Tanda Pemijahan yang Ditemukan

kanal antar dua pulau channel. Ciri tersebut erat hubungannya dengan kondisi arus yang ada di lokasi potensial pemijahan. Hubungan kecepatan dan arah arus dengan kegiatan pemijahan menurut Heyman et al. 2004, adalah arus yang kencang memungkinkan larva lansung terbawa ke laut terbuka maupun ke lokasi berlindung daerah lamun. Hal ini mengakibatkan telur yang telah dibuahi terhindar dari predator sehingga tingkat bertahan hidupnya meningkat. Ciri berikutnya yang dijumpai di setiap lokasi pengamatan yaitu ketersediaan hamparan lamun yang cukup luas. Padang lamun yang terdapat di sekitar lokasi potensial pemijahan penting perannya dalam mendukung tingkat hidup dari larva serta juvenil ikan yang baru. Hamparan lamun tersebut merupakan tempat menempel telur-telur ikan yang telah dibuahi, selain sebagai nursery dan feeding ground bagi larva dan juvenil ikan sebelum mereka kembali lagi ke wilayah terumbu karang.

4.1.2. Tanda Pemijahan yang Ditemukan

Pengamatan tanda pemijahan dilakukan di sepuluh lokasi yang berada pada tujuh area potensial, dengan mengikuti penanggalan berdasarkan fase bulan. Tabel 4 menunjukkan hasil pengamatan yang diperoleh dari tiap lokasi. Pada Tabel 4 tampak bahwa terdapat tujuh tanda pemijahan yang ditemukan di lima lokasi, yaitu BPG, TPG, SPG, APL, dan PAY, selain itu juga disajikan famili ikan terumbu yang dijumpai memiliki tanda pemijahan. Pengamatan yang dilakukan menemukan sebelas famili ikan terumbu yang memiliki tanda pemijahan. Tabel 4. Famili ikan terumbu yang ditemukan memiliki tanda pemijahan Stasiun Penelitian TANDA PEMIJAHAN Agregasi Perubahan Warna Gravid Courtship Luka Tubuh Agresif Spawning BPG Ce n tri sc id ae S y n g n at h id ae TPG P o m ac en tri d ae S erra n id ae Lu tj an id ae S erra n id ae Ca esio n id ae S ig an id ae Zan cli d ae Ch ae to d o n ti d ae S y n g n at h id ae S erra n id ae Ca esio n id ae SPG Ce n tri sc id ae Ce n tri sc id ae Lu tj an id ae S erra n id ae Ca esio n id ae S co rp ae n id ae Ch ae to d o n ti d ae Ce n tri sc id ae S erra n id ae Ca esio n id ae APL Ce n tri sc id ae Ce n tri sc id ae UPR Ca esio n id ae S ca rid ae Lu tj an id ae AIR -tidak ditemukan tanda pemijahan- TJP - tidak ditemukan tanda pemijahan- KBL - tidak ditemukan tanda pemijahan- KCK - tidak ditemukan tanda pemijahan- PAY Lab rid ae S co rp ae n id ae Lab rid ae Keterangan: SPG= Selatan Panggang; TJP= Tanjung Penyu; BPG= Barat Panggang; UPR= Utara Pramuka; TPG=Timur Panggang; AIR= Pulau Air; APL= Area Perlindungan Laut Kelurahan Pulau Panggang; KCK= Karang Congkak; KBL= Karang Balik Layar; PAY= Pulau Payung Perilaku jantan yang agresif dan luka pada tubuh ditemukan di dua lokasi, yaitu, TPG dan SPG. Kondisi tersebut dijumpai pada famili Caesionidae dan Serranidae. Pada saat pengamatan, jantan dari famili Caesionidae berkumpul dan berenang mengitari liang yang menjadi tempat persembunyian para betina, sedangkan jantan famili Serranidae ditemukan dalam kondisi terluka. Pertarungan antar jantan lebih banyak dijumpai pada famili ikan yang melakukan courtship. Courtship dilakukan oleh famili ikan yang tidak melakukan pemijahan agregasi Claydon, 2004. Pemijahan pada ikan tersebut dilakukan antar pasangan satu jantan dan satu betina. Courtship behavior ditemukan di empat lokasi, yaitu BPG, TPG, SPG, dan PAY. Selama pengamatan dijumpai lima famili ikan terumbu yang melakukan courtship, yaitu Centriscidae, Zanclidae, Chaetodontidae, Syngnathidae, dan Scorpaenidae. Perubahan warna tubuh merupakan salah satu cara yang dilakukan ikan jantan dalam menarik perhatian betina Muljadi et al., 2001. Bagian tubuh dari ikan jantan pada beberapa famili biasanya akan berubah warna menjadi lebih terang atau mencolok selama musim memijah. Pada penelitian ini dijumpai tiga famili ikan dengan perubahan warna pada bagian tubuhnya, yaitu Centriscidae, Serranidae, dan Pomacentridae. Famili ikan tersebut ditemukan di dua lokasi yaitu TPG dan APL. Perubahan warna tubuh tidak hanya dijumpai pada ikan jantan. Perubahan warna yang terjadi pada ikan betina biasanya terdapat pada bagian perut dari pactoral sampai anal. Perubahan warna perut pada ikan betina terjadi karena kondisi gravid. Gravid merupakan tanda bahwa betina telah siap memijah Colin et al., 2003. Hal tersebut ditunjukkan dengan bagian perut yang membengkak karena adanya telur yang telah matang dan siap dibuahi. Gravid dijumpai di TPG, dan SPG pada famili Lutjanidae, Serranidae, Caesionidae, dan Siganidae. Beberapa famili ikan melakukan agregasi sebelum proses pemijahan berlangsung. Kondisi ini dilakukan untuk meningkatkan tingkat hidup dari larva serta ikan dewasa yang melakukan pemijahan. Menurut Claydon 2004, salah satu bentuk adaptasi dalam meningkatkan tingkat hidup dari larva serta indukan pada proses pemijahan adalah dengan melakukan agregasi. Agregasi ditemukan di SPG, APL, dan PAY. Famili ikan yang melakukan agregasi adalah Centriscidae dan Labridae. Spawning atau pemijahan dilakukan dengan cara menyemprotkan sel telur dan sel sperma bersamaan. Menurut Claydon 2004, proses ini dilakukan dengan gerakan berenang ke atas menjauhi terumbu karangsubstrat. Gerakan tersebut dilakukan agar sel telur yang telah dibuahi dapat langsung tersapu oleh arus perairan. Hasil ekslporasi kegiatan pemijahan yang disajikan pada subbab ini menunjukkan bahwa sebagian besar tanda pemijahan ditemukan di daerah tanjungan dan saluran air. Kobara 2009 menyebutkan bahwa daerah tanjung merupakan lokasi vital bagi ikan terumbu yang melakukan tipe pemijahan sementaratransient. Selama masa pengamatan ditemukan dua kegiatan pemijahan. Kedua kegiatan pemijahan yang ditemukan memiliki perbedaan proses. Pada famili Labridae, proses pemijahan dilakukan seperti proses yang telah dijelaskan, namun pada famili Syngnathidae induk jantan ditemukan sedang meletakkan telur yang telah dibuahi pada celah-celah karang. Hal ini disebabkan karena perbedaan tipe perkembangbiakan, famili Syngnathidae termasuk dalam famili yang melakukan parental care . 4.2. Kondisi Habitat Dasar Terumbu Karang 4.2.1. Penutupan Bentik Terumbu Karang