifat Kimia Sampah

Untuk sifat kimia sampah Kota Bogor, DLHK Kota Bogor tidak secara langsung melakukan perhitungan sendiri terhadap sifat kimia sampah. Departemen Cipta Karya Jakarta pada Tahun 2006 melakukan penelitian terhadap sifat kimia sampah Kota Bogor mengenai “Profil Kota Bogor 2006”. Karakteristik timbulan sampah Kota Bogor berdasarkan sifat kimianya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Sifat kimia sampah Kota Bogor Parameter Nilai Kadar Air Kadar Abu Kadar C- Organik Kadar N Kadar P CN Nilai Kalor 58.82 7.75 39.46 0.97 17,052.30 mgkg 40.68 2,200 – 2,500 kkalkg Sumber: Konsultan, Departemen Cipta Karya Jakarta 2006

B. SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KOTA

Dari limbah yang dihasilkan di beberapa daerah dapat dilakukan penanganan dengan beberapa kemungkinan yaitu didaur ulang menjadi bahan baku pada suatu proses produksi kertas, karton, plastik, logam, botol dan sebagainya, diolah menjadi kompos umumnya dari jenis sampah organik, ditumpuk di tempat pembuangan sampah akhir. Penanganan sampah yang tepat, selain dapat menjadi jalan keluar dari masalah keterbatasan lahan untuk penumpukanpembuangan sampah, juga dapat memberikan manfaat atau nilai ekonomis. Secara umum pengelolaan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Bogor tetapi masyarakat bertanggung jawab untuk mengumpulkan atau menempatkan sampah rumah tangga pada tempat sampah sementara TPS individu, kemudian pengangkutan dari TPS ke TPA menjadi tanggung jawab pemerintah Kota DLHK. Secara garis besar tahap pertama di dalam penanganan sampah Kota Bogor ialah mengumpulkan sampah dari berbagai tempat ke suatu lokasi pengumpulan, kemudian pengangkutan sampah ke TPA, kemudian mulai melakukan pengolahan sampah menjadi kompos di lokasi TPA Galuga, Kecamatan Cibungbulang. Di TPA Galuga yang diolah menjadi kompos pun hanya sampah yang berasal dari sampah pasar. Sampah organik dari sumber lain langsung dibuang di lahan TPA yang disediakan. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum sistem pengelolaan sampah di Kota Bogor masih menggunakan sistem kumpul-angkut-buang tanpa ada penanganan di lokasi sumber sampah. Menurut Clark 1977 di dalam Kurniawan 2006 banyak cara dapat ditempuh dalam pengelolaan sampah diantaranya yang dianggap terbaik hingga sekarang adalah sistem penimbunan atau pemadatan secara berlapis Sanitary Landfill, sehingga sampah tidak terbuka lebih dari 24 jam. Di TPA Galuga pengelolaan sampah dengan metode controlled landfill yang sebenarnya hampir sama dengan metode open dumping, namun pada metode controlled landfill terdapat proses penanganan sampah lanjutan, seperti pengolahan menjadi kompos untuk sampah organik dan sampah tidak hanya dibuang ke tempat terbuka tanpa ada perlakuan. Sampah yang dibawa oleh truk sampah ke TPA Galuga memperhatikan lokasi pembuangan, dimana untuk tumpukan sampah dilakukan secara merata tidak hanya ditumpuk pada satu titik yang menyebabkan sampah menumpuk pada satu titik. Selain memperhatikan lokasi penumpukan sampah, metode controlled landfill juga telah dilengkapi dengan unit pengolahan air lindi. Gambar 6. TPA Galuga Kecamatan Cibungbulang Pelayanan penanganan sampah belum sepenuhnya terjangkau oleh petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor. Hal ini dapat disebabkan karena kesulitan menjangkau area pelayanan seperti lingkungan perumahan yang padat, lokasi yang tidak bisa dilalui truk sampah dan karena keterbatasan jumlah personil tenaga kebersihan. Untuk lokasi yang belum dapat terjangkau pelayanan kebersihan, masyarakat melakukan penanganan sampah sendiri, seperti membakar, membenamkan sampah dalam tanah dan sebagian membuang ke sungai. Untuk melaksanakan tugas, DLHK Kota Bogor memiliki petugas operasional Kebersihan diluar 1 Kepala Bidang dengan total jumlahnya sebanyak 563 orang. Secara lengkap petugas kebersihan DLHK Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Petugas kebersihan DLHK Kota Bogor Petugas Kebersihan Jumlah orang Kepala Dinas 1 Kepala Seksi 2 Pengawas Angkutan 2 Koord. Wilayah 9 Pengemudi Dump Truk 64 Pengemudi Arm Roll Truk 30 Crew Angkutan 185 Pengawas Penyapu 2 Pengendali 28 Penyapu 240 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor 2007 Sarana operasional yang dimiliki DLHK Kota Bogor dalam upaya penanganan sampah meliputi alat pengangkut sampah dan prasarana pengelolaan sampah . Secara lengkap jenis dan jumlah secara operasional tersebut disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Sarana operasional yang dimiliki DLHK Kota Bogor No. Sarana Operasional Jumlahunit 1 Alat Pengangkut Sampah - motor sampah 10 - dump truck 64 - arm roll 30 - kijang pick up 6 - minibus 2 - truk tangki air 1 - truk tinja 4 - sepeda motor 16 - container 100 - gerobak sampah 68 - bulldozer 3 - whell loader 2 - excavator 1 - track loader 1 - backhoe loader 2 2 Prasarana Pengelolaan Sampah - transfer depo 9 - TPS 967 Sumber : Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor 2007 Pola operasional dalam pengelolaan sampah di Kota Bogor dapat dilihat pada Gambar 7. Pola operasional pengelolaan sampah pasar di Kota Bogor masih sangat sederhana, yaitu sampah yang berasal dari sumber sampah di dalam pasar disapu dan dikumpulkan oleh petugas dari dinas pasar atau dinas kebersihan kedalam tempat penampungan sementara TPS. Kemudian sampah yang telah tertampung tersebut siap untuk diangkut oleh truk, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir TPA di Kecamatan Cibungbulang. Dari sistem pengelolaan sampah yang ada di pasar-pasar Kota Bogor akan dilakukan analisis biaya pada tahap pengumpulan sampah ke TPS sampai pengangkutan sampah ke TPA baik itu berupa tenaga manusia maupun dari segi konsumsi BBM. Penyapuan dan pengumpulan oleh petugas dari dinas kebersihan Pengumpulan dan pengangkutan dengan truk Gambar 7. Bagan Pola Operasional Pengelolaan Sampah Pasar di Kota Bogor Gambar 8. Pola Pengelolaan Sampah Di Kota Bogor

C. ANALISIS BIAYA ENERGI PENGELOLAAN SAMPAH KOTA