2.6. Continous Wavelet Transform CWT
Continous wavelet transform CWT atau transformasi wavelet kontinu merupakan salah satu jenis wavelet yang digunakan untuk menganalisis sinyal non
stasionari dengan sifat statistiknya berubah sepanjang waktu. Spetrum puncak amplitude dapat ditampilkan berbeda karena masing-masing komponen sinyal
transien dapat dideteksi dan memiliki nilai yang besar dalam amplitudo. Gambar 5 di bawah ini memiliki puncak yang berbeda nyata pada frekuensi dari dua amplitudo
yang signifikan. Fase spektrum dapat memberikan informasi ke lokasi komponen pada waktunya.
Amplitudo Spektrum
a
Fase Spektrum Gambar 5. Amplitudo dan Fase Spektrum Castleman, 1996.
CWT didefinisikan sebagai jumlah sinyal yang dikalikan dari fungsi wavelet yang diskala scaling dan digeser shifting pada keseluruhan waktu. Faktor skala a
menyimpan informasi tentang frekuensi dan faktor pergeseran b menyimpan informasi mengenai waktu dimana memiliki range dari
– π sampai dengan π Burrus et al., 1998. CWT menganalisis sinyal secara menyeluruh kontinyu menggunakan
seperangkat fungsi dasar yang saling berhubungan dengan penskalaan dan transisi sederhana, yaitu sinyal yang dianalisis dapat direpresentasikan ke dalam seluruh
kemungkinan frekuensi yang ada. Percival dan Walden 2000 menjabarkan CWT
sebagai kaitan antara input data dengan urutan satu set fungsi yang dihasilkan oleh mother wavelet, yang digunakan untuk menguraikan fungsi waktu lanjut menjadi
wavelet.
2.7. Koefisien Refleksi dan Impedansi Akustik
Perhitungan Koefisien Refleksi dilakukan untuk melihat seberapa besar nilai pantulan dari suatu target yang terdeteksi dimana nilainya sangat dipengaruhi oleh
akustik impedansi. Akustik impedansi bergantung pada densitas dan kecepatan gelombang kompresi dari masing-masing target. Perhitungan akustik impedansi dan
koefisien refleksi menggunakan persamaan 1 dan 2 Z =
ρ x c ………………………………….….. 1
.................................................... 2 Keterangan:
Z = Akustik Impedansi kgm
2
dtk ρ = densitas kgm
3
R = Koefisien Refleksi c = kecepatan gelombang suara dilaut mdtk
Fenomena refleksi didasarkan pada hamburan backscattering. Refleksi dapat terjadi ketika sebuah pancaran gelombang suara berinteraksi dengan permukaan
dasar laut, Refleksi dapat berhubungan dengan gelombang yang tercermin dalam arah sudut datang. Koefisien refleksi tergantung pada kontras impedansi dan grazing
angle.
2.8. Geologi Selat Sunda