53.1 Pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal pada mahasiswa

Tabel 12 Sebaran pengetahuan responden yang menjawab benar tentang kewajiban konsumen No. Butir Kewajiban Konsumen Laki- laki n=157 Perempuan n=243 Total n=400 Uji Beda L-P P 1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang danatau jasa, demi keamanan dan keselamatan. 31.2 36.6 34.5 0.267 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa. 4.5 11.5 8.8 0.015 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati. 31.2 32.5 32.0 0.786 4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut 14.0 17.7 16.2 0.330 Ket: nyata pada p0.05 Sebagian besar responden laki-laki dan responden perempuan dalam penelitian ini berpendapat bahwa konsumen di Indonesia belum sepenuhnya dianggap raja oleh pelaku usaha. Secara keseluruhan, lebih dari setengah responden laki-laki 65.6 dan responden perempuan 58.8 mengetahui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia YLKI sebagai pihak yang terkait dengan perlindungan konsumen. Namun, hanya satu dari 14 responden secara keseluruhan mengetahui bahwa Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen BPSK merupakan salah satu pihak yang terkait dengan perlindungan konsumen Tabel 13. Tabel 13 Sebaran responden berdasarkan pengetahuan mengenai perlindungan konsumen No. Lembaga dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Laki-laki n=157 Perempuan n=243 Total n=400 Uji Beda L-P P 1 BPSK Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen 6.4 8.2 7.5 0.491 2 YLKI Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia 65.6 58.8 61.3 0.220 3 LPKSM Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat 17.8 23.5 21.2 0.180 4 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 30.7 35.5 33.5 0.319 21 Pengetahuan tentang Label Halal Secara keseluruhan lebih dari setengah 56.7 responden laki-laki dan hampir setengah 44.4 responden perempuan memiliki pengetahuan mengenai label halal produk pangan pada kategori baik. Pada responden perempuan tidak terdapat responden yang memiliki pengetahuan mengenai label halal produk pangan pada kategori sangat kurang. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab dengan benar pernyataan terkait pengetahuan tentang label halal, antara lain pernyataan mengenai pengertian label halal, pencantuman label halal dalam kemasan, dan label halal yang digunakan di Indonesia Lampiran 5. Rata-rata skor nilai laki-laki mengenai pengetahuan rata- rata=69.11; sd=13.65 lebih rendah dari rata-rata skor nilai perempuan mengenai pengetahuan rata-rata=72.10; sd=12.86. Dengan demikian, hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara skor pengetahuan antara laki-laki dan perempuan p0.05 Tabel 14. Tabel 14 Sebaran dan statistik responden berdasarkan pengetahuan tentang label halal Kategori Pengtahuan tentang Label Halal Laki-laki n=157 Perempuan n=243 Total n=400 Sangat kurang skor ≤ 25 0.6 0.0 0.2 Kurang 25 skor ≤ 50 11.5 9.5 10.2 Baik 50 skor ≤ 75

56.7 44.4

49.3 Sangat baik 75 skor ≤ 100 31.2 46.1 40.3 Rata-rata ± Sd 69.11 ± 13.65 72.10 ± 12.86 70.93 ± 13.24 Min-Max 20-100 30-100 20-100 Uji beda jenis kelamin p-value 0.027 Ket: nyata pada p0.05 Nilai Religiusitas Hampir dari setengah 46.5 responden laki-laki memiliki nilai religiusitas pada kategori baik dan sangat baik. Lebih dari setengah 55.6 responden perempuan memiliki nilai religiusitas pada kategori sangat baik. Namun, pada responden laki-laki tidak terdapat responden yang memiliki nilai religiusitas pada kategori sangat kurang. Hal ini dikarenakan mayoritas responden memeluk agama Islam dan memahami bahwa agama Islam melarang untuk mengonsumsi makanan yang tidak halal. Selain itu, hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju dalam menjawab pernyataan terkait nilai religiusitas terhadap label halal, antara lain kepedulian terhadap kehalalan pangan, keyakinan dalam mengonsumsi pangan yang halal, dan kepercayaan terhadap pangan yang halal Lampiran 6. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara skor pengetahuan antara laki-laki dan perempuan p0.01 Tabel 15. Tabel 15 Sebaran dan statistik responden berdasarkan nilai religiusitas terkait label halal Kategori Nilai Religiusitas terkait Label Halal Laki-laki n=157 Perempuan n=243 Total n=400 Sangat kurang skor ≤ 25 0.0 0.4 0.2 Kurang 25 skor ≤ 50 7.0 4.1 5.2 Baik 50 skor ≤ 75

46.5 39.9

42.3 Sangat baik 75 skor ≤ 100

46.5 55.6

52.3 Rata-rata ± Sd 72.82 ± 14.24 76.53 ± 13.24 75.07 ± 13.75 Min-Max 28.33-96.67 25-98.33 25-98.33 Uji beda jenis kelamin p-value 0.009 Ket: nyata pada p0.01 Sikap terhadap Label Halal Secara keseluruhan lebih dari setengah responden laki-laki 58.6 dan perempuan 54.4 memiliki sikap mengenai label halal produk pangan pada kategori baik. Pada responden baik laki-laki dan perempuan tidak terdapat responden yang memiliki sikap pada kategori sangat kurang. Hal ini terlihat bahwa enam dari sepuluh responden teliti dalam membaca komposisi bahan terkait kehalalannya. Selain itu, hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju dalam menjawab pernyataan terkait sikap terhadap label halal, antara lain perasaan kecewa ketika menemukan produk pangan yang tidak memiliki label halal, teliti dalam membaca komposisi bahan terkait kehalalannya, dan tetap mementingkan kehalalan produk pangan Lampiran 7. Rata-rata skor laki-laki mengenai sikap rata-rata=69.46; sd=13.18 lebih rendah dari rata-rata skor perempuan mengenai sikap rata-rata=73.36; sd=12.91. Hasil uji beda menunjukkan terdapat perbedaan nyata p0.01 skor sikap antara laki- laki dan perempuan Tabel 16. Tabel 16 Sebaran dan statistik responden berdasarkan tingkat sikap terhadap label halal Kategori Sikap terhadap Label Halal Laki-laki n=157 Perempuan n=243 Total n=400 Sangat kurang skor ≤ 25 0.0 0.0 0.0 Kurang 25 skor ≤ 50 8.3 5.3 6.5 Baik 50 skor ≤ 75

58.6 54.4

56.0 Sangat baik 75 skor ≤ 100 33.1 40.3 37.5 Rata-rata ± Sd 69.46 ± 13.18 73.36 ± 12.91 71.83 ± 13.14 Min-Max 40-100 33.33-100 33.33-100 Uji beda jenis kelamin p-value 0.004 Ket: nyata pada p0.01 Perilaku Membaca Label Halal Lebih dari setengah 53.5 responden laki-laki memiliki perilaku membaca label halal pada kategori kurang baik. Hal senada juga terjadi pada kelompok responden perempuan, hampir dari setengah responden perempuan 48.1 memiliki perilaku membaca label halal pada kategori kurang baik. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan jarang 23 memerhatikan nomor sertifikasi halal dan jarang melakukan keluhan terhadap produk pangan yang tidak memiliki label halal Lampiran 8. Bila dibandingkan skor perilaku membaca label halal antara laki-laki dan perempuan, tidak terdapat perbedaan nyata p0.05 diantara keduanya Tabel 17. Tabel 17 Sebaran dan statistik responden berdasarkan perilaku membaca label halal Kategori perilaku membaca label halal Laki-laki n=157 Perempuan n=243 Total n=400 Sangat kurang skor ≤ 25 2.5 3.7 3.2 Kurang 25 skor ≤ 50

53.5 48.1

50.2 Baik 50 skor ≤ 75 42.0 46.5 44.8 Sangat baik 75 sko r ≤ 100 2.0 1.7 1.8 Rata-rata ± Sd 48.66 ± 12.10 48.93 ± 11.78 48.82 ± 11.89 Min 15-90 11.67-78.33 11.67-90 Uji beda jenis k elamin p-value 0.826 Peringkat Prioritas Mengenai Label Produk Pangan. Tiga dari lima 61.2 responden memilih nama produk pada peringkat satu sebagai item label yang paling prioritas dilihat ol eh responden. Pada peringkat kedua, hampir dari dua perlima 39.8 responden memilih jenis produk. Selanjutnya, lebih dari satu per empat 33.2 responden memilih waktu kadaluarsa di peringkat ketiga dan seperempat 25.5 dari responden memilih keterangan halal di peringkat keempat. Satu per empat dari responden memilih komposisi 24.5 dan cara pemakaian 19.5 di peringkat keenam. Besarnya jumlah responden yang memilih komposisi dan cara pemakaian di peringkat keenam menyebabkan peringkat kelima tidak ditempati oleh item label apapun. Selanjutnya, lebih dari dua dari lima 22.2 responden memilih item label informasi gizi di peringkat ketujuh dan lebih dari seperempat 26.6 responden memilih berat bersih di peringkat kedelapan. Pada peringkat terakhir atau peringkat kesembilan, setengah dari responden memilih alamat produsen 50.8 sebagai item label yang paling terakhir dilihat. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa keterangan halal berada pada posisi keempat setelah nama produk, jenis produk, dan wakru kadaluarsa. Secara statistik pada item label nama produk dan alamat produsen antara responden laki-laki dan perempuan berbeda nyata p0.01. Begitu juga pada item label waktu kadaluarsa dan informasi gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda nyata p0.05 Tabel 18. Tabel 18 Sebaran responden berdasarkan peringkat prioritas label produk pangan No. Item label Peringkat prioritas label produk responden Uji Beda L-P P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Nama produk 61.2 18.5 7.2 3.0 2.5 2.5 1.0 1.2 2.8 0.001 2. Jenis Produk 18.5 39.8 14.5 11.0 3.8 3.2 3.0 4.6 1.8 0.459 3. Waktu kadaluarsa 8.8 21.7 33.2 21.0 3.5 4.2 3.8 2.8 1.1 0.038 No. Item label Peringkat prioritas label produk responden Uji Beda L-P P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4. Keterangan Halal 8.2 11.0 19.8

25.5 9.1

6.2 8.0 5.8 6.5 0.804 5. Berat bersih 0.5 3.5 6.0 7.5 14.1 12.2 14.8 26.6 15.0 0.455 6. Alamat produsen 1.5 0.8 1.5 3.0 7.5 6.2 8.2 20.6 50.8 0.002 7. Komposisi 0.2 2.2 7.8 21.5 21.5 24.5 20.2 11.0 2.8 0.709 8. Informasi gizi 0.8 2.0 4.2 20.2 20.2 21.5

22.2 10.8

6.2 0.048 9. Cara pemakaian 0.3 1.0 5.8 17.8 17.8

19.5 18.8

16.6 13.0 0.114 Ket: nyata pada p0.05; nyata pada p0.01 Hubungan Antarvariabel Penelitian. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan positif dan nyata dengan pengetahuan r=10.070; α0,05 mengenai label halal produk pangan. Selain itu, agama juga berhubungan positif dan nyata dengan pengetahuan r=28.889; α0,01, nilai religiusitas r=191.298; α0,01, sikap r=142.954; α0,01, dan perilaku membaca r=127.754; α0,01 label halal produk pangan. Pengeluaran pangan berhubungan negatif dan nyata dengan sikap r=0.122; α0,05 dan nilai religiusitas r=0.136; α0,01. Selain itu, hasil korelasi juga menunjukkan bahwa pekerjaan ibu berhubungan positif dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku membaca label halal. Hal yang berbeda dapat dilihat dari pendapatan keluarga responden yang berpengaruh negatif dengan nilai religiusitas r=0.120; α0,01. Pengeluaran pangan responden juga berhubungan negatif dengan nilai religiusitas. Mendapatkan sumber informasi juga berhubungan positif dan nyata dengan perilaku membaca r=0.108; α0,05 Lampiran 4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan dan Nilai religiusitas Religiusitas Sebelum melakukan uji regresi, data penelitian harus memenuhi syarat- syarat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui data penelitian tidak terdistribusi normal Lampiran 3. Cara untuk mengatasi ketidaknormalan dilakukan transformasi data menggunakan “Ln”. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel penelitian bebas dari multikolinearitas dengan nilai religiusitas tolerance lebih dari 0.1 dan nilai religiusitas Variance Inflation Factors VIF kurang dari 10. Pada penelitian ini variabel telah bebas dari heterokedastisitas, hal ini dapat dilihat dari titik-titik pada scatterplot yang menyebar di atas dan di bawah sumbu Y Lampiran 10. Variabel penelitian telah bebas dari autokorelasi, terlihat dari nilai religiusitas Durbin-Watson pada model regresi variabel pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal model satu dan dua masing-masing sebesar 1.110, 0.577, 2.021, dan 1.771. Model regresi ini dikatakan terbebas dari autokorelasi karena nilai religiusitas Durbin-Watson mendekati +2. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan dan nilai religiusitas mengenai label halal produk Lanjutan Tabel 18