terjadinya peningkatan suhu udara. Setiap tahunnya curah hujan cukup besar berkisar antara 3500 - 4000 mm dengan menyebabkan kelembaban udara
mencapai 70 persen. Jenis tanah hampir diseluruh wilayah adalah latosol coklat kemerahan, dengan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm dengan
tekstur tanah yang halus serta bersifat agak peka terhadap erosi. Kegiatan atau bidang usaha penduduk Kota Bogor dapat digolongkan
menjadi beberapa sektor yaitu sektor pertanian pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan, sektor industri, sektor perdagangan, jasa dan
sektor lainnya. Data yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Bogor bekerja di sektor perdagangan dan jasa yaitu sebesar 86.3 persen
Anonim, 1988 di dalam Subono, 1988. Kegiatan masyarakat Kota Bogor dalam sektor pertanian kecil sekali yaitu hanya satu persen sehingga relatif
sama dengan sektor industri yang memberi andil sebesar 1.5 persen. Kegiatan industri ini terdiri dari 980 unit industri dan mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 8344 jiwa. Menurut daerahnya, industri sedang menengah terkonsentrasi di Bogor Selatan, sedangkan industri ringan dan kecil ada di
Bogor Timur Subono, 1988. Pembangunan perumahan di Kota Bogor tergolong pesat, hampir di
setiap kecamatan terdapat komplek perumahan formal. Hingga tahun 2005 tercatat 101 komplek perumahan yang tersebar di Kota Bogor, baik yang
berskala kecil maupun besar. Di Kecamatan Tanah Sareal pada tahun 2004 terdapat 32 komplek perumahan yang telah dibangun Dinas Lingkungan
Hidup dan Kebersihan Kota Bogor, 2006. Jumlah sampah yang dihasilkan oleh Kota Bogor tahun 2008
perharinya sebanyak 2,224 meter kubik. Sampah tersebut bersumber dari pemukiman sampah rumah tangga, pasar, sapuan jalan, pertokoan atau
restoran, fasilitas umum dan industri.
B. SAMPAH PADAT KOTA DAN PENGGOLONGANNYA
Menurut Hadiwiyoto 1983 Sampah adalah sisa-sisa bahan yang ditinjau dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya lagi. Sedangkan menurut
Kastaman dan Kramadibrata 2007 sampah merupakan limbah yang bersifat
padat, terdiri atas zat atau bahan organik dan anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat lagi dan harus dikelola dengan baik sehingga tidak
membahayakan lingkungan. Limbah padat atau sampah adalah bahan-bahan yang dibuang ke alam karena sudah tidak dikehendaki oleh pemiliknya atau
sudah tidak dapat difungsikan lagi Status Lingkungan Hidup Daerah SLHD Kota Bogor, 2006.
Gambar 2. Sampah padat kota Jenis sampah dapat digolongkan atas dasar beberapa kriteria yaitu
didasarkan atas asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya dan sifatnya. Penggolongan jenis sampah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Penggolongan sampah berdasarkan asalnya
Sampah dapat dijumpai di segala tempat dan hampir di semua kegiatan. Sumber sampah yang terbanyak dari pemukiman dan pasar
tradisional Sudradjat, 2007. Menurut Syahrul dan Ollich 1984 berdasarkan asalnya, maka dapat digolongkan sampah-sampah sebagai
berikut: a.
Sampah dari hasil kegiatan rumah tangga. Termasuk dalam hal ini adalah sampah dari asrama, rumah sakit, hotel-hotel dan kantor.
b. Sampah dari hasil kegiatan industripabrik.
c. Sampah dari hasil kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian meliputi
perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan. Sampah dari kegiatan pertanian sering disebut limbah hasil-hasil pertanian.
d. Sampah dari hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar,
sampah toko. e.
Sampah dari hasil kegiatan pembangunan. f.
Sampah jalan raya. Menurut WHO 1971 di dalam Syahrul dan Ollich 1984 yang menjadi
sumber sampah secara umum adalah: 1.
Sampah rumah tangga Domestic Waste 2.
Sampah pasar Commercial Waste 3.
Sampah jalan Street-Cleaning Waste 4.
Sampah industri Industrial Waste 5.
Sampah binatang dan pertanian Agricultural and Animal Waste 6.
Sampah pertambangan Mining Waste. Menurut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK Kota Bogor
sumber sampah di Kota Bogor 2005 di dalam Kurniah 2008 meliputi: sampah rumah tangga atau pemukiman, sampah pasar, sampah sapuan
jalan, sampah pertokoan atau restoran, sampah fasilitas umum dan sampah industri.
2. Penggolongan sampah berdasarkan komposisinya
Pada suatu kegiatan mungkin akan menghasilkan jenis sampah yang sama, sehingga komponen-komponen penyusunnya juga akan sama.
Misalnya sampah yang hanya terdiri atas kertas, logam atau daun-daunan saja. Setidaknya apabila tercampur dengan bahan-bahan lain, maka
sebagian besar komponennya adalah seragam. Karena itu berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua macam:
a. Sampah yang seragam. Sampah dari kegiatan industri pada umumnya
termasuk dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas kertas, karton, kertas karbon dan masih dapat digolongkan dalam
golongan sampah yang seragam. b.
Sampah yang tidak seragam campuran, misalnya sampah yang berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum Syahrul dan
Ollich, 1984.
Hasil survai di Jakarta, Bogor, Bandung dan Surabaya pada tahun 1987 menunjukkan komposisi sampah rata-rata sebagai berikut.
Volume sampah : 2 – 2.5 ltkapitahari
Berat sampah : 0.5 kgkapitahari
Kerapatan : 200 - 300 kgm
3
Kadar air : 65 - 75
Sampah organik : 75 - 95
Komponen lain: a.
Kertas : 6
b. Kayu
: 3 c.
Plastik : 2
d. Gelas
: 1 e.
Lain-lain : 4 Sudradjat, 2007.
Limbah padat organik di Kota Bogor memiliki persentase yang paling tinggi sebesar 72.88 . Secara keseluruhan komposisi komponen
sampah di Kota Bogor meliputi: sampah organik 72.88 , kertas 5.98 , plastik 11.11 , logam 1.74 , kaca atau gelas 2.07 , karet 1.65 ,
kaintekstil 1.88 , kayu 1.18 dan lain-lainnya 1.51 DLHK Kota Bogor, 2005 di dalam Kurniah, 2008.
3. Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya
Sampah dari rumah-rumah makan pada umumnya merupakan sisa- sisa air pencuci, sisa-sisa makanan yang bentuknya berupa cairan atau
seperti bubur. Sedangkan beberapa pabrik menghasilkan sampah berupa gas, uap air, debu, atau sampah-sampah berbentuk padatan. Dengan
demikian berdasarkan bentuknya ada tiga macam sampah, yaitu: a.
Sampah berbentuk padatan solid, misalnya daun, kertas, karton, kaleng dan plastik.
b. Sampah berbentuk cairan termasuk bubur, misalnya bekas air
pencuci, bahan cairan yang tumpah. Limbah industri banyak juga yang berbentuk cair atau bubur, misalnya blotong tetes yaitu sampah dari
pabrik gula tebu.
c. Sampah berbentuk gas, misalnya karbon dioksida, ammonia dan gas-
gas lainnya Syahrul dan Ollich, 1984. 4.
Penggolongan sampah berdasarkan lokasinya Baik di kota atau di luar kota, banyak dijumpai sampah bertumpuk-
tumpuk. Berdasarkan lokasi terdapatnya sampah, dapat dibedakan: a.
Sampah kota urban, yaitu sampah yang terkumpul di kota-kota besar. b.
Sampah daerah, yaitu sampah yang terkumpul di daerah-daerah di luar perkotaan, misalnya di desa, di daerah pemukiman dan di pantai
Syahrul dan Ollich, 1984. 5.
Penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya Berdasarkan atas proses terjadinya, dibedakan antara:
a. Sampah alami, ialah sampah yang terjadinya karena proses alami,
misalnya rontoknya daun-daunan di pekarangan rumah. b.
Sampah non-alami, ialah sampah yang terjadi karena kegiatan-kegiatan manusia Syahrul dan Ollich, 1984.
6. Penggolongan sampah berdasarkan sifatnya
Terdapat dua macam sampah yang sifat-sifatnya berlainan yaitu: a.
Sampah organik, yang terdiri atas daun-daunan, kayu, kertas, karton, tulang, sisa-sisa makanan ternak, sayur, buah. Sampah organik adalah
sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik, dan oleh karenanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Bahan-bahan ini mudah didegradasi oleh mikrobia dan dapat dibakar. b.
Sampah anorganik, yang terdiri atas kaleng, plastik, besi dan logam- logam lainnya, gelas, mika atau bahan-bahan yang tidak tersusun oleh
senyawa-senyawa organik. Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh mikrobia dan tidak dapat dibakar Syahrul dan Ollich, 1984.
Menurut Sudradjat 2007 sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian
besar 95 berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi
secara umum minimal 75 terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Meskipun hanya bahan organik yang bisa terurai oleh mikroba, tetapi setiap jenis bahan berbeda tingkat kemudahan dalam penguraiannya
degradibilitas. Pada Tabel 1 terlihat bahwa kertas koran, hemiselulosa, dan karbohidrat mudah terdegradasi. Kertas bungkus, bambu, lemak dan
protein agak sulit terdegradasi, sedangkan kayu, lignin dan plastik hampir sama sekali tidak terdegradasi.
Tabel 1. Degradibilitas dari komponen sampah kota
No Komponen sampah kota
Degradibilitas 1
Selulosa dari kertas koran 90
2 Selulosa dari kertas bungkus
50 3
Kayuranting berkulit 5
4 Bambu
50 5
Hemiselulosa 70
6 Karbohidrat
70 7
Lignin 8
Lemak 50
9 Protein
50 10
Plastik
Sumber: Sudradjat dkk, 1987 di dalam Sudradjat, 2007
C. MODEL PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA