Geologi Selat Sunda TINJAUAN PUSTAKA

2.8. Geologi Selat Sunda

Selat Sunda merupakan daerah peralihan pola tunjaman vulkanik dan morfotektonik yang menghasilkan karakter geologi berbeda. Kedalaman dasar laut yang mencolok, yaitu antara Laut Jawa yang dangkal dengan kedalaman maksimal 50 meter dan Samudera Hindia dengan kedalaman 6.000 meter mencerminkan topografi parit trench, punggungan ridge, cekungan basin dan laut dangkal. Data sub- bottom profiling dihasilkan peta sebaran struktur geologi, zona kestabilan dan zona resiko landslide. Struktur geologi yang berkembang di Selat Sunda memiliki dua arah, yaitu barat laut – tenggara dan timur laut barat daya. Morfologi permukaan dasar laut dipengaruhi oleh struktur geologi dan tektonik yang aktif, terutama terlihat di bagian sebelah timur Pulau Sangiang berupa palung dengan kedalaman berkisar lebih dari 130 meter berarah timur laut-barat daya. Perairan Selat Sunda memiliki gunung api bawah laut, yaitu Gunung Api Krakatau, yang keberadaannya adalah konsekuensi dari pertemuan antara Lempeng India-Australia dengan Lempeng Eurasia. Kondisi morfologi dasar laut yang didasarkan pada hasil pengukuran kedalaman dasar laut Kuntoro, 1990, memperlihatkan penampakan pola alur dasar laut berupa lembah yang dalam dan di beberapa tempat menyempit dengan kelerengan yang terjal. Hal ini menunjukkan bahwa sekitar perairan ini merupakan daerah berarus cukup kuat dan berpotensi membentuk longsoran di dasar laut mass movement. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Selat Sunda mengenai peletakan kabel bawah laut diketahui bahwa pada bagian sisi lokasi Sumatera kondisi pantainya sangat rata dan dipengaruhi oleh aktifitas pasang surut sejauh 2 km sedangkan pada sisi Jawa morfologi dasar lautnya ditandai dengan lereng yang curam. Berdasarkan hasil analisis megaskopis diketahui bahwa secara umum sedimen di daerah Selat Sunda terdiri atas pasir untuk lapisan atas dan tanah liat di lapisan bagian bawah. Distribusi permukaan pasir dibagian atas sangat tipis, dengan ketebalan antara 3 dan 9 cm Noviadi, 2010. 15

3. METODE PENELITIAN