perekaman. Hasil rekaman yang terdapat pada kertas recorder kemudian diinterpretasikan jenis objek di dasar laut atau keadaan topografi di dasar laut.
Gambar 3. Blok Diagram Prinsip Kerja Side Scan Sonar
2.2. Interpretasi Citra Side Scan Sonar
Terdapat dua tahapan dalam pengolahan citra Side Scan Sonar, yaitu real time processing dan post processing. Real time processing bertujuan memberikan koreksi
selama pencitraan berlangsung sedangkan post processing bertujuan meningkatkan pemahaman akan suatu objek melalui interpretasi. Interpretasi pada post processing
dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Interpretasi secara kualitatif dilakukan untuk mendapatkan sifat fisik material dan bentuk objek, baik dengan
mengetahui derajat kehitaman hue saturation, bentuk shape, dan ukuran size dari objek atau target. Berdasarkan bentuk eksternalnya, secara umum target dapat
dibedakan menjadi buatan manusia man made targets atau objek alam natural targets. Objek buatan manusia biasanya memiliki bentuk yang tidak beraturan Klein
Associates Inc, 1985. Tujuan interpretasi secara kuantitatif adalah mendefinisikan hubungan antara
posisi kapal, posisi towfish dan posisi objek sehingga diperoleh besaran horizontal dan vertikal. Besaran horizontal meliputi nilai posisi objek ketika lintasan towfish
RECORDER TOWFISH
OBJEKDASAR LAUT
sejajar dengan lintasan kapal maupun ketika lintasan dengan towfish berbentuk sudut. Besaran vertikal meliputi tinggi objek dari dasar laut serta kedalaman objek
Mahyuddin, 2008. Prinsip penginterpretasian data side scan sonar sama seperti pada
penginderaan jarak jauh. Terdapat tiga faktor yang menentukan kesempurnaan interpretasi citra side scan sonar, yaitu tuning recorder light or dark, towing
operation, dan kelihaian operator. Pengaruh ketiga faktor tersebut sangat besar dalam penginterpretasian citra side scan sonar.
2.3. Sedimen Dasar Laut
Sedimen didefinisikan sebagai kerak bumi regolith yang ditransportasikan melalui proses hidrologi dari suatu tempat ke tempat yang lain, baik secara vertikal
maupun secara horizontal. Seluruh permukaan dasar laut ditutupi oleh partikel- partikel sedimen yang diendapkan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu berjuta-
juta tahun Garrison, 2005. Klasifikasi dasar sedimen dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berbeda dari tiap sedimen. Klasifikasi berdasarkan
ukuran partikelnya menurut Wentworth 1922 dalam Wibisono 2005 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Ukuran Besar Butir Sedimen menurut Skala Wentworth Wibisono,2005 Fraksi Sedimen
Partikel Ukuran Butir mm
Batu Bongkahan
256 Krakal
64 - 256 Kerikil
4 - 64 Butiran
2 – 4
Pasir Pasir sangat kasar
1 – 2
Pasir kasar 0,5 -1
Pasir sedang 0,25 - 0,5
Pasir halus 0,125 - 0,25
Pasir sangat halus 0,063 - 0,125
Lumpur Lumpur kasar
0,031 - 0,063 Lumpur sedang
0,016 - 0,031 Lumpur halus
0,008 - 0,016 Lumpur sangat halus
0,004 - 0,008 Lempung
Lempung kasar 0,002 - 0,004
Lempung sedang 0,001 - 0,002
Lempung halus 0,0004 - 0,001
Lempung sangat halus 0,0002 - 0,0004
Klasifikasi campuran sedimen dapat dilakukan berdasarkan komposisi partikel di dalam sedimen itu sendiri. Komposisi partikel sedimen dapat dipetakan di
dalam diagram yang digambarkan dalam bentuk segitiga Gambar 4 untuk mendapatkan campuran yang pas dari komposisi yang ada.
Gambar 4. Diagram Sand, Silt and Clay Blott dan Kenneth, 2001
2.4. Acoustic Backscattering Strength Dasar Laut