48.1 Pengetahuan, nilai religiusitas, sikap, dan perilaku membaca label halal pada mahasiswa

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perilaku Membaca Label Halal Hasil uji analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa usia β=0.712; sig ≤0.05 berpengaruh secara negatif dan nyata terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Artinya, usia berpengaruh sebesar 9.6 persen terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Agama β=0.712; sig≤0.01 berpengaruh positif dan nyata terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Artinya, agama berpengaruh sebesar 12.9 persen terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Sikap β=0.712; sig≤0.01 juga berpengaruh positif dan nyata dengan perilaku dalam membaca label halal pada produk pangan Tabel 19. Artinya, sikap berpengaruh sebesar 82.8 persen terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Persamaan linier berganda yang digunakan, yaitu: Y=3.612+1.978X 1 -1.198X 2 +5.202X 3 +1.034X 4 +0.382X 5 -0.377X 6 -0.824X 7 +2.133X 8 -0.269X 9 +0.620X 10 Artinya, setiap kenaikan satu skor usia, uang saku, jumlah tanggungan keluarga, dan pekerjaan ibu, maka akan menurunkan skor perilaku membaca label halal masing-masing sebesar 1.198 poin, 0.377 poin, 0.824 poin, dan 0.269 poin. Selain itu, setiap kenaikan satu skor jenis kelamin, agama, pendidikan ibu, mengikuti kuliah terkait konsumen, mendapatkan sumber informasi dan sikap responden, maka akan menaikkan skor perilaku membaca label halal masing- masing sebesar 1.978 poin, 5.202 poin, 2.133 poin, 1.034 poin, 0.382 poin, dan 0.620 poin. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, dan nilai terhadap perilaku membaca label halal. Lebih dari seperempat responden mengaku pernah mengikuti mata kuliah terkait konsumen. Selain itu, hampir dari seperempat responden laki-laki dan lebih dari seperempat responden perempuan pernah mengikuti kuliah tentang label pangan di perkuliahan. Dengan demikian, terdapat perbedaan nyata antara responden laki-laki dan perempuan dalam mengikuti kuliah tentang label pangan diperkuliahan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas responden pernah mendapatkan informasi mengenai label produk pangan dan 37 persennya mendapatkan informasi dari satu sumber. Berdasarkan hasil uji peringkat prioritas label produk pangan, keterangan halal berada di peringkat keempat dari sembilan item label produk pangan. Namun, yang memilih keterangan halal diperingkat satu hanya 8.2 persen. Hal ini serupa dengan penelitian Mulyaningsih 2004 yang menyatakan bahwa sekitar 4- 5 persen saja responden yang menjawab bahwa label halal adalah informasi pertama yang dilihat pada kemasan produk. Hak-hak dan kewajiban konsumen di Indonesia telah diatur dalam Undang- Undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Secara keseluruhan, lebih dari setengah responden mengetahui akan haknya untuk mendapatkan hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang danatau jasa. Namun, hanya 5.8 persen yang mengetahui bahwa responden berhak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan 27 konsumen. Selain itu, hanya 2.5 persen responden yang mengetahui bahwa ada hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya. Selain itu, hanya 8.8 persen dari total keseluruhan responden yang mengetahui kewajibannya untuk beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang danatau jasa. Hampir seluruh responden menyatakan bahwa konsumen di Indonesia belum sepenuhnya dianggap raja oleh para produsen di Indonesia. Purwandoko 2004 menyatakan pelaksanaan hak dan kewajiban konsumen dalam mengimplementasikan UU No. 8 tahun 1999 belum dapat terealisasi secara keseluruhan karena konsumen tidak mengetahui hak-haknya sebagai konsumen. Hasil penelitian menemukan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku membaca label halal produk pangan, hal tersebut dikarenakan pengetahuan diduga memengaruhi perilaku melalui variabel mediator yaitu, sikap konsumen. Masood et al. 2013 melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa pengetahuan yang baik tentang produk halal berhubungan positif dengan sikap dalam menggunakan produk halal. Namun, setelah dilakukan uji regresi ditemukan bahwa pengetahuan tidak memengaruhi sikap. Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa pengetahuan tidak memengaruhi sikap. Menurut Ahmad, Rahman, dan Rahman 2014 dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa pengetahuan tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap sikap. Hasil dalam penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan positif dengan jenis kelamin dan dipengaruhi oleh usia dan agama. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Unusan 2005 yang menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan yang positif dengan pengetahuan. Rahman et al. 2011 pengetahuan yang baik dipengaruhi oleh pengalaman dan terpapar informasi tentang produk halal. Dalam penelitian ini mayoritas responden beragama Islam, sehingga lebih terpapar oleh informasi tentang produk halal. Berdasarkan hasil uji beda yang dilakukan, pengetahuan responden laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan yang nyata. Rata-rata pengetahuan responden perempuan lebih baik dibandingkan responden laki-laki. Menurut Ayuningrat 2010, perempuan memiliki kesadaran akan label pangan yang baik dengan demikian secara tidak langsung memengaruhi pengetahuan responden perempuan tentang label halal produk pangan. Nilai berpengaruh terhadap perilaku membaca label halal produk pangan. Nilai yang dimiliki seseorang akan memengaruhi sikap seseorang yang kemudian sikap tersebut akan memengaruhi perilaku seseorang Sumarwan 2011; Homer Kahle 1988. Schiffman dan Kanuk 2008 menjelaskan tentang kepercayaan, nilai, dan kebiasaan. Menurutnya, nilai dapat memberi petunjuk perilaku yang tepat, abadi, sulit berubah, dan tidak terikat pada objek spesifik dari situasi sehingga dalam proses pengambilan keputusan, nilai berperan pada tahapan pencarian informasi. Dalam penelitian ini nilai dipengaruhi oleh agama, hal tersebut diduga karena agama memengaruhi perilaku seseorang berdasarkan nilai- nilai yang dipercaya oleh responden. Kahle et al. 2005 juga menyatakan bahwa agama jelas memengaruhi nilai konsumen karena setiap orang dengan agama yang berbeda akan memiliki perbedaan nilai sebagai konsumen. Nilai yang dimiliki responden laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan nyata. Lebih dari setengah responden perempuan memiliki kategori nilai sangat baik dengan skor antara 75 –100. Hal tersebut dapat terlihat dari jawaban responden yang menyatakan sangat setuju dalam menjawab pernyataan terkait nilai terhadap label