Gambar 3. Diagram alir pengolahan sampah di TPS 3.
Pengolahan sampah di TPA Permasalahan yang umumnya terjadi pada pengelolaan sampah
kota di TPA, khususnya di kota-kota besar adalah adanya keterbatasan lahan, polusi, masalah sosial dan lain-lain. Oleh karena itu, pengolahan
sampah di TPA harus memenuhi prasyarat sebagai berikut : a.
Memanfaatkan lahan TPA yang terbatas dengan efektif b.
Memilih teknologi yang mudah, murah dan aman terhadap lingkungan c.
Memilih teknologi yang memberikan produk yang bisa dijual dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat
d. Produk harus dapat terjual habis Sudradjat, 2007.
E. PEMANFAATAN SAMPAH
Menurut Hadiwiyoto 1983 sampah memang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam bahan yang berguna, tergantung teknologi yang
Diangkut oleh dinas kebersihan atau lainnya
Proses pemilihan oleh pemulung atau lainnya
Sampah daur ulang -
karetplastikkulit -
kayu -
Botol plastik -
Kaleng, kaca -
Sampah non-daur ulang -
batuan -
tanah -
keranjang bambu dan lain-lain
komposting Recyclingdaur ulang
Bakarbuang Produksi sampah
Sampah rumah tinggal, non-rumah tinggal, sampah pasar
Proses pemilihan -
Sampah tamanrumput -
Sampah buahsayuran -
Sampah makan sisa dan lain-lain
digunakan. Antara lain sampah dapat dibuat untuk pupuk, gas metana, alkohol dan lain sebagainya. Berikut ini beberapa pemanfaatan sampah.
a. Sampah untuk biogas
Biogas banyak dibuat dari sampah hasil peternakan, yaitu dari sisa- sisa makanan ternak dan kotoran hewan. Tetapi pada prinsipnya biogas
dapat dibuat dari segala jenis sampah organik. Yang disebut biogas sebenarnya adalah senyawa metana CH
4
. Sering pula disebut dengan nama “sewerage gas”, bioenergi, RDF refuse-derived fuel = bahan bakar
dari sampah dan merupakan bahan bakar masa datang. Penggunaan biogas untuk keperluan rumah tangga sebagai sumber
energi sangat menguntungkan. Apabila dibandingkan dengan bahan bakar tradisional misalnya kayu. Sadar akan keuntungan yang dapat diperoleh
dari biogas disamping dapat memanfaatkan sampah yang seharusnya dibuang, maka sekarang banyak negara yang memproduksi biogas
termasuk Indonesia. b.
Sampah untuk alkohol Metanol dan etanol pada dasarnya adalah senyawa yang tergolong
alkohol, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Metanol dapat dibuat dengan cara sintesa, sedangkan etanol umumnya dengan cara fermentasi.
Dengan cara sintesa, metanol dibuat dengan mereaksikan metana dan uap air sehingga terjadi gas karbon monoksida dan gas hidrogen. Dari
prinsip dasar ini, metanol dapat pula dibuat dari bahan-bahan berkarbohidrat termasuk sampah. Sampah banyak mengandung selulosa
yang berarti merupakan sumber karbon, hidrogen dan oksigen. c.
Pengomposan sampah Kompos adalah hasil proses pengomposan, yaitu suatu cara untuk
mengkonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang telah dirombak lebih sederhana dengan menggunakan aktivitas mikroba,
semacam perombakan yang terjadi pada bahan organik dalam tanah oleh bakteria tanah. Kompos dapat dibuat dari sampah padatan maupun sampah
cairan.
Kompos adalah bahan-bahan organik sampah organik yang telah mengalami
proses pelapukan
karena adanya
interaksi antara
mikroorganisme bakteri pembusuk yang bekerja di dalamnya. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk
menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali lahan pertanian, menggemburkan kembali tanah pertamanan, sebagai bahan
penutup sampah di TPA, reklamasi pantai pasca penambangan dan sebagai media tanam, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Penggunaan
kompos sebagai pupuk sangat baik karena dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
a. Menyediakan unsur hara bagi tanah
b. Menggemburkan tanah
c. Memperbaiki struktur dan tekstur tanah
d. Meningkatkan porositas, aerasi dan komposisi mikroorganisme tanah
e. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air
f. Memudahkan pertumbuhan akar tanaman
g. Menyimpan air tanah lebih lama
h. Mencegah lapisan kering pada tanah
i. Mencegah beberapa penyakit akar
j. Menghemat pemakaian pupuk buatan
k. Menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan Deddy, 2005
di dalam Rohendi, 2005.
Deddy 2005 di dalam Rohendi 2005 mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara bercorak agraris didominasi kegiatan-kegiatan
usaha yang banyak membutuhkan pupuk. Kompos yang bersifat dan berfungsi sebagai pupuk memiliki potensi pasar yang besar. Sementara
bahan baku yang tersedia berupa sampah dengan sebagian besar komposisinya adalah bahan organik, cukup melimpah. Gambaran timbulan
sampah di Kota Metropolitan dan kota-kota lainnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Timbulan sampah dan pengomposan di kota metropolitan dan kota lainnya.
No KotaKabupaten
Timbulan Tonhari
komposisi Pengomposan
tonhari Organik
Non organik
Bahan Hasil
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
DKI Jakarta Kota Bogor
Kota Depok Kota Tangerang
Kota Bekasi Kab. Bekasi
Kota Bandung Kab. Bandung
Kota Cirebon Kab. Serang
6,400 526
675 784
1,063 287
1,625 1,857
150 1,062
65 75.27
66 80
76 70
60 65
93 80
35 24.73
34 20
24 30
40 25
7 20
220 80
120 120
108 76
55 20
30 30
27 19
Jumlah 14,429
730.27 259.73
724 181
d. Sampah untuk makanan ternak dan macam-macam kegunaan lainnya
Semua sampah organik yang berasal dari pasar, restoranhotel dan rumah tangga dapat dijadikan pakan bagi ternak kambing dan sapi potong.
Sampah organik tersebut dapat diberikan langsung atau diproses terlebih dahulu Djajakirana et al, 2005 di dalam Rohendi, 2005.
Pemanfaatan lainnya dari sampah antara lain dapat pula digunakan untuk makanan ternak babi Sinar Harapan, 27 Nopember 1981 di dalam
Hadiwiyoto, 1983 dan beberapa macam bahan bangunan misalnya batu tiruan brick, papan, atau bahan-bahan pengisi, terutama untuk jenis-jenis
sampah tertentu yang biasanya merupakan sampah hasil pertanian atau agroindustri, misalnya sekam, batang jagung, jerami, bagasse dan
sebagainya. Tetapi cara pemanfaatan seperti ini baru dalam taraf skala penelitian belum merupakan skala industri.
F. ANALISIS ENERGI