3.3. Metode Pengambilan Data
Terdapat beberapa tahapan dalam pengambilan data pada penelitian ini. tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi 2 tahapan utama, yaitu 1 tahap
pencarian lokasi, dan 2 tahap pengumpulan data habitat dasar.
3.3.1 Pencarian Lokasi Pemijahan
Pencarian lokasi pemijahan dilukukan dalam tiga tahap, yaitu : 1.
Pengumpulan informasi Informasi mengenai lokasi pemijahan agregasi didapatkan dengan cara
mencari dan mengolah data sekunder serta data sosial ekonomi dari penduduk dan nelayan setempat.
2. Pendugaaan lokasi pemijahan
Lokasi potensial agregasi pemijahan dapat diperkirakan dengan memanfaatkan data penginderaan jauh satelit yang kemudian dicocokan
dengan profil geomorfologi dari sejumlah lokasi agregasi pemijahan yang telah dikaji dan dipublikasikan secara ilmiah. Beberapa rujukan yang
digunakan adalah Heyman et al. 2004, Colin et al. 2003, dan Domeier et al.
2002. 3.
Pengamatan lokasi Pengamatan lokasi potensial yang diperoleh dilakukan melalui aktivitas
survei penyelaman selama periode bulan tertentu. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan ini adalah keberadaan tanda pemijahan dan jenis ikan
terumbu dengan tanda pemijahan yang adijumpai di lokasi tersebut. Tujuh tanda pemijahan telah disebutkan pada Sub-bab 2.5.3, halaman 14.
3.3.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada 3 periode, yaitu bulan gelap, terang, dan peralihan, yang terdiri dari 2 tahap, yaitu :
1. Pengambilan data kondisi habitat
Pengambilan data kondisi habitat di lokasi potensial pemijahan terdiri dari 3 bagian, yaitu :
Pemetaan lokasi Pemetaan lokasi dilakukan untuk menggambarkan kondisi titik
pengambilan data tanjung, teluk, celah antar pulau. Pengamatan topografi dasar perairan
Pengukuran dilakukan menggunakan talirantai sepanjang 10-20 meter yang dibentangkan sejajar dengan transek garis, dengan jarak
kurang lebih 10 cm mengikuti kontur dasar perairan Fuad, 2010.
Gambar 2. Metode pengambilan data topografi Fuad, 2010 Pengambilan data penutupan substrat
Pengambilan data penutupan substrat menggunakan transek garis menyinggung yang dibentangkan sejajar garis pantai dengan panjang
60 meter. Pencatatan dan pengukuran biota pengisi substrat dasar sesuai dengan kode pada tiap kelompok pengisi habitat dasar terumbu
menurut English et al., 1994 disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2. Bentuk pertumbuhan substrat dasar English et al., 1994
Kategori Kode
Dead Corals
DC
Dead Corals with Algae
DCA
Karang Keras Hard Corals
HC
Acropora
Branching ACB
Encrusting ACE
Submassive ACS
Digitate ACD
Tabulate ACT
Non-Acropora
Branching CB
Encrusting CE
Submassive CS
Foliose CF
Massive CM
Mushroom CMR
Millepora CME
Heliopora CHL
Soft Corals
SC
Sponges
SP
Zoanthids
ZO
Others
OT
Algae
Algae Assemblage AA
Coralline Algae CA
Halimeda HA
Macro Algae MA
Turf Algae TA
Abiotik
Sand S
Rubble R
Silt SI
Water WA
Rock RC
Gambar 3. Metode pengambilan data substrat Estradivari et al. 2009 2.
Pengambilan data ikan Pengambilan data ikan dilakukan dengan menggunakan Underwater Visual
Census UVC mengikuti kontur perairan sampai di dasar perairan Yayasan
Taka, 2003. Perlu juga dilakukan pendokumentasian pada saat terjadinya pemijahan agregasi.
Gambar 4. Metode UVC yang digunakan dalam pengamatan kegiatan pemijahan
3.4. Metode Analisis Data