. Hasil Side Scan Sonar secara Kualitatif .1. Mosaik Side Scan Sonar .2. Image Target Side Scan Sonar

4.3 . Hasil Side Scan Sonar secara Kualitatif

4.3 .1. Mosaik Side Scan Sonar

Mosaik merupakan penyatuan data hasil pemetaan dasar laut menggunakan instrumen side scan sonar yang memiliki tingkat overlapping. Mosaik dapat memberikan gambaran lintasan survei secara keseluruhan selama proses pengambilan data berlangsung. Perangkat lunak Sonarweb digunakan untuk pemrosesan data side scan sonar dengan format sdf yang akan menghasilkan suatu mosaik. Semakin banyak data yang digunakan maka akan semakin baik kualitas mosaiknya. Gambar 12 menunjukkan mosaik data side scan sonar pada Selat Sunda yang di overlay menggunakan perangkat lunak ArcMap 9.3. Data yang digunakan berupa mosaik side scan sonar dengan format geotiff yang selanjutnya di overlay dengan koordinat dari masing-masing target dan sampel sedimen yang diamati serta Pulau Sumatera dan Pulau Jawa yang dijadikan sebagai base map atau peta dasarnya. Side scan sonar menggunakan prinsip backscatter akustik dalam mengindikasikan atau membedakan kenampakan bentuk dasar laut atau objek di dasar laut Russel, 2001. Material seperti besi, bongkahan, kerikil atau batuan vulkanik merupakan backscatter kuat yang merefleksikan pulsa akustik dengan baik sedangkan sedimen halus seperti tanah liat, lumpur merupakan backscatter lemah yang kurang baik dalam merefleksikan pulsa suara. Reflektor kuat akan menghasilkan backscatter yang kuat sedangkan reflektor lemah akan menghasilkan backscatter yang lemah pula. Berdasarkan pengetahuan akan karakteristik ini, pengguna side scan sonar dapat menguji komposisi dasar laut atau objek dengan mengamati pengembalian kekuatan akustik. Gambar 12. Mosaik Data Side Scan Sonar di Selat Sunda 29

4.3 .2. Image Target Side Scan Sonar

Image target side scan sonar berasal dari data survei lapang kemudian diolah menggunakan perangkat lunak SonarPro untuk pengolahan data secara kualitatif, berupa dimensi atau ukuran objek dasar laut. Terdapat perbedaan yang mendasar antara cara kerja SonarPro dengan cara kerja manual yaitu pada proses untuk mendapatkan data numerisnya. Data numeris yang didapatkan dari hasil kerja manual dilakukan dengan cara mengukur jarak secara grafis dengan menggunakan penggaris atau alat ukur jarak manual lainnya, kemudian dikalikan skala. Jarak yang didapat merupakan jarak miring, sehingga untuk mendapatkan jarak mendatar horisontal dan jarak tegak vertikal harus dilakukan hitungan pitagoras. Sedangkan data numeris yang didapatkan dari hasil kerja perangkat lunak SonarPro dilakukan dengan tools yang berfungsi mengukur jarak secara grafis. Jarak miring, jarak mendatar, dan jarak tegak didapatkan langsung pada saat pengukuran jarak, sehingga tidak perlu dilakukan dengan hitungan pitagoras. Gambar 13 merupakan hasil pengolahan data side scan sonar secara kualitatif dimana terdapat 5 objek yang berbeda. Masing-masing objek diberi nama Target yang terdiri atas Target 001, Target 004, Target 009, Target 010, dan Target 014. Pada tiap target dilakukan penghitungan dimensi target menggunakan tools pada SonarPro. Terlihat pada gambar bahwa masing-masing target mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Target 001 merupakan target terbesar dengan ukuran 62,8 x 14,5 x 2,6 meter. Target 004 mempunyai ukuran 47,2 x 10,6 x 1,1 meter kemudian Target 009 berukuran 24,6 x 10,3 x 2,7 meter. Target selanjutnya yaitu Target 010 merupakan target terkecil yang diukur dimana dimensinya 12,6 x 1,8 x 0,1 meter. Target yang terakhir yaitu Target 014 berukuran 22,5 x 12,2 x 1,9 meter. Gambar 13 juga menunjukkan jangkauan pencitraan maksimum maximum range masing-masing target. Pada Target 001 maximum range sebelah kiri sebesar 89,2 meter dan sebelah kanan sebesar 89,5 meter. Target 004 maximum range sebelah kiri berukuran 86,9 meter dan sebelah kanan berukuran 87,8 meter. Ukuran maximum range sebelah kiri dan kanan Target 009 merupakan maximum range terkecil dimana berukuran 76,6 meter dan 82,2 meter. Ukuran maximum range terbesar terdapat pada Target 010 dimana sebesar 96,9 meter dan 97,5 meter. Ukuran maximum range target terakhir yaitu Target 014 sebesar 81,7 meter dan 87 meter. Ukuran maximum range tiap target berbeda-beda walaupun dalam pengambilan datanya digunakan alat dan frekuensi yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh pergerakan towfish yang berubah-ubah yang dipengaruhi arus dan gelombang pada saat akuisisi atau perekaman data berlangsung. Pengukuran dimensi dan maximum range masing-masing target sangat dipengaruhi oleh unsur subjektifitas operator atau pengguna SonarPro. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan dimensi hasil pengukuran yang disebabkan perbedaan tingkat ketelitian dan kemampuan yang dimiliki tiap operator atau pengguna SonarPro. Gambar 13. Hasil Interpretasi Kualitatif Target Side Scan Sonar 89,5 m 89,2 m 87,8 m 96,9 m 82,2 m 97,5 m 76,6 m 86,9 m 81,7 m 87 m

4.4 . Hasil Side Scan Sonar secara Kuantitatif